JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 4 (2014) Copyright 2014

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. bakar minyak yang berasal dan diolah dari bumi. Dimana pengertian Minyak. Bumi Pasal 1 angka 1 Menyebutkan bahwa :

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 7 (2014) Copyright 2014

Desain Tata Kelola Kelembagaan Hulu Migas Menuju Perubahan UU Migas Oleh: Wiwin Sri Rahyani * Naskah diterima: 13 April 2015; disetujui: 22 April 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 1 Hal

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 65/PUU-X/2012 Tentang Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Oleh Negara

BAB I PENDAHULUAN. Analisis hukum kegiatan..., Sarah Salamah, FH UI, Penerbit Buku Kompas, 2001), hal. 40.

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

KAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

Muhammad Septiawan

Oleh : Iin Suhartini NIM : Pembimbing : Haris Retno Susmiyati, S.H., M.H. La SYarifuddin, S.H., M.H. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yang artinya sektor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJASAMA KONTRAK BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengaturan Tata Kelola Gas Bumi dalam UU Migas dan Kesesuaiannya dengan Konstitusi

SKRIPSI KEPEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU HUNIAN OLEH ORANG ASING YANG BERKEDUDUKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seharusnya dijaga, dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 037 TAHUN 2006 TENTANG

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB III PENUTUP. sebelumnya, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

DAFTAR PUSTAKA. Agustina, Rosa, et.al, 2012, Hukum Perikatan (Law of Obligations), Pustaka Larasan, Denpasar

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2003, Perseroan Terbatas: Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA KEDAULATAN ENERGI

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

Brief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil

KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) KEPADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KOTA SAMARINDA

bahwa dalam rangka menjaga tingkat produksi minyak dan gas bumi serta memberikan kepastian dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

Daftar Pustaka. C.S.T Kansil dan Kansil.cristine,Kitab Undang-Undang Hukum Agraria,Jakarta: Sinar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian ESDM. Alokasi. Pemanfaatan. Gas Bumi.

BAB IV PENUTUP. 1. Pendapat hakim Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu mengenai hubungan

DAFTAR PUSTAKA. Abdillah Pius, Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Arkola, Surabaya.

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 2 (2014) Copyright 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mudah pula kemajuan suatu bangsa tersebut tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: sebagai suatu obyek hubungan hukum.

RechtsVinding Online. menjadikan Migas merupakan bagian dari sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa: air dan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 36/PUU-X/2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

PERATURAN DAERAH JAMBI DALAM LINGKUP PERATURAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DI INDONESIA. Oleh : Lili Naili Hidayah 1. Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dari pemasalahan yang ada, yaitu :

2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum Berlakunya Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas Tanah, BP. Cipta Jaya, Jakarta.

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

Forum Pemuda FPKE Tuntut Pemerintah Ambil Alih MIGAS. Oleh : Arifin Selasa, 29 Oktober :22

PELAKSANAAN PENGAWASAN KEGIATAN INVESTASI OLEH BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH DI KALIMANTAN TIMUR

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Abrar Saleng Hukum Pertambangan. Yogyakarta: UII Press.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

Shofia Maharani. Sonya Oktaviana. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstract

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN BP MIGAS

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Bari Azed, Sistem-Sistem Pemilihan Umum, Suatu Himpunan Pemikiran, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000.

STATUS TANAH GARAPAN KELOMPOK TANI ANAK NEGERI DI KELURAHAN SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

Transkripsi:

JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 4 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 PERBANDINGAN HUKUM PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA (Studi Terhadap Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi) Abstrak Wisnu Rama Pradika Hasibuan 1 (wisnu.hasibuan@yahoo.com) Haris Retno Susmiyati 2 (harisretno@yahoo.co.id) La Syarifudin 3 (sarif_hukum@yahoo.co.id) Pertambangan minyak dan gas bumi merupakan salah satu andalan pendapatan bagi Indonesia, begitu pentingnya kedudukan sektor pertambangan migas, maka pengaturannya dilakukan secara terpisah dari pertambangan umumnya. Penguasaan sumber daya alam dalam hal ini minyak dan gas bumi yang diatur dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 memberikan Negara Republik Indonesia posisi yang sangat kuat dan mempertegas wewenang Negara terhadap penguasaan sumber daya alam migasnya. Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001, penguasaan migas diatur dalam Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa minyak dan gas bumi merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh Negara. Dapat dikatakan bahwa kedua peraturan tersebut sama-sama menekankan posisi Negara sebagai penguasa atas kekayaan sumber daya alam Indonesia. Negara memiliki wewenang penuh untuk menguasai, mengatur, memelihara dan menggunakan kekayaan nasional yang ada ada di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan Pasal 3 yang terdapat pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960, pengusahaan pertambangan migas dilakukan oleh Negara, dengan Perusahaan Negara sebagai pelaksana atau pemegang kuasa pertambangan. Seiring berjalannya waktu, peran Pertamina selaku Perusahaan Negara pelaksana kegiatan usaha pertambangan diganti oleh Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001. Pertamina lalu dianggap sama sebagai badan usaha saja. 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 2 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 3 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 4 Selain adanya persamaan penguasaan migas oleh Negara yang terdapat pada kedua peraturan tersebut, ditemukan pula perbedaan bahwa jika pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Pemegang Kuasa Pertambangan yaitu Perusahaan Negara (Pasal 1 huruf h) sedangkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 dalam Pasal 4 ayat (2) menyatakan bahwa pengusahaan migas diselenggarakan oleh pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan. Dalam pengusahaan, berdasarkan Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 yang diberi wewenang untuk mengusahakan adalah Perusahaan Negara, sedangkan pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 pengusahaan dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan. Selain itu terdapat perbedaan pada sistem kontrak dan pada pengawasan kegiatan pertambangan migas dengan dibentuknya BP Migas. Jadi perlu adanya revisi terhadap Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi terutama yang menyangkut pengusahaan minyak dan gas bumi. Minyak dan gas bumi merupakan kekayaan alam yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak sehingga penguasaannya berada ditangan negara dan penggunaannya harus dilakukan dengan memperhatikan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kata Kunci: Minyak Bumi, Gas Bumi, Penguasaan, Pengusahaan. 2

Perbandingan Hukum Penguasaan Dan Pengusahaan (Wisnu Rama) Pendahuluan Minyak dan gas bumi merupakan kekayaan alam yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak sehingga penguasaannya berada ditangan negara dan penggunaannya harus dilakukan dengan memperhatikan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ketentuan Pasal 33 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Sedangkan ayat (3) menyebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kedua ayat ini menegaskan adanya penguasaan oleh negara dan penggunaannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat terhadap sumber daya alam dan cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Saat ini peran pihak nasional dalam pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia, khususnya di bidang hulu terus berkembang. Peran nasional saat ini telah tumbuh menjadi sekitar 29 persen. Peran ini amat strategis dan penting mengingat pengusahaan migas memiliki ciri padat modal, padat teknologi dan beresiko investasi yang besar. Untuk itulah pengusahaan migas sejak awal telah membuka ruang bagi investor asing. Kendati demikian, seiring dengan berkembangnya kemampuan nasional, peran perusahaan nasional dalam bidang pengelolaan migas juga senantiasa memperlihatkan kemajuan. Pertambangan minyak dan gas bumi merupakan salah 3

Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 4 satu andalan pendapatan bagi Indonesia, begitu pentingnya kedudukan sektor pertambangan migas, maka pengaturannya dilakukan secara terpisah dari pertambangan umumnya yaitu saat ini diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Pembahasan A. Perbandingan Hukum Penguasaan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Yang Terdapat Pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi 4 A.1 Persamaan Dalam Konsep Penguasaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdapat Pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Penguasaan oleh Negara dalam Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tercantum dalam Pasal 2 dimana dikatakan bahwa Segala bahan galian minyak dan gas bumi yang ada didalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam yang dikuasai oleh Negara. Penguasaan sumber daya alam dalam hal ini minyak dan gas bumi yang diatur dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 memberikan Negara Republik Indonesia posisi yang sangat kuat dan mempertegas wewenang Negara terhadap penguasaan sumber daya alam migasnya dalam penjelasan umum angka (1). Sehingga dapat dikatakan bahwa Negara memiliki wewenang penuh untuk menguasai, mengatur, memelihara dan menggunakan kekayaan nasional yang ada ada di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur sesuai

Perbandingan Hukum Penguasaan Dan Pengusahaan (Wisnu Rama) dengan amanat Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan berdasarkan Undangundang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Penguasaan migas dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi diatur dalam Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi: Minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh Negara. A.2 Perbedaan Dalam Konsep Penguasaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdapat Pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Setelah menelaah persamaan yang terdapat pada Undangundang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, maka berikut ini akan dijabarkan mengenai perbedaan-perbedaan yang terdapat pada kedua aturan perundangundangan yang mengatur tentang minyak dan gas bumi tersebut. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain: 1. Perbedaan Latar Belakang Pembentukan Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, dan 2. Perbedaan Pemegang Kuasa Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 5

Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 4 Menurut Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. B. Perbandingan Hukum Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Yang Terdapat Pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi B.1 Persamaan Dalam Konsep Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdapat Pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi merupakan kegiatan mengusahakan bahan galian strategis baik untuk perekonomian negara maupun untuk kepentingan pertahanan dan keamanan nasional. Rangkaian pengusahaan yang dinamakan sebagai kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi dalam dunia perminyakan harus dikuasai oleh negara mengingat nilainya yang sangat tinggi dan dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi guna kesejahteraan kehidupan rakyat. Konsep pengusahaan oleh negara ini secara filosofis sejalan dengan semangat Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Definisi Pengusahaan dalam Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dapat ditemukan pada Penjelasan Umum angka 2 yang menyatakan: 6

Perbandingan Hukum Penguasaan Dan Pengusahaan (Wisnu Rama) Penyerahan pelaksanaan kekuasaan Negara atas kekayaan nasional berupa bahan-bahan galian bumi Indonesia tidaklah dapat dilakukan begitu saja, oleh karena bahan-bahan galian tersebut masing-masing memiliki sifat khusus dan pula mempunyai nilai yang sangat berlainan bagi bangsa Indonesia dan Negara. Maka itu, mengingat hal-hal itu, bahan-bahan galian dibagi dalam tiga golongan yang menentukan kepada siapa pelaksanaan itu dapat diberikan. Dan oleh karena pelaksanaan itu berarti penguasaan pertambangan bahan galian, maka dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi ini pelaksanaan kekuasaan Negara itu disebut Pengusahaan, dan yang menjalankan pengusahaan itu disebut pelaksana pengusahaan. Pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, definisi pengusahaan menitikberatkan pada penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi baik Kegiatan Usaha Hulu maupun Kegiatan Usaha Hilir yang berasaskan ekonomi kerakyatan, keterpaduan, manfaat, keadilan, keseimbangan, pemerataan, kemakmuran bersama dan kesejahteraan rakyat banyak, keamanan, keselamatan, dan kepastian hukum serta berwawasan lingkungan. Penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bertujuan antara lain demi menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian pengusahaan 7

Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 4 kekayaan nasional minyak dan gas bumi, mendukung kemampuan nasional dalam mengusahakan kekayaan nasional, meningkatkan pendapatan Negara, serta menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang adil dan merata dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Terdapat pula persamaan lain dalam aspek pengusahaan yang terdapat pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi yaitu sama-sama mengakui pemisahan hubungan antara kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan hak-hak atas tanah. Hubungan antara kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan hak-hak atas tanah perlu diatur karena hal tersebut penting dilakukan demi menjamin hak-hak para pemilik hak atas tanah serta memberikan batasan-batasan yang jelas antara pemilik hak atas tanah dengan pelaku usaha pertambangan minyak dan gas bumi. B.2 Perbedaan Dalam Konsep Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdapat Pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Perbedaan dalam konsep pengusahaan minyak dan gas bumi yang terdapat pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi antara lain: 8

