BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan. Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dari bayi hingga remaja (Departemen Kesehatan RI, 2008). Derajat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lukisan, dan mimik muka. (Syamsu Yusuf, 2000:118)

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

Evaluasi Pembelajaran Pos PAUD Putra Pertiwi Rejosari, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

Transkripsi:

1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus yang harus dipupuk dan diberikan rangsangan dalam setiap perkembangannya, harus diberikan pendidikan sejak dini untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan yang ada pada diri anak. Pada saat ini banyak sekali lembaga-lembaga yang mendirikan pendidikan anak usia dini, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya, biasanya jalur pendidikan formal ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal yaitu jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang diselenggarakan secara tersetruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal biasanya pada pendidikan anak usia dini seperti TPA (Tempat Penitipan Anak), TPQ (Tempat Pendidikan Al-Qur an), kursus dan bimbingan belajar, yang biasanya berlangsung pembelajarannya di masjid-masjid atau rumah saja. Sedangkan anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Dalam hal ini anak usia dini mempunyai keunikan yang berbeda dari orang-orang dewasa, sama halnya dalam kutipan yang menyatakan Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada 1

2 aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan. (Mulyasa, 2012, hlm.16). Anak mempunyai keunikan, dalam usia ini anak berada pada proses pertumbuhan, perkembangan dan pematangan pada semua aspek perkembangan dan pematangan seluruh organ-organ baik itu aspek jasmani maupun aspek rohaninya. Baik secara mental dan secara fisik anak yang akan berlangsung pada seumur hidup dan berkesinambungan. Sehingga apabila dalam usia ini anak harus dipupuk secara optimal untuk menjadikan kesiapan anak dalam melanjutkan kejenjang selanjutnya. Anak sebagai investasi berharga, karena pada usia TK atau prasekolah merupakan fase yang tidak akan terulang lagi, sehingga banyak para ahli yang menyebutkan sebagai usia emas. Pada usia tersebut perkembangan anak, terutama intelekualnya, sangat pesat. Berbagai hasil riset menunjukan bahwa antara 50%-80% otak anak berkembang pada rentang usia tersebut. Solehuddin (dalam Mariyana, dkk, 2010, hlm.11) Dimana tujuan pendidikan anak usia dini yaitu untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak, untuk mempersiapkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Seperti halnya kutian yang mengatakan Masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Montesori (dalam Nurani, Y & Sujiono, B, 2010, hlm.20) Adapun perkembangan yang perlu dirangsang salah satunya yaitu perkembangan bahasa dalam keterampilan berbicara anak. Menurut Skiner (dalam Soetjiningsih, 2012, hlm.204) yang meggunakan teori stimulus-respon dalam menerangkan perkembangan bahasa, yaitu bahwa anak mulai belajar berbicara yang merupakan bukti berkembangnya bahasa anak, maka orang yang berada disekililingnya memberikan respon yang positif sebagai penguat. Dengan adanya respon positif tersebut maka anak akan cenderung mengulang kata tersebut atau

3 tertarik untuk mencoba kata lain. Dengan memberikan stimulus-respon pada perkembangan bahasa anak dalam keterampilan berbicara pada anak merupakan salah satu bentuk dari cara mengembangkan keterampilan berbicara yaitu dengan memberikan stimulus-stimulus yang positif seperti memberikan contoh dalam berbicara melalui metode bercerita dengan kosakata yang mudah diserap oleh anak sehingga akan memberikan respon yang positif dalam menirukan kata-kata yang telah anak ketahui dari orang dewasa yang ada disekelilingnya. Dalam perkembangan bahasa ada keterampilan berbicara yang dapat dikembangkan, karena melalui berbicara anak dapat dimengerti ketika ingin mengatakan sesuatu yang diinginkan dan dengan mempunyai keterampilan berbicara anak akan mempunyai tingkat percaya diri yang baik serta dapat bersosialisasi dengan baik terhadap orang-orang yang ada disekitarnya. Keterampilan berbicara sama halnya dengan keterampilan yang lainnya yang harus dirangsang dan dipelajari oleh setiap individu. pernyataan ini sama halnya dengan Hurlock yang mengatakan bahwa berbicara merupakan suatu keterampilan, dan seperti halnya semua keterampilan bahwa keterampilan berbicarapun harus dipelajari. (Hurlock, E.B, 1978 :183) Berdasarkan kenyataan yang pernah ditemukan disekolah TK Pertiwi pada saat melakukan observasi, masih banyak ditemukan lemahnya anak dalam keterampilan berbicara, seperti belum bisa menjawab pertanyaan sederhana yang diberikan oleh guru, dan belum bisa menceritakan kembali apa yang telah ia dapat dari cerita tersebut, hal ini disebabkan karena anak kekurangan bahan atau kosakata dalam menyampaikan certa tersebut dan lupa dengan kata-kata yang telah diucapkan gurunya. Permasalahan tersebut tidak terlepas dari penggunan metode dan media yang kurang tepat dalam merangsang keterampilan

4 berbicara anak. Biasanya media yang digunakan kurang menarik perhatian, sehingga membuat anak menjadi jenuh dalam menerima pembelajaran di kelas. Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak di pergunakan di TK. Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. (R. Moeslichatoen, 2004, hlm.157). Keterampilan berbicara anak dapat dirangsang melalui metode bercerita, karena metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di TK, metode berceritapun merupakan metode yang banyak digemari anak-anak karena berbagai teknik bercerita dengan menggunakan media yang bermacam-macam yang dapat memberikan ketertarikan pada anak dan menjadikan anak lebih efektif dan memberikan daya perhatian yang kuat ketika proses bercerita saat pembelajaran. Bercerita biasanya berkaitan dengan kehidupan anak, sehingga dalam penyampaiannyapun dapat dipahami oleh anak, dan anak akan ikut serta ketika diberikan rangsangan melalui bercerita sehingga perkembangan keterampilan berbicaranya akan terangsang sedikit demi sedikit. Dengan menggunakan beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain bercerita dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita. Adapun penyampaian metode bercerita dapat dilakukan di sekolah ataupun dirumah. PAUD merupakan salah satu lembaga yang dapat memberikan rangsangan perkembangan bagi anak. Dari permasalahan inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap keterampilan

5 berbicara anak, dengan judul Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Keterampilan Berbicara Pada Anak Usia 4-5 Tahun. B. Rumusan Masalah 1. Apakah metode bercerita dapat berpengaruh terhadap keterampilan berbicara anak ketika menjawab pertanyaan sederhana yang disampaikan guru pada anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK Pertiwi? 2. Sejauh mana pengaruh metode bercerita terhadap keterampilan berbicara pada anak usia 4-5 tahun? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh metode bercerita terhadap keterampilan berbicara anak ketika menjawab pertanyaan sederhana yang disampaikan oleh guru. 2. Mengetahui sejauh mana pengaruh metode bercerita terhadap keterampilan berbicara anak. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoretis Secara teoretis, peneliti berharap karya tulis yang membahas tentang Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Keterampilan Berbicara pada Anak Usia 4-5 tahun ini dapat menjadi acuan dan menambah wawasan bagi peneliti, khususnya mengenai teori-teori yang berhubungan dengan keterampilan berbicara anak. 2. Manfaat secara praktis a. Manfaat Bagi Siswa

6 Dengan penggunaan metode bercerita terhadap pembelajaran di sekolah dapat memberikan pengaruh terhadap keterampilan berbicara anak. b. Manfaat Bagi Guru Memperoleh informasi dari hasil penelitian kelas sebagai gambaran oleh guru dalam menstimulus keterampilan berbicara anak dengan mengunakan metode bercerita dengan teknik-teknik bercerita yang menarik. Tentunya ini akan menjadi penunjang dalam proses perbaiakan pengenalan dan peningkatan potensi lainnya dalam pembelajaran yang selanjutnya. c. Manfaat Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribus bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan, melalui perbaikan strategi dan metode pembelajaran yang dianggap relevan dengan siswa dan karakteristik perkembangan anak. E. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, yang akan di teliti ialah bagaimana keterampilan berbicara anak apabila diberikan treatment menggunakan metode bercerita, adapun yang akan dijadikan objek dalam penelitian yaitu anak TK yang berusia 4-5 tahun yang berada di kelas A. Penelitian ini dilakukan ketika pembelajaran berlangsung yang dsesuaikan dengan tema yang sedang dikenalkan kepada anak. Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi kota Serang. Penelitian dengan pengaruh metode bercerita terhadap keterampilan berbicara anak ini dilakukan karena keterampilan berbicara

7 anak merupakan salah satu keterampilan dari perkembangan bahasa anak yang perlu dikembangkan sejak dini, karena melalui berbicara kita sebagai orang dewasa akan memahami apa yang dimaksud oleh anak, dan berbicara merupakan sarana penyampaian informasi dan mengeluarkan gagasan yang anak miliki. Selain itu metode bercerita merupakan metode yang dapat memberikan rangsangan kepada anak dalam bercerita, dimana dalam bercerita banyak media yang bisa dipakai agar dapat memberkan ketertarikan kepada anak dalam mengikuti kegiatan bercerita, selain itu juga anak dapat meniru apa yang di ceritakan, dan mengungkapkan gagasan yang mereka miliki. Proses penelitian yang akan dilakukan yaitu, dengan menggunakan media yang menarik dan memberikan cerita sederhana yang mudah dpahami oleh anak, lalu setalah beberapa kali di berikan treatment anak akan diberikan pertanyaan sederhana tentang cerita yang telah diberikan, dan anak-anak di biarkan untuk bercerita sendiri dengan menggunakan media yang telah disediakan, sehingga akan terlihat bagaimana keterampilan berbicara anak setelah dengan menggunakan metode bercerita. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi berisi rincian dari setiap bab mulai dari bab I sampai bab V, sistematika penulisan yang digunakan oleh penulis mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun akademik 2015/2016. 1. Bab I Pendahuluan Bab pendahuluan ini merupakan bab perkenalan yang strukturnya terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian,

8 tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi dan definisi operasional. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bagian tinjauan pustaka menjelaskan atau memaparkan teori-teori yang sedang dikaji, bagian ini berisikan tijauan pustaka/ landasan teori dan hasil penelitian terdahulu. 3. Bab III Metode Penelitian Metodologi penelitian terdiri dari metode penelitian, desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Temuan dan Pembahasan Hasil temuan dan pembahasan merupakan bagian dari bab IV yang sangat penting, bagian temuan ditulis dari hasil pengolahan dan analisis data, sedangkan pembahasan berisi pemaparan atau analisis hasil temuan. 5. Bab V Simpulan dan Saran Bagian simpulan berisi penafsiran terhadap hasil analisis temuan yang dilakukan oleh peneliti, kemudian bagian saran berisi masukan yang ditujukan kepada pembaca. G. Definisi Operasional 1. Metode bercerita Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode bercerita ialah metode yang dipakai untuk merangsang keterampilan berbicara pada anak usia 4-5 tahun. Metode bercerita merupakan metode yang memberikan gambaran atau cerita dalam kehidupan sehari-hari yang dapat merangsang aspek perkembangan anak termasuk aspek bahasa

9 dalam keterampilan berbicara. Media untuk bercerita menggunakan buku bergambar, gambar ilustrasi dan boneka tangan yang merupakan salahsatu teknik bercerita yang menggunakan alat peraga. Media yang diguakan disesuaikan dengan tema pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Keterampilan berbicara anak usia dini Keterampilan berbicara merupakan kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan pembicaraan dalam bentuk rangkaian kata atau kalimat melalui alat ucap seseorang yang ditunjukan kepada orang lain melalui berbicara. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan keterampilan berbicara anak usia 4-5 tahun yaitu kemampuan mengucap kalimat sederhana, menjawab pertanyaan sederhana serta dapat bercerita didepan temantema