BAB I PENDAHULUAN. Salah satu elemen penting dalam dunia usaha adalah masalah. dalam ketenagakerjaan, dan hal tersebut harus dapat diatasi secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tenaga kemampuannya sedangkan pengusaha memberikan kompensasi lewat

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

Miftakhul Huda, S.H., M.H

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang bekerja. Namun dalam hal ini nampaknya pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. himpun menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di sebagian besar daerah

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. apabila negara dapat memberi peluang bagi seluruh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan pada

IMAM MUCHTAROM C

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

KATA PENGANTAR. hidayahnya, skripsi berjudul PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK. UPAH PEKERJA ALIH DAYA DI INDONESIA dapat disusun meski tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tujuan pembentukan negara Indonesia adalah...melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA SATUAN PENGAMAN (SATPAM) ANTARA PT.PLN (PERSERO) CABANG PADANG DENGAN PT. CAHAYA CITRA MULIA (CCM)

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat menimbulkan dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat sebagai suatu kumpulan orang yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Gilang Wiryanu Murti. DO NOT COPY.

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

ABSTRAK. Kata Kunci : Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Tenaga Kerja Harian Lepas

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat berlomba lomba untuk mendapatkan kehidupan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

di segala bidang.banyak sektor yang dibuka untuk para pekerja, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara, Pembangunan Nasional Negara Indonesia. yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diatur tegas di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun penghidupan yang layak bagi kemanusian.

Aspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Indonesia. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

SKRIPSI PERJANJIAN KERJA DI PT SURAKARTA SENTOSA SEJAHTERA DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah untuk terciptanya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hukum dari rakyat. Hukum dan kekuasaan itu menjadi nyata jika dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang giat dilaksanakan oleh

PERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL BURUH DALAM OUTSOURCING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN. abstract

BENTUK PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEKERJA TOKO DAN PENGUSAHA PEMILIK TOKO DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memperoleh pekerjaan merupakan salah satu hak yang paling asasi

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. industri sangat tergantung pada kualitas dan kwantitas tenaga kerja/buruh.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

TINJAUAN HUKUM TERHADAP SYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN. Oleh:

Penyimpangan Terhadap Ketentuan PKWT Dan Outsourcing Serta Permasalahannya Dan Kiat Penyelesaian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Salah satu elemen penting dalam dunia usaha adalah masalah ketenagakerjaan. Tenaga kerja sebagai penggerak sektor usaha memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya. Tidak jarang terjadi masalahmasalah dalam ketenagakerjaan, dan hal tersebut harus dapat diatasi secara baik karena dalam dunia usaha antara pengusaha dan pekerja merupakan mitra yang saling membutuhkan. Kebijakan untuk memberikan perlindungan terhadap pekerja didasarkan pada kenyataan bahwa setiap pekerja menghadapi berbagai risiko, baik di dalam maupun di luar pekerjaan. Apabila pekerja tidak dilindungi, maka risiko ini berpotensi menurunkan tingkat kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Beberapa risiko pasar kerja (labor market risks) yang utama adalah: 1. Risiko usia lanjut (old-age risks) 2. Risiko kesehatan (health risks) 3. Risiko kehilangan pekerjaan (unemployment risks) 4. Risiko penurunan upah riil (declining wage risks) Karena itu, kebijakan perlindungan pekerja merupakan suatu kebijakan yang memang didasarkan pada kebutuhan nyata. Risiko-risiko tersebut dapat bersifat individual, yaitu spesifik pada seorang pekerja, atau

2 bersifat massal, yaitu melibatkan banyak pekerja. Munculnya risiko-risiko tersebut dapat berkaitan dengan kondisi mikro perusahaan atau kondisi perekonomian secara makro, serta pelaksanaan peraturan perundangundangan yang ada. Masalah ketenagakerjaan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, sangat erat kaitannya dengan fungsi dan tanggungjawab negara untuk meningkatkan kesejahteraannya dalam bentuk kebijakan konkret untuk memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak pekerja. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang tahap pembangunannya dilakukan secara konkuren (tahap unifikasi, tahap industrialiasi dan tahap kesejahteraan berlangsung secara bersamaan), kondisi ini sangat mempengaruhi perubahan sosial dan perkembangan hukum perburuhan. Menurut Prof. Dr. Aloysius Uwiyono, S.H., M.H., 1 bahwa tahap industrialisasi yang menekankan pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya akan mengarahkan hukum perburuhan untuk melindungi pemilik modal. Hal ini berarti bahwa buruh dikorbankan demi pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya. Di lain pihak pada tahap kesejahteraan fokus pembangunan adalah untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat termasuk buruh. 1 Refleksi Masalah Hukum Perburuhan tahun 2005 dan Tren Hukum Perburuhan tahun 2006, (On-Line), tersedia di http://www.ui.edu/post/masalah-hukum-perburuhan id.html?ui=1430d40982dba04f7be423337e312f95, (31/10/2008).

3 Demikian pula menurut Robert A. Nisbet 2 dalam bukunya Social Change and History bahwa dengan timbul perubahan di dalam susunan masyarakat yang disebabkan oleh munculnya golongan buruh. Pengertian hak milik yang semula mengatur hubungan yang langsung dan nyata antara pemilik dan barang juga mengalami perubahan karenanya. Sifat-sifat kepemilikan menjadi berubah, oleh karena sekarang barang siapa yang memiliki alat-alat produksi bukan lagi hanya menguasai barang, tetapi juga menguasai nasib ribuan manusia yang hidup sebagai buruh. Dalam perspektif hukum, menurut Satjipto Rahardjo, 3 bahwa pemilik barang hanya terikat kepada barangnya saja. Ia hanya mempunyai kekuasaan atas barang yang dimilikinya, tetapi apa yang semula merupakan penguasaan serta kontrol atas barang, atas pekerja upahan. Perubahan ini terjadi setelah barang itu berubah fungsinya menjadi kapital. Orang yang disebut sebagai pemilik, membebani orang lain dengan tugas-tugas, menjadikan orang itu sebagai sasaran dari perintah-perintahnya dan setidaktidaknya pada masa awal-awal kapitalisme mengawasi sendiri pelaksanaan dari perintah-perintahnya. 2 Robert A. Nisbet, Social Change and History - Aspects of the Western Theory of Development, (London: Oxfort University Press, 1972), dikutip oleh Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, (Bandung: Angkasa, 1980) hlm. 97. 3 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Alumni, 1986) hlm. 205.

4 Dari pernyataan di atas, akan mengingatkan kita kepada jiwa dari Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945, yang menyatakan bahwa Negara Indonesia melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial berdasarkan Pancasila. Kemudian dalam Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Menurut pasal ini ada dua hal penting dan mendasar yang merupakan hak setiap warga negara Indonesia yaitu hak memperoleh pekerjaan dan hak untuk memperoleh penghidupan yang layak. Suatu pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi saja, tetapi juga harus mempunyai nilai kelayakan bagi manusia yang tinggi. Suatu pekerjaan baru memenuhi semuanya itu bila keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pelaksananya adalah terjamin. Dengan demikian pekerja sebagai warga negara Indonesia perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah agar dapat ikut serta aktif dalam pembangunan.

5 Selanjutnya, wujud perhatian pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut sebagai Undang-Undang Ketenagakerjaan), sebagai pengganti peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan yang sudah ada sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja yang di nilai sudah tidak sesuai dengan kemajuan perkembangan masalah ketenagakerjaan. Tujuan lahirnya Undang-Undang Ketenagakerjaan adalah pembangunan, yaitu yang dimaksud pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun Indonesia yang seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, pekerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, serta peningkatan perlindungan pekerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, dan Undang-Undang Ketenagakerjaan tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 yang mengatur perlindungan terhadap hak-hak pekerja, antara lain: 1. Perlindungan PHK 2. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja 3. Upah yang layak 4. Pensiun

6 Dalam Pasal 86 Ayat 1 Undang-Undang Ketenagakerjaan memberikan arahan, bahwa Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai Agama. Namun, pelaksanaan ketentuan tersebut pada kenyataannya khusus untuk perlindungan hak-hak bagi pekerja harian lepas, cenderung dilanggar oleh pengusaha sehingga menimbulkan permasalahan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya, para pengusaha cenderung untuk tidak mengindahkan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (selanjutnya disebut Kepmenakertrans) Nomor KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dalam memerlakukan pekerjanya. Adapun bentuk-bentuk pelanggaran yang biasa dilakukan pengusaha adalah pemberian upah dibawah standar upah minimum, termasuk tidak diberikan atau kurangnya jaminan sosial yang diterima. Pekerja harian lepas banyak diperlukan oleh pengusaha bukan disebabkan adanya pekerjaan waktu tertentu, melainkan adanya kemudahan bagi pengusaha dalam hal perekrutan, upah yang rendah dan pemberhentiannya. Bahkan dalam beberapa kasus ada pekerja harian lepas yang telah bekerja di perusahaan yang sama sampai dengan beberapa tahun. Hal ini penulis temukan pada PT XYZ di Jambi yaitu suatu perusahaan yang berkedudukan di Jambi yang memiliki kegiatan usaha

7 penyewaan alat-alat berat. Penulis memilih kota Jambi dan PT XYZ di Jambi, dikarenakan kota Jambi kini telah berkembang menjadi kota tambang batubara. Adapun PT XYZ adalah perusahaan lokal yang memiliki usaha dalam penyewaan alat-alat berat untuk kepentingan pertambangan, land clearing, maupun angkutan hasil tambang. PT XYZ di Jambi mempunyai tenaga kerja yang berstatus tenaga kerja tetap (PKWTT), tenaga kontrak (PKWT) maupun tenaga kerja harian lepas. Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas, maka perlu dikaji tentang perlindungan hukum hakhak pekerja harian lepas yang bekerja PT XYZ di Jambi, maka penulisan ini diberi judul ANALISA HUKUM ATAS PENERAPAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) DALAM PENYEDIAAN ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI DAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA BAGI PEKERJA HARIAN PT XYZ DI JAMBI B. Pokok Permasalahan Guna membatasi pembahasan dan membentuk alur pikir yang jelas berdasarkan latar belakang masalah tersebut berikut ini dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Apakah penerapan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) bagi pekerja harian lepas PT XYZ di Jambi sudah sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Kepmenakertrans Nomor KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu?

8 2. Apakah PT XYZ di Jambi telah melaksanakan penyediaan alat-alat pelindung diri (APD) dan jaminan kecelakaan kerja (JKK) kepada pekerja harian lepasnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Undang-Undang Nomor 3 TAHUN 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja? C. Tujuan Penulisan Memahami secara komprehensif aspek yang terkait dengan pekerja harian lepas berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan peraturan pelaksanaannya. 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) bagi pekerja harian lepas PT XYZ di Jambi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Kepmenakertrans Nomor KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. 2. untuk mengetahui pelaksanaan penyediaan alat-alat perlindung diri (APD) dan jaminan kecelakaan kerja (JKK) bagi pekerja harian lepas yang bekerja PT XYZ di Jambi sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Undang-Undang Nomor 3 TAHUN 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

9 D. Manfaat Penulisan 1) Bagi ilmu Hukum khususnya Hukum Ketenagakerjaan, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengevaluasi pelaksanaan ketentuan mengenai bentuk perlindungan terhadap pekerja harian lepas. 2) Bagi PT XYZ di Jambi diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai input atau masukan untuk dapat memberikan perlindungan kepada pekerja, khususnya pekerja harian lepas, melalui pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3) Bagi DEPNAKERTRANS, dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai laporan evaluasi mengenai pelaksanaan ketentuan dalam peraturan perundangan khususnya yang berkaitan kewajiban pengusaha yang mempekerjakan pekerja harian lepas dan sebagai peningkatan kinerja Depnakertrans dalam tugasnya untuk melakukan pengawasan dan penegakan peraturan ketenagakerjaan. E. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh peneliti untuk meneliti permasalahan seperti telah diuraikan di atas adalah : 1. Penelitian Hukum Normatif 4 disebut juga Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara (footnote continued)

10 menelusuri atau menelaah dan menganalisis bahan pustaka atau bahan dokumen siap pakai. Dalam penelitian hukum bentuk ini dikenal sebagai Legal Research, dan jenis data yang diperoleh disebut data sekunder. Kegiatan yang dilakukan dengan menelusuri dan menganalisis peraturan, mengumpulkan dan membaca dan merangkum dari buku acuan yang berkaitan dengan permasalahannya, yang terdiri dari: a) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Undang-Undang No. 3 Tahun 1993 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Kepmenakertrans Nomor KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. b) Bahan hukum sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku atau literatur-literatur juga media masa yang ada seperti Koran, majalah, jurnal hukum dan internet yang berkaitan dengan penulisan skripisi ini. 4 Valerine J.L. Kriekhoff, Penelitian Kepustakaan dan Lapangan Dalam Penulisan Skripsi. dikutip oleh Praktis Menulis Skripsi bahan kuliah Metode Penulisan Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul, hlm. 7.

11 2. Penelitian Hukum Empiris 5 atau Penelitian Lapangan (Field Research) adalah pengumpulan materi atau bahan penelitian yang harus diupayakan atau dicari sendiri oleh karena belum tersedia yang mencakup penelitian terhadap identifkasi hukum maupun efektivitas hukum di dalam masyarakat. Kegiatan yang dilakukan penulis adalah membuat pedoman wawancara dan mewancarai para pekerja harian lepas pada PT XYZ di Jambi. Adapun data yang penulis peroleh berasal dari wawancara secara langsung kepada 3 (tiga) orang pekerja harian lepas yang bekerja PT XYZ di Jambi. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam mengikuti sajian pembahasan materi skripsi ini, penulis akan menguraikan secara singkat Bab demi Bab yang terkait guna memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap arah pembahasan seperti di bawah ini: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai apa yang menjadi landasan pemikiran yang dituangkan dalam latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. 5 Ibid, hlm. 19

12 BAB II KAJIAN UMUM ATAS PERJANJIAN KERJA Dalam bab ini berisi uraian mengenai pengertian tentang hubungan kerja, perjanjian kerja waktu tidak tertentu dan tidak dan hak-hak pekerja menurut Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. BAB III KAJIAN HUKUM ATAS PERJANJIAN KERJA BAGI PEKRJA HARIAN LEPAS Bab ini berisi uraian mengenai pengertian perjanjian kerja, bagi pekerja harian lepas, jangka waktu perjanjian, serta pemberhentin kerja. BAB IV KRONOLOGIS DAN ANALISA KASUS Dalam bab ini akan diuraikan tentang kronologis dan menganalisa permasalahan pokok yang dibahas penulis dari bentuk perjanjian yang dibuat antara pekerja harian lepas dan pengusaha, pelaksanaan dalam upaya penyediaan alat-alat pelindung diri (APD) dan jaminan kecelakaan kerja yang diberikan kepada pekerja harian lepas. BAB V PENUTUP Dalam bab terakhir ini akan mencakup dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan gambaran

13 ringkas dari keseluruhan materi-materi mencermin judul skripsi. Sedangkan saran merupakan statemen penulis yang dimaksudkan untuk kepentingan bersama.