KERJASAMA INTERNASIONAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) DALAM MENDATANGKAN INVESTASI ASING DI BIDANG PARIWISATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kedua abad ini adalah arus perjalanan manusia di seluruh dunia yang meningkat

Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 63

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan). Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sub ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB III PERATURAN PENANAMAN MODAL ASING DI NTB DAN STRATEGI PEMERINTAH DAERAH NTB DALAM PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

LAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang dapat di manfaatkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi wisata baik dari segi sumber daya

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

PERANAN HOUSEKEEPING DEPARTEMEN DALAM UPAYA MENJAGA CITRA HOTEL PANORAMA JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar bebas khususnya di bidang ekonomi, terlebih kepada negara yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Transkripsi:

KERJASAMA INTERNASIONAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) DALAM MENDATANGKAN INVESTASI ASING DI BIDANG PARIWISATA Muh Zamhariruddin (20120510194) Abstrak Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat Dalam Mendatangkan Investasi Asing di Bidang Parriwisata yang ada di Lombok, strategi apa saja yang di gunakan Pemda NTB tersebut dalam meningkatkan Pariwisatanya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri. Dengan memanfaatkan sektor pariwisata pemda NTB tidak hanya bisa mendatangkan investasi bagi pemda setempat namun juga bisa meningkatkan devisa daerah tersebt dan meningkatkan pembangunan daerah. Pendahuluan Fenomena yang sangat menarik dalam hubungan internasional pada paruh kedua abad ini adalah arus perjalanan manusia di seluruh dunia yang meingkat luar biasa sebagai akibat dari peningkatan perjalanan antar negara untuk keperluan bisnis dan professional, pariwisata, belajar keluar negeri, maupun perpimdahan pengungsi yang menghindari kericuhan politik di negerinya sendiri. Fenomena ini sangat menakjubkan karena perjalanan manusia antar Negara tersebut paling besar dilakukan untuk keperluan pariwisata, sehingga 1

perkembangan pariwisata tersebut nampaknya merupakan industri yang memang ditakdirkan untuk dunia ketiga. Matahari yang melimpah di dunia yang ketiga, merupakan aset penting di zaman dimana orang kulit putih mengagungkan warna kulit coklat akibat sengatan matahari. Buruh murh yang disediakan Negara-negara itu menarik minat para investor perhotelan, yang menghadapi persoalan meningkatnya upah buruh dan biaya operasi di kota-kota besar Negara-negara industri, sehingga pariwisata menduduki peringkat kedua sesudah minyak sebagai penghasil devisa terbesar bagi dunia ketiga. Arti pentingnya industri pariwisata bagi suatu perekonomian Negara tidak hanya dirasakan oleh Negara-negara maju melainkan juga oleh Negaranegara berkembang seperti halnya dengan Indonesia yang telah menempatkan sektor pariwisata dalam 5 besar unggulan ekonomi yang terlihat dalam GBHN 1999-2004 yang menempatkan pariwisata dalam 5 besar unggulan ekonomi, disamping pertanian, kehutanan, kelautan dan pertambangan. Apabila kembali kepada konsep dasarnya pariwisata adalah suatu fenomena yang dapat menimbulkan berbagai dampak yang sangat besar dalam pembangunan nasional, baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan, lingkungan dan bidang-bidang lain. Oleh karena itu, pariwisata bagi Negara tertentu ditetapkan sebagai leading sektor dari perkembangan ekonominya seperti di Negara-negara maju misalnya Prancis, Jepang, Inggris. Demikian juga di beberapa Negara di Asia seperti Cina, Malaysia, Thailand, Arab Saudi dan Uni Emirates Arab telah megembangkan pariwisata sebagai salah satu motor pembangunan ekonominya. 2

Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki potensi pariwisata yang berprospek cerah untuk dikembangkan, oleh karena itu Indonesia menempatkan sektor pariwisata dalam 5 besar unggulan ekonomi, disamping pertanian, kehutanan, kelautan, dan pertambangan. Sebagai Negara yang mempunyai potensi alam serta budaya yang kaya dan beragam, pemerintah Indonesia bertekad untuk mengembangkan pariwisata, hal ini dapat dibuktikan dengan ditetapkannya daerah-daerah yang memilikisumber Daya Alam (SDA) yang indah dan kaya akan objek wisata sebagai daerah tujuan wisata (DTW). Dewasa ini bidang pariwisata merupakan salah satu aset negara setelah migas, sebagai akibat menurunnya penerimaan negara dari sektor minyak, maka pemerintah mencari alternatif sumber devisa selain migas sebagai penggantinya. Realisasi pngembangan sektor non migas telah bnyak dilaksanakan, salah satunya dengan pengembangan sektor pariwisata. Berkembang pesatnya dunia pariwisata memang sangat menguntungkan Negara Indonesia. Dengan didukung oleh besarnya potensi wisata yang ada, maka diharapkan pariwisata akan mendatangkan devisa yang besar bagi Indonesia dan dapat menjadi salah satu pendapatan asli daerah. Berdasarkan keadaan geografis serta potensi alam yang terbatas, maka sektor pariwisata merupakan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Pendapatan Negara tidak hanya mengandalkan sektor migas saja tetapi non migas seperti dalam sektor pariwisata. 3

Meluasnya dukungan dan bantuan pemerintah dalam pembangunan pariwisata, dan mulai meningktnya keterlibatan dari usaha kecil sampai dengan perusahaan multinasional dalam rangka mengkontribusi dan mengarahkan keuntungannya pada industri pariwisata. Kesemua bukti tersebut menggambarkan tentang semakin meluasnya rasa optimis terhadap industri pariwisata sebagai media yang kuat dalam rangka mengubah struktur ekonomi dan social masyarakat. Begitu pula halnya dengan Lombok yang merupakan bagian dari provinsi NTB dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Perkembangan kepariwisataan di daerah tersebut mengalami kemajuan yang cukup pesat seperti daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Sektor pariwisata merupakan sektor yang di andalkan Lombok untuk meningkatkan pendapatan daerah setelah pertanian, sebagai wahana pencipta lapangan kerja dan sarana yang efektif untuk dijadikan alternatif utama untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan dan pembangunan daerah. Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata, secara potensial wilayah NTB memang berada ditempat yang sangat strategis. Dari sudut manapun melihatnya selalu ada timbal balik keuntungan dan peluang-peluangnya, maka tak heran kalau akhir-akhir ini disebutkan bahwa salah satus potensi perkembangan pariwisata di NTB karena letaknya di segitiga emas pariwisata. Disebelah barat Pulau Bali, disebelah utara tanah Toraja dan disebelah timur ada pulau Komodo. Tiga daerah tujuan wisata ini sudah mendunia sehingga lambat laun ditengah-tengahnya NTB khususnya pulau 4

Lombok akan ikut mendunia dan terkenal sebagai kawasan wisata internasional. Setelah diberlakukannya otonomi daerah, maka pembangunan daerah dititikberatkan pada masing-masing daerah, oleh karena itu pemerintah provinsi menjadi fokus utama kepada setiap hal yang menyangkut kebijakan-kebijakan, termasuk mengenai investasi asing. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Penanaman Modal bahwa penanaman modal merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, percepatan pertumbuhan perekonomian daerah, pembiayaan pembangunan daerah, dan penciptaan lapangan kerja, sehingga perlu diciptakan kemudahan pelayanan untuk meningkatkan realisasi penanaman modal. Adapun Visi pariwisata dari pulau Lombok itu yaitu Terwujudnya Nusa Tenggara Barat sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia yang berbudaya. Untuk mencapai visi pariwisata tersebut dan dalam rangka mengembangkan Pulau Lombok sebagai Daerah Tujuan Wisata yang sangat potensial. Maka Pemerintah Daerah menetapkan Misi-misi dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan kunjungan wisatawan yang masuk ke Lombok, misi-misi tersebut antara lain : a. Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat; 5

b. Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara; c. Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan d. Organisasi Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien untuk mendorong terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan. 1. Kebijakan Pemda NTB dalam melakukan Promosi Sektor Pertambangan sebagai penyokong utama perekonomian Provinsi NTB sudah mulai berkurang, disebabkan sektor pariwisata mulai menunjukkan kiprah yang menunjukkan ternd positif. 1 Ini menunjukkan sektor pariwisata sudah mulai menggeliat dan mengalahan sektor pertambangan. Hal ini bias terjadi tidak lepas dari usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemda NTB yang khususnya Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi NTB dalam bentuk gencar melakukan Promosi di dalam maupun luar negeri. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemda NTB dalam promosi Pariwisata sebagai berikut : a. Perkuat segmentasi Investor yang akan dibidik 1 Buletin Investasi NTB 2015 Dalam hal ini pemda NTB dalam melakukan promosi pemda 6

terlebih dahulu melihat potensi negara tujuan promosi, negara tujuan promosi tersebut yyang di butuhkan investasi dalam sektor apa, kemudian pemda mencocokan dengan potensi dan peluang yang ada di daerah Nusa tenggara Barat, sehingga dengan cocoknya potensi daerah dengan yang dibutuhkan dengan negara tempat tujuan diharapkan investor-investor negara tujuan promosi berminat untuk berinvestasi di Nusa Tenggara Barat. b. Perkuat Produk Investasi yang akan di tawarkan Dalam melakukan kegiatan promosi produk yg di tawarkan sangat berpengaruh dalam suatu promosi. Dalam hal ini pemda NTB melakukan usaha meningkatkan dan memperbaiki potensi dan peluang investasi menjadi lebih menarik dan lebih bagus sehingga di nyatakan layak dan pantas untuk di jadikan produk investasi yang di tawarkan ke para investorinvestor asing maupun dalam negeri. Selain itu pemda NTB melakukan kajian potensi investasi berdasarkan kawasan tidak lagi melakukan promosi potensi berdasarkan sektor. Dengan dilakukannya kegiatan promosi kawasan ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di suatu kawasan tersebut. Salah satu potensi yang terus gencar di promosikan oleh pemda NTB di bidang pariwisata yaitu Mandalika Resort di dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus, yang di perkirakan membutuhkan investasi hingga 3,6 Milyar. c. NTB Investment Road Show NTB Investment Road Show ini merupakan event tahunan yang di buat oleh pemda NTB sendiri, biasa dilaksanakan akhir tahun yang 7

bertepatan dengan HUT NTB yang dilakukan untuk event promosi investasi di semua potensi dan peluang yang ada di Lombok yang di hadiri oleh badan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, UMKM, dan juga dihadiri oleh pengusaha-pengusaha kerajinan stake holder. Yang diharapkan mampu memberikan informasi atau pemahaman tentang potensi dan peluang investasi di Nusa Tenggara Barat serta bagaimana prosedur pembuatan izin dan sebagainya, sehingga para investor-investor dalam maupun luar negeri tertarik untuk berinvestasi di Lombok Nusa Tenggara Barat. d. Digital Marketing (E Investment) Dalam promosi pemda NTB tidak lagi melakukan kegiatan promosi dengan menggunakan lefteat, brosur, dan praga lainnya, karena setiap event-event yang dilakukan diharuskan bertatap muka dengan para tamu atau investor. Sekarang dilakukan promosi dengan digitalisasi atau berbasis IT yang dibuat melalui website, ataupun sistem informasi potensi investasi daerah (SIPID) C. Realisasi Investasi tahun 2015 Dalam rangka mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, kegiatan penanaman modal mempunyai peran penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing. Untuk mencapai pertumbuhan tersebut dengan cara peningkatan iklim Investasi dan realisasi Investasi yang kondusif sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembanguan 8

Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Semakin membaiknya iklim investasi dapat ditunjukkan dengan semakin meningkatnya realisasi investasi baik PMA maupun PMDN. Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM RI No. 3 Tahun 2012 tentang Tata cara pengendalian pelaksanaan penanaman modal bahwa PMDN/PMA memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) baik dalam tahap konstruksi maupun tahap produksi/komersial secara periodik per triwulan dan per semester. Data penanaman modal dalam laporan ini tidak menggambarkan seluruh kegiatan investasi yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebab data penanaman modal tersebut tidak termasuk investasi disektor Minyak dan Gas Bumi, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, Investasi Porto Folio (Pasar Modal) dan Investasi Rumah Tangga. Target realisasi investasi provinsi NTB tahun 2015 dari BKPM RI sebesar Rp. 6 Trilyun. Di dalam RPJMD Provinsi NTB Tahun 2013-2018, Target Laju Investasi Provinsi NTB untuk tahun 2015 yaitu 8,40%. Berdasarkan realisasi investasi tahun 2014 sebesar Rp. 6,228 Trilyun maka target investasi pada akhir Desember 2015 adalah Rp. 6,752 Trilyun. Realisasi Investasi s/d Desember Tahun 2015 mencapai Rp. 9,999 Trilyun. Capaian hingga Desember tahun 2015 ini telah melampaui target nasional tahun 2015 sebesar Rp. 6 Trilyun dan target RPJMD tahun 2015 sebesar Rp. 6,75 Trilyun. 9

Kesimpulan Mencermati perkembangan global dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan arus perjalanan manusia yang semakin meningkat sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang seolah-olah telah menghilangkan batas antar negara. Perjalanan manusia yang semakin meningkat tersebut lebih banyak di lakukan untuk berwisata sehingga industri pariwisata mempunyai arti yang sangat penting bagi suatu perekonomian negara. Pariwisata yang mempunyai dampak yang sangat besar dalam pembangunan nasional baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan, lingkungan dan bidang-bidang lain telah menyebabkan pariwisata bagi negara tertentu ditetapkan sebagai leading sector dari perkembangan ekonominya. Melihat perkembangan pariwisata yang semakin meningkat seiring dengan globalisasi telah mendorong berbagai negara mengembangkan ketahanan budaya agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi serta mengembangkan pariwisata sebagai usaha kemajuan ekonomi bangsanya. Upaya ini dilakukan berbagai Negara, tak terkecuali Indonesia terus berupaya mengembangkan kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu andalan pemerintah dalam rangka membangun perekonomian bangsa. Indonesia yang merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai potensi pariwisata yang cukup besar telah berupaya untuk terus mengembangkan sektor pariwisata, karena sektor ini telah memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam menopang dan menggalakkan roda perekonomian nasional dan diharapkan pula mampu memberikan manfaat bagi rakyat, baik 10

manfaat material, spiritual, kultural, maupun intelektual, khususnya bagi penduduk setempat. Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah yang menitik beratkan pembangunan kepada masing-masing daerah maka pemerintah pusat telah memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada masing-masing daerah dalam merencanakan pembangunan, karena pemerintah daerah lebih mengerti dengan kondisi daerahnya masing-masing sehingga pembangunan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kebudayaan setempat. Namun demikian konsekuensi daripada diterapkannya otonomi daerah tersebut, maka setiap daerah harus berfikir dan berjuang keras bagaimana membangun daerahnya sendiri karena daerah tidak boleh terlampau menggantungkan diri kepada pemerintah pusat apalagi dalam hal pendanaan pembangunan. NTB yang merupakan bagian dari Negara kesatuan republik Indonesia merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia yang sangat potensial. Hal ini dapat dilihat dari banyak dan beragamnya aset pariwisata yang dimiliki baik berupa Obyek Wisata Alam, Obyek Wisata Budaya, Obyek Wisata Minat Khusus maupun berupa adat istiadat dan tradisi-tradisi masyarakat, atraksi kesenian, dan lain-lain yang sangat diminati oleh wisatawan. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi NTB menempatkan pembangunan kepariwisataan sebagai prioritas kedua setelah sektor pertanian dalam arti luas, dan menetapkan 15 kawasan potensial yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pariwisata yaitu sembilan di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa. Pulau lombok yang merupakan bagian dari propinsi NTB, dewasa ini tengah menjadi objek wisata yang berkembang sangat pesat. Walaupun demikian 11

masih banyak obyek pariwisata di Lombok yang mempunyai daya tarik tesendiri dan masih alami belum dikelola secara maksimal, selain itu juga kawasan obyek wisata yang telah dijadikan sebagai andalan pariwisata NTB yang sebagian besar terletak di pulau lombok masih memerlukan pembenahan lagi untuk bias ditingkatkan menjadi tujuan wisata bertaraf internasional. Nusa Tenggara Barat menyadari kemampuannya dalam membangun dan mengembangkan sektor pariwisata, apalagi dengan diterapkannya otonomi daerah dengan konsekuensi daerah tidak boleh terlalu menggantungkan diri kepada pemerintah pusat harus berusaha dan berjuang keras untuk membangun daerahnya sendiri, oleh karena itu Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat terus berupaya untuk mengembangkan kepariwisataannya dengan membuat berbagai kebijakan yang mendukung kegiatan kepariwisataan sesuai dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki serta terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan pariwisata tersebut. Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat yang diberikan kewenangan seluas-luasnya untuk membangun daerah dari pemerintah pusat tengah berupaya mengembangkan seluruh sumber daya potensial yang dimiliki. Mengingat Propinsi Nusa Tenggara Barat yang mempunyai sektor pariwisata yang sangat potensial maka pemerintah daerah bertekad untuk menjadikan sektor tersebut menjadi perioritas utama sebagai penopang perekonomian Nusa Tenggara Barat, oleh karena itu dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata tersebut Pemerintah Propinsi NTB terus berupaya meningkatkan masuknya 12

investasi asing untuk pendanaan dalam mengembangkan pariwisatanya. Dalam upaya meningkatkan investasi asing tersebut maka pemerintah telah melakukan berbagai macam cara untuk menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Langkah-langkah yang telah diambil pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat diantaranya, Pertama dengan meningkatkan dan mengembangkan media informasi atau promosi untuk memulihkan citra pariwisata NTB yang aman dan nyaman untuk dikunjungi maupun sebagai tempat berusaha. Kedua, dengan Membangun akomodasi yang diperlukan dan difungsikan oleh para wisatawan. Pembangunan akomodasi salah satunya dengan memberikan sarana dan prasarana kepada para wisatawan yang ingin menikmati kawasan-kawasan wisata yang ada di Pulau Lombok.. Ketiga, Pengembangan daerah wisata di arahkan pada peningkatan potensi yang ada tanpa merusak lingkungan sekitar, seperti pengembangan Mandalika resort yang sedang dilakukan proyek infrastruktur jalan menuju kawasan Mandalika resort serta infrastruktur lainnya yang akan menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Pulau Lombok. Ke-empat, Perpanjangan lama waktu tinggal, pada waktunya nanti diharapkan pariwisata di Pulau Lombok dapat dijadikan wisata unggulan nasional dan untuk itu perlu dilakukan pengemasan paket wisata ke pulau ini melalui berbagai jalur sehingga berbagai jalur sehingga wisatawan yang berkunjung tidak merasa bosan sehingga berkeinginan untuk tinggal lebih lama di Pulau Lombok. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan atraksi wisata di samping itu juga sarana dan prasarana di tempat wisata harus memadai agar kebutuhan wisatawan terpenuhi, dan tinggal lebih lama. Kelima, Melalui 13

peningkatan kualitas kelembagaan, managemen dan sumber daya manusia. Dimana para wisatawan yang datang berkunjung ke suatu daerah wisata mendapatkan pelayanan yang memuaskan tentu saja akan merasa terkesan dengan apa yang diterimanya. Hal ini tidak lepas dari manajemen kelembagaan suatu produk industri ariwisata dimana orang-orang yang terlibat didalamnya benarbenar professional dan menguasai bidang pekerjaan terutama dalam pelayanan terhadap wisatawan. 14