PENGARUH MEDIA FORMULASI DAN JENIS KEMASAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia.

UJI KOMPATIBILITAS DAN KEMAMPUAN DUA AGENSIA HAYATI PSEUDOMONAD FLOURESEN DAN ACTINOMYCETES DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN RALSTONIA SOLANACEARUM

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM

PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN

PENGARUH LOGAM BERAT ALUMUNIUM (Al) TERHADAP KANDUNGAN ASAM ORGANIK JARINGAN AKAR DAN PARAMETER PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.

PENGARUH AGENSIA HAYATI PSEUDOMONAD FLUORESEN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU (Fusarium sp.) DAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

Ralstonia solanacearum

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN UKURAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max, L. Merrill) SKRIPSI

PENGARUH MACAM MEDIA DAN TINGKAT KONDUKTIVITAS LISTRIK (EC) NUTRISI TERHADAP PRODUKSI BUAH CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.) SECARA HIDROPONIK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pisang adalah tanaman penghasil buah yang paling banyak dikonsumsi dan

POTENSI ISOLAT BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI

PENGARUH KEPADATAN SPORA JAMUR Trichoderma viride TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Ralstonia solanacearum

PERAN AGENS ANTAGONIS DAN TEKNIK BUDIDAYA DALAM PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA PISANG LANDES BRONSON SIBARANI

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERLAKUAN AGEN ANTAGONIS DAN GUANO UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT DAN HAMA PENGGEREK BUAH TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) DI LAPANGAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen

RESPON ENAM VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril) ANJURAN TERHADAP SERANGAN LARVA PEMAKAN DAUN KEDELAI SKRIPSI

SELEKSI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT UNTUK MENEKAN KEJADIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA TANAMAN TOMAT IKA DAMAYANTI

PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) SECARA KULTUR TEKNIS DAN HAYATI MIFTAHUL HUDA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu pada berbagai jenis tanaman, antara lain pada tanaman

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pergeseran dari sistem beternak ektensif menjadi intensif

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung yang mendapatkan prioritas dalam pengembangannya di Indonesia

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI EKSTRAK KULIT BUAH MAHONI

EFEKTIVITAS APLIKASI Beauveria bassiana SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN WERENG BATANG COKELAT DAN WALANG SANGIT PADA TANAMAN PADI SKRIPSI.

PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN

PENGARUH PERBEDAAN SUHU RUANG SIMPAN DAN BAHAN PENGEMAS TERHADAP KEMUNDURAN MUTU BENIH KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Layu Fusarium Pada Pisang

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian... 2 C. Manfaat Penelitian... 2

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Smith.) sudah tidak asing lagi bagi. penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL U N I V E R S I T A S J E M B E R FAKULTAS PERTANIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

PERSAINGAN TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN TERHADAP AGROINDUSTRI PEMINDANGAN IKAN DI WILAYAH MUNCAR

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus L. (Merr)) merupakan salah satu tanaman yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

I. PENDAHULUAN. Pisang Cavendish merupakan komoditas pisang segar (edible banana) yang

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah spesies jamur patogen tanaman telah mencapai lebih dari

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

UJI EFEKTIVITAS AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UMUR GENJAH DI DATARAN RENDAH

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Inokulasi Penyebab Busuk Lunak Karakterisasi Bakteri Penyebab Busuk Lunak Uji Gram

PENGARUH PERBEDAAN TANAMAN INANG TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN DAYA TETAS TELUR Spodoptera litura Fabricius SKRIPSI

KAJIAN MACAM BAHAN BAKU DAN DOSIS KASCING NABATI TERHADAP PARAMETER KUALITAS TANAH DAN PERTUMBUHAN KAILAN KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG KAMBING DAN MIKORIZA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max L.) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Serangga merupakan hewan yang paling banyak jumlah dan ragamnya di

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT APLIKASI MAGNESIUM DALAM DOLOMIT PADA TANAH BERKADAR NATRIUM TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang memiliki prospek

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

PEMBERIAN RANSUM BERBEDA LEVEL PROTEIN DAN LISIN TERHADAP PEMANFAATAN PROTEIN PADA AYAM KAMPUNG SKRIPSI TAUFIK NURROHMAN

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang keberadaannya sering dimanfaatkan. Tidak hanya sebagai

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KEDELAI EDAMAME

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA Arti Penting Tanaman Tomat Penyakit Layu Bakteri pada Tomat oleh Ralstonia solanacearum

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

PENGARUH PENGGUNAAN GUANO KELELAWAR DAN MIKROORGANISME STARTER KOMPOS TERHADAP KESEHATAN TANAMAN CABAI (Capsicum annuum.l)

III. METODE PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

Penyakit Karena Bakteri

EFEKTIVITAS AGENS ANTAGONIS TRICHODERMA SP PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH TERHADAP PENYAKIT LAYU TANAMAN TOMAT

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

PENGARUH MACAM MEDIA DAN JENIS ISOLAT Beauveria bassiana TERHADAP PRODUKSI SPORA KERING KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI (MIMBA, GADUNG, LAOS DAN SERAI), TERHADAP HAMA PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) SKRIPSI

Transkripsi:

PENGARUH MEDIA FORMULASI DAN JENIS KEMASAN Bacillus subtilis UNTUK PENGENDALIAN Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.) PADA TANAMAN TOMAT SECARA IN VITRO SKRIPSI Oleh Tri Vita Lestari NIM. 011510401050 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2006

PENGARUH MEDIA FORMULASI DAN JENIS KEMASAN Bacillus subtilis UNTUK PENGENDALIAN Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.) PADA TANAMAN TOMAT SECARA IN VITRO SKRIPSI diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana pada Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember Oleh Tri Vita Lestari NIM.011510401050 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2006

SKRIPSI BERJUDUL PENGARUH MEDIA FORMULASI DAN JENIS KEMASAN Bacillus subtilis UNTUK PENGENDALIAN Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.) PADA TANAMAN TOMAT SECARA IN VITRO Oleh Tri Vita Lestari NIM.011510401050 Pembimbing Pembimbing Utama : Ir. Rachmi Masnilah, MSi Pembimbing Anggota : Dr. Ir. I. Hartana

PENGESAHAN Skripsi berjudul: Pengaruh Media Formulasi dan Jenis Kemasan Bacillus subtilis untuk Pengendalian Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.) pada Tanaman Tomat secara In Vitro, telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Pertanian pada: Hari : Kamis Tanggal : 11 Mei 2006 Tempat : Fakultas Pertanian Tim Penguji Ketua, Ir. Rachmi Masnilah, MSi NIP. 131 759 539 Anggota I Anggota II Dr. Ir. I. Hartana Ir. V. Supartini, MS NIP. 130 516 236 Mengesahkan Dekan, Prof. Dr. Ir. Endang Budi Tri Susilowati, MS NIP. 130 531 982

RINGKASAN Pengaruh Media Formulasi dan Jenis Kemasan Bacillus subtilis untuk Pengendalian Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.) pada Tanaman Tomat secara In Vitro. Tri Vita Lestari, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penyakit layu yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman tomat di dataran rendah dengan intensitas penyakit 7%-75%. Penyakit layu bakteri juga sangat merugikan pertanaman tembakau, kentang, kacang tanah, pisang, cabai dan juga menginfeksi tanaman berkayu yang bernilai ekonomi, sehingga diperlukan pengendalian yang efektif. Berbagai macam teknik pengendalian telah dilakukan seperti penggunaan kultivar tahan, rotasi tanaman bukan inang, pemakaian bakterisida, perbaikan cara budidaya, pembersihan lahan dan alat-alat pertanian, namun pengendalian tersebut kurang efektif. Salah satu pengendalian yang efektif yaitu penggunaan bakteri antagonis B. subtilis. Bakteri B. subtilis sebagai agensia hayati sebaiknya dijual dalam bentuk yang mudah digunakan, untuk itu harus diformulasikan. Formulasi yang sesuai akan memberikan habitat yang dapat melindungi mikroorganisme dengan demikian akan meningkatkan potensinya untuk hidup. Agensia hayati yang dikomersilkan memerlukan kemasan yang ideal bagi pertumbuhannya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media formulasi dan jenis kemasan terhadap viabilitas B.subtilis selama penyimpanan dan untuk mengetahui efektivitas B. subtilis yang telah diformulasikan terhadap pengendalian layu bakteri R. solanacearum pada tanaman tomat secara in vitro. Penelitian dilakukan beberapa tahap yaitu peremajaan B. subtilis dan R. solanacearum, perbanyakan B. subtilis, pembuatan formulasi, uji viabilitas dan uji antagonisme secara in vitro. Peremajaan B. subtilis dan R. solanacearum dilakukan pada media Nutrient Agar (NA). Perbanyakan B. subtilis dilakukan pada media pepton 1%, pepton glukosa cair dan Nutrient Broth (NB). Formulasi B. subtilis terdiri dari tiga kombinasi yaitu pupuk kandang + talk + kaolin (F1), pupuk kompos + talk + kaolin (F2) dan dedak + tepung arang + talk + kaolin (F3). Masing-masing formulasi dikemas ke dalam kemasan plastik transparan (P1) dan

kemasan aluminium foil (P2). Uji Viabilitas masing-masing formulasi diamati setiap minggu selama 12 minggu. Formulasi yang diperoleh diuji antagonismenya secara in vitro disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga ulangan, peubah yang diamati yaitu diameter koloni dan persentase penghambatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri B. subtilis masih dapat bertahan hidup dalam waktu 12 minggu pada semua formulasi, dengan populasi tertinggi pada kombinasi dedak, tepung arang, talk, kaolin yang dikemas dengan aluminium foil (F3P2) sebesar 1.75x10 18 CFU/ml. Bakteri B. subtilis pada semua formulasi mampu menghambat pertumbuhan R. solanacearum. Formulasi F3P2 menunjukkan persentase penghambatan tertinggi sebesar 76,57 %.

PRAKATA Segenap rasa syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT atas segala rahmat dan hidyah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah tertulis dengan judul Pengaruh Media Formulasi dan Jenis Kemasan Bacillus subtilis untuk Pengendalian Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.) pada Tanaman Tomat secara In vitro Keberhasilan penelitian tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir.Rachmi Masnilah, MSi, Dr. Ir. I. Hartana dan Ir. V. Supartini, MS Selaku dosen Pembimbing Utama, dosen Pembimbing Anggota dan dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, dan saran hingga terselesaikannya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Ayahanda dan ibunda tercinta, kakak-kakakku dan adikku yang telah banyak memberi dukungan doa, dukungan moral dan material selama studi. 3. Je in, Ida, Holifah, Zai2x, Resti dan seluruh teman-teman mahasiswa HPT angkatan 2001, terima kasih atas bantuannya. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah Tertulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jember, Penulis

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1 Arti Penting Penyakit Layu R. solanacearum pada Tomat... 4 2.2 Penyakit Layu R. solanacearum pada Tomat... 4 2.3 Potensi B. subtilis sebagai Agen Pengendali Hayati... 7 2.4 Media Formulasi... 8 2.5 Jenis Kemasan... 9 BAB 3. METODE PENELITIAN... 11 3.1 Bahan dan Alat... 11 3.2 Metode... 11 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 15 BAB 5. SIMPULAN... 26 DAFTAR PUSTAKA... 27 LAMPIRAN... 32

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1. Rata-rata Hasil Pengamatan Perbanyakan B. subtilis pada Media Starter...... 15 2. Viabilitas B. subtilis dalam Formulasi... 17 3. Pengaruh Media Formulasi terhadap Viabilitas B. subtilis... 18 4. Pengaruh Kemasan terhadap Viabilitas B. subtilis... 19 5. Uji Antagonisme Formulasi B. subtilis terhadap R. solanacearum... 19 6. Pengaruh Media Formulasi B. subtilis terhadap Diameter Koloni R. solanacearum... 20 7. Pengaruh Kemasan Formulasi B. subtilis terhadap Diameter Koloni R. solnacearum... 21 8. Persentase Penghambatan Formulasi B. subtilis terhadap Pertumbuhan R. solanacearum... 22 9. Pengaruh Media Formulasi B. subtilis terhadap Persentase Penghambatan R. solanacearum... 23 10. Pengaruh Kemasan Formulasi B. subtilis terhadap Persentase Penghambatan R. solanacearum... 24

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 1. Koloni Bakteri pada Media (Nutrient Agar) NA... 11 2. Posisi Uji Antagonisme secara In Vitro... 13 3. Bakteri B. subtilis pada Media Starter... 15 4. Formulasi B. subtilis pada beberapa Media... 16 5. Formulasi B. subtilis pada beberapa Kemasan... 16 6. Populasi B. subtilis pada beberapa Media Formulasi pada Pengamatan Minggu Ke-XII... 18 7. Uji Antagonis secara in Vitro... 21 8. Media Formulasi... 32

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Media Formulasi... 31 2. Komposisi Bahan Media Nutrien Agar (NA)... 31 3. Komposisi Bahan Media Pepton 1%... 31 4. Komposisi Bahan Media Pepton Glukosa Cair... 32 5. Komposisi Bahan Media Nutrien Broth (NB)... 33 6. Sidik Ragam Viabilitas B. subtilis Minggu ke-i... 33 7. Sidik Ragam Viabilitas B. subtilis Minggu ke-iv... 33 8. Sidik Ragam Viabilitas B. subtilis Minggu ke-vii... 34 9. Sidik Ragam Viabilitas B. subtilis Minggu ke-ix... 34 10. Sidik Ragam Viabilitas B. subtilis Minggu ke-xii... 34 11. Sidik Ragam Diameter Koloni R. solanacearum Minggu ke-1, hari ke-7... 35 12. Sidik Ragam Diameter Koloni R. solanacearum Minggu ke-iv, hari ke-7... 35 13. Sidik Ragam Diameter Koloni R. solanacearum Minggu ke-vii, hari ke-7... 35 14. Sidik Ragam Diameter Koloni R. solanacearum Minggu ke-ix, hari ke-7... 36 15. Sidik Ragam Diameter Koloni R. solanacearum Minggu ke-xii, hari ke-7... 36 16. Sidik Ragam Persentase Penghambatan B. subtilis terhadap R. solanacearum Minggu ke-i, hari ke- 7... 36 17. Sidik Ragam Persentase Penghambatan B. subtilis terhadap R. solanacearum Minggu ke-iv, hari ke- 7... 37 18. Sidik Ragam Persentase Penghambatan B. subtilis terhadap R. solanacearum Minggu ke-vii, hari ke- 7... 37

19. Sidik Ragam Persentase Penghambatan B. subtilis terhadap R. solanacearum Minggu ke-ix, hari ke- 7... 37 20. Sidik Ragam Persentase Penghambatan B. subtilis terhadap R. solanacearum Minggu ke-xii, hari ke- 7... 38

