Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: PUJI ANITASARI J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ERIN AFRIANI J.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan. dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari


BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Penyakit saluran pernapasan sebagai penyebab kesakitan dan kematian

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu enterohaemorrhagic

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh AGUS SAMSUDRAJAT J

SKRIPSI ANALISIS SPASIAL KASUS MALARIA DI KELURAHAN PAYA SEUNARA KECAMATAN SUKAKARYA KOTA SABANG PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008


BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sistem..., Levina Ardiati, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2015 yaitu di Filipina 14,6 %, Timor Leste 15,2%, Kamboja 14,6%, Peru 16 %, dan Kolombia 14,6 % (Pinzón-Rondón, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. terabaikan atau Neglected Infection Diseases (NIDs) yaitu penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. yang beriklim sedang, kondisi ini disebabkan masa hidup leptospira yang

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

1. BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SANITASI KANDANG TERNAK DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PETERNAK SAPI PERAH DI DESA SINGOSARI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: PUJI ANITASARI J 410 040 021 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia, paling umum merupakan penyebab kematian pada balita dan membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Penyakit diare masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan terjadi peningkatan kesakitan atau kematian kasus 2 kali atau lebih dibandingkan jumlah kesakitan atau kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya. Angka kejadian diare di Indonesia pada tahun 2003 berkisar antara 200-374 per 1000 penduduk sedangkan angka kematian akibat diare adalah 23 per 100 ribu penduduk. Pada tahun 2006, sebanyak 41 kabupaten di 16 propinsi melaporkan KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,5% (Anonim, 2007a). Diare masih menjadi persoalan yang sangat serius di Boyolali. Pada tahun 2006, kasus diare di Boyolali sebanyak 12.519 dengan Incidence Rate (IR) 133, 4 per 1000 penduduk dan Point Prevalence sebesar 133,0 per 1000 penduduk. Sedangkan pada balita sebanyak 3.445 atau sekitar 27,52% dari seluruh kasus diare yang ada dan IR sebesar 7,6 per 1000 balita (Dinkes Boyolali, 2006). Kecamatan Mojosongo merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah di Angka kejadian diare di Mojosongo selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 kasus diare mencapai 1121 kasus,

tahun 2004 mencapai 1372 kasus, tahun 2005 mencapai 1481 kasus, tahun 2006 mencapai 1554 kasus, dan tahun 2007 mencapai 1832 kasus (Puskesmas Mojosongo, 2008). Desa Singosari merupakan sentra peternakan terbanyak di wilayah Kecamatan Mojosongo. Sebanyak 2429 total penduduk menurut mata pencahariannya, 2122 berprofesi sebagai peternak sapi yaitu 1620 peternak sapi perah dan 502 peternak sapi potong. Usaha peternakan tersebut merupakan pekerjaan sampingan dari usaha tani maupun buruh tani (Kelurahan Singosari, 2007). Pada Bulan Juli 2007, Desa Singosari dinyatakan mengalami KLB diare dengan jumlah penderita 55 orang. Angka kejadian diare selalu lebih tinggi setiap bulannya bila dibandingkan dengan desa lain di wilayah Kecamatan Mojosongo. Tahun 2006, kasus diare di Desa Singosari mencapai 377 penderita dengan IR sebanyak 86 per 1000 penduduk dan tahun 2007 mencapai 322 penderita dengan IR sebanyak 73,7 per 1000 penduduk. Meskipun angka kematian adalah 0% namun kejadian ini cukup meresahkan masyarakat, khususnya para peternak sapi perah yang dituding sebagai penyebab meningginya angka kejadian diare pada setiap bulannya. Peternak sapi di Desa Singosari pada umumnya membangun kandang sapinya dekat dengan rumah (<10 m) atau di dalam rumah dengan alasan faktor keamanan dan mempermudah pemeliharaan. Berdasarkan penelitian Untari (2002) mengenai pengaruh penempatan kandang sapi di dalam dan di luar rumah terhadap kepadatan lalat di Desa Tumang Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali diketahui bahwa penempatan kandang sapi yang tidak tepat dapat meningkatkan kepadatan lalat. Survei dari 31 kandang sapi yang ada di dalam rumah, 75,61% mempunyai tingkat

