BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, telah mendorong perusahaan-perusahaan yang ada untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis terjadi begitu ketatnya. Di samping keadaan

BAB I PENDAHULUAN. BUMN sebagai badan usaha milik pemerintah banyak bergerak dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti barang yang sudah dibeli untuk dijual kembali. pengaruh yang kurang pula dalam proses persediaan barang jadi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi perekonomian pada umumnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya adalah untuk memperoleh laba atau keuntungaan yang. optimal dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya. umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB I. Persaingan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif. Penyebab utama dari makin

BAB 1 PENDAHULUAN. tetap bisa bertahan. Karena apabila suatu perusahaan tidak memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. daya saing yang kuat agar tetap mampu bertahan di tengah persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti saat ini. Persaingan usaha yang semakin tajam. menyebabkan perusahaan terus menerus meningkatkan kualitasnya,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi berkembang dengan sangat pesat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan sosial, politik, regulasi, dan peta persaingan telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan

BAB I PENDAHULUAN. sorotan hangat oleh seluruh negara di dunia khususnya Indonesia. Isu globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan perusahaan. Perusahaan yang memiliki modal dan. manusia yang unggul sangat diperlukan untuk dapat bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya, sehingga dapat menghasilkan laba yang maksimum bagi. pengendalian biaya yang merupakan faktor intern perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ekonomi sekarang banyak bermunculan perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kemajuan teknologi yang tinggi pada masa kini dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan, karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan manufaktur tidak dapat terlepas dari masalah biaya

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi

TINJAUAN PT. DIRGANTARA INDONESIA (Persero)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha sedapat mungkin dituntut untuk dapat mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan manajemen yang baik dalam mengelola sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan penciptaan peluang bisnis maupun pengaturan pola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. begitu ketat menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan serta kemajuan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap perusahaan, kegiatan penjualan merupakan kegiatan terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang telah bergulir, dominasi teknologi informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha yang telah berkembang pesat dari waktu ke waktu. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lestari Nuryandini, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas di lingkungan ASEAN Free Trade Area

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus pula bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang sedang mengalami keterpurukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya dan berkembangnya tekhnologi di era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tantangan globalisasi yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari

BAB II TINJAUAN UMUM PT. DIRGANTARA INDONESIA (persero)

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dagang dan jasa, dalam bidang dagang salah satunya adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perdagangan bebas saat ini, persaingan dunia usaha sangat ketat.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ekonomi dan perkembangan IPTEK sekarang ini, telah mendorong perusahaan-perusahaan yang ada untuk memasuki lingkungan bisnis yang berbeda dengan sebelumnya. Pasar tidak lagi didominasi oleh pesaing-pesaing domestik saja tapi juga oleh pesaingpesaing mancanegara yang mungkin saja mereka memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan pesaing-pesaing domestik. Hal ini menyebabkan persaingan menjadi semakin ketat dan terjadi pergeseran kekuatan dalam pasar. Kendali bisnis yang semula dipegang oleh produsen berpindah ke tangan kosumen. Disinilah tantangan besar yang harus dihadapi oleh setiap pelaku bisnis, setiap perusahaan harus berusaha untuk tetap survive dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Perusahaan melakukan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan merupakan alat bagi suatu badan usaha untuk mencapai tujuannya yaitu menghasilkan barang dan jasa secara terus menerus untuk memperoleh laba. Pada dasarnya dalam setiap aktivitas perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan, sehingga tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan dapat tercapai. 1

2 PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan dan manufacturing pesawat terbang. Selain itu, PT Dirgantara Indonesia (Persero) berusaha dan mampu bertahan dalam persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis internasional. Dalam usahanya untuk bersaing dengan dunia bisnis penerbangan, pada awal tahun 2004 menggulirkan program restrukturisasi meliputi penataan ulang SDM dan orientasi bisnis dengan memfokuskan bisnisnya dari 18 menjadi 5 satuan usaha yang meliputi : Aircraft, Aerostructure, Aircraft Service, Defence, dan Engineering Service. Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi institusi bisnis yang adaptif dan efisien. Berdasarkan perkembangannya, perusahaan berusaha untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pendapatannya. Namun pada kenyataannya PT Dirgantara Indonesia (Persero) pada tahun 2007-2009 mengalami perolehan laba kotor yag berfluktuasi. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini, Tabel 1.1 Laba (Rugi) Kotor PT Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure Periode 2007-2009 Triwulan Tahun 2007 2008 2009 Triwulan 1 Rp 15.442.878.330 Rp 7.424.985.998 Rp 16.058.583.914 Triwulan 2 Rp 20.170.193.346 Rp 2.467.170.696 Rp (3.804.085.577) Triwulan 3 Rp 2.367.370.913 Rp 284.487.699 Rp 9.855.019.265 Triwulan 4 Rp (2.221.220.617) Rp 6.847.344.895 Rp (10.440.904.700) Sumber: Laporan Laba Rugi Hasil Prestasi Unit Aerostructure per Triwulan (2007-2009) PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

3 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran mengenai fluktuasi laba kotor yang diperoleh PT Dirgantara Indonesia divisi Aerostructure. Perusahaan mengalami laba kotor yang berfluktuasi, hal ini dapat terlihat pada tabel di atas bahwa pada triwulan 4 tahun 2009 mengalami penurunan tertinggi bahkan sampai mengalami kerugian. Penurunannya sebesar Rp 20.295.923.963, kemudian pada triwulan 3 tahun 2009 mengalami kenaikan tertinggi selama tiga tahun terakhir sebesar Rp 13.659.104.842. Dari data di atas terlihat fluktuasi laba kotor yang cenderung menurun. Bahkan sampai mengalami kerugian. Untuk lebih jelasnya fluktuasi laba kotor PT Dirgantara Indonesia divisi Aerostructure yang cenderung menurun digambarkan ke dalam grafik di bawah ini: Gambar 1.1 Laba (Rugi) Kotor PT Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure Periode 2007-2009 Rp25,000,000,000 Rp20,000,000,000 Rp15,000,000,000 Rp10,000,000,000 Rp5,000,000,000 Laba Kotor Rp- Rp(5,000,000,000) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 Rp(10,000,000,000) Rp(15,000,000,000) Sumber: Laporan Laba Rugi Hasil Prestasi Unit Aerostructure per Triwulan (2007-2009) PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

4 Seharusnya perusahaan mengalami peningkatan laba kotor. Jika laba kotor perusahaan terus mengalami penurunan maka perusahaan harus segera bertindak mencari penyebab terjadinya penurunan laba kotor. Apabila hal itu dibiarkan terus menerus maka perusahaan lama-lama mengalami kerugian yang besar bahkan akan mengalami kebangkrutan. Laba kotor dipengaruhi oleh penjualan dan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dipengaruhi oleh harga pokok produksi dan persediaan produk. Harga pokok produksi diperoleh dari persediaan produk dalam proses awal ditambah dengan biaya produksi, lalu dikurangi dengan persediaan akhir produk dalam proses. Biaya produksi menurut komponen manufaktur dapat diklasifikasikan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itu pada dasarnya perubahan laba kotor itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Perubahan laba kotor karena adanya perubahan hasil penjualan dapat disebabkan adanya perubahan harga jual per satuan produk dan perubahan kwantitas atau volume produk yang dijual/dihasilkan. Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh naiknya harga pokok penjualan kemungkinan disebabkan oleh faktor ekstern, misalnya adanya kenaikan harga bahan, tingkat upah atau kenaikan harga-harga secara umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, atau mungkin disebabkan oleh faktor intern yaitu adanya inefisiensi atau pemborosan-pemborosan.

5 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang menyebabkan penurunan laba kotor adalah tingkat upah atau biaya tenaga kerja. Sebagai sumber daya manusia, tenaga kerja akan memiliki kontribusi terhadap hasil operasi perusahaan. Perusahaan perlu mengukur besar pengaruh tenaga kerja terhadap hasil operasi. Pengukuran perlu dikaitkan dengan produktivitas tenaga kerja karena dengan mengetahui produktivitas tenaga kerja tersebut maka perusahaan akan mengetahui pemakaian tenaga kerja yang diperlukan dalam mencapai tingkat penjualan yang diperoleh perusahaan. Berbicara mengenai produktivitas tenaga kerja tidak terlepas dari peranan perusahaan dalam memberikan kepuasan akan keinginan yang diharapkan oleh tenaga kerja tersebut. Keadaan ini menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang harus ditingkatkan produktivitasnya. Untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan memungkinkan tenaga kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki secara optimal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah mengeluarkan biaya-biaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan harus diperhatikan agar sesuai dan layak. Ini sangat penting, karena mencerminkan ukuran penghargaan perusahaan terhadap hasil usaha atau prestasi yang dapat mereka capai.

6 Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan, memberikan suatu kewajiban bagi pihak perusahaan untuk mengukur sejauh mana pengeluaran biaya tenaga kerja dapat menghasilkan tenaga kerja yang produktif dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dengan laba kotor perusahaan yang semakin meningkat. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan penghasilan yang diperoleh tenaga kerja. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan diharapkan bisa meningkatkan motivasi tenaga kerja untuk bekerja lebih giat lagi dalam menghasilkan barang atau jasa. Ketika unit barang atau jasa yang dihasilkan meningkat perusahaan akan mengalami penjualan barang atau jasa yang meningkat pula yang diikuti dengan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan. Triwulan Tabel 1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung PT Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure Periode 2007-2009 Tahun 2007 2008 2009 Triwulan 1 Rp7,798,339,441 Rp 7,398,457,495 Rp 14,824,315,468 Triwulan 2 Rp9,416,031,666 Rp17,919,010,851 Rp22,946,956,342 Triwulan 3 Rp7,516,234,607 Rp 18,074,101,235 Rp 21,014,781,285 Triwulan 4 Rp10,418,429,158 Rp 13,543,023,601 Rp10,546,617,030 Sumber: Laporan Rincian Struktur Harga Pokok Divisi Aerostructure per Triwulan (2007-2009) PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang sangat berpengaruh terhadap perolehan laba kotor perusahaan karena biaya tenaga

7 kerja langsung merupakan biaya paling besar yang dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi besarnya pengeluaran perusahaan ini tidak diimbangi oleh kenaikan laba kotor. Perusahaan mengalami penurunan laba kotor bahkan menderita kerugian. Perusahaan dihadapkan pada situasi yang sulit. Di satu sisi perusahaan harus tetap memperhatikan kebutuhan karyawan dan memperhitungkan kepuasan karyawan supaya motivasi kerjanya terus meningkat. Di sisi lain perusahaan harus menekan biaya tenaga kerja langsung supaya perusahaan bisa memperoleh laba kotor yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh biaya dan pendapatan. Ketika biaya yang dikeluarkan tidak diimbangi dengan pendapatan yang cukup maka perusahaan akan mengalami penurunan laba bahkan akan mengalami kerugian. Apabila biaya tenaga kerja langsung perusahaan meningkat, maka laba yang diperoleh akan menurun, sebaliknya penurunan biaya tenaga kerja dapat meningkatkan laba yang diperoleh dan mengurangi kerugian. Oleh karena itu perusahaan harus pandai menyelesaikan masalah yang terjadi. Perusahaan harus tetap menekan biaya tenaga kerja dan tetap memperhatikan hak dan kebutuhan karyawan. Untuk mengetahui lebih jelas, maka penulis melakukan penelitian mengenai Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Laba Kotor PT Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana biaya tenaga kerja langsung pada PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure. 2. Bagaimana laba kotor yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure. 3. Berapa besar pengaruh biaya tenaga kerja langsung terhadap laba kotor PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji biaya tenaga kerja langsung, laba kotor pada PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure dan pengaruh biaya tenaga kerja langsung terhadap laba kotor PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure. 1.3.2 Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu: 1. Untuk mengetahui biaya tenaga kerja langsung pada PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure.

9 2. Untuk mengetahui laba kotor yang diperoleh PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya tenaga kerja langsung terhadap laba kotor PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Divisi Aerostructure. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan yang diharapkan akan menunjang terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu akuntansi. Selain itu, diharapkan dapat memberikan informasi yang dijadikan bahan untuk merumuskan teori yang berhubungan dengan biaya tenaga kerja dan laba kotor. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi perusahaan: hasil penelitian diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan menyangkut biaya tenaga kerja langsung, sehingga dapat menghindari inefisiensi biaya. Bagi pembaca: diharapkan dapat berguna sebagai bahan kajian dan memberi sumbang pikiran bagi pembaca, sebagai referensi

10 khususnya dalam penelitian yang sejenis maupun sebagai kajian yang bermanfaat untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Bagi peneliti: diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dan pengalaman yang berguna.