JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN KULIAH DAN PRAKTIKUM KELISTRIKAN SISTEM PENDINGIN

SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL

Alat-Alat Kelistrikan dan Alat Tambahan Dalam Sistim Kelistrikan RTU

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB I RANGKAIAN DAN ALAT UKUR LISTRIK

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

BAB II LANDASAN TEORI

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

REFRIGERATOR DAN FREEZER

AC (AIR CONDITIONER)

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

TROUBLE SHOOTING KERUSAKAN AC

BAB III LANDASAN TEORI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

Lampiran 2. Trainer dispenser hot and cool unit

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

Gambar Sistem pengkondisian udara

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

PENANGGULANGAN GANGGUAN DAN MASALAH YANG TERJADI PADA AC TIPE CENTRAL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Bab III Metodelogi Penelitian

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(3) Gambar 8.1 Pengaturan suhu dalam lemari es, (1) cold, (2) normal, (3) warm

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2007 tahun ajaran 2010/2011

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP )

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

1. Bagian Utama Boiler

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Basic Comfort Air Conditioning System

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System)

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB II LANDASAN TEORI

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

SATUAN ACARA PERKULIAHAN dan SILABUS MATA KULIAH REFRIGERASI DASAR (D3 dan D4) KURIKULUM 2016 tahun ajaran 2017/2018. Materi Tujuan Ket.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Menejemen Energi Water Heater Listrik

BAB V BEDAH TEKNOLOGI

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

DASAR TEKNIK PENDINGIN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

Transkripsi:

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah dan menggunakan sekring. Kompresor dan kipas evaporator dihubungkan dengan masa. Segera setelah saklar tangan di hubungkan, kipas evaporator bekerja untuk mensirkulasikan udara dan tetap bekerja walaupun kompresor tidak bekerja. Jika thermostat, presostat dan bimetal relai menutup, kompresor akan bekerja. Prosesostat pada diagram ini berpungsi sebagai High atau Low security presostat. Katup magnetik (solenoid valve) membuka jika kompresor bekerja. Sirkuit kontrol dihubungkan dengan arus 1phasa. 21

2 Simple Air Conditioning System with Pump Down Control Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dengan sikring masing-masing. 2 kipas kondenser 1 phasa segera bekerja jika kontaktor dari kompresor menutup. 4 kipas evaporator 1 phasa dihubungkan dengan kontaktor secara terpisah dengan menggunakan sekring yang sama. Tiap motor menggunakan over load. Jika saklar dan thermostat terhubung, katup magnetik (solenoid valve) membuka sehingga tekanan pada sistem naik. Setelah tekanan tertentu dicapai, High Low Presostat (HLP) terhubung sehingga kontaktor dari kompresor dan kipas terhubung. Jika thermostat membuka atau saklar terputus, maka katup magnetik (SV) menutup aliran refrijeran dan kompresor tetap bekerja untuk menghisap refrijeran (pump down) sampai HLP memutuskan pada tekanan mendekati 0 atm dan kompresor berhenti bekerja. Low presostat pada sistem ini digunakan sebagai pump down control dan high presostat sebagai pengaman. Pada waktu kompresor berhenti kipas pun ikut berhenti sehingga tidak ada sirkulasi udara. Jika udara harus tetap disirkulasikan maka phasa rangkaian kontrol harus dihubungkan stelah saklar tangan langsung ke kontaktor dari kipas. 22

3 Refrigeration System Defrosted by Ventilators Rangkaian ini digunakan untuk ruang pendingin lebih dari +4 0 C dengan pencairan bunga es oleh kipas dan security pressostat. Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan kipas dengan satu phasa menggunakan sekring terpisah. Pencairan es pada evaporator ruang pendingin ditentukan oleh timer dengan menggunakan kipas. Selama waktu pencairan, timer akan menghentikan kompresor, tetapi kipas tetap bekerja sehingga udara diruangan yang bertemperatur + 4 0 C itu bersirkulasi melalui evaporator dan mencairkan bunga es yang terdapat pada evaporator. Pencairan bunga es dapat diset menurut penggunaan ruang 2 4 kali perhari selama 20-30 menit. Selama waktu pendinginan arus mengalir pada saluran kontrol melalui kontak pembantu pada kontaktor kompresor, sehingga kipas hanya dapat bekerja bila kompresor bekerja. Selama periode pencairan bunga es, arus mengalir melalui saluran kontrol terpisah ke kontaktor kipas. Bila timer, presostat dan thermostat terhubung, katup magnetik (SV) membuka dan jika bimetal juga terhubung kontaktor kompresor bekerja. 23

