BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap


BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

BAB II LANDASAN TEORI. kerja maka tentunya experience yang dimiliki juga semakin matang,

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usia, Jenis Kelamin, dan Indeks Masa Tubuh dengan Osteoartritis Lutut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. baru pada permukaan sendi (Khairani, 2012). Terjadinya osteoarthritis itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

POLA HIDUP SEHAT. Oleh : Rizki Nurmalya Kardina, S.Gz., M.Kes. Page 1

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan


BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia. meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden penelitian adalah laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta sebanyak 119 orang yang semua berjenis kelamin perempuan dan jumlah yang dijadikan sampel sebanyak 104 orang yang sudah di inklusi terlebih dahulu (PT. Djitoe, 2015). Sikap serta posisi kerja yang kurang benar pada saat kerja yang berlangsung pukul 07.00 sampai 17.00 dan didukung dengan masa kerja yang cukup lama pada pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta, umumnya pekerja mengeluh nyeri punggung bawah. Sebaiknya para pekerja pelintingan rokok di berikan jeda waktu istirahat 2 jam pada pukul 12.00-14.00 atau setiap kerja 2 jam istirahat 30 menit. Berdasarkan gambaran tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui adakah hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta. B. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi: 1. Jenis Kelamin Dalam penelitian ini semuanya berjenis kelamin perempuan, hal ini sesuai dengan pendapat Fatoni (2009), bahwa pada kenyataannya jenis 39

40 kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri punggung. 2. Umur Pada karekteristik umum berdasarkan umur, rata-rata umur sampel adalah 43,58 tahun. Umur terendah pekerja pelintingan rokok 16 tahun dan umur tertinggi 53 tahun. Dalam penelitian ini peneliti membatasi umur15-54 tahun sebagai inklusi. Pembatasan ini dimaksudkan karena kebanyakan kinerja fisik mencapai puncaknya mulai usia 15 tahun, kemudian akan menurun dengan bertambahnya usia. Dengan bertambahnya umur maka kemampuan fisik atau mental akan menurun secara perlahan-lahan. Pada usia lanjut jaringan otot akan mengerut dan digantikan oleh jaringan ikat. Pengerutan otot menyebabkan daya elastisitas otot berkurang (Depkes, 2003). 3. Indeks masa tubuh Dalam penelitian ini rata-rata indeks massa tubuh sampel adalah 22.16 kg/m2. Indeks massa tubuh terendah sampel adalah 18.93 kg/m2 dan indeks massa tubuh tertinggi responden adalah 24.40 kg/m2. Peneliti membatasi indeks massa tubuh 18.5 25 kg/m2 sebagai kriteria inklusi dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat I Dewa Nyoman

41 Sapariasa (2002), bahwa indeks massa tubuh 18.5 25 kg/m2 masuk dalam obesitas terjadi karena kurangnya olahraga dan kalori dalam tubuh tidak seimbang, hal ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diabetes, darah tinggi, jantung koroner, stroke sehingga produktivitas para pekerja menurun. Tingkat pendidikan para pekerja yang rendah cenderung mengabaikan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri punggung lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri punggang bawah. Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh (Mubarak, 2008). 4. Masa Kerja Sampel yang memiliki masa kerja dibawah 6 tahun sejumlah 40 orang (38.4%) sedangkan sampel yang memiliki masa kerja antara 6-10 tahun sejumlah 32 orang (30.8%) dan masa kerja diatas 10 tahun sejumlah 32 orang (30,8%). Rata-rata masa kerja sampel adalah 11.26 tahun. Masa kerja terendah responden adalah 1 tahun sedangkan masa kerja tertinggi responden adalah 35 tahun. Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada tubuh. Tekanan fisik pada suatu kurun waktu tertentu mengakibatkan

42 berkurangnya kinerja otot, dengan gejala makin rendahnya gerakan. Tekanan-tekanan akan terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang, sehingga mengakibatkan memburuknya kesehatan yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis kronis (Koesyanto, 2013). Serta pendapat dari Wulan Sumekar (2010), bahwa nyeri punggung tersebut dapat terjadi pada berbagai situasi kerja, tetapi resikonya lebih besar apabila duduk lama dalam posisi statis, karena akan menyebabkan kontraksi otot yang terus menerus serta pembuluh darah terjepit. 5. Lingkar Perut Pada karekteristik berdasarkan lingkar perut rata-rata lingkar perut sampel adalah 74.85 cm. Lingkar perut terendah pekerja pelintingan rokok 57cm dan lingkar perut tertinggi 79 cm. Dalam penelitian ini peneliti membatasi lingkar perut sebagai inklusi. Pembatasan ini sesuai pendapat dari (Hartono, 2006), bahwa pasien dengan obesitas abdominal yang merupakan faktor resiko untuk berbagai penyakit metabolik, vaskuler, dan degeneratif memiliki lingkaran perut yang lebih besar dari normal. Untuk diagnosis obesitas abdominal, lingkaran perut bagi wanita Asia 6. Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada penelitian ini jumlah pekerja pelintingan rokok yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah berjumlah 70 orang (67.3%) dan pekerja yang tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah berjumlah 34 orang (32.7%). Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas

43 responden mengalami keluhan nyeri punggung bawah karena sikap dan posisi kerja, serta beban kerja yang mempengaruhinya. C. Analisis Bivariat Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggang bawah maka diperlukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square. Dengan pertimbangan bahwa uji statistik ini merupakan indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Dari hasil uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggang bawah pada pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta karna nilai p < 0.05 yaitu 0.008 yang memiliki odd ratio 2.05 yang berarti pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta mempunyai resiko 2.05 kali lebih besar mengalami keluhan nyeri punggung bawah. Hasil ini sesuai dengan penelitan Fatoni (2009) yang menyebutkan p < 0.05 yaitu 0.02 adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah serta penelitian Umami R.A (2014) menyebutkan juga 0.00 < 0.05 berati p < 0.05 menunjukan adanya hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batik tulis.