BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

Sistem Ekskresi Manusia

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Struktur bagian dalam ginjal

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1

STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI)

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat- zat yang tidak dipergunakan

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD

Bab 8 Sistem Ekskresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi

MODUL MATA PELAJARAN IPA

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN A. GINJAL

SISTEM URIN (GINJAL)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP.

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

11/27/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN

PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON

BAB 1. Sistem Ekskresi. A. Struktur Alat Ekskresi pada Manusia B. Kelainan dan Penyakit Sistem Pengeluaran. Bab 1 Sistem Ekskresi Pada Manusia 1

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

Dr. Siti Nurul Q, Sp PK PDSPATKLIN CAB SMG RSUD SOEWONDO PATI

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. uretra. Volume urin sekitar ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

SISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI ) Rahmad Gurusinga

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

SISTEM PENGELUARN (EKSKRESI )

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proteinuri adalah terdapatnya protein di dalam urin, pada keadaan normal tidak

Tujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih

SISTEM EKSKRESI MANUSIA

SISTEM EKSKRESI. Sistem Ekskresi Manusia. Zat sisa yang Diproduksi. Pemecahan Hb. H a t i. Respirasa sel. Deaminasi asam amino. Urea. Asam urat.

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perkemihan Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. 1. Ginjal a. Letak Manusia memiliki 2 buah ginjal. Ginjal terletak di ke dua sisi kolumna vertebralis, dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritoneum, didepan 2 koska terakhir dan 3 otot-otot besar transverius abdominis, kuadratus lumbirum dan psoas mayor. b, Struktur Ginjal Ginjal berbentuk seperti buah kacang. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Bagian yang membentuk cekungan disebut hilum, dimana pada hilum terdapat bundel saraf, arteri renalis, vena renalis dan ureter. Lapisan luar terdapat lapisan korteks berwarna coklat agak terang, pada kortek renalis banyak dijumpai korpuskula renalis malphigi yang terdiri atas glomerulus dan dikelilingi oleh kapsula bowman. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler yang ruwet yang merupakan cabang dari arteriole aferen. Permukaan luar kapiler glomeruli menempel sel berbentuk spesifik dan memiliki penjuluran-penjuluran yang disebut podosit yang berfungsi 5

6 membantu filtrasi cairan darah menjadi cairan urin primer. Cairan urin primer ditampung di dalam ruang urin yaitu ruang antara kalpiler dengan dinding kapsula bowman dan selanjutnya mengalir menuju tubulus kontortus proksimalis. Komposisi kimia cairan urin primer hampir sama dengan cairan plasma. Lapisan sebelah dalam bagian medulla yang berwarna agak gelap, pada medulla banyak dijumpai lengkung henle. Tiap ginjal tersusun atas nefron. Kira-kira terdapat 1,3 juta nefron pada masing-masing ginjal. Nefron terdiri atas bagian yang melebar yang dinamakan korpuskula renalis, tubulus kontortus proksimalis, lengkung henle serta tubulus konturtus distal (Asih. L.S, 2010). c. Fungsi Ginjal Ginjal mempunyai beberapa fungsi antara lain a) Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh b) Mengekresikan zat yang jumlahnya berlebihan c) Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh tubulus ginjal d) Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh e) Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah di sumsum tulang f) Hemostasis ginjal, mengatur ph, konsentrasi ion mineral dan komposisi air dalam darah. g) Degradasi insulin. h) Metabolisme vitamin D.

7 i) Mempertahankan osmolalitas sekitar. 2. Ureter Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25 sampai 30 cm, terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerak peristaltic yang mendorong urin masuk ke kandung kemih 3. Vesica Urinaria (kandung kemih) Kandung kemih berfungsi menyimpan urin dan mengalirkan urin ke ureter. Organ ini berbentuk seperti buah pir. Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet 4. Uretra Uretra merupakan tabung yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh. Uretra dilapisi membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi kandung kemih. Panjang uretra wanita adalah 2,5 sampai 3,5 cm, sedangkan pada pria 17 sampai 22,5 cm (Pearce. E. C, 2009). B. Urinalisa 1. Pengertian Urin Urin adalah cairan sisa yang diekresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinari. Eksresi urin diperlukan untuk membuang sisa-sisa zat yang disaring oleh ginjal. Urin diproduksi tiap harinya antara 1-2 liter, namun dalam kondisi tertentu dapat diproduksi lebih atau bahkan sangat kurang (Gandasoebrata, 2007).

8 Urin normal berwarna jernih transparan, warna kuning muda pada urin berasal dari zat bilirubin dan biliverdin. Urin normal manusia terdiri dari air, urea, asam urat, ammonia, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida,dan garam, sedangkan pada kondisi tertentu dapat ditemukan zat-zat yang belebihan misalnya vitamin C, obat-obatan (Ma rufah, 2011). 2. Proses Pembentukan Urin Proses pembentukan urin melewati 3 tahap antara lain : a. Proses filtrasi Proses ini terjadi di glomerulus karena permukaan afferen lebih besar dari permukaan efferent sehinnga terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat. Cairan yang tersaring disebut dengan filtrate glomerulus dan diteruskan ke tubulus ginjal. b. Proses reabsorbsi Proses ini terjadi di tubulus ginjal atas dan bawah,pada tubulus ginjal atas terjadi penyerapan kembali sebagian glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat, sedangkan di tubulus ginjal bawah terjadi kembali penyerapan dari sodium dan ion bikarbonat dan sisanya akan dialirkan pada papilla renalis. c. Proses sekresi Proses ini disebut juga proses penyerapan kembali urin sisa dari filtrasi dan reabsorbsi. Proses ini terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal

9 selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria (Ma rufah, 2013; Wulan G, 2009). 3. Komposisi Zat-zat Dalam Urin Komposisi zat-zat dalam urin bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urin normal berwarna jernih transparan, sedang warna urin kuning muda berasal dari zat warna empedu yaitu bilirubin dan biliverdin. Urin normal terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-garam dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah misalnya obat-obatan, vitamin C. 4. Ciri-ciri Urin Normal Jumlah urin normal rata-rata 1 sampai 2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai jumlah cairan yang dimasukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein yang dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan urea. Urin normal berwarna bening orange pucat tanpa endapan, Baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan ph rata-rata 6, berat jenisnya berkisar dari 1.010 sampai 1.025 (Pearce. E. C, 2009). 5. Pemeriksaan Urin Pemeriksaan urin terdiri dari pemeriksaan makroskopis yang meliputi pemeriksaan warna, kejernihan, mikroskopis dan kimia urin. Metode yang dipakai untuk memperoleh hasil pemeriksaan urin pun bermacam-macam, seperti metode konvensional dan metode carik celup. Metode carik celup sering dipakai karena relative lebih cepat dan memerlukan sampel urin yang sedikit, tapi faktanya metode konvensional juga masih sering digunakan, seperti pemeriksaan glukosa

10 urine dapat dilakukan dengan metode benedict dan carik celup (Mayangsari. C, 2008). C. Pemeriksaan Glukosa Urin Pemeriksaan glukosa urin termasuk pemeriksaan penyaring. Pemeriksaan untuk menentukan adanya glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan berbagai macam metode (Gandasoebrata, 2007). Pengukuran glukosa dalam urin menggambarkan kadar glukosa secara tidak langsung, selain itu juga dapat membedakan normoglikemia atau hipoglikemia. Pemeriksaan berikut dapat dipakai untuk memantau glukosuria penderita diabetes mellitus, dengan uji reduksi seperti benedict dan uji enzimatik berupa carik celup (Aziz. H. A, 2016). 1. Metode Benedict Pemeriksaan glukosa urine metode benedict memanfaatkan sifat glukosa sebagai zat pereduksi. Reagen benedict mengandung garam cupri di mana jika di tambahkan urine yang mengandung glukosa dan dipanaskan maka akan berubah menjadi cupro dengan ditandai dengan adanya perubahan warna dan kekeruhan pada reagen benedict. a. Metode dan prinsip pemeriksaan Metode : Manual Prinsip : Glukosa dalam urin akan mereduksi cuprisulfat menjadi cuprusulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan benedict.

