III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

METODE PENELITIAN. pinjaman, suku bunga BI rate, jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar, dan suku

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODE PENELITIAN. (time series) dalam bentuk tahunan. Periode yang digunakan yaitu periode 2000:I-

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, reformasi pengawasan perpajakan terhadap tingkat penerimaan Pajak di Propinsi Lampung. Penelitian ini mengambil studi kasus mulai tahun 1989 sampai 2009. B. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara mengutip bahan literatur dari Badan Pusat Statistik dan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung. Data-data analisis yang digunakan berupa data time series dari tahun 1989-2009. Time series Analysis merupakan analisis sekumpulan data dalam suatu periode waktu yang lampau yang berguna untuk mengetahui atau meramalkan kondisi masa mendatang. Hal ini didasarkan bahwa perilaku manusia banyak dipengaruhi kondisi atau waktu sebelumnya (Gujarati: 2003). Sehingga faktor waktu sangat penting peranannya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penerimaan Pajak di Propinsi Lampung. Data diperoleh dari Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung 2) INF (Inflasi) merupakan inflasi IHK Propinsi Lampung tahunan data diperoleh dari buku Lampung dalam angka dalam berbagai edisi dari BPS Propinsi Lampung. 3) PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah PDRB harga berlaku. Data diperoleh dari buku Lampung dalam angka dalam berbagai edisi dari BPS Propinsi Lampung. C. Definisi Variabel Variabel adalah faktor-faktor yang memiliki peran dalam suatu penelitian, yaitu segala sesuatu obyek pengamatan penelitian yang berupa faktor yang memiliki nilai (Sadono Sukirno, 2002). Agar variabel bisa dioperasionalkan dalam sebuah penelitian, maka harus jelas pengukurannya. Variabel yang diamati dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel terikat (Y) atau dependen variabel adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai variabel lain.variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat Penerimaan P ajak di Propinsi Lampung mulai tahun 1989-2009. 2. Variabel bebas (X) atau independen variabel adalah variabel yang nilainya

tidak bergantung pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. PDRB PDRB merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.. PDRB yang dipergunakan adalah PDRB harga berlaku (PDRB Nominal). b. Tingkat Inflasi (X2) Tingkat inflasi adalah besarnya inflasi yang dihitung dengan menggunakan laju pertumbuhan IHK (Indeks Harga Konsumen). Cara penghitungan IHK dalam mencari tingkat inflasi adalah sebagai berikut: π = IHKt IHKt-1 X 100% IHKt-1 Dimana: π = tingkat inflasi (tahun t) IHKt = tingkat harga pada IHK tahun t IHKt-1= tingkat harga tahun t-1 Tingkat inflasi yang digunakan adalah inflasi tahunan dari tahun 1989-2009, diukur dalam angka persentase.

c. Reformasi pengawasan perpajakan (variabel dummy) Data variabel dummy di peroleh berdasarkan sebelum dan sesudah reformasi. 0 masa sebelum reformasi < 2002 dan 1 masa setelah reformasi > 2002 D. Metode Analisis Data Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dua variabel (faktor) atau lebih secara bersama-sama terhadap variabel (faktor) tergantungnya. Rumus regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y=a+b1 X1+b2 X2 + b3 X3 + e Dimana : Y= Jumlah penerimaan Pajak a = intersep b1,b2,b 3 = koefisien regresi parsial untuk X 1, X 2, dan X 3 X1 = PDRB X2 = inflasi (%) X3 = Reformasi pengawasan perpajakan 0 untuk sebelum reformasi 1 untuk setelah reformasi e = error

E. Alat Analisis 1. Uji Stasioneritas Permasalahan yang sering muncul dalam analisis time series adalah permasalahan mengenai stasioneritas data. Hal ini perlu diperhatikan karena variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan regresi lancung. Regresi lancung terjadi ketika hasil regresi menunjukkan hubungan yang signifikan antarvariabel padahal hal tersebut tidak lain adalah hubungan contemporaneous dan tidak memiliki makna kausal. Analisis diawali dengan pengujian ketidakstasioneran masing-masing variabel dengan menggunakan Uji Phillips-Perron (PP) yaitu dengan pendekatan nonparametrik untuk mengatasi autokorelasi tanpa menambahkan bentuk lag pada model. Ketidakstasioneran data diketahui dengan melihat peluang nilai uji tau) lebih dari 5%, sehingga anda terima hipotesis nol yaitu δ = 0, ini berarti = 1. (Gujarati, 2003: 814-818) Pada umumnya data ekonomi time-series seringkali tidak stasioner pada level series. Jika hal ini terjadi, maka kondisi stasioner dapat tercapai dengan melakukan differensiasi satu kali atau lebih. Apabila data telah stasioner pada level series, maka data tersebut adalah integrated of order zero atau I(0). Apabila data stasioner pada first difference level maka data tersebut adalah integrated of order one I(1). Prosedur pengujian stasioneritas data adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama dalam uji unit root adalah melakukan uji terhadap level series. Jika hasil uji unit root menolak hipotesis nol bahwa ada unit root, berati series adalah stasioner pada tingkat level atau dengan kata lain series terintegrasi pada I(0). 2. Jika semua variabel adalah stasioner, maka estimasi terhadap model yang digunakan adalah dengan regresi OLS. 3. Jika dalam uji terhadap level series hipotesis adanya unit root untuk seluruh series diterima, maka pada tingkat level seluruh series adalah nonstasioner. 4. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji unit root terhadap first difference dari series. 5. Jika hasilnya menolak hipotesis adanya unit root, berarti pada tingkat first difference, series sudah stasioner atau dengan kata lain semua series terintegrasi pada orde I(1), sehingga estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode kointegrasi. 6. Jika uji unit root pada level series menunjukkan bahwa tidak semua series adalah stasioner, maka dilakukan first difference terhadap seluruh series. 7. Jika hasil uji unit root pada tingkat first difference menolak hipotesis adanya unit root untuk seluruh series, bererti seluruh series pada tingkat first difference terintegrasi pada orde I(0), sehingga estimasi dilakukan dengan metode regresi OLS pada tingkat first difference-nya.

8. Jika hasil uji unit root menerima hipotesis adanya unit root, maka langkah berikutnya adalah melakukan diferensiasi lagi terhadap series sampai series menjadi stasioner, atau series terintegrasi pada orde I(d). Untuk mengetahui stasioneritas data, digunakan Phillips-Perron unit root test. Jika hasil uji menolak hipotesis adanya unit root untuk semua variabel, berarti semua variabel adalah stasioner atau dengan kata lain variabel-variabel terkointegrasi pada I(0), sehingga estimasi akan dilakukan dengan menggunakan regresi linier biasa (OLS). Jika hasil uji unit root terhadap level dari variabel-variabel menerima hipotesis adanya unit root, maka berarti bahwa semua data adalah tidak stasioner atau semua variabel terintegrasi pada orde I(1). Jika estimasi dengan menggunakan teknik OLS dipaksakan, maka dapat terjadi regresi yang palsu (spurious regression). Jika semua variabel adalah tidak stasioner, estimasi terhadap model dapat dilakukan dengan teknik kointegrasi. Prosedur langkah-langkah penggunaan model analisis Ordinary Least Square dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.

DATA Uji Unit Root Semua Data Tidak Stasioner (Ada Unit Root)=I(d) Tidak Semua Data Stasioner Semua Data Stasioner (Tidak Ada Unit Root)=I(0) Semua Data di-first difference-kan Teknik Kointegrasi Uji Unit Root Semua Data Stasioner=I(1) ECM (Metode OLS) (Metode OLS) Sumber : Diadaptasi dari Awaluddin (2004), Enders (2004), dan Gujarati (2003) Gambar 2. Bagan Prosedur Analisis OLS 2. Uji Kointegrasi (Equilibrium Jangka Panjang) Kadangkala dijumpai dua variabel random yang masing-masing merupakan random walk (tidak stasioner), tetapi kombinasi linear antara dua variabel tersebut merupakan time series yang stasioner. Dalam ekonomometrika variabel yang saling terkointegrasi dikatakan dalam kondisi keseimbangan jangka panjang (long-term equilibrium).

Konsep kointegrasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui equilibrium jangka panjang di antara variabel-variabel yang diobservasi. Kadangkala dua variabel yang masing-masing tidak stasioner atau mengikuti pola random walk mempunyai kombinasi linier diantara keduanya yang bersifat stasioner. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut saling terintegrasi atau ber-cointegrated. Ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan mengenai definisi kointegrasi (Enders, 1995: 350-360): i.kointegrasi berkenaan dengan suatu sumber kominasi linier dari variabel-variabel yang non-stasioner. ii.seluruh variabel harus terintegrasi pada orde yang sama. Jika ada dua variabel yang terintegrasi pada orde yang berbeda, maka kedua variabel tersebut tidak mungkin berkointegrasi. iii.meskipun demikian, terdapat kemungkinan adanya suatu campuran dari orde series yang berbeda jika ada tiga atau lebih series yang diperhatikan. Dalam kasus ini, suatu himpunan bagian dari series dengan orde yang lebih tinggi dapat terkointegrasi pada orde yang lebih rendah. iv.jika x 1 mempunyai n komponen, maka terdapat kemungkinan sebanyak n-1 vektor kointegrasi indipenden yang linier.

Namun jika hasil pengujian unit root menunjukkan bahwa tidak semua variabel nonstasioner, maka teknik kointegrasi tidak dapat dilakukan karena kointegrasi mensyaratkan seluruh variabel harus terintegrasi pada orde yang sama yaitu I(1). Model Regresi Kointegrasi dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : P = α + α 1 PDRB + α 2 INF + α 3 DM + et Dimana : P α α 1, α 2, α 3 PDRB INF DM Et : Penerimaan Pajak di Propinsi Lampung : Konstanta : Koefisien Regresi : Produk Domestik Regional Bruto : Inflasi : Dummy variabel (Reformasi pengawasan perpajakan) : Error term 3. Error Correction Model (ECM) Dalam model koreksi kesalahan (error-correction model, ECM), pergerakan jangka pendek variabel-variabel dalam sistem dipengaruhi oleh deviasi dari equilibrium. Pada dasarnya ECM mengandung suatu bentuk koreksi kesalahan (error-correction term, EC) yang menjamin hubungan jangka panjang terpenuhi. EC ini diperoleh dari residual estimasi persamaan kointegrasi. Model Regresi ECM dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : D(P) = α + α 1 D(PDRB) + α 2 D(INF) + α 3 D(DM) + Et(-1)

Dimana : D(P) α α 1, α 2, α 3 PDRB D(INF) D(DM) Et(-1) : Penerimaan Pajak di Propinsi Lampung : Konstanta : Koefisien Regresi : Produk Domestik Regioanal Bruto : Inflasi : Dummy Variabel (Reformasi pengawasan perpajakan) : Error term 4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Asumsi Normalitas Uji normal diperlukan untuk mengetahui kenormalan galat (error term) dan variabelvariabel baik variabel bebas maupun terikat, apakah data sudah menyebar secara normal. Uji normalitas dapat dilihat deengan metode Jarque-Bera. Metode Jarque- Bera didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat Asymptotic. Uji statistik dari J-B ini menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. Formula uji statistik J-B yaitu : S JB n 6 2 ( K 3) 24 2 Dimana S adalah koefisien skewness dan K adalah koefisien kurtosis.

Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka koefisien S = 0 dan K = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi secara normal maka diharapkan nilai statistik JB akan sama dengan nol. Nilai statistik JB ini didasarkan pada ditribusi chi squares dengan derajat kebebasan (df) 2. Jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB besar atau dengan kata lain jika nilai statistik dari JB ini tidak signifikan maka menerima hipotesis bahwa residual mempunyai ditribusi normal karena nilai statistik JB mendekati nol. Sebaliknya jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB kecil atau signifikan maka menolak hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB tidak sama dengan nol. Ho: data tersebar normal Ha: data tidak tersebar normal Kriteria pengujiannya adalah: (1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika P Value < α 5% (2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika P Value > α 5% Jika Ho ditolak, berarti data tidak tersebar normal. Jika Ho diterima berarti data tersebar normal. b. Uji Asumsi Multikolinearitas Uji asumsi multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem multikolinieritas, dimana deteksi adanya multikolinieritas salah satunya adalah: Besaran Variance Inflation Factors (VIF)

Apabila nilai VIF >1 maka terjadi korelasi antar variabel bebas. Umumnya multikolinieritas dikatakan berat bila angka VIF dari suatu variabel melebihi 10. Untuk uji Multikolinieritas menggunakan rumusan hipotesis sebagai berikut: Ho: Corr = 0 : tidak terdapat multikolinieritas Ha: Corr 0 : terdapat multikolinieritas Kriteria pengujiannya adalah: (1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika nilai VIF >1 (2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika nilai VIF <1 c. Uji Asumsi Autokorelasi Autokorelasi biasanya terjadi pada data deret waktu ( time series ), namun dapat pula terjadi pada data lintas ruang ( cross section ). Masalah yang ditimbulkan oleh kasus autokorelasi sama dengan masalah yang ditimbulkan oleh heteriskedastisitas. Masalah autokorelasi hampir dipastikan ditemui pada setiap data time series. Langkah-langkah yang digunakan untuk menanggulangi autokorelasi ini, secara tidak langsung akan mampu pula menghindari pelanggaran asumsi lainnya. Oleh karena itulah, dalam data time series masalah autokorelasi inilah yang menjadi fokus perhatian utama. Winarno (2007:5.24) menyatakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu dapat dilakukan dengan uji BG (Breusch-Godfrey) atau sering disebut LM test. Ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat bahwa probability dari Obs*R-square hasil pengujian dengan uji Breusch-Godfrey:

Bila probability > α = 5%, berarti tidak ada autokorelasi. Bila probability α = 5%, berarti terjadi autokorelasi. d. Uji Asumsi Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan terhadap asumsi kesamaan varians (homoskedastisitas), yaitu varians error bernilai sama untuk setiap kombinasi tetap dari X 1, X 2,, Xp. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka dugaan OLS tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), karena akan menghasilkan dugaan dengan galat baku yang tidak akurat. Untuk uji asumsi heteroskedastisitas dapat dilihat melalui uji White. Uji white dapat menjelaskan apabila nilai probabilitas obs*r-square lebih kecil dari α (5%) maka data bersifat heteroskedastis. Sebaliknya bila nilai probabilitas obs*r-square lebih besar dari α (5%) maka data bersifat tidak heteroskedastis. 5. Validitas Hasil Regresi a. Kriteria R 2 Nilai R 2 selalu positif dan maksimal adalah 1, semakin mendekati 1 maka menunjukkan bahwa model semakin baik. Kriteria ini hanya dapat digunakan jika variabel Y (regressand) yang digunakan sama untuk setiap model dan banyaknya variabel bebas (regressor) juga sama untuk setiap model. b. Uji F

Pengujian hipotesis secara keseluruhan dengan menggunakan uji statistik F- hitung dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan df 1 = (k-1) dan df 2 = (n-k). Hipotesis yang dirumuskan : Ho : bi = 0, peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat Ha : bi 0, ada pengaruh nyata antara peubah bebas dengan peubah terikat Kriteria pengujiannya adalah : 1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika F hitung > F tabel 2. Ho diterima dan Ha ditolak, jika F hitung F tabel Jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Jika Ho diterima berarti peubah bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. c. Uji t Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan df = (n - k) -1. Hipotesis yang dirumuskan : Ho : bi = 0, tidak ada pengaruh antara peubah bebas dengan peubah terikat Ha : bi 0, ada pengaruh negatif antara Inflasi terhadap penerimaan P Ha : bi 0, ada pengaruh positif antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap penerimaan P Ha : bi 0, ada pengaruh positif antara Reformasi pengawasan perpajakan terhadap terhadap penerimaan P

Kriteria pengujiannya adalah : 1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika t-hitung t-tabel; -t-hitung -t-tabel; nilai P value < α 5% 2. Ho diterima dan Ha ditolak, jika t-hitung < t-tabel; -t-hitung > -t-tabel; nilai P value > α 5% Jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Jika Ho diterima berarti peubah bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat.