METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google)

dokumen-dokumen yang mirip
III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

BAB III BAHAN DAN METODE

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administratif Desa Pasireurih

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

Gambar 2 Peta lokasi studi

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur

Gambar 1 Lokasi penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

Gambar 2. Lokasi Studi

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 FOTO-FOTO HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Komputer sebagai alat bantu untuk analisis data

BAB III METODE PERANCANGAN

TAHAPAN KEGIATAN ARL PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA & INFORMASI ANALISIS TAPAK/LANSKAP SINTESIS PERENCANAAN TAPAK/LANSKAP

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

TATA CARA PENELITIAN. B. Metode Penelitian dan Analisis Data. kuisioner, pengambilan gambar dan pengumpulan data sekunder. Menurut

ARSITEKTUR LANSKAP ANALISIS TAPAK TAHAPAN KEGIATAN ARL 9/7/2014 ARL 200. Departemen Arsitektur Lanskap CONTOH ANALISIS TAPAK

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI Waktu dan Tempat

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

Gambar 4. Lokasi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

Gambar 2 Tahapan Studi

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

Data Iklim Rata-Rata Bulanan di Wilayah Penelitian Bulan Curah Hujan (mm)*) Suhu ( C)*)

III. METODOLOGI LAUT JAWA KEC.CILAMAYA KULON KAB.SUBANG TANPA SKALA TANPA SKALA DESA PASIRJAYA PETA JAWA BARAT LOKASI STUDI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 29

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata

IV KONDISI UMUM TAPAK

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kawasan wisata yang dikelola dibawah Perum Perhutani, dan memiliki luas

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

BAB III METODE PERANCANGAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan, dan konsep perancangan. Metode perancangan yang digunakan

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Putih yang terletak di Kecamatan Ranca Bali Desa Alam Endah. Wana Wisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

METODOLOGI PENELITIAN

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

Transkripsi:

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai perencanaan lanskap agrowisata berkelanjutan ini dilakukan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Sukaharja pernah menjadi tempat penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai studi potensi agrowisata oleh Ario Adi Susanto, mahasiswa jurusan Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor yang lulus pada tahun 2007. Lokasi penelitian terletak di sebelah selatan Kotamadya Bogor dengan jarak tempuh ± 13 km dari pusat Kota Bogor, yaitu Kebun Raya Bogor. Berikut dapat dilihat peta orientasi lokasi penelitian pada Gambar 2. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google) Proses pengambilan data dari kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2009 sampai bulan Juli 2009 dan dilanjutkan dengan kegiatan penyusunan laporan.

20 Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi sampai dengan hasil atau produk arsitektur lanskap berbentuk rencana lanskap (landscape plan) agrowisata berkelanjutan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian bersifat deskriptif analitis yang diperoleh dari data-data kualitatif dengan melakukan pengamatan secara intensif suatu keadaan pada suatu waktu melalui kegiatan survey baik observasi maupun non-observasi lapang untuk kemudian dideskripsikan semua yang diamati secara tepat. Tahapan pelaksanaan penelitian perencanaan lanskap perdesaan untuk pengembangan agrowisata di Kecamatan Cijeruk ini merupakan modifikasi dari Wardiyanta (2006) dan Gulo (2003) yakni : 1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah Langkah ini menyatakan permasalahan yang akan diteliti serta melakukan pembatasan masalah secara deskriptif. 2. Menyusun kerangka teoritis dari literatur dan konsultasi dengan ahli Langkah ini dilakukan berdasarkan pengkajian teori yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti dengan memperhatikan kemutakhiran teori tersebut. Kerangka teoritis dibuat dalam bentuk tinjauan pustaka atau literatur serta kerangka berpikir yang bersifat analitis dan sistematis. Konsultasi dengan para ahli atau dosen pembimbing dilakukan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti. 3. Mengumpulkan data (inventarisasi) Langkah ini dilakukan dengan pengambilan data dan penghayatan tapak. Data yang di ambil meliputi data aspek fisik bio-fisik, sosialekonomi, potensi agrowisata, serta aspek teknik (Tabel 1). Data terdiri atas data primer dan data sekunder yang diperoleh dari survey lapang dan hasil penelitian sebelumnya, studi pustaka, wawancara, kuesioner atau angket, dan dokumenter. Produk dari tahap ini berupa tabel data, peta kondisi awal tapak, dan foto-foto.

21 Survey lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan lokasi penelitian yang sebenarnya, untuk memperoleh data penunjang penentuan potensi, hambatan dan peluang perencanaan agrowisata berkelanjutan. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data fasilitas standar yang diperlukan, peraturan-peraturan atau kebijakan yang mengikat dan membatasi pengembangan kawasan, serta data keadaan fisik dan bio-fisik serta sosial-ekonomi dari hasil penelitian atau pengukuran yang telah dilakukan pihak sebelumnya. Data persepsi atau preferensi masyarakat terhadap perencanaan agrowisata berkelanjutan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang diambil dengan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden, pengambil kebijakan, instansi dan masyarakat : petani/ pedagang/ pengusaha kecil/pengrajin, kelompok wanita/ pengunjung dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertentu. Untuk itu dilakukan pengambilan contoh secara random maupun non-random terhadap pengunjung, anggota kelompok tani, pemilik villa, perkebunan dan objek agrowisata lainnya. Sebelum dilakukan wawancara dibuat instrument penelitian wawancara. Langkah tersebut antara lain merumuskan dan menyusun pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Sebelum wawancara yang sesungguhnya dilakukan uji coba atau pilot study. Proses ini ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup andal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui persyaratan instansi terkait. Penyebaran kuesioner pengunjung (lampiran 16) dilakukan dengan jumlah responden 20 orang dan dipilih secara acak pada Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang yang terpilih sebagai desa berpotensi untuk perencanaan agrowisata berkelanjutan. Sedangkan responden penduduk sekitar dipilih berdasarkan jarak lokasi rumah tinggalnya dari sentra produksi pertanian, penginapan atau villa, serta objek wisata lainnya dan dianggap mewakili penduduk sekitarnya. Kemudian, dilakukan cross checking, terhadap validitas, dan reliabilitas data yang masih diragukan

22 kebenarannya serta pengorganisasian ulang data yang telah terkumpul agar dapat dianalisis. 4. Menganalisis data Berdasarkan data yang diperoleh, dilakukan analisis terhadap : (1) lokasi atau sumber daya dari beberapa aspek yang berperan sehingga diketahui potensi, kendala, amenity dan danger signal-nya, (2) aspek sosial-ekonomi meliputi potensi penduduk, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan, kelembagaan serta persepsi dan keinginan pengunjung serta penduduk sekitar untuk menjadi bahan pertimbangan utama dalam tahap selanjutnya, dan (3) mempelajari berbagai kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumberdaya dan penggunaannya. Potensi dan amenity (kenyamanan) yang terdapat di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang diupayakan untuk dapat ditingkatkan dan dikembangkan semaksimal mungkin sehingga mendukung agrowisata yang akan direncanakan. Sebaliknya kendala serta danger signal (bahaya) yang ada di kedua desa tersebut diusahakan untuk ditekan seminimal mungkin dan dicari alternatif pemecahannya. Kekhasan perdesaan sebagai tempat yang memiliki potensi wisata pertanian atau agrowisata harus dimunculkan dalam menganalisis semua data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Dalam analisis ini dihasilkan peta-peta tematik seperti peta kemiringan lahan, peta hidrologi, view, peta topografi, peta potensi obyek wisata, peta tata guna lahan. Keberlanjutan masyarakat dikaji dengan metode Community Sustainability Assessment (CSA) atau Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM). Metode CSA merupakan suatu cara mengevaluasi tingkat keberlanjutan masyarakat di suatu lokasi dalam kerangka pikir ecovillage (suatu ekosistem di mana masyarakat perdesaan atau kota yang ada di dalamnya berusaha mengintegrasikan kelestarian lingkungan sosial dengan cara hidup berdampak rendah). Kriteria penilaian CSA dapat dilihat pada Tabel 2. Acuan dalam metode CSA adalah berdasarkan metode yang diperkenalkan oleh Global Ecovillage Network yang meliputi aspek

23 ekologis, sosial, spiritual. Kuesioner CSA diisi oleh tokoh masyarakat yang dianggap mengetahui dan memahami kondisi masyarakatnya. Penentuan tokoh masyarakat dilakukan berdasarkan posisinya di dalam masyarakat, lama tinggal di daerah tersebut, maupun pengalamannya dalam bermasyarakat. 5. Mensintesis data Langkah ini dilakukan dengan mempelajari berbagai alternatif rencana serta memperhitungkan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilakukan. Hasil sintesis berupa alternatif perencanaan dalam bentuk zonasi ruang atau block plan dan matriks hubungan antar ruang di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang. Zona yang terbentuk dihasilkan berdasarkan sensitivitas fisik bio-fisik yang menjadi potensi ataupun kendala bagi pengembangan agrowisata, kesesuaian aspek sosial-ekonomi, kelembagaan serta teknik, dan penentuan areal aktivitas agrowisata bagi pengunjung. Langkah ini juga menentukan konsep dasar perencanaan untuk kemudian dikembangkan dalam tiga alternatif perencanaan yang sudah hampir mendekati site plan. Alternatif-alternatif ini kemudian dinilai dan didiskusikan untuk melihat kecenderungan mengenai alternatif terbaik dari kriteria-kriteria penilaian. 6. Perencanaan Langkah ini menghasilkan alternatif perencanaan yang terpilih dalam bentuk landscape plan (rencana lanskap) dan mencakup perencanaan yang menggambarkan aktivitas dan fasilitas serta sumberdaya pertanian yang dapat dikembangkan menjadi obyek agrowisata, penataan ruang dari sumberdaya tersebut, penataan elemen lanskap yang mendukung keberadaan obyek agrowisata serta pengembangan fasilitas agrowisata dalam rangka mewujudkan konsep agrowisata berkelanjutan sesuai dengan tujuan perencanaan.

