BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi dan wewenang, sebagai suatu organisasi yang baik dan kuat memiliki

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam negara hukum. Karena dalam perspektif fungsi maupun

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan masyarakat. Peranan yang seharusnya dilakukan Kepolisian Resort

BAB I PENDAHULUAN. membangun, dan mempunyai tipe welfare state, yaitu negara yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu organisasi hakekatnya memiliki sumber daya manusia

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM 2009

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. Negara, anggota Polri,dan anggota TNI. 1

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PENGATURAN TENTANG PERAN POLISI DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA هيئة املراقبة لتنظيم احلج اإلندونيسي THE SUPERVISORY COMMISSION FOR THE INDONESIAN PILGRIMAGES KODE ETIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DENGAN PELAKU ANGGOTA TNI (Studi di Wilayah KODAM IV DIPONEGORO)

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB III PENUTUP. II tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan yaitu:

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

diuraikan di atas, maka dapat simpulkan sebagai berikut: a. Tindakan Kepolisian Terhadap Pelaku Pelanggaran Pasal 134 Huruf g adalah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOAL CPNS TATA NEGARA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEKUATAN HUKUM PERDA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah dan diorganisasi oleh pemerintah. Negara yang sah pada umumnya memiliki kedaulatan. Negara merupakan organisasi badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 Untuk menjamin keamanan dan ketentraman dalam suatu negara maka dibentuk suatu lembaga negara yang bertugas untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia. Di Negara kesatuan Republik Indonesia dibentuk suatu lembaga negara yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketentraman dalam negeri yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia disingkat dengan Polri. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu lembagayang menjalankan tugas dan fungsi pemerintah. Polisi untuk menjalankan tugas dan fungsinya harus berdasarkan 1 http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-negara-unsur.html diakses pada tanggal 10 November 2016 1

Legitimasi hukum yang berlaku. Dimana fungsi utama polisi ialah menegakkan hukum dan melayani kepentingan masyarakat umum. Sehingga dapat dikatakan bahwa tugas polisi adalah melakukan pencegahan terhadap kejahatan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. 2 Sejarah terbentuknya polri sudah ada pada zaman Kerajaan Majapahit membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan Bhayangkara, yang bertugas melindungi raja dan kerajaan. Kemudian dilanjutkan pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan yang diambil dari orang pribumi, kemudian berlanjut lagi dengan masa pendudukan jepang. Pada masa jepang, dibagi wilayah kepolisian Indonesia dengan Jawa dan Madura yang berpusat di jakarta, Kepolisian sumatra yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah indonesia timur berpusat di Makassar dan kepolisian Kalimantan sampai pada akhirnya sampai kepada masa Reformasi. Pada masa reformasi banyak perubahan yang begitu besar, ditandai dengan jatuhnya pemerintahan orde baru yang kemudian digantikan pemerintahan Reformasi dibawah pimpinan B.J Habibie ditengah maraknya tuntutan masyarakat dalam reformasi, muncul tuntutan agar ABRI dipisahkan dari Polri dengan alasan polri harus menjadi lembaga profesional dan mandiri, jauh dari intervensi pihak lain dalam penegakan hukum. Tanggal 5 Oktober muncul perdebatan sekitaran Presiden yang inginkan pemisahan ABRI dan Polri dalam tubuh Polri sendiri sudah banyak bermunculan aspirasi yang serupa. Isyarat tersebut direalisasikan oleh Presiden B.J Habibie melalui instruksi Presiden No.2 tahun 1999 yang menyatakan bahwa Polri dipisahkan dari ABRI. Sejak 1 April Polri ditempatkan dibawah Dephankam. Setahun kemudian, 2 Mahmul Mulyadi, kepolisian dalam sistem peradilan pidana, USU press, (Medan,2009)hal.40 2

keluarlah TAP MPR No.VI/2000 serta ketetapan MPR No.VII/MPR/2000 tentang peran TNI dan Peran Polri. Kemandirian Polri dibawah presiden secara langsung dan segera melakukan Reformasi birokrasi menuju polisi yang mandiri, bermanfaat, dan professional masih ada banyak perubahan sampai dengan terwujudnya Polri saat ini. 3 Keinginan untuk menegakkan hukum yang salah satunya bertujuan menegakkan kedisiplinan yang lebih baik dalam masyarakat. Di tengah-tengah perjuangan menegakkan kedisiplinan yang lebih baik dalam masyarakat, maka muncul berbagai permasalahan yang dapat menimbulkan pesimisme publik atas penegakan kedisiplinan yang lebih baik. Permasalahan yang muncul misalnya pelanggaran kedisiplinan yang notabenenya dilakukan oleh Anggota Kepolisian. Munculnya berbagai kasus juga disertai dengan kinerja kepolisian yang dianggap masyarakat masih kurang dan tidak sesuai dengan harapan publik. Kondisi seperti ini tentunya akan menimbulkan ketidak percayaan publik kepada Polisi sebagai penegak hukum dan penegak kedisiplinan dalam masyarakat. Sebagai penegak hukum yang bertanggung jawab dalam menjaga kedisiplinan dalam masyarakat di indonesia ini, Polri seharusnya juga bersikap disiplin, jujur, adil dan menjadi contoh teladan bagi masyarakat dalam mengambil sikap dan tindakan. Hal ini mengacu kepada Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pada pasal 2 yang menyebutkan Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang 3 https: id.m.wikipedia.org./wiki/kepolisian_negara_republik_indonesia diakses pada Tanggal 24 Mei 2017 3

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pelindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 4 Kepolisian Negara Republik Indonesia juga memiliki wewenang dalam menjalankan tugas sebagai penegak hukum. Hal ini telah diatur dalam Undang- Undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,hal ini dilihat mulai dari pasal 13 sampai Pasal 19, sehingga untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat kepada polisi maka diberikan peraturan tersendiri mengenai Penerapan Sanksi terhadap Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Kepolisian itu sendiri. Pengertian Disiplin adalah kehormatan, kehormatan erat kaitannya dengan kredibilitas dan komitmen. Disiplin Anggota Kepolisian adalah kehormatan yang menunjukan kredibilitas dan komitmen yang teguh. Kredibilitas dan komitmen Anggota Polri adalah sebagai pejabat negara yang diberikan tugas dan kewenangan selaku pelindung, pengayom, dan pelayanan masyarakat serta sebagai penegak hukum dan pemeliharaan keamanan. Komitmen berbeda dengan loyalitas karena loyalitas cenderung mengaruh pada sifat mutlak dan berujung pada kecenderungan pemimpin untuk menggunakan loyalitas tersebut. Pelaksanaan disiplin anggota Kepolisian didasarkan pada kesadaran daripada rasa takut. Dan didasarkan pada komitmen dan loyalitas.peraturan disiplin bagi Anggota polri disamping mengatur tata kehidupan dalam tugas juga mengatur kehidupan Anggota Polri selaku pribadi dalam kehidupan masyarakat. Untuk membina persatuan dan kesatuan serta 4 Indonesia Undang-UndangNomor 2 Tahun 2002 TentangKepolisianRepublik Indonesia Pasal.2 4

meningkatkan semangat kerja dan moril diadakan peraturan disiplin bagi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. 5 Anggota Kepolisian yang melanggar kedisiplinan wajib menerima sanksi dari atasan dan hal ini telah di atur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang peraturan disiplin POLRI menyatakan bahwa kewajiban Anggota kepolisian Republik indonesia dalam rangka kehidupan bernegara dan bermasyarakat adalah : a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945, negara dan Pemerintah b. Mengutamakan Kepentingan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan serta menghindari segala sesuatu yang dapat merugikan negara c. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan kepolisian negara republik indonesia. d. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya. e. Hormat menghormati antar pemeluk agama. f. Menjunjung tinggi hak azasi manusia g. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang berhubungan dengan tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum. h. Melaporkan kepada atasan apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan negara 5 Pudi Rahardi, hukum kepolisian Profesionalisme dan Reformasi POLRI(Surabaya: Laksbang Mediatrama,2007)hal.124 5

i. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat Segala yang berkaitan dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki kaitan dengan Hukum Administrasi Negara, Karena kepolisian juga merupakan instansi pemerintahan yang berkaitan dengan negara, dan sudah tentu berkenaan dengan administrasi dalam kenegaraan. 6 Utrech memberikan definisi tentang Hukum Administrasi negara adalah sebagai peraturan pemerintah atau gabungan jabatan-jabatan administrasi yang berada di bawah pimpinan pemerintah melaksanakan tugas yang tidak ditugaskan kepada badan badan pengadilan dan legislatif. 7 Administrasi Negara adalah peraturan hukum Administrasi dalam suatu negara, dan pemerintahannya dapat berjalan baik dan aman. Hukum administrasi negara menurut Utrech ialah hukum yang menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus. Sedangkan Menurut Van Apeldoorn Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan yang harus diperhatikan oleh Para pengusaha yang diserahi tugas pemerintahan dalam menjalankan tugasnya. Dalam ilmu hukum administrasi negara, ilmu hukum yang memiliki kedekatan dengan HAN adalah hukum tata negara. Hal ini mengingat keduanya memiliki satu lapangan yang mirip satu sama lain, yakni negara, kewenangan, para pejabat, serta rakyat. Untuk itu, perlu diperjelas batas kedua keilmuan tersebut agar mudah pembedaan dan pembatasan dengan ilmu hukum yang mempunyai lapangan yang berbeda. 6 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang peraturan disiplin Anggota Kepolisian Republik Indonesia 7 ST.Marbun,Moh.MahfudMD,Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara(Yogyakarta:Liberty,2000)hal.7 6

Pada awalnya, banyak pakar menganggap bahwa hukum administrasi negara dan hukum tata negara merupakan kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Hukum administrasi negara hanya merupakan bagian khusus dari hukum tata negara. Dimana yang dimaksud, hukum administrasi negara hanya mempunyai lapangan yang sama dengan hukum tata negara. Akan tetapi, yang membedakan hukum administrasi negara dilihat sebagai hukum yang khusus, sedangkan hukum tata negara merupakan hukum umumnya. PrayudiAtmosudirdjomelihatadministrasinegarapadafungsinya yang lebihluasyakni seperti melaksanakandanmenyelenggarakankehendakkehendak(strategypolicy) sertakeputusan-keputusanpemerintahsecaranyata (implementasidanmenyelenggarakanundang-undangmenurutpasal-pasalnya) sesuaidenganperaturan-peraturanpelaksanaan yang ditetapkan. Untukmemperjelasmaknaadministrasinegaratersebut, PrayudiAtmosudirdjomemerincinyadalambeberapapengertianadministrasinegara yang terkaitdenganpelaksanaankebijakanpemerintahsebagaiberikut. 1. Sebagaiaparaturnegara, aparaturpemerintahan, atausebagaiinstitusipolitik (kenegaraan). 2. Administrasinegarasebagai fungsi atausebagaiaktivitasmelayanipemerintah, yaknisebagaikegiatan pemerintahoperasional. 3. Administrasinegarasebagai proses teknispenyelenggaraanundang-undang. Adapun keterkaitan Hukum Administrasi Negara dengan kepolisian merupakan suatu kesatuan yang berjalan dengan alur yang sama yang berkenaan dengan 7

Administrasi pemerintahan. Hal ini dikarenakan subyek pelaksana dari hukum administrasi negara salah satunya ialah Anggota kepolisian yang sekaligus sebagai penegak disiplin dari hukum administrasi negara tersebut. Anggota kepolisian seharusnya menjalankan hak dan kewajibannya dengan semestinya dan sesuai dengan harapan masyarakat atau publik. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan peninjauan pelanggaran disiplin oleh anggota kepolisian ditinjau dari Peraturan pemerintah No. 2 Tahun 2003 serta Pelanggaran disiplin Anggota kepolisian ditinjau dari perspertif Hukum Administrasi negara. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah mengenai hal-hal berikut: 1. Bagaimana penerapan Sanksi terhadap pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian? 2. Bagaimana Prosedur Penerapan Sanksi terhadap pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi Negara? 3. Bagaimana Efektivitas dan Hambatan Penerapan Sanksi pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui prosedur penerapan Sanksi terhadap pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian. 8

b. Untuk mengetahui Prosedur Penerapan sanksi terhadap pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi Negara c. Untuk mengetahui Efektivitas dan Hambatan Penerapan sanksi pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian 1. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan adalah sebagai berikut : Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Akademis Dapat memberikan suatu bahan masukan informasi bagi kalangan Akademis dalam bentuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pemikiran dalam hal penerapan sanksi bagi Anggota kepolisian yang melanggar disiplin. b. Praktis Dapat memberikan masukan bagi instansi yang terkait, dan informasi untuk pemahaman bagi instansi negara maupun masyarakat demi meningkatkan kesadaran hukum, disiplin anggota kepolisian dalam melaksanakan tugas sebagai penegak disiplin. D. Keaslian Penulisan Skripsi yang berjudul Prosedur Penerapan Sanksi terhadap Pelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia 9

ini adalah merupakan karya sendiri yang belum pernah di tulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara sebelumnya, namun sebelumnya terdapat tulisan tulisan mengenai Penjatuhan disiplin Polri di sekolah polisi negara oleh Pramutyas Varentina namun substansi berbeda. Pramutyas Varentina membahas mengenai Peraturan disiplin Polri di sekolah polisi negara yang ruang lingkupnya adalah sekolah kepolisian. Sedangkan skripsi ini membahas Prosedur Penerapan Sanksi terhadap Pelanggaran Disiplin Anggota Kepolisian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Skripsi ini disusun melalui referensi buku-buku, literatur-literatur yang berkaitan dengan Prosedur penerapan sanksi Kepolisian dan informasi dari media cetak dan media elektronik. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan, terutama secara ilmiah dan akademik. E. Tinjauan Pustaka a. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang dimaksud kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pegawai negeri pada kepolisian Negara Republik Indonesia. Polisi adalah aparat penegak hukum dan penjaga kamtibmas( keamanan dan ketertiban masyarakat) yang setiap saat berhubungan dengan masyarakat luas. 8 b. Pengertian Hukum Administrasi negara 8 Anton Tabah,polisi budaya dan politik,(klaten : cv.sahabat,1996) hal. 2 10

Hukum Administrasi negara merupakan hukum publik, yakni hukum yang mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah dan warga negara atau hubungan antara organ pemerintahan. Hukum Administrasi Negara memuat peraturan yang berkenaan dengan bagaimana organ pemerintahan melaksanakan tugasnya. Hukum Administrasi Negara merupakan seperangkat peraturan yang memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga menjalankan dan melindungi warga terhadap tindak administrasi negara, melindungi Administrasi Negara itu sendiri. 9 F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam buku (law as it is written in the book), maupun hukum yang diputus oleh hakim melalui proses pengadilan (law it is decided by the judge through judicial process). Berdasarkan hasil studi kepustakaan yang diperoleh, maka data tersebut kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif untuk menghasilkan data yang bersifat deskriptif. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: 9 Sjahraan Basah, perlindungan hukum terhadap tindak administrasi negara ( Bandung:Alumni, 1992) hal.4 11

BAB I : Berisi latar belakang masalah, Rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Berisi tinjauan pustaka tentang penerapan sanksi terhadap pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian yang berguna untuk mendukung penulisan skripsi, adapun tinjauan pustaka ini terdiri dari : pengertian sanksi dan kepolisian, kedudukan dan tugas kepolisian, dasar hukum penerapan sanksi. BAB III : Berisi tinjauan pustaka tentang prosedur penerapan sanksi terhadap pelanggaran disiplin anggota kepolisian ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi negara yang berguna untuk mendukung penulisan skripsi, adapun tinjauan pustaka ini terdiri dari : pengertian dan tujuan hukum Administrasi Negara, dasar hukum, dan penerapan sanksi berdasarkan Hukum Administrasi Negara. BAB IV : Berisi tentang Efektivitas dan Hambatan penerapan sanksi terhadap pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian yang berguna untuk mendukung penulisan skripsi, adapun tinjauan pustaka ini terdiri dari : efektivitas penerapan sanksi dan hambatan dalam penerapan sanksi terhadap pelanggaran disiplin Anggota kepolisian serta upaya mengatasi hambatan di dalam penerapan Sanksi pelanggaran disiplin Anggota Kepolisian. BAB V : Berisi tentang penutupan yang meliputi kesimpulan dan saran dari garis-garis besar pokok pembahasan pada bab selanjutnya. 12