TINJAUAN PUSTAKA Botani Stroberi

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

3. METODE DAN PELAKSANAAN

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Stroberi. Tanaman stroberi dalam tata nama (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

Cara Menanam Cabe di Polybag

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili,

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Teknik Budidaya Tanaman Durian

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

PENDAHULUAN Tanaman kelapa kopyor (Cocos nucifera L var. Kopyor) merupakan tanaman kelapa yang secara genetik menghasilkan buah kelapa dengan ciri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

Oleh: SUTOPO Hp

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut (BPP, 2002) : Divisi : Spermatophyta, Sub divisi : Angiospermae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Stroberi Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Dalam klasifikasi tanaman, stroberi termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Fragaria dan spesies Fragaria spp. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia (Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2000). Menurut Staundt (1999) di Indonesia tanaman stroberi yang dibudidayakan dan telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat merupakan hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. varietas Duschene asal Amerika Utara yang berukuran kecil tapi beraroma dengan Fragaria chiloensis L. varietas Duschene asal Chili, negara Eropa, yang memiliki ukuran buah besar. Hasil persilangan ini menghasilkan tanaman dengan buah berukuran besar tetapi harum dan manis. Tanaman stroberi berukuran cukup besar dan tegap, tingginya bisa mencapai 35 cm, batang utamanya pendek dan tebal disebut dengan crown. Daun stroberi termasuk daun majemuk beranak tiga (trifoliate), tersusun melingkar pada crown yang meroset dengan tepi anak daun bergerigi dan berwarna hijau. Menurut Sukumalanandana dan Verheij (1991), bunga tanaman stoberi bermahkota putih, berbentuk agak bundar, terdiri atas 25-37 benang sari dan ratusan putik yang menempel pada reseptakel dengan pola melingkar. Tangkai bunga stroberi dapat mencapai panjang 14 cm. Pada ujung tangkai utama terdapat bunga primer yang lebih mendominasi perkembangan bunga. Bunga stroberi dengan benang sari yang panjang lebih efektif dalam proses penyerbukan. Buah sejati stroberi tenggelam dalam torus yang membengkak. Setelah satu bulan pembungaan buah stroberi akan matang dan ukuran buahnya akan menurun menurut percabangan yang makin keatas. Meskipun berbunga dan berbuah terus menerus di daerah tropis, menanam stroberi di musim hujan kurang

7 menguntungkan karena rendahnya tingkat pertumbuhan dan penyerbukan serta tingginya pembusukan buah. Gunawan (1996) menambahkan bahwa buah stroberi berwarna merah yang biasa dikenal adalah buah semu yang sebenarnya merupakan receptacle yang membesar. Buah sejatinya yang berasal dari ovul yang telah diserbuki berkembang menjadi buah yang kering dengan biji yang keras. Struktur buah keras ini disebut achene. Buah-buah sejati ini berukuran kecil dan menempel pada receptacle yang membesar. Ukuran stroberi ditentukan oleh jumlah buah achene yang terbentuk sedangkan jumlah buah achene yang terbentuk ditentukan oleh jumlah pistil dan keefektifan penyerbukan. Varietas stroberi yang dibudidayakan di Vin s Berry Park adalah varietas earlibrite dan strawberry festival. Menurut Chandler et al. (2000) earlibrite merupakan hasil persilangan antara rosalinda dan FL 90-38 dan diperkenalkan pada tahun 1993. Varietas ini dinamakan earlibrite karena berproduksi tinggi pada awal musim dan buahnya berwarna merah cerah. Earlibrite termasuk tanaman hari pendek dan memiliki ciri-ciri yaitu rata-rata panjang petiole 108 mm, rata-rata panjang dan lebar pangkal daun berturut-turut adalah 81 dan 71 mm, rata-rata panjang dan lebar daun kedua adalah 75 dan 72 mm, bentuk buah pertama sering globose-conic, bentuk buah kedua dan ketiga antara conic-wedge shaped, rata-rata ukuran buah kecil dan tekstur buah sering lunak, warna buah luar antara orange kemerahan dan warna bagian dalam antara orange sampai merah, mudah terkena antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum acutatum, dan proses pengiriman dan shelf life masih bermasalah. Chandler (2004) menyatakan bahwa varietas strawberry festival Florida Festival diperkenalkan pada tahun 2000. Varietas ini termasuk tanaman hari pendek seperti halnya earlibrite. Ciri-cirinya yaitu rata-rata panjang petiole dan diameter buah 120 mm dan 3.5 mm, rata-rata panjang dan lebar pangkal daun berturut-turut adalah 78 dan 73 mm, rata-rata panjang dan lebar daun kedua adalah 69 dan 72 mm.

