PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK- PAIR-SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan. lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

PENGARUH MODEL THINK-PAIR-SHARE DENGAN METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

Anggraini, Jufri, & Juliati p-issn: ; e-issn: Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kelompok Buzz Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KEEFEKTIF. oleh Eriana Ristiani NIM

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DI SMP N 2 GAMPING SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

OLEH ADE WIDIA NINGSIH NIM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1435 H/2014 M

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi. matematika siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru.

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

FANY SRILESTARI

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIMAN PONOROGO

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

47 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : , e-issn :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR ARTIKEL E-JOURNAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Key words : Think Pair Share, Picture Media, Result of Studying

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Syndicate Group terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA Negeri 14 Pekanbaru

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

Muhammad Gufron*, Dra. Sefna Rismen **, Villia Anggraini **

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Journal of Elementary Education

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

ABSTRACT. mathematical

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Rusdian Rifa i 1

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Randika Gustina, Gustimal Witri, Eddy Noviana

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB III METODE PENELITIAN

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Komunikasi Matematika. manuisa baik individu maupun kelompok 1. Dalam kehidupan seharihari

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG

Program Studi Teknik Informatika dan Komputer 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 11 PADANG

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

II. TINJAUAN PUSTAKA. Everett M Rogers dalam Latifah (2011:12) mengemukakan bahwa komunikasi

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI. menelaah, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah, mendengar,mempresentasikan, dan diskusi.

A. Populasi dan Sampel

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai kebersamaan ( commonnees). 1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

Transkripsi:

ISSN 2579-9258 Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1, No. 1, Mei 2017. 80-87 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK- PAIR-SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Rena Revita 1), Zubaidah Amir MZ 2) 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email : rena.revita@uin-suska.ac.id 2 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email : Zubaidah.amir@uin-suska.ac.id Abstract : This study is a quasi experimental research that aims to determine whether there is or not differences in mathematical communication skills between students who apply cooperative learning model think-pair-share with students applying conventional learning and to know how to improve students' mathematical communication skills using cooperative learning model Think -Pair-Share. Data collection techniques in this study are observation, test and documentation techniques. The independent variable in this research is cooperative learning of think-pair-share model, while the dependent variable is student's mathematical communication ability. The data analysis technique used is test-t to see whether there is or not the difference and test of improvement N-Gain to see the improvement of students' mathematical communication ability. Based on the results of the analysis obtained the research results that there are differences in the ability of mathematical communication between students who use cooperative learning model think-pair-share (experiment class) with students using conventional learning (control class). This can be seen from the value of t 0 obtained is 2.085 greater than the value of t table is 1.99. Supported by the average grade obtained by experimental class that is 66,375 higher than the average value of control class is 53,875. Cooperative learning of think-pair-share model can also improve students' mathematical communication ability which is seen based on analysis result with N-Gain improvement test ie experimental class using cooperative learning with Think-Pair-Share model has increased by 0.607 higher than the increase obtained Control class is 0.432. Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan antara siswa yang menerapkan pembelajaran kooperatif model think-pair-share dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional dan untuk mengetahui bagaimana peningkatan siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif model think-pair-share, sedangkan variabel terikat adalah siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah test-t untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan dan uji peningkatan N-Gain untuk melihat bagaimana perbedaan siswa. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif model think-pair-share (eksperimen) dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional (kontrol). Hal ini terlihat dari nilai t 0 yang diperoleh yaitu 2,085 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,99. Didukung oleh nilai rata-rata kelas yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 66,375 lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 53,875. Pembelajaran kooperatif model think-pair-share juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa yang terlihat berdasarkan hasil analisis dengan uji peningkatan N-Gain yaitu kelas eksperimen yang menggunakan Think-Pair-Share mengalami peningkatan sebesar 0,607 lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang diperoleh kelas kontrol yaitu sebesar 0,432. Keyword : Penerapan, Pembelajaran Kooperatif, Think-Pair-Share Corresponding author : ISSN 2579-9258 Address : Pekanbaru, Propinsi Riau Email : rena.revita@uin-suska.ac.id 80