kepadatan lalat yang sedang (3-5 ekor) dan 17,07% mempunyai tingkat kepadatan lalat yang tinggi (6-20 ekor). Semakin dekat dengan rumah, kepadatan lalat makin tinggi dan semakin tinggi kepadatan lalat, makin tinggi pula penyebaran penyakit termasuk diare. Berdasarkan penelitian Sumiarto, dkk (2005) mengenai epidemiologi verocytotoxigenic E. coli (VTEC) pada peternakan sapi perah di Propinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, diketahui bahwa semakin kotor lantai kandang yang dimiliki peternak, memberikan infeksi VTEC hampir 21 kali lebih besar dibanding peternak yang mempunyai lantai bersih. Semakin dekat sumber air dari kandang (<10m) memberikan prevalensi VTEC 24 kali lebih besar dari pada yang jauh (>10m). Temuan ini menunjukkan sumber air terkontaminasi E. coli hampir 8 kali lebih besar sebagai sumber penyakit VTEC dibanding dengan sumber air yang tidak terkontaminasi E. coli. Kebersihan pribadi pemilik atau pekerja memberikan pengaruh 12,3% terhadap prevalensi VTEC. Bakteri E. coli mampu bertahan hidup di tanah pada temperatur 20-30 C selama 70 hari, sehingga kemungkinan pencemaran tinja sapi terhadap sumber air ataupun air tanah di sekitarnya sangat besar terutama pada musim penghujan. Kondisi sanitasi kandang yang jelek akan dapat memperparah keadaan, dan sangat memungkinkan timbulnya penyakit diare. Atas alasan inilah, perlu dilakukan penelitian.

B. Masalah Penelitian 1. Masalah Umum Adakah hubungan antara kondisi sanitasi kandang ternak dengan kejadian 2. Masalah Khusus a. Apakah ada hubungan antara penempatan kandang ternak dengan kejadian b. Apakah ada hubungan antara konstruksi kandang (atap, lantai, ventilasi, dinding, drainase) dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo c. Apakah ada hubungan antara alat perlengkapan dan kebersihan kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo d. Apakah ada hubungan antara jarak sumber air dan kandang dengan kejadian e. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan limbah ternak dengan kejadian

f. Apakah ada hubungan antara higiene pemilik atau pekerja dengan kejadian C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Mengetahui hubungan antara kondisi sanitasi kandang ternak dengan kejadian 2. Tujuan Khusus : a. Mengetahui hubungan antara penempatan kandang ternak dengan kejadian b. Mengetahui hubungan antara konstruksi kandang (atap, lantai, ventilasi, dinding, drainase) dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo c. Mengetahui hubungan antara alat perlengkapan dan kebersihan kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo d. Mengetahui hubungan antara jarak sumber air dan kandang dengan kejadian

e. Mengetahui hubungan antara pemanfaatan limbah ternak dengan kejadian f. Mengetahui hubungan antara higiene pemilik atau pekerja dengan kejadian D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dinkes dan Puskesmas Sebagai pedoman dalam penanggulangan penyakit akibat diare pada peternak sapi perah hubungannya dengan kondisi sanitasi kandang ternak. 2. Bagi Dinas Peternakan a. Sebagai pedoman dalam penyampaian informasi mengenai sanitasi kandang ternak sapi perah yang memenuhi syarat kesehatan. b. Sebagai tambahan pengetahuan hubungan antara sanitasi kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah. 3. Bagi Masyarakat a. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penempatan kandang ternak sapi perah yang baik. b. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai konstruksi kandang yang memenuhi persyaratan teknis.

c. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai alat perlengkapan dan kebersihan kandang yang wajib ada untuk membersihkan kandang. d. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai jarak minimal sumber air dengan sumber pencemaran (kandang) sehingga memenuhi syarat kesehatan. e. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai pemanfaatan limbah ternak sapi perah sehingga menjadi produk yang bermanfaat. f. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam menjaga higiene pribadi bagi pemilik atau pekerja dalam memelihara ternak sapi perah. 4. Bagi Peneliti Sebagai tambahan ilmu pengetahuan kaitannya dengan kondisi sanitasi kandang ternak yang dapat menyebabkan kejadian diare pada peternak sapi perah. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada hubungan antara kondisi sanitasi kandang ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo