PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP CAHAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KONSEP CAHAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

REPETITION) PADA KONSEP GAYA

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN READING COMPREHENSION PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

Keywords: Quantum Teaching model, visual media, science, learning

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru.

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Joyful Learning Journal

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN 03 BANDAR BUAT PADANG

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL MULTILITERASI SAINTIFIK PADA KONSEP ENERGI

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENERAPAN SPELLING MELALUI TEKNIK DICTATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN WRITING DI SEKOLAH DASAR

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 KEDAWUNG

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE INKUIRI

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

RAHMAT FAUZI NIM. K

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN STRATEGI TEAM QUIZ, MEDIA AUDIO VISUAL, DISERTAI MODUL PEMBELAJARAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD NEGERI 007 KAMPUNG BARU KECAMATAN UKUI

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL TREFFINGER DI KELAS VA SD NEGERI 08 SURAU GADANG

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JOHO 02 SUKOHARJO TAHUN 2015/2016

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

Andre Yohendra Pendidikan Teknik Informatika Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE QUESTIONS STUDENT HAVE DI KELAS V SDN 04 LEMBAH MELINTANG PASAMAN BARAT

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

Joyful Learning Journal

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Surianti Ajriah 1, Edrizon 1, Ira Rahmayuni Jusar 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN MODEL INKUIRI PADA SISWA KELAS II SD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

Transkripsi:

1 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP CAHAYA Iing Farikhin¹, Umar², Hana Yunansah³ Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru iing.farikhin@student.upi.edu ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang ada di sekolah dasar, khususnya dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya. Pembelajaran yang terlaksana hanya berpusat kepada guru, peserta didik tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak memiliki motivasi belajar yang pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar peserta didik dan respon dalam pembelajaran IPA pada konsep cahaya dengan menerapkan model Quantum Learning. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukahati 01 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung dengan partisipan pada peserta didik kelas V yang berjumlah 25 orang. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain model Elliot. Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga siklus yang terdiri dari tiga tindakan pada setiap siklusnya. Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi, lembar angket, lembar evaluasi dan dokumentasi foto. Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan data yang telah dianalisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari meningkatnya nilai ratarata terhadap hasil belajar peserta didik pada setiap siklusnya. Pada siklus 1, nilai rata-rata hasil belajar sebesar 60,04, siklus 2 sebesar 65,21 dan pada siklus 3 sebesar 77,91. Selain itu respon peserta didik terhadap mata pelajaran IPA dan model Quantum Learning adalah respon positif. Hal itu terlihat dari jawaban peserta didik pada lembar angket. Oleh sebab itu, peneliti menganjurkan penggunaan model Quantum Learning sebagai salah satu rekomendasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya dalam pembelajaran IPA di SD. Kata Kunci: Hasil Belajar, Konsep Cahaya, Quantum Learning, Respon ²penulis penanggungjawab ³penulis penanggungjawab

Iing Farikhin¹, Umar², Hana Yunansah³ Penerapan Model Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Konsep Cahaya 2 IMPLEMENTATION OF QUANTUM LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS LEARNING OUTCOMES IN LIGHT CONCEPT Iing Farikhin¹, Umar², Hana Yunansah³ Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru iing.farikhin@student.upi.edu ABSTRACT This research based on the problems in elementary school, especially in science learning on the light concept. The teacher is only a centered of the learning process, student are not active and do not have the motivation to learn which low resulted in student learning outcomes. Based on those problems, researchers try to improve the learning process by research aim to increase the students s learning outcomes and the response in the concept of light by implementing the Quantum Learning model. This research was conducted in SDN Sukahati 01 Cileunyi Bandung with the 5 th grade students as the participants, specifically there are 25 students. The research method used in this research is the classroom action research using Elliot model. This research was conducted in three cycles consist of three actions in each cycle. In this research, the research instruments used were observation sheet, questionnaires, evaluation sheets and documentation. The research data were analyzed qualitatively and quantitatively. Based on the data that has been analyzed, it can be conclude that the students s learning outcomes has improved. It can be seen from the improvement in the average score of the students s learning outcomes in each cycle. In cycle 1, the average score of learning outcomes is 60.04, in cycle 2 is 65.21 and in cycle 3 is 77.91. Besides, the students s response to the science subjects and Quantum Learning model is a positive response. It is proven from the questionnaire sheet. Therefore, the researcher recommend the use of Quantum Learning model as one of the recommendations to improve the students s learning outcomes, especially in science learning at elementary school. Keywords: Learning Outcomes, Light Concept, Response, Quantum Learning

3 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 Dalam era globalisasi seperti ini banyak perubahan yang terjadi di dunia. Globalisasi merubah berbagai aspek kehidupan manusia dalam segala bidang. Kemajuan globalisasi ini dipengaruhi oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Dari waktu ke waktu pendidikan mengalami perubahan sehingga pendidikan Indonesia menjadi berkembang dan maju. Hal itu bertujuan agar manusia tetap mampu menjalankan kehidupannya di zaman yang semakin maju, karena tanpa adanya pendidikan manusia tidak mungkin mampu untuk menjalankan kehidupannya. Semakin berkembangnya zaman, maka semakin meningkat pula tantangan kehidupan yang dihadapi manusia. Oleh karena itu manusia perlu mempersiapkan dirinya melalui pendidikan sejak dini. Selain itu pendidikan juga merupakan suatu aspek yang sangat menentukan dalam keberhasilan sebuah negara. Pembanguan sebuah negara akan maju apabila pendidikan dalam negara tersebut baik, sehingga pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan negara. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu proses pendewasaan atau bentuk upaya sadar, terencana dan sistematis untuk mendewasakan manusia agar memiliki kecakapan hidup yang baik, sehingga memiliki keterampilan dan pengetahuan yang akan menjadikannya manusia yang mandiri dalam menjalankan kehidupannya. Perubahan dalam dunia pendidikan terjadi agar kualitas pendidikan bisa berkembang dan maju. Hal itu bisa dilihat dari kondisi pendidikan Indonesia saat ini, dimana menurut laporan The Learning Curve Pearson 2014 Indonesia berada dalam posisi terakhir dari 40 negara dalam hal pencapaian pendidikan. Selain itu Indonesia ikut serta dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), sebuah organisasi yang memandang perekonomian sebuah negara dapat dilihat dari pendidikannya. Dalam tiga tahun sekali OECD melaksanakan Programme for International Student Assesment (PISA) untuk melihat nilai dalam hal matematika, sains dan membaca. Menurut OECD (2013) dilihat dari hasil PISA yang dilaksanakan pada tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke- 64 dari 65 negara. Oleh karena itu upaya perubahan sangat diperlukan. Saat ini upaya perubahan dalam dunia pendidikan telah dilakukan dalam berbagai bentuk. Namun ketika peneliti melakukan observasi ke sebuah sekolah dasar (SD) ternyata peneliti masih menemukan permasalahan yang dapat berdampak pada terhambatnya perubahan pendidikan Indonesia untuk menjdi lebih baik, khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada konsep cahaya. Kondisi pembelajaran IPA khususnya pada konsep cahaya ternyata pembelajarannya masih berpusat kepada guru, pembelajarannya hanya mengacu pada pemindahan pengetahuan dari guru ke peserta didik, sehingga peserta didik tidak aktif untuk mengamati peristiwa secara langsung yang terjadi di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan konsep cahaya. Peserta didik hanya mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Tidak adanya aktivitas dan kreativitas yang dilakukan peserta didik membuat motivasi peserta didik menurun. Jika sudah seperti itu, maka akan berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, peneliti mencoba melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning. Quantum Learning bermula dari upaya George Lozanov seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang melakukan eksperimen yang disebutnya sebagai suggestology. Menurut Lozanov (dalam

Iing Farikhin¹, Umar², Hana Yunansah³ Penerapan Model Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Konsep Cahaya 4 DePorter & Hernacki, 2002) mengemukakan prinsipnya bahwa sugesti itu dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar, baik itu sugesti yang positif ataupun sugesti yang negatif. Memberikan sugesti yang positif dapat dilakukan dengan cara membuat suasana belajar menjadi nyaman dan meningkatkan partisipasi peserta didik dalam belajar, maka dari itu model Quantum Learning berfokus pada proses belajar yang nyaman dan menyenangkan. Pada model ini terdapat langkah penataan lingkungan belajar dan pemberian motivasi, sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran serta suasana belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Selain itu model ini membebaskan gaya belajar peserta didik. Dengan membebaskan gaya belajarnya maka dapat mendorong peserta didik untuk belajar aktif. Penerapan model ini diharapkan dapat membuat respon peserta didik menjadi lebih baik dalam mengikuti pembelajaran IPA dan peserta didik banyak terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat dengan baik. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini dipilih karena dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang terdapat di kelas. Selain itu desain PTK yang digunakan adalah model Elliot. Pemilihan desain ini dikarena dalam penelitian ini materi yang terdapat di dalamnya tidak dapat diajarkan hanya dengan sekali tindakan pada setiap siklusnya, oleh sebab itu model Elliot dipilih karena model ini menawarkan dalam satu siklusnya terdiri dari beberapa tindakan (Abidin, 2011). Partisipan pada penelitian ini adalah peserta didik kelas V yang berjumlah 25 orang. Adapun sekolah dasar yang dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah SDN Sukahati 01 yang terletak di jalan Sukahati No.20 Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, lembar angket, lembar evaluasi, dan dokumentasi foto. Setelah suatu data diperoleh kemudian peneliti melakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil temuan yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning, dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus 1 sampai siklus 3 mengalami peningkatan. Untuk peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. 100 80 60 40 20 0 Siklus 1 Hasil Belajar Siklus 2 Siklus 3 Hasil Belajar Gambar 1 Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar pada setiap siklus Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa peserta didik mengalami peningkatan dalam hasil belajarnya. Pada siklus 1 tindakan 1 nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 56,43; kemudian meningkat pada tindakan 2 menjadi 58,42; dan meningkat kembali pada tindakan 3 menjadi 65,28. Sehingga nilai rata-rata hasil belajar pada siklus 1 sebesar 60,04. Kemudian pada siklus 2 tindakan 1 sempat mengalami penurun nilai rata-rata hasil belajar

5 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 peserta didik menjadi 63,75; tetapi pada tindakan 2 kembali meningkat menjadi 65,52; dan pada tindakan 3 meningkat kembali menjadi 66,36. Jika diratakan nilai hasil belajar pada siklus 2 maka sebesar 65,21. Sedangkan pada siklus 3 nilai rata-rata hasil belajar kembali meningkat, yaitu pada tindakan 1 sebesar 76,31; kemudian pada tindakan 2 meningkat kembali menjadi 78,25; dan pada tindakan 3 menjadi 79,16. Rata-rata nilai hasil belajar siklus 3 sebesar 77,91. Selain itu dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 nilai peserta didik yang sudah mencapai KKM semakin meningkat. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, hal ini menunjukkan adanya perubahan hasil belajar. Menurut Sudjana (2009) hasil belajar merupakan perubahan kemampuan yang dialami peserta didik setelah peserta didik tersebut melakukan pengalaman belajar. Dalam hal ini perubahan kemampuan yang terjadi adalah perubahan kemampuan aspek kognitif peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar dengan menggunakan model Quantum Learning. Adapun peningakatan hasil belajar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Pembelajaran pada siklus 1 berjalan dengan kurang baik. Walaupun tahapan model Quantum Learning terlaksana sepenuhnya, tetapi kegiatan aktivitas peserta didik belum terlaksana sepenuhnya. Seperti belum adanya peserta didik yang berani mengajukan pertanyaan ataupun memberikan pendapat mengenai materi yang diajarkan. Selain itu peserta didik terlihat tidak termotivasi sehingga peserta didik kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti juga kurang dalam membimbing peserta didik belajar berkelompok sehingga peserta didik tidak terkondisikan dengan baik, serta suasana kelas juga menjadi tidak kondusif. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar peserta didik pada siklus 1 menjadi rendah. Pada siklus 2, peneliti melakukan perbaikan dalam perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus 1 sehingga hasil pada pelaksanaan siklus 2 mengalami peningkatan. Pada siklus 2 ini peserta didik terlihat lebih aktif dan kondusif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal itu dipengaruhi karena peneliti lebih intensif dalam mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan peneliti juga memberikan reward berupa pemberian bintang kepada peserta didik yang aktif. Kegiatan pembelajaran seperti ini sejalan dengan prinsip Quantum Learning yaitu untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, akuilah setiap usaha peserta didik baik itu usaha yang tepat maupun yang kurang tepat (DePorter, dkk., 2010). Namun, pada siklus 2 tindakan 1 awalnya sempat mengalami penurun nilai rata-rata hasil belajar peserta didik menjadi 63,75 jika dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus 1 tindakan 3. Hal ini dikarenakan pada saat pelaksanaan tindakan 1 siklus 2 terjadi sesuatu yang tidak terduga. Pada saat itu suasana kelas menjadi sangat tidak kondusif sehingga pembelajaran menjadi tidak nyaman yang membuat peserta didik tidak dapat berkonsentrasi penuh dalam belajar dan pada akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Lingkungan belajar atau lingkungan kelas akan mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk berkonsentrasi dalam menyerap informasi pada saat kegiatan belajar (DePorter, dkk., 2010). Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus 2 tindakan 1. Walaupun pada siklus 2 ini terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik, namun secara umum masih banyak peserta didik yang belum mencapai nilai KKM. Oleh karena itu pembelajaran

Iing Farikhin¹, Umar², Hana Yunansah³ Penerapan Model Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Konsep Cahaya 6 perlu diperbaiki dan ditingkatkan kembali. Pada siklus 3, peneliti masih melakukan perbaikan hasil dari refleksi pada siklus 2. Pada siklus 3 ini peserta didik sudah mulai terbiasa sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan sangat baik. Aktivitas peserta didikpun terlihat aktif serta suasana kelas yang tetap kondusif dan adanya permainan membuat pembelajaran terasa nyaman dan menyenangkan. Selain itu pada siklus 3 ini peneliti memperlihatkan media yang menarik peserta didik dan sesuai dengan pengalaman peserta didik, hal ini bertujuan agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan oleh guru. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Piaget (dalam Suyono & Hariyanto, 2014) yang mengemukakan bahwa pembelajaran akan berhasil jika guru dapat menyesuaikannya dengan tahap berpikir peserta didik. Oleh karena itu hasil belajar peserta didik pada siklus 3 ini mengalami peningkatan yang sangat baik. Selama penelitian berlangsung, peneliti selalu berusaha melakukan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaranpun selalu disesuaikan dengan tahapan model Quantum Learning. Tahapan pertama pada model Quantum Learning yaitu kekuatan AMBAK yang merupakan kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Tetapi sebelumnya peneliti selalu melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan antara materi dengan pengalaman peserta didik. Hal ini didasari oleh DePorter, dkk. (2010) yang mengemukakan asas utama Quantum Learning yaitu pada saat pembelajaran guru terlebih dahulu memasuki dunia peserta didik. Setelah itu bawalah dunia peserta didik ke dalam dunia kita melalui kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dengan pemahaman yang telah dipelajarinya akan mampu untuk diterapkan pada kehidupan sehariharinya. Tahap selanjutnya adalah penataan lingkungan belajar yang merupakan kegiatan guru mengkondisikan peserta didik baik berupa merapihkan pakaian, tempat duduk, ataupun mempersiapkan buku catatan dan alat tulisnya. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif sehingga dapat membantu mengoptimalkan pembentukan pengetahuannya melalui pembelajaran yang aktif. Hal ini didasari oleh teori Piaget (dalam Suyono & Hariyanto, 2014) yang mengemukakan bahwa pembangunan kemampuan kognitif harus melalui pengalaman yang termotivasi oleh dirinya sendiri terhadap lingkungannya. Selanjutnya tahap memupuk sikap juara bertujuan agar peserta didik lebih termotivasi dalam belajarnya, oleh karena itu sebelum memulai pembelajaran guru memberikan motivasi ataupun sugesti yang positif kepada peserta didik. Tahap berikutnya yaitu bebaskan gaya belajar yang merupakan tahapan dimana guru menyampaikan pembelajaran dengan berbagai cara seperti visual, audio, dan kinestetik. Selain itu guru juga menyampaikan pembelajaran dengan berbagai metode yang bertujuan agar peserta didik tidak mudah jenuh dalam aktivitas belajarnya seperti menerapkan metode diskusi. Kegiatan ini didasari oleh teori Ausubel (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014) tentang pembelajaran bermakna dan teori Vygotsky yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan kognitif (Warsono & Hariyanto, 2012). Selanjutnya adalah tahap membiasakan mencatat yaitu guru menugaskan peserta didik untuk mencatat hal-hal penting mengenai materi yang diajarkan dengan bentuk mind map.

7 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 Kegiatan ini dilakukan karena mind map dapat membantu peserta didik untuk mengingat kembali pengetahuan yang telah dimilikinya (Ristiasari, dkk., 2012). Setelah itu tahap selanjutnya yaitu tahap membiasakan membaca, dimana guru menugaskan peserta didik untuk membaca kembali mind map yang telah dibuatnya. Pada tahap jadikan anak lebih kreatif guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan mengajukan pendapat mengenai materi yang diajarkan. Tahap yang terakhir adalah tahap melatih kekuatan memori anak, pada tahap ini guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta didik yang bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik. Selama kegiatan berlangsung peneliti juga memberikan penguatan baik secara verbal maupun non-verbal kepada peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan segera. Hal ini dapat merubah perilku peserta didik menjadi lebih baik lagi sehingga memotivasi dalam belajarnya (Skinner, dalam Suyono & Hariyanto, 2014). Setelah melaksanakan penelitian ini peneliti mengetahui bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Selain itu sebagian besar peserta didik sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan sekolah. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa penelitian di kelas V pada konsep cahaya dengan menggunakan model Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peserta didik juga terlihat lebih ceria dan bersemangat dalam belajar. Hal ini selaras dengan manfaat dari Quantum Learning (DePorter & Hernacki, 2002, hlm. 13): a. Sikap positif b. Motivasi c. Keterampilan belajar seumur hidup d. Kepercayaan diri e. Sukses Sikap positif yang ditanam salama kegiatan pembelajaran berlangsung dan motivasi yang selalu diberikan oleh guru akan menghasilkan keterampilan belajar terhadap peserta didik. Peserta didik menjadi bisa dalam melakukan pengamatan, melakukan kegiatan percobaan, membuat suatu model atau karya, serta dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan bekerja sama bersama temannya. Selain itu peserta didik juga memiliki rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan, memberikan pendapat, melakukan presentasi, serta menyimpulkan pembelajaran. Hal itu semua dapat membawa kesuksesan terhadap peserta didik, yaitu berupa peningkatan hasil belajar. Setelah semua tindakan terlaksana peneliti kemudian memberikan lembar angket kepada peserta didik. Pada lembar angket terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA dan kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Learning. Jumlah pernyataan pada angket yang diberikan kepada peserta didik adalah sepuluh pernyataan yang tersusun dari lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif. Berdasarkan analisis terhadap angket yang telah diberikan kepada peserta didik, peneliti mengetahui bahwa respon peserta didik terhadap mata pelajaran IPA dan model Quantum Learning adalah respon positif. Selain itu peserta didik juga merasa lebih bersemangat dan senang dalam belajar IPA dengan menerapkan model Quantum Learning. Oleh karena itu peningkatan hasil belajar dan respon positif yang diberikan peserta didik menunjukkan bahwa penelitian ini telah mencapai tujuan yang diharapkan peneliti.

Iing Farikhin¹, Umar², Hana Yunansah³ Penerapan Model Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Konsep Cahaya 8 KESIMPULAN Berdasarkan dari temuan penelitian dan pembahasan pada pembelajaran IPA konsep cahaya dengan menerapkan model Quantum Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan di SDN Sukahati 01 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Hasil belajar peserta didik pada materi konsep cahaya dengan menerapkan model Quantum Learning mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus 1 nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh peserta didik sebesar 60,04. Kemudian pada siklus 2 kembali meningkat menjadi 65,21. Sedangkan pada siklus 3 nilai rata-rata hasil belajar kembali mengalami peningkatan, yaitu menjadi 77,91. Selain itu dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 nilai peserta didik yang sudah mencapai KKM semakin meningkat. Dengan demikian penerapan model Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan cukup baik. 2. Respon peserta didik terhadap mata pelajaran IPA dan model Quantum Learning adalah respon positif. Hal itu terlihat dari jawaban peserta didik pada lembar angket. Selain itu peserta didik juga merasa lebih bersemangat dan senang dalam belajar IPA dengan menerapkan model Quantum Learning. Dengan adanya peningkatan hasil belajar dan respon positif yang diberikan peserta didik menunjukkan bahwa penelitian ini telah mencapai tujuan yang diharapkan peneliti. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2011). Penelitian pendidikan dalam gamintan pendidikan dasar dan PAUD. Bandung: Rizqi Press. DePorter, B. & Hernacki, M. (2002). Quantum learning. Bandung: Kaifa. DePorter, B., Reardon, M., & Nourie, S. S. (2010). Quantum teaching mempraktikan quantum learning di ruang-ruang kelas. Bandung: Kaifa. OECD. (2013). PISA 2012 result: what students know and can do student performance in mathematics, reading and science Volume I. Ristiasari, T., Priyono, B., & Sukaesih, S. (2012). Model pembelajaran problem solving dengan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Unnes Journal of Biology Education, 1(3). Sudjana, N. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suyono. & Hariyanto. (2014). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Warsono. & Hariyanto. (2012). Pembelajaran aktif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wisudawati, A. W. & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.