81 Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika, Rena Revita, Zubaidah AmirMZ PENDAHULUAN Kemampuan komunikasi matematika menjadi salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Sebagaimana yang telah dijelaskan secara detail di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 (dalam BSNP, 2006:140) dijelaskan bahwa tujuan pelajaran matematika disekolah salah satunya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, jelaslah bahwa pembelajaran matematika bertujuan dintaranya agar siswa memiliki kemampuan mengkomunikasikan matematika yang baik. Dengan berkomunikasi setiap siswa dapat bertanya dan menyampaikan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya. Baroody (dalam Firdaus, 2005:4) berpendapat bahwa terdapat dua alasan penting mengapa komunikasi dalam matematik perlu dikembangkan dikalangan siswa, pertama adalah bahwa mathematice as language yang artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah ataupun mengambil kesimpulan tetapi juga sebagai alat berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Alasan yang Kedua mathematics leatning as social activity yang artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antara guru dan siswa. Terkait dengan komunikasi matematika, NCTM (dalam Ali Mahmudi, 2009:2) menyebutkan standar kemampuan yang seharusnya dikuasai oleh siswa dalam hal kemampuan komunikasi matematika yaitu berikut (1) mengorganisasikan dan mengkonsolidasi pemikiran matematika dan mengkomunikasikan kepada siswa lain, (2)mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas kepada siswa lain, guru, dan lainnya, (3) meningkatkan dan memperluas pengetahuan matematika siswa dengan cara memikirkan pemikiran dan strategi siswa lain, (4) menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi matematika. Sumarmo (dalam Halmaheri, 2004) juga mengatakan kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk (1) merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika, (2) Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar, (3) Menyatakan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika, (4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika, (5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis, (6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi, serta (7) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria kemampuan komunikasi metematika yang dapat dikatakan baik adalah apabila sudah memenuhi semua indikator-indikator tersebut. Tetapi dalam penelitian ini, yang akan dibahas adalah kemampuan komunikasi matematika yang secara tertulis dan dikatakan baik apabila memenuhi indikator sebagai berikut: 1. Kemampuan menggambar (drawing), meliputi kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide-ide dalam bentuk grafik, gambar, maupun diagram. 2. Kemampuan menulis (written Text), meliputi kemampuan memberikan penjelasan dan alasan secara matematika dengan bahasa matematika yang benar dan mudah dipahami.

82 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 80-87 3. Kemampuan mengekspresikan matematika (mathematical expression), meliputi kemampuan membuat permodelan matematika. Secara umum, dilihat dari beberapa penelitian yang membahas mengenai komunikasi matematika siswa, beberapa gejala yang biasanya muncul yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematika yaitu: (1) kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar dan grafik, (2) kurangnya ekspresi siswa dalam membuat model matematika, (3) rendahnya kemampuan menulis yaitu berupa kemampuan memberikan penjelasan secara matematika dengan bahasa yang benar dan mudah dipahami, (4) dalam proses diskusi hanya sedikit siswa yang mau berbicara dan cenderung adalah siswa yang itu-itu saja, (5) hanya sebagian kecil siswa yang berani menyampaikan penjelasan mengenai pertanyaan dari guru kepada teman-temannya, dan (6) pada akhir pelajaran siswa belum mampu membuat kesimpulan. Berdasarkan gejalagejala tersebut, persoalannya adalah bagaimana meningkatkan komunikasi matematika siswa dengan sebaik-baiknya melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Untuk mendukung proses belajar agar meningkatnya kemampuan komunikasi siswa sangat diperlukan kepandaian guru dalam mengembangkan materi pelajaran dan penggunaan strategi pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dengan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan tepat, agar pembelajaran yang dilakukan berjalan optimal. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika pada materi yang diberikan guru adalah Strategi Pembelajaran kooperatif dengan model Think-Pair-Share (TPS). Thobroni (2012:301) mengatakan bahwa model pembelajaran Think-Pair- Share memberikan kesempatan lebih kepada siswa untuk bekerja sendiri sekaligus bekerja bersama dengan teman lainnya. Didukung oleh Trianto (2009:81) yang berpendapat bahwa think-pair-share atau berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi serta optimalisasi siswa. Begitu juga dengan Anita Lie (2008:57) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan think-pair-share memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain, selain itu terdapat keunggulan lain dari teknik ini yaitu optimalisasi partisipasi siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran think-pair-share dianggap mampu mengoptimalkan partisipasi siswa dan juga keaktifan siswa dalam bekerja sama atau pun bekerja secara individu pada proses pembelajaran yang semuanya membutuhkan kemampuan berkomunikasi matematika yang baik. Siswa akan mampu berinteraksi aktif dan mampu berpartisipasi dalam pembelajaran apabila memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik. Selain itu, dapat dilihat dari beberapa penelitian relevan seperti yang dilakukan oleh Depi Fitriani seorang mahasisiwi UIN SUSKA, yang menerapkan strategi Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Al-Huda Pekanbaru pada tahun 2011 yang telah membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan think-pair-share dapat meningkatkan hasil belajar matematika, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendridmar, mahasiswa UIN SUSKA dengan judul penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan pendekatan struktural think-pair-share yang bertujuan meningkatkan hasil belajar matematika di Ponpes Tahfizul Quran Tambang tahun 2007 yang juga memperoleh kesimpulan bahwa

83 Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika, Rena Revita, Zubaidah AmirMZ pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural think-pair-share yang ternyata juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di sekolah. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran think-pairshare merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan hasil belajar matematika siswa dan mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan oleh guru, serta mampu meningkatkan keinginan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Namun, berdasarkan gejala yang telah teridentifikasi oleh penulis, pada penelitian ini hasil belajar matematika yang dimaksud dibatasi pada hasil belajar matematika siswa pada kemampuan komunikasi matematika. Oleh karena itu, peneliti berharap bahwa strategi pembelajaran ini mampu meningkatkan siswa. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Model Think-Pair- Share terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif Model Think- Pair-Share dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional? dan bagaimana perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan model think-pair-share?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Ada atau tidaknya perbedaan siswa antara siswa yang menggunakan Think-Pair-Share dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dan Bagaimana perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model think-pair-share. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dan desain yang digunakan adalah desain penelitian Nonequivalent Control Group Design (Sugiono, 2012:116). Gambaran tentang desain ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. O 1 X O 2 O 3 O 4 dengan : O 1.3 : Pretes (Tes awal) X : Perlakuan pembelajaran kooperatif dengan model Think Pair Share : Postest (Tes Akhir) O 2,4 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 16 Pekanbaru sebanyak 745 siswa. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang terdiri dari 6 kelas yang masing-masing kelas terdiri dari 40 siswa. Untuk menentukan sampel digunakan cara simple random sampling atau sampel acak sederhana. Setelah terbukti bahwa kedua kelas memiliki sifat homogen dan secara analisis menunjukkan tidak ada perbedaan kemampuan awal, maka kedua kelas diundi untuk menentukan kelas perlakuan (eksperimen) dan kelas kontrol dengan melakukan pengambilan secara acak melalui pengundian menggunakan gulungan kertas yang dimasukkan kedalam potongan pipet. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif dengan model think-pair-share, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Tes yang dilakukan adalah tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terutama terhadap