24 Tabel 1. Jenis, sumber, cara pengambilan data, dan bentuk hasil data Aspek No Jenis Data Sumber Cara Pengambilan Data Teknik 1 Rencana Tata Guna Lahan/ Tata Pemda studi pustaka Ruang Wilayah 2 Kebijakan pemerintah dan Perundangundangan Pemda, studi pustaka perpustakaan Fisik dan 3 UMUM Bio-fisik Geografi Batas tapak Bakosurtanal Survey, studi pustaka Letak geografi Bappeda Survey, studi pustaka Luas Bappeda Survey,studi pustaka Tanah dan Geologi Jenis tanah, sifat kimia tanah Bakosurtanal Survey,studi pustaka Topografi Kontur, kemiringan lahan Bakosurtanal, Studi pustaka Hidrologi Pola drainase, saluran air, kualitas, Survey lapang, Studi fisik air perpustakaan pustaka Iklim dan Kenyamanan Curah hujan, suhu udara, kelembaban BMG, stasiun Studi pustaka udara, dan persentase penyinaran klimatologi matahari, kecepatan dan arah angin 4 POTENSI AGROWISATA Atraksi Alam : Vegetasi dan satwa, Dinas Survey Jenis dan ciri khas kehutananan Kualitas lanskap Survey Visual, audio, aromatik Atraksi khusus Akomodasi Homestay (jumlah kamar dan harga), losmen, villa, camping ground (kapasitasnya) Aksesibilitas dan transportasi Jaringan dan moda angkutan, jarak, Bappeda, dari kota besar terdekat, frekuensi dan Dept.PU tarif, polusi Informasi wisata terdekat Pemandu dan interpreter wisata, brosur, atau petunjuk jalan, toilet umum, tempat istirahat, jaringan telkom Fasilitas kesehatan dan keamanan Akses dan UGD, polisi wisata, penerangan, jalan setapak Bentuk Hasil Peta Peta Peta, foto

25 Fasilitas pendidikan Taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah kejuruan, perguruan tinggi Fasilitas belanja Pedagang, barang kerajinan, produk lain yang dipasarkan Energi dan limbah Energi alternatif, tempat pembuangan sampah, dampak lingkungan Sosial- 5 UMUM Ekonomi Demografi Jumlah penduduk, jenis kelamin, mata BPS, Bappeda, Survey, wawancara, pencaharian, luas kepemilikan lahan, kuesioner pendidikan Usaha pertanian komoditas pertanian, peternakan, perikanan, tanaman hias, dana Survey, kuesioner wawancara, 6 POTENSI AGROWISATA Atraksi Budaya Seni budaya lokal Tradisi dan kebiasaan lokal Wawancara, kuesioner Festival Peninggalan sejarah dan purbakala Ukir-ukiran dan kerajinan Lanskap budaya Makanan lokal Kehidupan sehari-hari Keramahtamahan Sumberdaya manusia Pemilik/ pengelola, tenaga kerja, sikap dan keinginan bekerja di, Pemda, instansi terkait Wawancara, kuesioner pariwisata, fasilitas lahan, program dan kebijaksanaan, dana Sumber pembiayaan Swadaya (masyarakat dan investor), Bantuan (pemerintah dan donor) Wawancara, kuesioner Pengunjung Karakter, persepsi thd lokasi, aktivitas, perilaku, fasilitas yang Wawancara, kuesioner dibutuhkan, waktu, dana Keterangan : Bakosurtanal : Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika BPS : Badan Pusat Statistik Dept. PU : Departemen Pekerjaan Umum Pemda : Pemerintah Daerah

26 Tabel 2. Kriteria penilaian dalam PKM / CSA Parameter Bobot Aspek Ekologis 1.Perasaan terhadap tempat 2. Ketersediaan, produksi, dan distribusi makanan 3. Infrastruktur, bangunan dan transportasi 4. Pola konsumsi dan pengelolaan limbah padat 5. Air-sumber, mutu, dan pola penggunaan 6. Limbah cair dan pengelolaan polusi air 7. Sumber dan penggunaan energi Total nilai aspek ekologis Aspek Sosial 1. Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan, ruang bersama 2. Komunikasi-aliran gagasan dan informasi 3. Jaringan pencapaian dan jasa 4. Keberlanjutan sosial 5. Pendidikan 6. Pelayanan kesehatan 7. Keberlanjuytan ekonomi-ekonomi local yang sehat Total nilai aspek sosial Aspek Spiritual 1. Keberlanjutan budaya 2. Seni dan kesenangan 3. Keberlanjutan spiritual 4. Keterikatan masyarakat 5. Gaya pegas masyarakat 6. Holographic baru, pandangan dunia 7. Perdamaian dan kesdaran global Total nilai aspek spiritual Total nilai keseluruhan Keterangan : 50+ 25-49 0-24 Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 333+ 166-332 0-165 Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan 999+ 500-998 0-449 Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan