BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh pada dunia usaha. Perusahaan di hadapkan pada kondisi. dan dapat mengurangi ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Umumnya dalam pengelolaan perusahaan, laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis tahun , perusahaan perusahaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi (Soewardjono, 2005 dalam Yenibra, 2014). Asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaporan intellectual capital (IC) merupakan salah satu unsur dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal penting dalam persaingan di dunia bisnis pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal. Ada beberapa pilihan untuk mendapatkan tambahan modal,

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. non keuangan yang detail dan memadai. kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Disclosure

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pada manajemen menjadi lebih besar sehingga menimbulkan konflik. pembentukan komite audit. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM, Kep-

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi informasi tersebut dapat berupa laporan. eksternal ataupun internal perusahaan. Pihak pihak tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi. Oleh karena itu, agar laporan keuangan dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan stakeholder lainnya. Prinsip-prinsip yang tercantum dalam pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan produk perusahaan yang merupakan jendela informasi bagi pihak-pihak diluar manajemen suatu perusahaan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Informasi yang diperoleh dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Selain itu, pengungkapan informasi perusahaan perlu dilakukan secara berimbang, artinya informasi yang disampaikan bukan hanya yang bersifat positif saja namun termasuk informasi yang bersifat negatif, terutama yang terkait dengan aspek risk management. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya informasi yang salah (disinformasi) serta informasi penting yang disembunyikan oleh perusahaan yang berakibat merugikan pihak lain, baik pemegang saham maupun pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. Pada kondisi ketidakpastian pasar, nilai informasi yang relevan dan reliable yang tercermin di dalam pengungkapan perusahaan menjadi faktor penting. Pengungkapan yang detail akan memberikan gambaran kinerja dan operasionalisasi perusahaan yang sesungguhnya (Sidharta dan Juniarti, 2003). Pengungkapan semacam inilah yang nantinya akan menimbulkan kepercayaan dari pihak stakeholders, khususnya dalam hal ini pihak 1

2 lender (pemberi pinjaman) akan kinerja manajemen dan kapabilitas perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1986). Selain itu, pengungkapan yang berkualitas akan dapat membantu pihak lenders dan underwriters (penanggung resiko) dalam mengestimasi resiko kegagalan yang akan dibebankan pada perusahaan (Bill Rees, 1990 dalam Sidharta dan Juniarti, 2003). Prinsip corporate governance tentang disclosure & transparency, menurut Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) harus memastikan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dilakukan terhadap semua hal yang material berkaitan dengan perusahaan, mencakup kondisi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata kelola perusahaan. Menurut OECD, terdapat empat hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan, yaitu, pertama, pengungkapan mencakup, akan tetapi tidak terbatas pada informasi yang material tentang hasil keuangan dan operasi perusahaan, tujuan perusahaan, kepemilikan saham utama dan hak-hak pemberian suara, anggota Dewan Komisaris (board of directors) & eksekutif kunci (key executive) serta remunerasinya, faktor-faktor resiko material yang dapat diperkirakan, isu material yang berkaitan dengan pekerjaan dan stakeholders yang lain, serta struktur dan kebijakan tata kelola (governance structure & policy). Kedua, informasi harus disiapkan, diaudit, dan diungkapkan sesuai dengan standar akuntansi, pengungkapan finansial dan non finansial, dan audit yang bermutu tinggi. Ketiga, audit tahunan harus dilaksanakan oleh auditor independen (auditor eksternal) agar memberikan keyakinan yang memadai dan obyektif atas laporan keuangan (financial report) yang disusun dan disajikan oleh manajemen. Keempat, saluran penyebaran informasi (distribution information) harus memberikan akses yang wajar (fair), tepat waktu (timely) dengan biaya yang efisien (cost efficient) terhadap informasi yang relevan untuk para pemakai (user). Pada perusahaan publik yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak eksternal melalui bursa saham, penyajian laporan keuangan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang, dan di Indonesia, lembaga tersebut adalah Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Laporan tersebut harus diterbitkan melalui media-media massa yang dapat digunakan sebagai sumber informasi penting yang diperlukan oleh pemegang

3 saham khususnya, dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) pada umumnya. Salah satu peraturan yang diterbitkan adalah bahwa emiten wajib mengungkapkan informasi penting melalui laporan tahunan, di antaranya laporan keuangan kepada para pemegang saham maupun laporanlaporan lainnya kepada BAPEPAM, bursa efek, serta kepada masyarakat secara tepat waktu, akurat, dapat dimengerti, dan obyektif. Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) (Darrough, 1993). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan, pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut. Menurut peraturan mengenai laporan keuangan yang ada di Indonesia, hal semacam ini dimungkinkan. Pengungkapan sukarela merupakan keputusan manajemen yang cukup sensitif yang dapat mengungkap informasi internal kepada para pemegang saham dan juga para pesaing. Implikasi dari pengungkapan perusahaan yang dilakukan (contoh: interpretasi sinyal yang diberikan oleh manajemen) akan mempengaruhi kemampuan pemegang saham untuk membuat penilaian atas keputusan investasinya di perusahaan tersebut berdasarkan informasi yang diungkapkan perusahaan. Namun, jika kita melihat bahwa karakteristik kepemilikan perusahaan di negara-negara Asia yang umumnya memiliki konsentrasi kepemilikan yang tinggi di mana kebanyakan pemilik perusahaan juga merupakan bagian dari manajemen (insider owners), maka informasi yang diungkapkan dapat dipersepsikan oleh outside investors hanya untuk kepentingan inside owners. Lebih jauh, pengungkapan yang dilakukan juga akan mempengaruhi kemampuan para pemegang saham untuk menilai langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk kepentingan pemegang saham. Xiao dan Yuan (2007) memaparkan bahwa pengungkapan sukarela perusahaan dan determinan-determinannya merupakan area penelitian yang dianggap penting dan telah menarik perhatian para peneliti analitis dan peneliti

4 empiris sejak tahun 1970-an. Penelitian-penelitian analitikal yang telah dilakukan antara lain meliputi agency theory (Jensen dan Meckling, 1976), signaling theory (Hughes, 1996), dan competition theory (Verrechia, 1983). Penelitian empiris pada determinan-determinan yang mempengaruhi pengungkapan sukarela bercabang pada dua aliran utama, yaitu mendokumentasikan pengaruh dari karakteristik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, pencatatan di bursa (listing), leverage, profit dan pertumbuhan (growth); dan melihat pengaruh corporate governance, termasuk struktur kepemilikan dan komposisi dewan (dewan komisaris dan dewan direksi) terhadap pengungkapan laporan keuangan. Pada tahun 2003, Eng dan Mak melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara struktur kepemilikan dan komposisi Board of Directors (BoD) dengan tingkat pengungkapan sukarela. Dalam penelitian ini, struktur kepemilikan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kepemilikan oleh jajaran manajerial, kepemilikan yang terpusat, dan kepemilikan pemerintah. Tingkat pengungkapan sukarela relatif tinggi pada perusahaan dengan proporsi kepemilikan oleh jajaran manajerial kecil dan kepemilikan pemerintah yg signifikan. Variabel kepemilikan terpusat tidak berpengaruh pada tingkat pengungkapan sukarela perusahaan dengan BoD yang sebagian besar berasal dari luar perusahaan, dan hal tersebut cenderung mengurangi informasi yg diungkapkan secara sukarela. Eng dan Mak menyimpulkan hal ini terjadi karena terdapat peningkatan independensi BoD sehingga kebutuhan akan pengungkapan informasi sukarela menjadi berkurang. Perusahaan-perusahaan besar akan mengungkapkan lebih banyak informasi secara sukarela. Lakhal (2005) melakukan penelitian yang mempelajari hubungan antara pengungkapan sukarela dan set kombinasi atribut-atribut corporate governance di Prancis. Ia menemukan bahwa perusahaan-perusahaan Prancis yang kepemilikan institusional asing-nya lebih tinggi cenderung melakukan pengungkapan sukarela. Xiao dan Yuan (2007) meneliti pengaruh struktur kepemilikan, independensi direktur, dan dualitas CEO terhadap pengungkapan sukarela perusahaan-perusahaan publik di Cina. Mereka menemukan bahwa kepemilikan blockholder dan kepemilikan asing memiliki hubungan yang positif dengan peningkatan pengungkapan; kepemilikan manajerial, kepemilikan pemerintah, dan

5 kepemilikan perorangan tidak berpengaruh pada pengungkapan; perusahaanperusahaan besar memiliki tingkat pengungkapan yang lebih luas, sedangkan perusahaan-perusahaan dengan peluang pertumbuhan yang tinggi cenderung enggan untuk melakukan pengungkapan. Di Indonesia sendiri, Marwata (2001) melakukan penelitian untuk menguji ukuran perusahaan (direpresentasikan oleh jumlah aset), leverage, likuiditas, basis perusahaan, penerbitan sekuritas, kepemilikan asing, kepemilikan publik, dan umur emiten. Hasil pengujian menunjukkan hanya variabel ukuran perusahaan dan penerbitan sekuritas yang memiliki hubungan signifikan dengan luas pengungkapan sukarela. Marwata menyimpulkan bahwa besarnya kepemilikan asing tidak mempengaruhi kualitas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan karena relatif kecilnya kepemilikan asing pada sample penelitian. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh pada pelaporan sukarela perusahaan? 2. Apakah kepemilikan blockholder berpengaruh pada pelaporan sukarela perusahaan? 3. Apakah kepemilikan asing berpengaruh pada pelaporan sukarela perusahaan? 4. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh pada pelaporan sukarela perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisa pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. 2. Menganalisa pengaruh kepemilikan blockholder terhadap pengungkapan sukarela perusahaan.

6 3. Menganalisa pengaruh kepemilikan asing terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. 4. Menganalisa pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. 1.4 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada pengungkapan dalam laporan tahunan 2007 perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang dianalisa terbatas pada data sekunder. Selain itu, penulis hanya menganalisa kelengkapan informasi laporan tahunan, tidak termasuk kualitas informasi dalam laporan tahunan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi ilmu serta memperoleh gambaran umum mengenai praktek pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana dampak struktur kepemilikan perusahaan terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. pasar modal serta aktivitasnya. 2. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Xiao dan Yuan (2007) pada perusahaan-perusahaan publik di Cina. Namun, terdapat beberapa perbedaan, antara lain penulis lebih spesifik meneliti pengungkapan sukarela pada industri manufaktur. Dalam penelitian ini terdapat penyesuaian indeks pengungkapan sukarela dengan indeks pengukuran yang dipakai dalam penelitian mengenai pengungkapan di Indonesia serta menyesuaikan dengan peraturan Bapepam yang dikeluarkan pada tahun 2002 yang mengatur pengungkapan perusahaan-perusahaan industri manufaktur dan peraturan Bapepam tahun 2006 mengenai pengungkapan wajib perusahaan secara umum. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan masukan bagi penelitian tentang obyek yang sejenis.

7 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini secara garis besar terdiri atas 5 (lima) bab dan antara bab satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Uraian tersebut adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori yang berhubungan dan mendukung penelitian ini, penelitian terdahulu, dan hipotesis yang dirumuskan untuk penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi mengenai model penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan penentuan sampel, identifikasi dan pengukuran variabel, pengujian asumsi klasik, teknik analisa data, dan teknik pengujian hipotesis. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian yang diperoleh beserta analisis statistik dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil akhir penelitian untuk penelitian selanjutnya.