84 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 80-87 sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif model think-pair-share yang diperoleh dari nilai pretest dan data hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif model think-pairshare yang diperoleh dari nilai posttest yang dilakukan pada akhir pertemuan. Sebelum tes dilakukan, tes atau instrumen yang akan digunakan tersebut harus terlebih dahulu diujicobakan agar memenuhi persyaratan. Adapun persyaratan tersebut yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan uji tingkat kesukaran soal tes. Setelah dilakukan ujicoba soal tersebut dan soal dianggap telah layak maka soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa. Setelah dilakukan tes, dilakukan analisis data terhadap data penelitian yang telah diperoleh, yaitu dengan melakukan analisis menggunakan test-t untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi siswa. Sebelum melakukan analisis dengan test-t tersebut terdapat dua syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu melakukan uji normalitas dan uji homogentitas data. Setelah data dianalisis dan telah diketahui ada atau tidaknya perbedaan, maka dilanjutkan dengan melakukan analisis dengan menggunakan N-gain untuk melihat bagaimana perbedaan kemampuan komunikasi tersebut ada atau tidak peningkatan pada kemampuan komunikasi matematika siswa dalam proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah proses pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kooperatif model think-pair-share tersebut selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan melakukan tes akhir untuk memperoleh data siswa pada kelas kontrol dan eksperimen setelah proses pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan siswa antara siswa yang menggunakan pembelajaraan kooperatif dengan model think-pair-share dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional maka analisis data dilakukan dengan menggunakan Test-t. Namun sebelum melakukan analisis hasil postes dengan Test-t, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas terhadap nilai hasil tes kemampuan akhir (postest) yang dilakukan setelah tindakan. Uji Homogenitas yang dilakukan oleh peneliti adalah uji varians terbesar dibanding varians terkecil dengan menggunakan tabel F. Nilai varian terbesar dan terkecil dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel.1 Varian Besar dan Varian Kecil Nilai Kelas Kelas Varian Eksperimen Kontrol Sampel S 2 672,484 726,8593 N 40 40 Menentukan F hitung dengan cara membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil. Kemudian bandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada taraf signifikan = 0,05 yaitu nilai F tabel = 1,69. Setelah dibandingkan dapat diperoleh kesimpulan dengan kriteria pengujian yaitu jika F hitung F tabel, maka tidak homogen, sedangkan jika F hitung F tabel maka varian dikatakan homogen. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh nilai F hitung = 1,0809, sedangkan nilai F tabel = 1,69. Maka nilai F hitung < nilai F tabel. Dapat disimpulkan bahwa varians tersebut adalah homogen. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan Liliefors terhadap nilai kemampuan akhir (postest). Berdasarkan analisis uji normalitas tersebut, dapat diketahui bahwa nilai hitung D pada kelas eksperimen sebesar 0,0985, sedangkan nilai hitung D untuk kelas kontrol adalah sebesar 0,1356. Besar Nilai Tabel D dengan signifikansi 5% untuk kelas

85 Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika, Rena Revita, Zubaidah AmirMZ eksperimen adalah sebesar 0,140, begitu juga untuk kelas kontrol yang memiliki jumlah sampel yang sama yaitu sebesar 0,140. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang berasal dari populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berdistribusi normal. Setelah data yang diperoleh sudah homogen dan berdistribusi normal, dilanjutkan dengan melakukan test-t untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan siswa. Berdasarkan hasil tes akhir yang telah dilakukan terdapat perbedaan antara siswa yang menerapkan Think-Pair-Share (eksperimen) dan siswa yang menerapakan pembelajaran konvensional (kontrol). Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 66,375 lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 53,875. Selanjutnya analisis dilakukan untuk mengetahui hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Maka berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan test-t diperoleh hasil nilai t 0 = 2,085, lebih besar dibandingkan nilai t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu 1,99. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara siswa yang menerapkan pembelajaran kooperatif denga model think-pair-share dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya dilakukan uji N-Gain untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu melihat peningkatan atau besarnya perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan model think-pair-share yang dapat dilihat melalui hasil uji peningkatan N- Gain yang dilakukan terhadap nilai pretest dan postest siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Hasil analisis tersebut memperlihatkan peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan perolehan ratarata nilai g = 0,607 pada kelas eksperimen dengan kategori peningkatan sedang. Kemudian Uji peningkatan dengan N-Gain juga dilakukan terhadap nilai pretest dan postest kelas kontrol yang memperoleh nilai rata-rata g = 0,432 dengan kategori peningkatan sedang. Hasil analisis tersebut memperlihatkan bahwa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan memperoleh peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan pada kelas kontrol, meskipun kedua kelas sama-sama mangalami peningkatan kemampuan komunikasi dalam kategori sedang, namun kelas eksperimen tetap mengalami peningkatan yang lebih tinggi, terlihat dari nilai rata-rata g lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0,607. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran di kelas eksperimen berlangsung, dari tiga indikator komunikasi yang diteliti oleh peneliti, yaitu kemampuan menggambar, menulis dan mengekspresikan matematika, terlihat peningkatan yang paling tinggi pada kemampuan menggambar dan menulis matematika. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam membuat grafik dan melakukan penyelesaian soal dengan sistematis. Pada awal pembelajaran siswa sulit menggambarkan sebuah grafik melalui sebuah fungsi yang diberikan, siswa masih kebingungan dalam menentukan skala dan letak titik pada diagram. Namun, setelah proses pembelajaran dengan diikuti banyak latihan siswa mulai mengerti bagaimana mengatur skala pada grafik dan menentukan sebuah nilai fungsi. Peningkatan juga terlihat pada kemampuan anak dalam bekerja sama dan keberanian anak untuk tampil di depan kelas memberikan penjelasan secara sistematis kepada teman-temannya. Karena dalam pembelajaran ini siswa wajib tampil di depan kelas, sehingga masing-masing siswa lebih bersemangat untuk memahami materi bersama pasangannya agar dapat tampil di depan