8 Syarat Tumbuh Shoemaker (1955) menyatakan bahwa stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki ketinggian >1000 m dpl dengan temperatur optimum 17.5 20.5 derajat Celcius. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8 11 jam setiap harinya. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%. Hidayat (2005) menyatakan bahwa media tanam yang cocok jika ditanam di kebun adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, dan mengandung banyak bahan organik, air, dan udara. Tanaman stroberi memerlukan ph tanah 5.4-7.0 untuk budidaya di kebun atau 6.5-7.0 untuk budidaya dalam pot. Menurut Asrodiah (2005), pemberian air yang teratur merupakan hal yang sangat penting karena mempengaruhi awal pertumbuhan yang baik dan mempengaruhi ukuran buah. Stroberi yang ditanam di kebun harus memperhatikan kedalaman air tanah yang disyaratkan antara 50-100 cm dari permukaan tanah. Penggunaan mulsa biasanya digunakan untuk mengurangi kelembaban tanah, mengurangi serangan hama dan penyakit, mengurangi buah yang busuk dan dapat mengontrol suhu tanah. Stoberi yang ditanam di dalam rumah plastik (green house) dapat meningkatkan persentase buah karena tidak terganggu oleh hujan, serangan hama dan penyakit menjadi berkurang karena tanaman tertutup oleh sungkupan atau berada dalam rumah plastik dan menghemat penggunaan pupuk. Pembibitan Pembibitan stroberi dapat melalui dua cara yaitu pembibitan secara generatif dan pembibitan secara vegetatif. Menurut Darwis (2007), perbanyakan generatif (melalui biji) dilakukan dengan cara benih dibeli dari ruang penjualan pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih dengan perbandingan 1:1:1. Benih disemaikan merata diatas media dan ditutup dengan

9 tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan dan disimpan pada temperatur 18-20 0 C. Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindah tanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindah ke kebun. Pembibitan vegetatif dapat menggunakan dua jenis bibit yaitu bibit anakan dan bibit stolon. Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat, dan produktif. Penyiapan bibit anakan dilakukan dengan cara rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung satu anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18x15 cm berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang halus dengan perbandingan 1:1:1, simpan di bedeng persemaian beratap plastik. Penyiapan bibit stolon dilakukan dengan cara rumpun yang dipilih telah memiliki stolon yang pertama dan kedua. Kedua stolon ini dipotong. Bibit ditanam didalam polibag 18x15 cm berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Setelah bibit memiliki tinggi 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindah ke kebun. Pembibitan untuk budidaya stroberi di polibag dilakukan hampir sama dengan pembibitan untuk budidaya stroberi di kebun. Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18x15 cm) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar berukuran 30x20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan buah. Menurut Budiman dan Saraswati (2005), tanaman stroberi yang tingginya rata-rata 20 cm mudah diperbanyak dengan stolon/sulur. Namun, untuk tanaman hibrida tidak layak diperbanyak karena kualitas dan kuantitas hasilnya tidak sebaik tanaman induk. Stolon adalah batang yang tumbuh horizontal sepanjang permukaan tanah. Pada satu stolon biasanya muncul 4-5 anakan. Pada stolon terdapat ruas-ruas yang dapat mencapai 30 cm. Pada ruas terdapat pucuk aksilar

