J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

dokumen-dokumen yang mirip
Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

Achmad Nuriyawan, Akhmad Rafi i dan Abdunnur

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

ZAINURI SYAM

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

MANAJEMEN KUALITAS AIR

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove

ANALISIS DAYA DUKUNG PERAIRAN BERDASARKAN KUALITAS AIR TERHADAP PELUANG BUDIDAYA ABALON (Haliotis sp.) DI PERAIRAN KUTUH, BALI

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:

PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGELOLAAN OKSIGEN PADA TAMBAK INTENSIF

DAMPAK KEGIATAN TAMBAK UDANG INTENSIF TERHADAP KUALITAS FISIK-KIMIA PERAIRAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

Studi Sebaran Parameter Fisika Kimia di Perairan Porong Kabupaten Sidoarjo Gabella Oktaviora Haryono, Muh. Yusuf, Hariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

Pertumbuhan Gracilaria Dengan Jarak Tanam Berbeda Di Tambak. Growth of Gracilaria under Different Planting Distances in Pond

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

KARAKTERISTIK FAKTOR HABITAT MANGROVE REHABILITASI DI TELUK SEPI DESA BUWUN MAS KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT

Analisa dan Simulasi Model Kualitas Air pada Tambak dengan Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy dan Kontrol ON/OFF

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

KONDISI PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI BABON SEMARANG

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii (Kasus Di Desapunaga Binaan Balai Budidaya Air Payau Takalar)

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

ANALISA BEBAN PENCEMARAN KEGIATAN BUDIDAYA TAMBAK BANDENG DI SUNGAI PASAR BANGGI KABUPATEN REMBANG

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perubahan bobot tubuh ikan selais (Ompok hypopthalmus) pada setiap perlakuan selama penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKTIVITAS PRIMER DENGAN METODE KLOROFIL-a DI PERAIRAN BELAWAN SUMATERA UTARA AMANDA PARAMITHA

PENDAHULUAN. lahan pertambakan secara besar-besaran, dan areal yang paling banyak dikonversi

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

Produksi dan Konsumsi Oksigen serta Pertumbuhan Ceratophyllum demersum L. pada Kerapatan yang Berbeda dalam Mendukung Potensinya sebagai Bioaerator

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN

Riri Ezraneti (1), Muliani (2), Munawar Khalil (3) Abstrak

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

Studi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab.

Potensi budidaya ikan di Waduk Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat: Kajian kualitas fisika kimia air

IDENTIFIKASI DAMPAK PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN HUTAN MANGROVE BERBASIS SILVOFISHERY DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK, KABUPATEN DELI SERDANG

Kelayakan kualitas air kolam di lokasi pariwisata Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus.

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

3. METODE PENELITIAN

Studi Kesesuaian Wisata dan Mutu Air Laut untuk Ekowisata Rekreasi Pantai di Pantai Maron Kota Semarang

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMETAAN SEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR UNSUR HARA PERAIRAN TELUK LAMPUNG

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

3. METODE PENELITIAN

The Vertical Profile of Nitrate in the Lacustrine and Transition Zone Koto Panjang Reservoir Kampar District Riau Province ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Benur Udang Vannamei dan Pengemasan

Analisis kualitas fisika kimia air di areal budidaya ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA

Karakteristik dan Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software Som Toolbox 2

BAB 2 BAHAN DAN METODA

KESESUAIAN KUALITAS AIR KERAMBA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI DANAU SENTANI DISTRIK SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN TAMBAK DESA MOROREJO KABUPATEN KENDAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KUALITAS AIR TERHADAP PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO

Analisis Hubungan Konduktivitas Listrik dengan Total Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur pada Beberapa Jenis Air

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : 19-23. April 2016. ISSN : 2460-9226 AQUAWARMAN JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove Characteristic of Dissolved Oxygen in Brackish Water Ponds Covered Mangrove and Ponds Without Mangrove Rofiq Hidayat 1), Asfie Maidie 2), Ismail Fahmy Almadi 3) ABSTRACT The research for environmental friendly brackish water pond are mostly not yet done especially on mangrove that has been planted. This research was to know the characteristics of dissolved oxygen to the temperature and salinity in two kind ponds covered by mangrove and without mangrove. The research was done for 4 (four) months, started from the 4th January 2013 and ends on april 26, 2013. Research sites in Salo Palai Village of Kutai Kartanegara Regency. The water quality was measured in the morning (6.00) and afternoon (18.00). Data processing and analysis was used t-test by SPSS 12.0 version. The results of the measurement showed the average of oxygen dissolved concentration the morning of ponds covered mangrove is 4.30 mg/l and pond not covered mangrove is 3.68 mg/l. The results of the measurement showed the average oxygen dissolved in the early afternoon of ponds covered mangrove is 8.30 mg/l and pond without mangrove is 5.84 mg/l. The analysis also showed differences in the concentration of oxygen dissolved in the afternoon. Relationship between the temperature with the concentration of oxygen dissolved is 92 %, the relationship between salinity to concentrate oxygen dissolved is of 85 %. The results of research showed the existence of the role of mangrove trees to the characteristics of oxygen dissolved in water ponds. Keyword : Ponds, Mangrove, Dissolved Oxygen 1. LATAR BELAKANG Kerusakan lingkungan mangrove yang parah adalah salah satu akibat pembukaan lahan untuk budidaya tambak, sehingga konsep budidaya tambak ramah lingkungan lebih sering disebut sebagai budidaya tambak untuk melestarikan mangrove sebagai jalur hijau atau penanaman mangrove di lingkungan tambak yang disebut wanamina (silvofishery). Wilayah Muara Badak merupakan salah satu wilayah yang memiliki ekosistem mangrove, yang jumlah sebelumnya masih banyak, tetapi seiring perkembangan aktifitas kegiatan manusia, hutan mangrove di wilayah 19

pesisir ini mengakibatkan banyak aktifitas terjadi kerusakan yang cukup tinggi bagi ekosistem mangrove itu sendiri maupun terhadap budidaya tambak udang. Pola wanamina (silvofishery) dan tanpa mangrove yang dilakukan di Desa Salo Palai dapat mempengaruhi parameter kualitas air tambak, karena keberhasilan dalam usaha pertambakan tergantung pada faktor fisika, kimia dan biologi. Apabila satu diantara ketiga faktor tersebut telah mengalami perubahan baik secara fisik, biologi maupun kimia air maka perairan tersebut akan mempengaruhi kehidupan organisme khususnya udang yang dibudidayakan ditambak menjadi terganggu dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Kualitas air merupakan salah satu parameter kunci bagi usaha budidaya udang di tambak. Beberapa parameter kualitas air yang dianggap dapat mempengaruhi produksi udang di antaranya adalah oksigen terlarut. Berdasarkan asumsi di atas maka didalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi oksigen terlarut pada wanamina di Utara Delta Mahakam yaitu di Desa Salo Palai Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. B. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada tanggal 04 januari sampai tanggal 26 April 2013, dengan tempat penelitian Desa Salo Palai Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. a. Prosedur Penelitian Persiapan Alat dan Bahan Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan saat melakukan penelitian. Teknik Pengukuran Kualitas Air Pengukuran kualitas air dilakukan langsung di lapangan yaitu pada air tambak yang berada didepan pintu masuk tambak non wanamina dan pada air tambak pola wanamina dengan cara sebagai berikut: a) Menyiapkan alat kerja (DO-meter) yang akan digunakan b) Alat (DO-meter) dikalibrasi terlebih dahulu hingga 100% c) Alat pengukur dinyalakan dan akan terlihat angka yang menunjukkan nilai oksigen terlarut di air tambak. d) Pembacaan hasil pengukuran dilakukan setelah melihat angka berhenti yang menunjukkan nilai oksigen terlarut di air tambak. e) Hasil pengukuran oksigen terlarut dicatat dengan satuan mg/l. f) Pengukuran oksigen terlarut ini dilakukan pada pukul 06.00 dan pukul 18.00 setiap 14 hari sekali dengan ulangan 9 kali pada kedua tambak. Suhu dan Salinitas. Pengukuran suhu dilakukan bersamaan dengan pengukuran oksigen terlarut karena alat yang digunakan sama, kemudian pengukuran salinitas dilakukan langsung di lapangan yaitu pada air tambak yang berada di depan pintu masuk tambak non wanamina dan pada air tambak pola wanamina dengan cara sebagai berikut: a. Menyiapkan alat kerja (Refraktometer) yang akan digunakan b. Alat (Refraktometer) dikalibrasi terlebih dahulu hingga 0 dengan menggunakan air tawar atau aquades. c. Setetes air sampel dijatuhkan dibagian prisma, selanjutnya ditutup dan dihadapkan ke arah cahaya. d. Nilai salinitas terlihat dari bagian putih yang menyentuh angka skala. 20

e. Hasil pengukuran salinitas dicatat dengan satuan promil ( ). f. Pengukuran salinitas ini dilakukan pada pukul 06.00 dan pukul 18.00 setiap 14 hari sekali dengan ulangan 9 kali pada kedua tambak. Tabel hasil uji statistik pada tambak non wanamina dan tambak pola wanamina pada pukul 06.00 dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kualitas Air Oksigen terlarut (DO) Hasil pengukuran oksigen terlarut selama penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata konsentrasi oksigen terlarut pada tambak non wanamina yang diteliti pada pukul 06.00 adalah 4.30 mg/l. Sedangkan tambak pola wanamina yang diteliti pada pukul 06.00 rataratanya adalah 3.68 mg/l. Adapun gambaran dan tambak pola wanamina pada pukul 06.00 dapat dilihat pada Gambar 1. Kemudian hasil pengukuran konsentrasi yang terjadi pada pukul 18.00 memperlihatkan bahwa rata-ratanya adalah 5.84 mg/l. Sedangkan oksigen terlarut pada tambak pola wanamina yang diteliti pada pukul 18.00 rata-ratanya adalah 8.30 mg/l. Adapun gambaran oksigen terlarut pada wanamina pukul 18.00 dapat dilihat pada Gambar 1. Grafik oksigen terlarut pada tambak nonwanamina dan tambak pola wanamina pada pukul 06.00 (Sumber: Data Primer diolah Gambar 2. Grafik oksigen terlarut pada tambak non wanamina dan tambak pola wanamina pada pukul 18.00 (Sumber: Data Primer diolah Tabel 1. Group Statistics (Uji Statistik pada 2 tambak pukul 06.00) Tambak N Mean Std. Deviation Std. Error Mean DO Non Wanamina 9 4.3044 1.32699.44233 Pola Wanamina 9 3.6811 1.36027.45342 Tabel 3. Group Statistics (Uji Statistik pada 2 tambak pukul 18.00) Tambak N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Non Wanamina 9 5.8456 0.46368.15456 DO Pola wanamina 9 8.3056 1.16651.38884 21

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : 19-23. April 2016. ISSN : 2460-9226 Berdasarkan dari hasil analisis diatas (dapat dilihat pada Tabel 2) terlihat nilai sig t hitung 0,340, oleh karena nilai sig t hitung > 0,05 yang berarti Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada tambak non wanamina dan tambak pola wanamina pada pukul 06.00. Sedangkan perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada tambak non wanamina dengan tambak pola wanamina pada pukul 18.00. Berdasarkan dari hasil analisis diatas (dapat dilihat pada Tabel 4) terlihat nilai sig t hitung 0,000, oleh karena nilai sig t hitung < 0,05 berarti Ho ditolak artinya terdapat perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada wanamina pada pukul 18.00. a. Pengaruh antara Suhu dengan Oksigen Terlarut Halsam (1995), Peningkatan suhu perairan sebesar 10 0 C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2 3 kali lipat. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan oksigen terlarut sehingga sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme untuk melakukan proses metabolisme dan respirasi. Berdasarkan asumsi diatas maka dilakukan perhitungan pengaruh Gambar 3. Pengaruh antara suhu dengan oksigen terlarut pada tambak non wanamina pada pukul 06.00 (Sumber: Data Primer diolah antara suhu dengan oksigen terlarut pada wanamina. Adapun pengaruh suhu dengan pukul 06.00 Dari hasil perhitungan (dapat dilihat pada Gambar 3) Pengaruh antara suhu dan konsentrasi oksigen terlarut memperlihatkan bahwa jika terjadi penurunan suhu sebesar satu derajat maka akan terjadi peningkatan oksigen terlarut sebesar 1.9401. Untuk mengetahui besarnya pengaruh suhu terhadap oksigen terlarut digunakan rumus koefisien determinasi (r 2 ) berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai r 2 = 0.9221, ini berarti bahwa oksigen terlarut sebesar 92% disebabkan atau dipengaruhi oleh suhu sedangkan sisanya sebesar 8% dipengaruhi oleh variable lain. b. Pengaruh antara Salinitas dengan Oksigen Terlarut Menurut Effendi (2012), Semakin tinggi salinitas maka semakin rendah kapasitas maksimum kelarutan oksigen dalam air, kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah dari pada oksigen di perairan tawar. Berdasarkan asumsi diatas maka dilakukan perhitungan pengaruh antara salanitas dengan oksigen terlarut pada wanamina. Adapun pengaruh antara salinitas dengan oksigen terlarut pada tambak non wanamina pukul 06.00 dapat dilihat pada Gambar 4. Dari hasil perhitungan (dapat dilihat pada Gambar 4) Pengaruh antara salinitas dan konsentrasi oksigen terlarut memperlihatkan bahwa jika terjadi penurunan salinitas sebesar satu derajat maka akan terjadi peningkatan oksigen terlarut sebesar 4.7433. 22

Untuk mengetahui besarnya pengaruh salinitas terhadap oksigen terlarut digunakan rumus koefisien determinasi (r 2 ) berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai r 2 = 0.8556, ini berarti bahwa oksigen terlarut sebesar 85% disebabkan atau dipengaruhi oleh salinitas sedangkan sisanya sebesar 15% dipengaruhi oleh variable lain. d. Pengaruh suhu terhadap konsentrasi oksigen terlarut memperlihatkan tingkat koefesian determinasi 0.92 = 92%. e. Pengaruh salinitas dengan konsentrasi oksigen terlarut memperlihatkan tingkat koefesien determinasi 0.85 = 85%. f. Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada periode berikutnya untuk mengetahui kualitas air yang lainnya sebagai penyebab lebih rendahnya oksigen terlarut pada tambak non wanamina dibandingkan dengan tambak pola wanamina. DAFTAR PUSTAKA Gambar 4. Pengaruh antara salinitas dengan oksigen terlarut pada tambak non wanamina pukul 06.00 (Sumber: Data Primer diolah 2013 Effendi, H., 2012. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius; Yogyakarta. 12-77 hlm. Halsam, S.M. 1995. River Pollution Ecological Perspective. John Wiley and Sons, Chishester,UK. 253 p. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Konsentrasi oksigen terlarut pada tambak non wanamina pada pukul 06.00 rata-rata sebesar 4.30 mg/l, sedangkan pada pukul 18.00 rata-rata sebesar 5.84 mg/l. b. Konsentrasi oksigen terlarut pada tambak pola wanamina pada pukul 06.00 rata-rata sebesar 3.68 mg/l, sedangkan pada pukul 18.00 rata-rata sebesar 8.30 mg/l. c. Hasil uji t untuk konsentrasi oksigen terlarut yang diteliti dapat dilihat pada pukul 06.00 tidak terdapat perbedaan nyata antara tambak non wanamina dan tambak pola wanamina, sedangkan oksigen terlarut pada pukul 18.00 terdapat perbedaan nyata antara wanamina. 23