PENGELOLAAN PASIEN HIPERTENSI GRADE II DENGAN PENDEKATAN MEDIS DAN PERILAKU

dokumen-dokumen yang mirip
HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

KELUARGA MAJEMUK DENGAN IBU MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II YANG TIDAK TERKONTROL DENGAN PENGETAHUAN YANG RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIABETES MELITUS TIPE II PADA IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGETAHUAN YANG KURANG TENTANG DIABETES DAN AKTIVITAS FISIK KURANG TERATUR

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

MANAGEMENT OF GRADE II HYPERTENSION AND NYHA GRADE II HEART FAILURE IN ELDERLY WOMEN WITH LACK FAMILY SUPPORT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penatalaksanaan Hipertensi Urgensi pada Wanita Lansia dengan Dukungan Keluarga yang Kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. 1

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

B A B I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif yang berkembang pesat saat ini salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

Transkripsi:

PENGELOLAAN PASIEN HIPERTENSI GRADE II DENGAN PENDEKATAN MEDIS DAN PERILAKU Rahmat F. 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ABSTRAK Latar Belakang. Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung ( Hipertensi Heart Disease), gagal ginjal akhir ( End Stage Renal Disease), dan penyakit pembuluh darah perifer. Dari seluruh penderita hipertensi, 90-95% melaporkan hipertensi esensial atau hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Saat ini jumlah penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang dan hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Tujuan. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penatalaksanaan hipertensi pada pasien serta diketahuinya efektivitas manajemen pelayanan strata pertama berbasis keluarga dalam penatalaksanaan pasien dengan hipertensi grade II. Metode. Metode dalam penulisan ini menggunakan laporan kasus di Puskesmas Gedong Tataan pada bulan Juni 2013 yang ditelaah berdasarkan evidence based medicine. Hasil. Setelah intervensi didapatkan penurunan tekanan darah serta perubahan pengetahuan pasien dan keluarganya serta adanya peran serta keluarga dalam penatalaksanaan penyakit pasien. Simpulan. Telah dilakukan identifikasi terhadap faktor faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada penyakit pasien. Sudah dilaksanakan pelayanan yang bersifat kuratif dan juga diberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya yang bertujuan meningkatkan kesehatan pasien dan keluarganya. Telah dilakukan penilaian kemampuan keluarga untuk menyelesaikan masalah pasien dan sudah terdapat perubahan setelah dilakukan intervensi. [Medula.2013;1:30-38] Kata Kunci : Hipertensi grade II, pola hidup, dukungan keluarga, pembinaan keluarga Pendahuluan Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastolistik di atas 90 mmhg. Pada populasi manula (umur 65 tahun keatas), hipertensi adalah sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan diastolic 90 mmhg. 1 29

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung ( Congestif Heart Failure), gagal ginjal akhir ( End Stage Renal Disease), dan penyakit pembuluh darah perifer. Dari seluruh penderita hipertensi, 90-95% melaporkan hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini jika tidak dilakukan penangulangan dengan baik keadaan ini cenderung akan meningkat. 2 Hipertensi, diabetes, merokok, dan dislipidemia adalah faktor-faktor resiko dari stroke yang dapat dimodifikasi. Hipertensi adalah faktor resiko stroke yang paling mudah dimodifikasi. Resiko stroke meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan sistolik diatas 115 mmhg. Pengontrolan tekanan darah yang efektif dapat mereduksi resiko stroke 1-3 kali. 3 Berdasarkan data WHO, dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 nanti kasus hipertensi terutama di negara berkembang akan mengalami kenaikan sekitar 80% dari 639 juta kasus di tahun 2000, yaitu menjadi 1,15 milyar kasus. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini. 2, 4 Saat ini jumlah penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang. Prevalensi pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21% dan hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi pada dewasa adalah 6-15% dan 50% di antara orang dewasa yang menderita hipertensi tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. 4, 5 Dari data lain penyakit penyakit degeneratif mulai meningkat. Hasil Riset Kesehatan Dasar yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama (15,4%) di Indonesia, diikuti oleh tuberculosis (7,5%), hipertensi (6,8%), 30

cedera (6,5%) dan perinatal (6%). Promosi pola hidup sehat harus ditingkatkan agar pada masa yang akan datang insiden penyebab kematian ini dapat dikendalikan. 6 Untuk Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti, masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam. pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi. 7 Seluruh penderita tekanan darah tinggi, teryata sekitar 90-95% belum dapat diterangkan mekanisme terjadi penyakitnya secara tepat. Tidak diketahui pasti mereka bagaimana sampai terkena penyakit tekanan darah tinggi yang merupakan problem dari penderitanya. 1, 8 Penanganan hipertensi dilakukan bersama dengan diet rendah kolesterol atau diet tinggi serat dan diet rendah energi bagi penderita hipertensi yang juga obesitas. Pasien hipertensi sebaiknya banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Pengubahan pola hidup dapat berupa penurunan berat badan jika overweight, membatasi konsumsi alkohol, berolahraga teratur, mengurangi konsumsi garam, mempertahan konsumsi natrium, kalsium, magnesium yang cukup, dan berhenti merokok. Selain itu penderita hipertensi juga harus mempunyai pengetahuan dan sikap kepatuhan untuk dapat menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi dalam 4, 9, 10, 11 kehidupan sehari- hari. Metode Metode dalam penulisan ini menggunakan laporan kasus di Puskesmas Gedong Tataan pada bulan Juni 2013 yang ditelaah berdasarkan evidence based medicine. 31

Hasil Pada tanggal 12 Juni 2013 pasien datang ke balai pengobatan Puskesmas Gedong Tataan dengan keluhan sakit kepala yang hilang timbul yang makin sering sejak kira-kira 4 bulan yang lalu. Keluhan ini disertai rasa berat di leher (tengkuk). Sakit kepala terutama datang bila pasien merasa banyak pikiran, kelelahan, dan ketakutan. Keluhan ini tidak disertai dengan pandangan kabur, lemah pada tungkai, nyeri dada, demam, ataupun mual muntah. Pasien sering kali merasa ketakutan (was -was) ketika melihat orang baru di lingkungan sekitar rumahnya karena rumah pasien sempat datangi oleh densus yang menyelidiki kontrakannya yang sempat di jadikan tempat tinggal teroris. Dalam kesehariannya pasien mengaku tidak memiliki kebiasaan olah raga dan juga tidak pernah mengatur pola makannya. Pasien selalu memakan makanan yang dia inginkan tanpa mempedulikan kondisi penyakit darah tingginya. Hal ini memperparah keadaan kegemukannya. Sebenarnya sejak 20 tahun yang lalu pasien menderita darah tinggi. Saat itu pasien mengeluhkan sakit kepala hebat dan rasa nyeri seperti kesemutan yang menjalar dari kepala hingga ke leher sehingga pasien memeriksakan dirinya ke bidan. Kemudian setelah diperiksa tekanan darahnya dan didapat 170/90 mmhg dan bidan tersebut memberitahukan kepada pasien bahwa ia menderita darah tinggi. Kemudian pasien diberi obat Captopril 25 mg yang diminum sehari 2 tablet dan Parasetamol 500 mg yang diminum sehari 3 tablet. Sejak saat itu pasien berobat ke Puskesmas saat gejalanya kambuh kembali, tetapi kadang pasien lalai dalam mengonsumsi obatnya. Selain penyakit darah tinggi yang dideritanya hingga sekarang, pasien menyangkal adanya penyakit lain. Pasien mengakui adanya riwayat darah tinggi dalam keluarganya. Menurut pasien ibunya juga memiliki penyakit darah tinggi, demikian pula ia dan kakak pertama. Kakak kedua pasien menderita kanker, kakak kelima menderita kencing manis. Ibu pasien telah meninggal karena 32

penyakit stroke sedangkan ayahnya juga telah meninggal, namun tidak diketahui penyebabnya dan pasien hanya mengatakan dikarenakan sakit tua. Pada pemeriksaan fisik ditemukan penampilan gemuk, tekanan darah 180/100 mmhg, nadi 80 x/menit, suhu 36,7 c, berat badan 67 kg, tinggi badan 158 cm dan status gizi lebih. Pada pemeriksaan mata didapatkan konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Pada pemeriksaan THT didapatkan telinga dan hidung dalam batas normal, pada mulut dan bibir tidak ada kelainan, higiene baik. Tenggorokan, leher, paru, jantung dan abdomen dalam batas normal. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak terdapat sianosis dan akral hangat. Status neurologis reflek fisiologis normal, reflek patologis negatif. Pembahasan Studi kasus dilakukan pada pasien perempuan usia 60 tahun yang didiagnosis hipertensi grade II. Diputuskan untuk dilakukan binaan terhadap keluarga dengan alasan penyakit pada pasien tergolong penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Oleh karenanya perlu dilakukan pembinaan terhadap keluarga agar anggota keluarga dapat ikut serta dalam pengelolaan penyakit hipertensi. Sesuai dengan konsep pelayanan kedokteran keluarga maka bentuk pelayanan yang dilaksanakan harus memenuhi kriteria Holistik-Komprehensif/Terpadu; memandang pasien sebagai bagian dari keluarganya, menyelesaikan semua keluhan, mempertimbangkan kemampuan sosial, dan Melakukan konsultasi/rujukan pada ahli yang tepat. Semua didukung oleh pengetahuan kedokteran dan praktis klinis terkini. Pada pasien ini didiagnosis penyakit hipertensi grade II karena pada anamnesa ditemukan adanya keluhan sakit kepala yang hilang timbul yang makin sering sejak kira-kira dua bulan yang lalu. Keluhan ini disertai rasa berat di tengkuk. Sakit kepala terutama datang bila pasien merasa banyak pikiran atau merasa 33

khawatir (ketakutan). Dimana sebenarnya sejak 20 tahun yang lalu pasien telah menderita hipertensi. Serta adanya riwayat darah tinggi pada keluarga pasien Dan dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah pasien 180/100 mmhg. The seven Report of the Join National Comitee on Detection,Evaluation and Treatment of High Blood Pressure mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmhg atau lebih atau sedang dalam pengobatan antihipertensi. Hipertensi primer/esensial adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup ± 90% dari kasus hipertensi. Pada umumnya hipertensi esensial tidak disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan karena berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor yang paling mungkin berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial adalah faktor genetik. Hipertensi adalah penyakit yang akan diderita seumur hidup dimana hipertensi tidak dapat disembuhkan akan tetapi dapat dikendalikan dengan mengubah pola hidup menjadi pola hidup sehat. Faktor pencetus terjadinya penyakit ini dimungkinkan karena banyak faktor, yaitu kombinasi antara usia yang telah melebihi 45 tahun, obesitas, adanya pola makan yang tak terkontrol, kurangnya olah raga dan faktor genetik sebagai faktor predisposisi utama. Intervensi individu yang dilakukan ialah memberikan edukasi dan motivasi terakit hipertensi, pola makan yang sesuai dengan penderita hipertensi,minum obat teratur, menghindari stress, memulai melakukan olah raga dan rajin kontrol tekanan darah ke puskesmas. Setelah diberikan terapi captopril 25 mg, 2 kali sehari dan dikombinasikan dengan parasetamol 500 mg, 3 kali sehari keluhan sakit kepala berkurang. Akan 34