11 b. Interpretasi hasil Negatif (-) : warna biru jernih karena tidak ada perubahan warna pada reagen benedict. Positif (1+) setara dengan 50 100 mg/dl : warna hijau kekuningan agak keruh. Positif (2+) setara dengan 100 150 mg/dl : warna kuning keruh. Positif (3+) setara dengan 200 350 mg/dl : warna jingga atau lumpur keruh. Positif (4+) setara dengan >350 mg/dl: warna merah bata keruh. c. Faktor yang mempengaruhi hasil Uji glukosa urin metode ini kurang spesifik karena ada beberapa zat yang dapat menyebabkan hasil positif palsu, antara lain fruktosa, sukrosa, galaktosa, pentose, laktosa, formalin, glukoronat serta pengaruh obat antara lain streptomisin, salisilat kadar timggi, vitamin C hal ini karena vitamin C adalah asam askorbat yang dapat mereduksi cuprisulfat menjadi cuprosulfat, selain itu pemanasan yang terlalu lama dan hasil reaksi yang tidak segera dibaca menyebabkan hasil menjadi positif lebih tinggi (GandaSoebrata. R, 2007). 2. Metode carik celup Carik celup berupa strip yang dilekati kertas berisi dua macam enzim, yakni glukosa oksidase dan peroksidase serta semacam zat o-tolidine yang akan berubah warna jika teroksidasi. Pemeriksaan glukosa urin metode carik celup menggunakan reagen strip yang dicelupkan kedalam urin lalu diamati adanya perubahan warna yang terjadi pada reagen strip. Metode ini memberikan hasil semi kuantitatif.

12 a. Metode dan prinsip pemeriksaan Metode : Manual Prinsip : reaksi spesifik glukosa-oksidase/peroksidase (GOD/POD). b. Interpretasi hasil Normal : kuning, tidak terjadi perubahan warna pada reagen strip. 50 mg/dl (+) : kuning kehijauan. 100 mg/dl (++) : hijau muda. 300 mg/dl (+++) : hijau tua. 1000 mg/dl (++++) : hijau tua kebiruan. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil uji carik celup antara lain Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh bahan pengoksidasi misalnya hydrogen peroksida, hipoklorit atau klorin dalam wadah sampel urin. Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh pengaruh obat misalnya vitamin C, berat jenis urin >1.020 reagen carik celup yang kadaluarsa dan urin yang mengalami pendinginan (Gandasoebrata. R, 2007 ; Insert Kit Combur 10 Test M). 3. Metode Fehling Pereaksi fehling terdiri terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A yang berisi larutan CuSO4 dan fehling B yang berisi campuran larutan NaOH dan kalium tartrat

13 a. Metode dan prinsip pemeriksaan Metode : manual Prinsip : dalam suasana alkali, glukosa mereduksi cupri menjadi cupro kemudian membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna merah b. Interpretasi hasil Negatif (-) Positif (1+) Positif (+2) Positif (+3) Positif (+4) : warna biru atau hijau keruh : larutan hijau agak kuning keruh : larutan kuning kehijauan dangan endapan kuning : larutan kuning kemerahan dengan endapan kuning merah : larutan merah jingga sampai merah bata c. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil Faktor yang mempengaruhi hasil pada pemeriksaan fehling yaitu pada reagen fehling mengandung basa kuat (KOH), karena adanya basa kuat tersebut menyebabkan positif palsu dimana semua reduktor terdeteksi sebagai glukosa.

14 D. Kerangka Teori Obat streptomisin, salisilat kadar tinggi Kontaminasi hidrogen peroksida dan hipoklorit Zat reduksi non Reagen strip Vitamin C Pemanasan terlalu lama Metode benedict Metode carik celup Berat Jenis >1.020 Vitamin C Urin yang didinginkan Glukosa Urin E. Kerangka Konsep Metode benedict Glukosa urin Metode carik celup F. Hipotesis Ada perbedaan hasil glukosa urin metode carik celup dan metode benedict.