Perbandingan Hukum Penguasaan Dan Pengusahaan (Wisnu Rama) 1. Perbedaan Pelaksana Usaha Minyak dan Gas Bumi Yang Terdapat Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, 2. Perbedaan Bidang Usaha Minyak dan Gas Bumi Yang Terdapat Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undangundang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, 3. Perbedaan Pengawasan Terhadap Kegiatan Pengusahaan Yang Terdapat Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, dan 4. Perbedaan Sistem Perizinan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdapat Pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. 9

Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 4 Penutup A. Kesimpulan 1. Pertambangan minyak dan gas bumi merupakan salah satu andalan pendapatan bagi Indonesia. Begitu pentingnya kedudukan sektor pertambangan migas, maka pengaturannya dilakukan secara terpisah dari pertambangan umumnya yaitu dengan Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas bumi dan saat ini diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Terdapat persamaan yaitu dalam hal penguasaan yang berada ditangan Negara. Pada Pasal 2 Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 disebutkan bahwa: Segala bahan galian minyak dan gas bumi yang ada didalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam yang dikuasai oleh Negara. Sedangkan penguasaan Negara yang terdapat Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 dapat dilihat pada Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi: Minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh Negara. Terkait dengan perbedaan yang terdapat pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, ditemukan perbedaan bahwa jika pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 Pemegang Kuasa Pertambangan yaitu Perusahaan Negara (Pasal 1 huruf h) sedangkan 10

Perbandingan Hukum Penguasaan Dan Pengusahaan (Wisnu Rama) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi menyebutkan dalam Pasal 4 ayat (2) bahwa: Penguasaan oleh negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan oleh pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan. 2. Persamaan terkait pengusahaan minyak dan gas bumi yang terdapat pada Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 yaitu bahwa kedua peraturan perundangundangan tersebut menggarisbawahi bahwa pengusahaan minyak dan gas bumi merupakan kegiatan mengusahakan bahan galian strategis baik untuk perekonomian negara. Konsep pengusahaan oleh negara yang dianut oleh kedua peraturan perundang-undangan tersebut secara filosofis sejalan dengan semangat Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu terdapat perbedaan yang ditemukan antara lain perbedaan pelaksana kegiatan usaha minyak dan gas bumi, perbedaan jenis kegiatan usaha minyak dan gas bumi, perbedaan dalam pemegang wewenang pengawasan terhadap kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi, serta perbedaan dalam sistem perizinan pengusahaan minyak dan gas berlaku. 11

Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 4 B. Saran 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 harus direvisi terutama yang berkaitan dengan penguasaan minyak dan gas bumi sebagai kekayaan nasional harus dikuasai oleh Negara dengan pengusahaannya dikembalikan ke Perusahaan Negara, seperti yang terdapat pada Undangundang Nomor 44 Prp. Tahun 1960. 2. Adanya perubahan menyeluruh terkait mekanisme pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia terutama mengenai pelaksana usaha, jenis kegiatan usaha, adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengawasan kegiatan usaha minyak dan gas bumi, serta sistem perizinan minyak dan gas bumi sehingga dapat terciptanya iklim persaingan usaha yang sehat yang akan menciptakan kemakmuran yang adil dan merata sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 12

Daftar Pustaka A. Literatur Perbandingan Hukum Penguasaan Dan Pengusahaan (Wisnu Rama) Bakri, Muhammad., 2007, Paradigma Baru Untuk Reformasi Agraria, Citra Media, Jakarta Erwiningsih, Winahyu., 2011, Hak Pengelolaan Atas Tanah, Total Media, Jogyakarta. Erwiningsih, Winahyu., 2009, Hak Menguasai Negara Atas Tanah, Total Media, Jogjakarta. Harsono, Boedi., 1975, Hukum Agraria Indonesia Jilid 1 Bagian 1, Djambatan, Jakarta. Harsono, Boedi., 1982, Hukum Agraria Indonesia. Himpunan Peraturanperaturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta. Hatta, Mohammad., 1967, Ekonomi Terpimpin, Djambatan, Jakarta. Hutagalung, Arie. S., 2012, Hukum Pertanahan di Belanda dan Indonesia, Pustaka Larasan, Denpasar. Manan, Bagir., 1987, Penjabaran Pasal 33 UUD 1945, Fakultas Hukum Unpad, Bandung. Marzuki, Peter Mahmud., 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Muhammad, Abdul Kadir., 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditiya Bakti, Bandung. Notonagoro., 1984, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta. Parlindungan, A. P., 1990, Komentar atas Undang-undang Pokok Agraria, Penerbit Alumni, Bandung. Salim, H., HS., 2010, Hukum Pertambangan di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Simamora, Rudi., 2000, Hukum Minyak dan Gas Bumi, Djambatan, Jakarta. Soekanto, Soerjono., 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji., 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo, Jakarta. Supriadi, 2008, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta. Sutedi, Adrian., 2011, Hukum Pertambangan, Sinar Grafika, Jakarta. Syeirazi, Kholid., 2009, Di Bawah Bendera Asing; Liberalisasi Industri Migas di Indonesia, Pustaka LP3S Indonesia, Jakarta. 13

Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 4 B. Peraturan Perundang undangan Republik Indonesia, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. C. Artikel Internet BP Blogspot, Widjajono Partowidagdo Production Sharing Contract (PSC) dan Cost Recovery di Industri Hulu Migas Indonesia, dari http://bp.blogspot.com/widjajono-partowidagdo-productionsharing-contract-(psc)-dan-cost-recovery-di-industri-hulu-migasindonesia.html, diakses pada 15 Agustus 2013, pukul 14.40 WITA. Detik Finance, Cadangan Minyak Indonesia Tinggal Tersisa 11 Tahun lagi, dari http://finance.detik.com/read/cadangan-minyak-indonesiatinggal-tersisa-11-tahun-lagi.html, diakses pada tanggal 21 Mei 2013, pukul 13.40 WITA. Kaltim Post Online, Dilema Blok Mahakam, dari http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/12806/dilema-blokmahakam.html, diakses pada tanggal 15 Mei 2013, pukul 10.22 WITA. Kementerian ESDM, Peran Nasional dalam Pengusahaan Migas Terus Berkembang, Jakarta,dari http://www.esdm.go.id/berita/migas/4 0-migas/2369-peran-nasional-dalam-pengusahaan-migas-terusberkembang.html. Diakses pada tanggal 21 Mei 2013 pukul 15.00 WITA. Lutfi Chakim Blogspot, Menghapuskan Sistem Kontrak Karya Untuk Investor Asing Dalam Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Sebagai Langkah Strategis Menuju Kedaulatan Energi, dari http://lutfichakim.blogspot.com/2011/12/menghapuskan-sistemkontrak-karya-untuk-investor-asing-dalam-kegiatan-usahaminyak-dan-gas-migas-sebagai-langkah-strategis-menujukedaulatan-energi.html, diakses pada 19 September 2013, pukul 16.33 WITA. 14

Perbandingan Hukum Penguasaan Dan Pengusahaan (Wisnu Rama) Republika, Din Syamsudin: Perpres Pengganti BP Migas Sami Mawon, dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/11/15/mdif kf-din-syamsudin-perpres-pengganti-bp-migas-sami-mawon, diakses pada 10 September 2013, pukul 14:55 WITA. Sekretaris Kabinet, Pengganti BP Migas Presiden Teken Perpres Pembentukan SKK Migas, dari http://www.setkab.go.id/berita-7020-pengganti- BP-Migas-Presiden-Teken-Perpres-Pembentukan-SKK-Migas.html, diakses pada 11 Mei 2013, pukul 9:45 WITA. Wikipedia, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, dari http://id.wikipedia.org/wiki/badan_pelaksana_kegiatan_usaha_hu lu_minyak_dan_gas_bumi.html, diakses pada 15 Mei 2013, pukul 14:45 WITA. WordPress, Sejarah Pengelolaan Migas, dari http://poltekmigas.wordpress.com/2012/03/13/sejarahpengelolaan-migas-indonesia.html, diakses pada 12 Oktober 2013, Pukul 13.22 WITA. D. Lain-lain Republik Indonesia, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU-X/2012 tentang permohonan pengujian Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 15