10 yang dilindungi oleh bractae. Anakan membentuk akar pada saat pucuk membentuk daun trifoliate. Namun, yang baik digunakan untuk bibit adalah stolon kesatu dan kedua dari induknya. Stolon berikutnya tidak baik untuk bibit karena sifatnya sudah tidak sama lagi dengan induknya. Gunawan (1996) menyatakan bahwa untuk mendapatkan bibit induk yang bebas virus, perbanyakan dapat dilakukan dengan teknik in vitro. Stroberi termasuk salah satu tanaman yang mudah diperbanyak dengan teknik tersebut. Daerah meristem pucuk dengan beberapa primordia daun disterilkan dan diambil secara hati-hati dengan bantuan mikroskop binokuler. Pucuk yang berukuran 0.5-0.7 mm ini pada umumnya tidak mengandung virus. Pucuk kemudian ditanam dalam media buatan yang mengandung unsur hara, gula, vitamin, asam amino, dan hormon. Dari satu pucuk kecil dapat dihasilkan rata-rata 15-20 pucuk per delapan minggu, tergantung kultivar. Pucuk membentuk akar sehingga diperoleh tanaman lengkap. Ukuran tanaman lengkap yang dihasilkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tanaman dari anakan. Tinggi tanaman kira-kira 2.5-3.0 cm dengan 4-6 lembar daun. Namun demikian, setelah beberapa minggu ditanam di lapangan, tanaman hasil teknik kultur jaringan dapat mengejar pertumbuhan tanaman hasil anakan. Dari 15 pucuk yang diperoleh dapat dipecah menjadi 7-8 kelompok yang masing-masing terdiri atas dua pucuk. Kelompok ini yang diisolasi secara hatihati dan aseptik, ditanam kembali dalam media baru. Dalam waktu 6-8 minggu, kelompok yang baru membentuk lagi sejumlah pucuk. Pucuk yang diperoleh dapat dipecah dan ditanam lagi. Demikian seterusnya hingga dari satu pucuk diperoleh berpuluh-puluh ribu tanaman baru. Perbanyakan melalui teknik in vitro dilakukan dalam laboratorium yang mempunyai fasilitas ruang atau tempat persiapan, ruang transfer, ruang kultur, dan ruang stok sebagai tempat melakukan kegiatan yang beruntun. Persiapan media dilakukan di dalam ruang/tempat persiapan. Kegiatan ini terdiri atas persiapan media, sterilisasi media, persiapan bahan tanam, pengisolasian bagian tanaman, serta pengamatan dan subkultur. Prastowo et al. (2006) menyatakan bahwa pemeliharaan bibit selama berada di kotak persemaian atau di polibag kecil dapat dilakukan dalam hal

11 pemupukan, penyiraman dan pengairan, penyiangan, dan pengendalian OPT. Pemeliharaan ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan bibit ketika dipindahkan ke kebun atau polibag besar. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun seperti Atonik, Metalik atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan konsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan seminggu sekali. Selain itu pemupukan dapat juga diberikan melalui tanah dengan dosis 1-2 g/tanaman yang dilakukan sebulan sekali. Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada musim kemarau. Pada musim hujan penyiraman disesuaikan dengan keadaan air di media tanam. Penyiangan gulma dilakukan apabila gulma sudah terlihat mengganggu tanaman dalam pengambilan hara, ruang tempat tumbuh, air, dan sinar matahari. Penyemprotan dengan insektisida apabila terdapat hama. Biasanya hama yang menyerang tanaman di pembibitan adalah kutu perisai, kutu putih dan ulat daun. Insektisida yang digunakan, misalnya Supracide 25 WP, Decis 2,5 EC, Reagent 50 SC atau Decis 2.5 EC dengan konsentrasi 2 cc/l air. Penyemprotan dengan fungisida apabila terdapat serangan penyakit. Biasanya penyakit yang menyerang tanaman di pembibitan terutama yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp, Phytophthora sp, Fusarium sp dan Phytium sp. Bibit yang terserang supaya tidak menular segera dipisahkan dari kelompok yang masih sehat, kemudian seluruh bibit disemprot dengan Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 2 cc/l atau 2 g/l air. Penyemprotan diulang seminggu sekali. Hidroponik Hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Pada prinsipnya, sistem hidroponik adalah sistem bertanam dengan hanya menggunakan larutan hara sebagai sumber makanan bagi tanaman. Jadi media inert digunakan sebagai media tanam hanya untuk menjadi penyangga bukan sumber hara. Hidroponik pada umumnya dilakukan pada lingkungan terkendali seperti green house (Nicholls, 2003).

12 Dalam penerapan sistem hidroponik ini tidak hanya menggunakan air, tetapi didukung media lain bukan tanah sebagai penopang tanaman. Media yang digunakan dapat berupa pasir, kerikil, perlit, vermikulit, peat, serbuk gergaji, spon, sekam padi, dan arang sekam (Schwarz, 1995). Menurut Prihmantoro dan Indriani (1998), bertanam dengan sistem hidroponik mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah menghemat penggunaan lahan, karena kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan. Sementara itu kualitas dari daun, buah, dan bunga yang dihasilkan lebih bagus dan lebih bersih. Lalu pengendalian hama dan penyakit lebih mudah serta pemberian nutrisi tanaman mudah diatur. Selain itu penanaman dengan sistem hidroponik tidak tergantung pada musim.