tetapi, fokus utama dalam manajemen penatalaksaan hipertensi bukan hanya dari segi klinis namun juga diharapkan terjadinya perubahan dalam pengetahuan pasien dan keluarganya mengenai hipertensi, pola makan yang sesuai, cara mengontrol tekanan darah dengan minum obat teratur, mulai membiasakan olahraga, hindari stress dimana disini tidak hanya pasien namun keluarga juga diajak berperan serta dalam penatalaksanaan penyakit. Edukasi pasien merupakan proses mempengaruhi perilaku, mengubah pengetahuan, sikap dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Proses tersebut dimulai dengan memberikan informasi serta interpretasinya yang terintegrasi secara praktis sehingga terbentuk perilaku yang menguntungkan kesehatan. Dimana dalam hal ini diharapkan adanya peruabahan pengetahuan pasien dan keluarga. Dukungan keluarga dekat sangat penting dalam pembentukan perilaku kesehatan yang baik. Pada pasien hipertensi penting sekali dukungan keluarga di dalamnya. Intervensi keluarga dilakukan untuk membantu mengawasi ketaatan pasien dalam berobat dan penyesuian asupan makanan sesuai untuk penderita hipertensi sehingga tekanan darah pasien terkontrol. Hal ini dikarenakan pengawasan pengontrolan faktor hipertensi terdapat di lingkungan sekitar keluarga dan lingkungan rumah. Dari intervensi yang dilakukan pada pemeriksaan klinis telah terdiagnosis sebagai Hipertensi grade II. Perubahan perilaku pasien tidak hanya mengetahui tentang hipertensi namun juga sudah mulai menerapkan pola makan yang sesuai dengan terapi gizi medis pasien hipertensi, mencoba mulai berolah raga, minum obat teratur, penurunan tekanan darah, dan rasa was-was berkurang. Namun, pasien belum mengontrol tekanan darahnya ke puskemas. Pasien telah mengetahui tentang penyakit Hipertensi, cara pengelolaan (terapi farmakologis dan nonfarmakologis), tujuan dari pengelolaan, dan komplikasi penyakit Hipertensi. Keluarga pasien juga mulai mengetahui tentang penyakit Hipertensi dan komplikasinya, cara pengelolaan (terapi farmakologis dan nonfarmakologis), 35

tujuan dari pengelolaan, dan komplikasi penyakit Hipertensi sehingga keluarga mulai ikut berperan dalam upaya pengelolaan penyakit. Simpulan telah ditegakkan diagnosis Hipertensi grade II pada Ny. L, 60 tahun atas dasar anamnesis, dan pemeriksaan fisik, serta telah ditatalaksana dengan pemberian terapi medikamentosa, edukasi, dan motivasi untuk melakukan terapi non-farmakologis. Pasien dan keluarganya telah mengetahui bahwa resiko komplikasi dan kematian akibat Hipertensi dapat diturunkan dengan melakukan pengelolaan yang baik terhadap penyakit Hipertensi itu sendiri. Pasien sudah mencoba menerapkan pola makan sesuai dengan terapi gizi medis pasien Hipertensi, menerapkan olah raga, dan minum obat teratur. Namun, belum memeriksakan kondisi tekanan darah dan kesehatannya dengan teratur. Keluarga telah ikut berperan serta dalam upaya pengelolaan penyakit Hipertensi. Keluarga telah menyadari pentingnya kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit. Daftar Pustaka 1. Brunner, Lilian S dkk, 2008. Brunner and suddarth textbook of medical-surgical nursing. New York: Lipincott Williams & Wilkins. 2. Autriani, 2008. Risiko perilaku perawatan diri pasien hipertensi terhadap kejadia penyakit jantung koroner pada pasien hipertensi. Surabaya: Unair. Diakses tanggal 13 Juni 2013. Update terakhir 2008. 3. Bendok, Bernard dkk, 2011. Hemorhagic and Ischemic Stroke Medical,Imaging,Surgical,and Interventional approaches. New York: Thieme Medical Publisher,Inc. 4. Armilawaty, Husnul A, Ridwan A, 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS.http://ridwanamiruddin. wordpress.com. Diakses tanggal 13 Juni 2013. Update terakhir 2007. 5. Susalit, 2002. Hipertensi pada Lansia. Bandung: PT Citra Aditya. 6. Yendra, Melvi, 2010. Indonesia Economic Outlook 2010. FK UI: Grasindo. 7. Saputro, Tri H, 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien tentang Hipertensi dengan Sikap kepatuhan dalam Menjalankan Diit Hipertensi di Wilayah Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali. Skripsi. Surakarta: FKI Universtitas Muhammadiyah. Diakses tanggal 14 Juni 2013. 8. Sayogo S, 2009. Hipertensi. http://repository.ui.ac.id. Diakses tanggal 14 Juni 2013. 36

9. Departement of Health and Human Service, 2010. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health. http://www.nhlbi.nih.gov. diakses tanggal 14 Juni 2013. Update terakhir 2011. 10. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006. Pharmeceutical Care Hipertensi. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 14-15 http://ebooks.lib.unair.ac.id. Diakses tanggal 13 Juni 2013. Update terakhir 2006. 11. Halim, 2003. Diet Sehat Untuk Penderita Hipertensi. Jakarta: PT. Rhineka Cipta. 37