PENGGUNAAN MEDIA PETA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH Oleh: H. Rusyai Padmawijaya* Sri Astuti Maulidah** Program Studi Pendidikan Sejarah-FKIP-UNIGAL ABSTRAK Penelitian ini dilator belakangi oleh adanya upaya untuk menciptakan proses pembelajaran yang optimal, maka seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai keterampilan dasar dalam menyampaikan pelajaran. Diantara keterampilan dasar tersebut adalah keterampilan dalam menggunakan media. Karena media merupakan salah satu alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien. Dengan demikian maka rumusan masalah yang diajukan adalah: (1) Bagaimanakah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media peta untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah? (2) Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas VIII dengan penggunaan media peta dalam mata pelajaran Sejarah di SMP di Cipari Kabupaten Cilacap. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah (Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sedangkan desain eksperimen yang digunakan adalah one group pre-test-post-test design. Hasil Penelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi siswa dalam pembelajaran sejarah konsep mendeskripsikan peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI. Berdasarkan hasil uji signifikansi perbedaan rata-rata, yang diperoleh hasil penghitungan dengan uji t diketahui nilai t hitung sebesar 21.231 harga t tabel pada taraf nyata (α) 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) 65 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,995, maka Ho ditolak, dengan kata lain terdapat peranan yang positif dari media peta terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah. Dengan kata lain hipotesis penelitian yang berbunyi peranan media peta memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa, diterima Kata Kunci: Media Peta, Hasil Belajar PENDAHULUAN Berdasarkan pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 alenia IV dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih jelasnya termaktub dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 BAB 11. Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, Sehat, Berilmu, Cakap kreatif mandiri, dan mejadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pada tiap jenjang dan jenis pendidikan disusun kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam proses pendidikan. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang memuat pengalaman belajar, direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Pasaribu:45). Menurut Sudjana (2000:30), kurikulum merupakan program belajar bagi siswa (plan of learning) yang disusun secara sistematis dan diberikan oleh lembaga tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, secara sederhana kurikulum dapat diartikan sebagai rencana pelajaran, sebagai pengalaman belajar yang diperoleh siswa dan sebagai rencana pembelajaran. Jadi dalam dalam strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah, ada empat variabel utama yang saling berkaitan, yaitu guru, kurikulum, proses pembelajaran dan siswa. Variabel-variabel tersebut harus fokus untuk mencapai sutau tujuan pendidikan. Secara garis besar tujuan pendidikan itu mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Agar aspek-aspek Halaman 187
tersebut dapat terpenuhi, maka secara operasional di lapangan harus ditumnuhkan suasana belajar yang kondusif, yang dapat menumbuhkan percaya diri siswa, serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan kata lain, proses pembelajaran yang dilaksanakan harus benar-benar optimal. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang optimal, maka seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai keterampilan dasar dalam menyampaikan pelajaran. Diantara keterampilan dasar tersebut adalah keterampilan dalam menggunakan media. Karena media merupakan salah satu alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien. Dalam standar proses pada pelajaran Sejarah khususnya di SMP harus mendapatkan perhatian khusus dari guru karena mata pelajaran Sejarah di SMP memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan mata pelajaran lain, antara lain sebagai berikut : Sejarah merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial. Materi Sejarah terdiri atas sejumlah konsep, prinsip, dan tema yang berkenaan dengan hakekat kehidupan manusia sebagai makhluk sosial (homo socius) (Susanto, 2000:24). Dengan demikian, salah satu cara agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif yang dapat meningkatkan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media pengajaran yang tepat agar tidak terkesan monoton dan lebih bervariasi. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran tersebut dapat memperjelas penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran, mengatasi keterbatasan guru, mengatasi sikap siswa yang terkesan jenuh, dan mengatasi keterbatasan ruang. Pengertian media disini adalah perantara atau pengantar pesan dari mengirim ke penerima pesan. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran media sangat diperlukan agar siswa bisa menerima pesan dengan baik dan benar. Diantara sekian banyak media pembelajaran, peta merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Penggunaan media peta membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan dalam proses pembelajaran Sejarah antara yang menggunakan media peta dengan yang tidak menggunakan media peta. Dengan kata lain, ada hubungan yang signifikan antara penggunaan media peta dalam proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa (Sujana, 2009:5). Namun demikian, di lapangan masih banyak guru yang dalam proses pembelajarannya metode ceramah masih mendominasi sehingga interaksi hanya berlangsung satu arah, siswa hanya menerima informasi tanpa ada balikan, sementara yang aktif adalah guru. Padahal dalam proses pembelajaran seharusnya diperlukan komunikasi dua arah atau lebih sehingga dapat membuat aktivitas siswa lebih meningkat dan menjadikan hasil pembelajaran lebih berhasil. Kenyataan tersebut bisa jadi merupakan salah satu penyebab adanya sebagian siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), khususnya siswa SMP Cipari Kabupaten Cilacap mata pelajaran Sejarah. Ditambah dengan kenyataan bahwa materi pelajaran Sejarah memiliki ruang lingkup yang cukup luas. Namun demikian, apakah benar bahwa dengan menggunakan media peta, hasil belajar siswa akan lebih baik, atau sebaliknya justru dengan menggunakan media peta prestasi belajar mata pelajaran Sejarah siswa akan menurun? Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada di dalam kelas dengan harapan mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan propesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Sebagaimana disebutkan oleh Sugiyanto (2005:56) bahwa tujuan diadakan penelitian tindakan kelas adalah untuk mendapatkan solusi dari permasalahan spesifik di kelas dan untuk mengujicobakan hal-hal baru dalam pembelajaran. Halaman 188
Penggunaan Media Peta Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Sejarah H. RUSYAI PADMAWIJAYA SRI ASTUTI MAULIDAH KAJIAN TEORI Media Peta Peta dibagi menjadi peta datar dan peta timbul. Peta datar biasanya digunakan dalam pengajaran ilmu-ilmu bumi dan kependudukan. Yang dimaksud dengan peta datar adalah gambar rata suatu permukaan bumi yang mewujudkan ukuran dan kedudukan yang kecil dilakukan dalam garis, titik, dan lambang. Adapun yang dimaksud dengan peta timbul ialah peta datar yang dibentuk dalam tiga dimensi. Biasanya dibuat dari tanah liat atau bubur kertas. Penggunaannya hampir sama dengan peta datar. Contoh peta datar, peta wilayah Indonesia dalam buku Peta Dunia. Peta dapat juga digunakan dalam pengajaran bahasa, misalnya dalam pokok bahasan tentang klasifikasi bahasa-bahasa di dunia, daerah penggunaan suatu bahasa, induk suatu bahasa, atau sejarah induk bahasa, atau wilayah bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Selain peta, kita mengenal pula istilah globe. Globe merupakan model dari peta dalam bentuk bulatan (bola dunia). Misalnya, globe penampang bumi yang dilukiskan dalam bentuk benda bulat. Globe tepat digunakan untuk menjelaskan letak negara-negara di dunia. Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan, diantaranya adalah ketrampilan membelajarkan atau ketrampilan mengajar. Ketrampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Ada 8 ketrampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu: Ketrampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuyk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kegiatan belajar, dan membina perilaku yang produktif. Mengadakan variasi merupakan ketrampilan yang harus dikuasai guru yang bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan, memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, memupuk perilaku positif peserta didik dalam pembelajaran, serta memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. Variasi dapat dilakukan pada gaya mengajar, penggunaan media dan sumber belajar, pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah, maupun di akhir pembelajaran. Penjelasan harus bermakna dan menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik dan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik. Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran diataranya adalah membangkitkan motivasi belajar, siswa memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan, siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai pembelajaran yang akan berlangsung, siswa memahami hubungan antara pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari, siswa dapat menghubungkan konsepkonsep atau genelalisasi dalam suatu peristiwa pembelajaran. Pada akhirnya siswa mengetahui tingkat keberhasilannya terhadap materi yang dipelajari dan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan atau efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Membimbing diskusi kelompok kecil yang bermanfaat agar siswa dapat berbagi informasi dan pengalaman dalam pemecahan suatu masalah, meningkatkan pemahaman Halaman 189
terhadap masalah yang penting dalam pembelajaran, meningkatkan ketrampilan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi, membina kerjasama yang sehat dalam kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab. Mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah kehangatan dan keantusiasan, tantangan, variasi, fleksibel, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri. Komponen keterampilan mengelola kelas adalah penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerjasama dan keterlibatan siswa dan menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sedangkan desain eksperimen yang digunakan adalah one group pre-test-post-test design. Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2010:124), bahwa, yang dimaksud dengan desain one group pre-testpost-test adalah desain penelitian yang membandingkan hasil dari dua observasi yaitu observasi sebelum eksperimen dan observasi setelah eksperimen pada suatu kelas yang sama. PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan media peta terhadap hasil belajar siswa dalam mendeskripsikan peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI diperoleh rata-rata N-gain 70,02, nilai Z hitung > Z tabel, atau 1,22 >-2.33, berada pada penerimaan hipotesis, dengan demikian terdapat terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media peta terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Dari hasil penggunaan media peta terhadap pengusaan mendeskripsikan peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil bejar siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Siswa juga termotivasi untuk mencapai keberhasilan belajar menjadi yang terbaik, sebab kesempatan belajar yang diberikan lebih luas, serta rasa tanggungjawab siswa lebih berkembang. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi siswa dalam pembelajaran sejarah konsep mendeskripsikan peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI. Berdasarkan hasil uji signifikansi perbedaan rata-rata, yang diperoleh hasil penghitungan dengan uji t diketahui nilai t hitung sebesar 21.231 harga t tabel pada taraf nyata (α) 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) 65 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,995, maka Ho ditolak, dengan kata lain terdapat peranan yang positif dari media peta terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah. Dengan kata lain hipotesis penelitian yang berbunyi peranan media peta memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa, diterima. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin disampaikan meliputi hal-hal sebagai berikut. Halaman 190
Penggunaan Media Peta Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Sejarah H. RUSYAI PADMAWIJAYA SRI ASTUTI MAULIDAH 1. Media peta dapat dijadikan alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat dijadikan pilihan untuk mengaktifkan siswa dalam belajar. 2. Setiap cara atau metode dalam pembelajaran aktif memerlukan persiapan-persiapan yang berbeda tingkat kemudahannya begitu pula dalam pelaksanaannya. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan dengan baik metode yang akan dipergunakan dan dalam melaksanakan test diperlukan pengawasan yang seksama, agar hasil dari keaslian test dari setiap siswa bisa akurat. 3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan materi lain pada pembelajaran melalui catatan terbimbing (guide note-taking). Atau untuk menguji apakah terdapat metode lain yang lebih baik dari catatan terbimbing (guide note-taking) pada pembelajaran mendeskripsikan peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya NKRI maka dapat diuji dengan membandingkan catatan terbimbing (guide note-taking) dengan jenis metode lainnya. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 BAB 11. Pasal 3 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Gagne dan Briggs (1979). Educational Psikology. Cicago, Rand McNally abd Sons. Kemp and Dayton, 1985. Introduction to Educational Research. New York: Appleton Century-Crofts. Nurgana, Endi.1985. Statistik Pendidikan. Jakarta: Gramedia Puspita, 1998. Pembelajaran Bervariatif. Bandung: Tarsito Subana, dkk. 2000. Aneka Strategi dan Teknik Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru. Sudjana. 2000. Metoda Stattistika. Bandung: Tarsito. --------. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Sugiyanto. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Susanto, 2000 Manajemen Personalia Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Halaman 191
Halaman 192