86 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 80-87 kelas dengan baik. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol yang melakukan pembelajaran secara konvensional, tidak ada kegiatan siswa berdiskusi dan siswa juga tidak dituntut untuk tampil di depan kelas untuk menjelaskan hasil diskusi. Oleh karena itu, hanya beberapa siswa saja yang terlihat serius mengerjakan pekerjaan dari guru, sedangkan siswa yang lain hanya menunggu hasil pekerjaan temannya. Tidak adanya kewajiban siswa tampil didepan kelas, membuat siswa tidak termotivasi untuk memahami materi, karena jika dibandingkan dengan kelas eksperimen, semua siswa memiliki giliran untuk tampil dan menjelaskan dalam kegiatan share dan dipilih secara acak, maka siswa termotivasi dan lebih semangat untuk memahami materi agar tidak mengecewakan ketika tampil di depan kelas. Demikianlah pembahasan hasil analisis yang menunjukkan adanya perbedaan antara siswa yang menerapkan Think-Pair-Share dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional dan juga terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika yang lebih tinggi dengan kategori sedang pada kelas eksperimen yang diberikan tindakan. PENUTUP Simpulan 1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan komunikasi matematika siswa yang menerapkan think pair share dengan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan pembelajaran konvensional. Juga ditunjang dari nilai rata-rata kelas eksperimen yang menerapkan think pair share lebih tinggi yaitu 66,375, dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional yaitu 53,875. 2) Pembelajaran kooperatif dengan model think pair share dapat meningkatkan siswa. Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa pada kelas eksperimen yaitu 0,607 dengan kategori peningkatan sedang. Sedangkan peningkatan kemampuan komunikasi pada kelas kontrol yaitu 0,432 dengan kategori sedang. Meskipun kedua kelas memperoleh peningkatan dengan kategori sedang, namun kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran kooperatif dengan model think pair share memiliki nilai peningkatan yang lebih tinggi dari kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Saran 1) Peneliti menyarankan agar guru matematika dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dengan menambahkan metode atau bahan ajar dan media permainan yang lebih menarik dari yang telah dilakukan oleh peneliti. 2) Untuk menerapkan pembelajaran kooperatif dengan model Think Pair Share, sebaiknya dalam hal pembagian pasangan kelompok guru harus lebih memperhatikan kemampuan siswa agar peningkatan yang dialami siswa dapat lebih optimal lagi. 3) Peneliti melakukan penelitian ini pada sampel besar yaitu dengan jumlah siswa 40 orang. Oleh karena itu, keadaan kelas yang cukup ramai memungkinkan terjadinya pembelajaran yang kurang efektif dikarenakan banyaknya suara yang terdengar. Jadi, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya, agar lebih mempertimbangkan jumlah siswa dalam menerapkan strategi agar mendapatkan hasil yang lebih optimal dan terhindar dari suasana kelas yang ribut.

87 Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika, Rena Revita, Zubaidah AmirMZ UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kami ucapkan kepada : 1) Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta seluruh stafnya. 2) Bapak Dr. H. Mas ud Zein, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan juga selaku Penasihat Akademik penulis. 3) Ibu Dr. Risnawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau. 4) Ibu Zubaidah Amir MZ, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah begitu banyak memberikan bantuan, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan nasehat kepada penulis dalam penyusunan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Ali Mahmudi. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal MIPMIPA UNHALU, Volume 8, No 1. Anita Lie. 2008. Cooperative Learning, Jakarta:Penerbit Grasindo. BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. Jakarta. Firdaus. 2005. Meningkatkan kemampuan komunikasi Matematik Siswa Melalui Pembelajaran Dalam Kelompok Kecil tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan Pengekatan Bebasis Masalah. Tesis PPS UPI Bandung, Tidak Diterbitkan. Halmaheri. 2004. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa sltp Melalui Strategi Think- Talk-Write Dalam Kelompok Kecil. Tesis PPS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Muhammad Thobroni. 2012. Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.