BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20,

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. komisaris yang lebih besar dari jumlah direksi. Dari penelitian Bank

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

BAB I PENDAHULUAN. Isu corporate governance muncul sebagai solusi terhadap konflik yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan dan pengelolaan Corporate Governance merupakan sebuah konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka,

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai pihak dalam perusahaan yang menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow, 2001). Isu mengenai adanya krisis finansial di berbagai negara di tahun 1997-1998 yang diawali krisis di Thailand (1997), Jepang, Korea, Indonesia, Malaysia, Hongkong dan Singapura yang akhirnya berubah menjadi krisis finansial Asia ini dipandang sebagai akibat lemahnya praktik Good Corporate Governance di negara-negara Asia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek Corporate Governance. Masalah mengenai Corporate Governance di Indonesia mulai meningkat dengan pesat seiring dengan terbukanya skandal keuangan pada tahun 2001 yang terjadi di perusahaan publik yang melibatkan manipulasi laporan keuangan oleh PT Lippo Tbk dan salah satu BUMN, yaitu PT Kimia Farma Tbk (Sekaredi, 2011). Dengan adanya kasus tersebut, sangat membuktikan bahwa penerapan Corporate Governance masih sangat lemah, karena praktik manipulasi laporan keuangan masih tetap dilakukan walaupun sudah menjauhi periode krisis yaitu tahun 1997-1998. 1

Melihat contoh kasus di atas, menimbulkan suatu anggapan tentang efektivitas penerapan Corporate Governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik Corporate Governance di Indonesia mengarah ada defisiensi pembuatan keputusan dalam perusahaan dan tindakan perusahaan. Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep Corporate Governance tujuan utamanya adalah untuk mencapai manajemen transparansi perusahaan untuk pengguna laporan keuangan. Jika perusahaan bisa menerapkan konsep ini sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terus berjalan dengan baik bersama-sama dengan perusahaan transparansi manajemen yang juga berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi banyak pihak. Good Corporate Governance membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara elemen dalam perusahaan (Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan para Pemegang Saham) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam paradigma ini, Dewan Komisaris berada pada posisi untuk memastikan bahwa manajemen telah benar-benar bekerja demi kepentingan perusahaan sesuai strategi yang telah ditetapkan serta menjaga kepentingan para pemegang saham, yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan. Demikian juga Dewan Direksi mempunyai peran yang sangat penting dan strategis 2

dalam hal pembuatan strategi jangka pendek maupun panjang, pengambilan keputusan dan kebijakan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus menyadari tentang pelaksanaan Corporate Governance sejak terbuktinya kelemahan Corporate Governance perusahaan di sebuah perusahaan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Berkaitan dengan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan BUMN, penerpannya merujuk pada Keputusan Menteri BUMN No. 117/M- MBU/2002. Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga sudah mensyaratkan keberadaan komisaris independen dan komite audit bagi semua perusahaan publik. Rujukan-rujukan tentang praktik-praktik terbaik sudah tersedia luas. Misalnya, melalui FCGI untuk rujukan praktik terbaik penerapan manajemen risiko dan komite audit serta melalui Indonesian Society of Independent Commissioners (ISICOM) untuk praktik terbaik fungsi dan peran komisaris independen. Keputusan yang bersifat sektoral seperti ini termasuk berbagai peraturan Bapepam untuk emiten-emiten di pasar modal tidak memiliki pertentangan dengan kerangka hukum. Penerapan GCG dalam suatu organisasi dinilai merupakan suatu usaha untuk membangun budaya korporasi yang baru, sehingga tanpa kepemimpinan organisasi yang memadai akan sangat sulit mengimplementasikan GCG. Penerapan GCG bukanlah suatu opsi melainkan sebuah kaharusan bagi BUMN Indonesia. Penerapan GCG di BUMN akan bermanfaat baik bagi 3

Negara dalam hal menurunkan tingkat country risk maupun bagi setiap BUMN dalam hal meningkatkan nilai perusahaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER - 01 /MBU/2011 tentang PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA, disebutkan bahwa Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tersebut dijelaskan tentang prinsip-prinsip Corporate Governance, yaitu : 1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan; 2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif; 3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; 4

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; 5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan. Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), 2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan Good Corporate Governance adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi Good Corporate Governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi Good Corporate Governance berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan Good Corporate Governance, akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Maka dalam penelitian ini akan dianalisis, apakah praktek Corporate Governance dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu 5

periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan (Kieso dan Weygandt, 1995), sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan kas yang besar. Arus kas mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan di masa mendatang. Arus kas (cash flow) menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan (Pradhono, 2004). Cash flow return on assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Pada penelitian Cornett, dkk CFROA offers s, an alternative measure of firm performance.cash flow return on assets is a more focused measure of current performance kebih berfokus pada pengukuran kinerja pada saat ini). Selain itu, dikutip dari Cornett (2006) juga menyebutkan bahwa These sorts of considerations do not affect CFROA as a measure of financial performance since financial performance is not tied to stock prices (Pertimbangan semacam ini tidak mempengaruhi CFROA sebagai pengukuran kinerja keuangan karena kinerja keuangan tidak terkait dengan harga saham). 6

Beberapa penelitian tentang Corporate Governance yang telah dilakukan sebelumnya. Sanda et al. (2005) meneliti pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap kinerja keuangan badan usaha di Nigeria; Javed dan Iqbal (2007) meneliti hubungan indikator-indikator Corporate Governance terhadap nilai badan usaha, ya Nur (2007) dalam Wijayanti (2012) meneliti pengaruh praktik Corporate Governance terhadap kesulitan keuangan badan usaha; Purwantini (2008) dalam Wijayanti (2012) meneliti pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur; Yonnedi dan Sari (2009) meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan BUMN yang ditunjukkan dengan ROA, ROE dan Rasio Penjualan-Karyawan; Dewi dan Suhardjanto (2010) meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap pengungkapan resiko finansial perbankan; Anggitarani dan Suhardjanto (2010) yang meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan dengan mengambil sampel pada perusahaan listing di BEI tahun 2007 yang ditunjukkan dengan CFROA; Puspitasari dan Ernawati (2010) meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan badan usaha yang ditunjukkan dengan ROA, ROE, PER dan Tob (2012) yang meneliti tentang pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan pada bank-bank di Indonesia. 7

Dengan bisa terukurnya praktik Corporate Governance di tingkat perusahaan, banyak penelitian yang berhasil menemukan adanya hubungan positif antara Corporate Governance dengan nilai/kinerja perusahaan, antara lain, Black dkk. (2003); Klapper dan Love (2002); Mitton (2000), yang dikutip dari Darmawati dkk. (2004). Penelitian-penelitian tersebut secara tidak langsung juga menunjukkan kegunaan dari praktik Corporate Governance di tingkat perusahaan yang sudah dilakukan di beberapa negara (termasuk Indonesia). Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada hubungan Corporate Governance dengan kinerja perusahaan, misalnya penelitian Daily dkk. (1998) dan hasil survey CBI, Deloitte dan Touche (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Darmawati dkk (2004). Demikian juga dengan Young (2003) dalam Wijayanti (2012) yang menganalisis beberapa penelitian yang menghubungkan Corporate Governance dengan kinerja perusahaan. Di lain pihak, penelitian Gompers dkk (2003) dalam Darmawati (2004) yang menemukan hubungan positif antara indeks Corporate Governance dengan kinerja perusahaan jangka panjang. Corporate Governance tidak hanya berlaku untuk perusahaanperusahaan swasta, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun juga telah menerapkan Corporate Governance. Penelitian terdahulu belum banyak yang meneliti tentang pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan di BUMN. Padahal BUMN mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lainnya. 8

Dikutip dari Maryam (2007) bahwa BUMN mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lainnya yaitu perusahaan di mana di dalamnya terdapat saham yang dimiliki oleh pihak pemerintah. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini di samping memiliki misi bisnis, terdapat juga misi-misi pemerintah yang bersifat sosial. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas Corporate Governance pada BUMN tersebut. Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dari Yonnedi dan Sari (2009) yang menjadi salah satu jurnal acuan dalam penelitian ini adalah pada variabel yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya variabel yang diteliti adalah ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan kepemilikan saham pemerintah, sedangkan dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu kepemilikan saham publik, ukuran dewan direksi, aktifitas rapat dewan komisaris dan proporsi dewan komisaris independen, penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan leverage. Perbedaan kedua, pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel berjumlah 31 BUMN (baik yang terdaftar di BEI maupun tidak) pada tahun 2003 2006, sedangkan pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 34 BUMN yang terdaftar di BEI maupun tidak pada tahun 2009 2011. Lalu perbedaan yang terakhir adalah pada penelitian terdahulu menggunakan tiga rasio keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu Return on Asset, Return on Equity dan Sales- Employee Ratio, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan rasio CFROA. 9

Dari beberapa perbedaaan tersebut maka memungkinkan hasil penelitian yang berbeda pula. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini berusaha meneliti tentang Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Badan 1.2 Rumusan Masalah Penerapan mekanisme Corporate Governance dipercaya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan semakin minimnya meningkatnya kinerja keuangan perusahaan, maka pihak eksternal tidak salah dalam pengambilan keputusan pada perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti mengenai pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan dituangkan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh positif kepemilikan saham publik terhadap kinerja keuangan perusahaan? 2. Apakah terdapat pengaruh positif ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan? 3. Apakah terdapat pengaruh positif aktifitas rapat dewan komisaris terhadap kinerja keuangan perusahaan? 4. Apakah terdapat pengaruh positif proporsi dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan perusahaan? 10

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh penerapan Corporate Governance yang terdiri dari indikator: kepemilikan saham publik, ukuran dewan direksi, aktifitas rapat dewan komisaris dan proporsi dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan pada Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Aspek praktis Secara praktis diharapkan memberikan informasi dan referensi pemerintah, auditor, mahasiswa akuntansi, investor, kreditor dan masyarakat umum mengenai kinerja keuangan BUMN dalam hubungannya dengan mekanisme Corporate Governance. 2. Aspek ilmu Memperkaya literatur Penelitian literatur bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain yang akan menyusun skripsi atau yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan pada BUMN. Serta membantu pemahaman lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan akuntansi keuangan. 11

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori-teori yang menjadi dasar acuan teori yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini. Mencakup landasan teori dan kerangka pemikiran. Selain berisi landasan teori, bab ini juga meliputi penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, kerangka pikir teoritis, dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan tentang variabel penelitian dan definisi operasional penelitian, penentuan sampel penelitian, jenis dan sumber data, serta metode pengumpulan data dan metode analisis. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan isi pokok dari penelitian yang berisi deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan 12

sehingga dapat diketahui hasil analisis yang diteliti mengenai hasil pengujian hipotesis. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian serta saran bagi penelitian berikutnya. 13