4 Refrigeration System Defrosted by Ventilators and Pump Down Controls Rangkaian ini digunakan untuk ruang pendingin di bawah +4 0 C dengan pencairan bunga es oleh kipas dan pump down controls. Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan kipas dengan satu phasa menggunakan sekring terpisah. Pencairan es pada evaporator ruang pendingin ditentukan oleh timer dengan menggunakan kipas. Selama waktu pencairan, timer akan menghentikan kompresor, tetapi kipas tetap bekerja sehingga udara diruangan yang bertemperatur + 4 0 C itu bersirkulasi melalui evaporator. Selain itu kipas juga berfungsi untuk mencairkan bunga es yang terdapat pada evaporator. Pencairan bunga es dapat diset menurut penggunaan ruang 2 4 kali perhari selama 20-30 menit. Selama waktu pendinginan arus mengalir pada saluran kontrol melalui kontak pembantu pada kontaktor kompresor, sehingga kipas hanya dapat bekerja bila kompresor bekerja. Selama periode pencairan bunga es, arus mengalir melalui saluran kontrol terpisah ke kontaktor kipas. Bila timer, presostat dan thermostat terhubung, katup magnetik (SV) membuka dan jika bimetal juga terhubung kontaktor kompresor bekerja. Low Pressostat pada HLP berfungsi sebagai pump down controls dan high pressostat berfungsi sebagai security (pengaman). 24

5 Refrigeration System with Electric Defrost Rangkaian ini digunakan untuk ruang pendingin -5 0 C sampai +10 0 C dengan pencairan bunga es oleh electric defrost dan security pressostat. Pemanas listrik 1 phasa untuk mencairkan bunga es pada evaporator, kompresor 3 phasa, dan kipas 1 phasa dihubungkan dengan menggunakan sekring terpisah. Katup magnetik (SV) dihubungkan dengan phasa utama dari kompresor. Kipas motor didalamnya mempunyai saklar pengatur panas (over heating switch). Pencairan bunga es pada evaporator ruang pendingin diatur oleh timer dengan menggunakan electric heater. Selama waktu pencairan bunga es, timer akan menghentikan kompresor dan kipas evaporator, hal ini agar mempercepat pencairan bunga es. Pencairan bunga es dapat diset (pada timer) sesuai dengan penggunaan ruang 2 4 kali perhari selama 10-20 menit. Pressostat dalam hal ini digunakan sebagai HLP security pressostat. 25

6 Refrigeration System with Electric Defrost, and Ventilator Start Delay Rangkaian ini digunakan untuk freezer room -25 0 C sampai 15 0 C dengan pencairan bunga es oleh electric heater, ventilator start delay dan security pressostat. Pemanas listrik (defrost heater) 2 phasa untuk mencairkan bunga es pada evaporator, kompresor 3 phasa, dan kipas 2 phasa dihubungkan dengan menggunakan sekring terpisah. Kipas motor didalamnya mempunyai saklar pengatur panas (over heating switch). Door heater 1 phasa berfungsi untuk menjaga agar pintu tidak ikut membeku. Alat ini bekerja jika saklar tangan dan refrigeration system bekerja. Sistem ini biasanya digunakan untuk Freezer dengan temperatur 25 0 C sampai 15 0 C. Pencairan bunga es pada evaporator ruang pendingin diatur oleh timer dengan menggunakan electric heater. Selama waktu pencairan bunga es, timer akan menghentikan kompresor dan kipas evaporator, hal ini agar mempercepat pencairan bunga es. Pencairan bunga es dapat diset (pada timer) sesuai dengan penggunaan ruang 2 4 kali perhari selama 10-20 menit. Pressostat dalam hal ini digunakan sebagai HLP security pressostat. Setiap kali setelah kompresor mulai bekerja (setelah defrost oleh heater), kipas bekerja setelah 5 menit yang diatur oleh Time Relai. Hal ini dilakukan karena setelah pencairan bunga es pada evaporator akan tertinggal tetesan air diantara celah celah evaporator yang akan dihembuskan/dipercikan oleh kipas keluar ruangan. Jika tidak tidak dikeluarkan oleh kipas maka sisa-sisa tetesan air tersebut akan membeku pada evaporator, pada saat kompresor mulai bekerja. Setelah 5 menit dan tetesan air keluar maka kipas mulai bekerja kembali. 26

7 Refrigeration System with Pump Down Control, Electric Defrost, and Ventilator Start Delay Skema ini digunakan untuk ruang pendingin bertemperatur 0 0 C sampai +10 0 C dengan pencairan bunga es dengan pemanas listrik, pump down dan ventilator start delay. Pemanas listrik (defrost heater) 2 phasa untuk mencairkan bunga es pada evaporator, kompresor 3 phasa, dan kipas 2 phasa dihubungkan dengan menggunakan sekring terpisah. Kipas motor didalamnya mempunyai saklar pengatur panas (over heating switch). Pencairan bunga es pada evaporator ruang pendingin diatur oleh timer dengan menggunakan electric heater. Selama waktu pencairan bunga es, timer akan menghentikan kompresor dan kipas evaporator, hal ini agar mempercepat pencairan bunga es. Pencairan bunga es dapat diset (pada timer) sesuai dengan penggunaan ruang 2 4 kali perhari selama 10-20 menit. Low Pressostat dalam hal ini digunakan sebagai pump down control sedangkan High Pressostat sebagai security pressostat. Setiap kali setelah kompresor mulai bekerja (setelah defrost oleh heater), kipas bekerja setelah 5 menit yang diatur oleh Time Relai. Hal ini dilakukan karena setelah pencairan bunga es pada evaporator akan tertinggal tetesan air diantara celah celah evaporator yang akan dihembuskan/dipercikan oleh kipas keluar ruangan. Jika tidak tidak dikeluarkan oleh kipas maka sisa-sisa tetesan air tersebut akan membeku pada evaporator, pada saat kompresor mulai bekerja. Setelah 5 menit dan tetesan air keluar maka kipas mulai bekerja kembali. Tekanan pada evaporator dalam sistem pendingin ini minimum 1,5 atmosfer. Jika tekanan lebih rendah dari 1,5 at., maka refrijeran yang berbentuk gas didalam evaporator akan sedikit sehingga pump down tidak diperlukan. 27

8 Refrigeration System with Pump Down Control, Electric Defrost, Security Pressostat and DTFD Thermostat Skema ini digunakan untuk ruang pendingin bertemperatur 0 0 C sampai +10 0 C dengan pencairan bunga es dengan pemanas listrik, pump down control, security presostat dan Automatic Defrost Termination and Fan Delay. Pemanas listrik (defrost heater) 2 phasa untuk mencairkan bunga es pada evaporator, kompresor 3 phasa, dan kipas 2 phasa dihubungkan dengan menggunakan sekring terpisah. Kipas motor didalamnya mempunyai saklar pengatur panas (over heating switch). Pencairan bunga es pada evaporator ruang pendingin diatur oleh timer dengan menggunakan electric heater. Selama waktu pencairan bunga es, timer akan menghentikan kompresor dan kipas evaporator, hal ini agar mempercepat pencairan bunga es. Pencairan bunga es dapat diset (pada timer) sesuai dengan penggunaan ruang 2 4 kali perhari selama 10-20 menit. Low Pressostat dalam hal ini digunakan sebagai pump down control sedangkan High Pressostat sebagai security pressostat. Setiap kali setelah kompresor mulai bekerja (setelah defrost oleh heater), kipas bekerja setelah 5 menit yang diatur oleh DTFD. Hal ini dilakukan karena setelah pencairan bunga es pada evaporator akan tertinggal tetesan air diantara celah celah evaporator yang akan dihembuskan/dipercikan oleh kipas keluar ruangan. Jika tidak tidak dikeluarkan oleh kipas maka sisa-sisa tetesan air tersebut akan membeku pada evaporator, pada saat kompresor mulai bekerja. Setelah 5 menit dan tetesan air keluar maka kipas mulai bekerja kembali. Tekanan pada evaporator dalam sistem pendingin ini minimum 1,5 atmosfer. Jika tekanan lebih rendah dari 1,5 at., maka refrijeran yang berbentuk gas didalam evaporator akan sedikit sehingga pump down tidak diperlukan. 28

9 Refrigeration System with Hot Gas Defrost, and Ventilator Start Delay Skema ini digunakan untuk ruang pendingin bertemperatur -25 0 C sampai +10 0 C dengan Hot gas defrost (pencairan bunga es dengan gas panas), security presostat, oil pressure switch dan Ventilator start delay. Masing-masing 1 kontaktor untuk defrost evaporator, kompresor, dan out side evaporator (re-evaporator). Selama waktu pembekuan/pendinginan katup magnetik 2 dan 3 (katup hot gas) harus terbuka dan selama waktu pencairan bunga es katup magnetik 1 terbuka sedangkan katup magnetik 2 dan 3 tertutup. Selama waktu pendinginan arus listrik mengalir melalui Timer, Thermostat, Oil Pressure Switch menuju ke kontaktor kompresor. Demikian juga, arus listrik mengalir dari HLP pressostat melalui kontaktor tambahan yang tertutup (normaly close) untuk defrost evaporator (re-evaporator) menuju Time Relay dari katup magnetik 2 dan 3, sehingga kipas evaporator, kompresor, katup magnetik 2 dan 3 bekerja. Selama perode pencairan bunga es, Timer menutup (berpindah) dan arus listrik mengalur menuju katup magnetik (hot gas valve), drain pipe heater dan kontaktor dari defrost evaporator. Normaly Open menjadi Normaly Close pada kontaktor ini, sehingga arus melintasi Timer, Themostat diteruskan melalui Oil Pressure Switch dan HLP menuju kontaktor dari kompresor. Kontaktor kompresor tetap tertutup karena selama periode pencairan bunga es, kompresor harus bekerja agar evaporator ruang pendingin memperoleh got gas. Normaly close menjadi normaly open pada kontaktor ini, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir menuju Time Relay dan katup magnetik 2 dan 3 keduanya tidak bekerja (menutup). Kipas ruang pendingin tidak boleh bekerja karena dapat menyebabkan evaporator menjadi panas sehingga tidak ada udara yang panas yang memasuki ke ruang pendingin. 29

10 Air Conditioning System with Dehumidification Skema ini digunakan untuk air conditioning dengan pengurangan kelembaban udara. Masing-masing 1 kontaktor untuk kompresor, ventilator dan pemanas (electric heater for dehumidification). Pengurangan uap air diperlukan jika thermostat membuka dan menghentikan kompresor, karena temperatur ruangan sudah tercapai walaupun kelembaban udara dalam ruangan masih tinggi. Selama periode pengurangan uap air, ruangan tidak boleh didinginkan lebih lanjut, kompresor harus bekerja bersamaan dengan heater dan ventilator. Jika themostat membuka (suhu ruangan sudah tercapai), arus listrik tidak akan mengalir ke Relay sehingga menutup dan pendinginan akan berhenti, sedangkan NC bekerja. Karena NC bekerja maka arus listrik mengalir dari hygrostat, ke kompresor, ventilator dan electric heater. Hygrostat bekerja jika kelembaban udara diruangan tinggi. Kelembaban dikurangi oleh heater yang dikontrol oleh hygrostat. Saluran kontrol menuju elctric heater harus melalui NO pada kontaktor kompresor dan kontaktor ventilator, karena electric heater tidak boleh bekerja tanpa kipas dan kompresor. Selama thermostat bekerja (tertutup), hygrostat tidak berfungsi (tidak bekerja). 30

11 Sistem Kelistrikan AC Mobil Kompresor dihubungkan dengan V belt pada engine mobil Kompresor dihidupkan dengan saklar utama pada dash board yang akan menyalakan magnetic clutch (kopling magnetic). 1 kipas kondenser 1 phasa segera bekerja jika kontaktor dari kompresor menutup. 1 blower evaporator 1 phasa dihubungkan dengan kontaktor secara terpisah dengan menggunakan sekring yang sama. Tiap motor menggunakan over load dan menggunakan dua relay. Jika saklar dan thermostat terhubung, magnetik clutch (kompling magnetik) pada kompresor akan bekerja sehingga pada sistem AC mobil bekerja. Setelah temperatur tertentu dicapai, thermostat akan memutuskan hubungan ke kompresor sehingga magnetik clutch (kompling magnetik) pada kompresor akan berhenti bekerja. Pada waktu kompresor bekerja putaran kipas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan penumpang di dalam kendaraan. Thermostat juga dapat diatur kedinginannya sesuai yang diinginkan. Pada system ini menggunakan dua buah relay sebagai pengaman. Kipas pada kondenser bekerja parallel dengan kompresor. Kelistrikan merupakan suatu rangkaian yang secara sistematis menghubungkan satu komponen dengan komponen lain dengan menggunakan arus listrik. Setiap komponen mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai tujuan untuk mendukung system secara keseluruhan. Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di mana sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem kelistrikan merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala atau mati tergantung pada kelistrikan. Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC mobil. Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula yang tidak terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud disini yaitu setiap komponen yang digerakan oleh arus listrik. Komponen tersebut, antara lain: 31

1. Saklar 5. Motor fan evaporator 2. Relay 6. Motor fan kondenser 3. Kabel 7. Magnetic clutch/kopling magnetik 4. Fuse/Sekring 8. Thermostat Komponen-komponen tersebut dipasang menjadi suatu rangkaian sederhana. Rangkaian kelistrikan akan bekerja dengan baik apabila sistem pemipaan telah lebih dahulu diselesaikan dan tidak ada kebocoran. Pengecekan sistem pemipaan dapat pula dilakukan setelah sistem kelistrikan sudah terpasang. Diagram kelistrikan AC mobil secara sederhana dapat dilihat pada gambar. Cara Kerja Sistem Kelistrikan AC Mobil Secara umum cara kerja sistem kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pertama kali kunci kontak dinyalakan dan mobil telah hidup, relay pertama akan menyala, yaitu menghubungkan terminal normaly open menjadi menutup. 2. Pada waktu relay bekerja, arus listrik dari baterai atau accu mengalir melalui fuse atau sekring pengaman. Arus listrik sudah stand by di ujung kabel saklar AC. 3. Ketika saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka komponen yang akan menyala adalah thermostat, relay kedua, kipas kondenser, magnetic clutch (kopling magnet) dan kipas evaporator. 4. Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator akan bekerja dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui dua buah tahanan (R1 dan R2), untuk mendapatkan putaran kipas yang lebih kencang saklar diputar pada posisi 2 dan untuk putaran maksimum pada posisi 3. Fungsi fan evaporator yaitu untuk mensirkulasikan udara dingin ke seluruh kabin mobil. 5. Pada waktu yang bersamaan, ketika saklar AC dinyalakan, thermostat akan bekerja sesuai dengan seting yang telah ditetapkan. Thermostat dapat diseting dengan memutar atau menggeser saklarnya yang ada di dashboard dekat dengan saklar AC. Thermostat akan memutuskan arus listrik pada magnetic clutch, ketika seting temperatur ruangan kabin telah tercapai. Dan akan menghubungkan kembali jika temperatur ruangan kabin kembali naik. 6. Setelah dari thermostat, arus listrik mengalir pula pada relay kedua untuk menyalakan magnetic clutch (kopling magnet) kompresor sehingga kompresor bekerja dan motor fan kondenser bekerja pula. Fan kondenser berfungsi untuk mempercepat proses kondensasi, yaitu mengubah wujud refrijeran dari uap menjadi cairan. 32

33