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk tanaman sayuran dalam famili solanacearum. Tanaman tomat berasal dari daerah Peru dan Ekuador kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama wilayah yang beriklim tropik. Sekarang telah dibudidayakan hampir meliputi seluruh dunia. Varietas tomat bermacam-macam yaitu varietas Intan, Ratna, Luxor, Scorpio, Grosse lisse, Tropis, Sun Ray, Precious, Kingkong, Roma dan Tomat Cherry Pink (Pracaya, 1998). Budidaya tanaman tomat memerlukan perhatian khusus, bila kekurangan salah satu unsur pendukungnya akan menurunkan kualitas dan kuantitas buah tomat. Salah satu kendala optimalisasi produksi tomat adalah berbagai macam patogen yang menyerang tanaman tomat diantaranya penyakit layu bakteri Pseudomonas solanacearum E.F. Smith sinonim Ralstonia solanacearum (Yabuuchi et al.,1995). Suhardi (1998) dalam Semangun (1996) melaporkan penyakit R. solanacearum umum terdapat pada tomat dataran rendah dengan intensitas penyakit 7-75%. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan seperti rotasi tanam, solarisasi tanah dan fumigasi tetapi hasilnya kurang efektif menekan perkembangan patogen. Penggunaan antibiotika dapat menimbulkan resistensi terhadap patogen disamping residunya menyebabkan pencemaran lingkungan. Umumnya cara pengendalian yang banyak dilakukan adalah menggunakan varietas tahan, tetapi ketahanan tanaman seringkali tidak menunjukkan tingkat ketahanan tinggi yang konsisten pada berbagai daerah ( Hanson et al., 1998 dalam Wirfiyatin dkk, 1999). Salah satu alternatif pengendalian yang diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut adalah pengendalian hayati dengan menggunakan mikroorganisme antagonis misalnya pemanfaatan bakteri antagonis B. subtilis. Bakteri B. subtilis adalah bakteri antagonis yang mempunyai potensi cukup baik sebagai pengendali R. solanacearum. Menurut Claus dan Berkeley,

1984 dalam Arwiyanto (1997), B. subtilis mempunyai keunggulan di antaranya mampu membentuk endospora yang tahan panas, yang nantinya bermanfaat dalam proses formulasi, menghasilkan berbagai senyawa penghambat dan mudah dibiakkan. B. subtilis mampu menghasilkan endospora yang tahan terhadap bahan kimia dan keadaan lingkungan yang tidak cocok (Kenneth Todar University of Wisconsin, 2005). Produk mikroorganisme sebagai agensia pengendali biologi sebaiknya di jual dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan, untuk itu harus di formulasikan. Formulasi yang sesuai akan memberikan habitat yang dapat melindungi mikroorganisme dengan demikian akan meningkatkan potensinya untuk hidup dan mengkolonisasi secara baik (Boyetchko et al., 1999 dalam Wuryandari dkk, 2004). Media formulasi yang tepat, murah, mudah diperoleh serta kemasan yang sesuai merupakan salah satu keberhasilan mengkomersilkan agen hayati termasuk mengkomersilkan B. subtilis. Agen hayati yang dikomersilkan selain tergantung dari media formulasi juga dipengaruhi oleh jenis kemasan. Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi biopestisida. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai formulasi dan jenis kemasan yang tepat guna mengkomersilkan B. subtilis sebagai agen hayati. 1.2 Perumusan masalah Bakteri R. solanacearum merupakan penyebab penyakit yang berbahaya dan merugikan pada tanaman tomat. Salah satu upaya pengendalian yang ramah lingkungan yaitu menggunakan agen hayati B. subtilis. Bakteri B. subtilis sebagai agen pengendali biologi patogen tanaman memerlukan suatu formulasi yang efisien dan jenis kemasan yang cocok untuk aplikasi dalam skala lapang. Bahan formulasi dan jenis kemasan tertentu akan memberikan daya hidup bakteri B. subtilis lebih lama.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh media formulasi dan jenis kemasan terhadap viabilitas B.subtilis selama penyimpanan 2. Mengetahui efektivitas B. subtilis yang telah diformulasikan untuk pengendalian layu bakteri R. solanacearum pada tanaman tomat secara in vitro 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) di bidang pertanian khususnya dalam mengembangkan produk biopestisida 2. Memudahakan petani dalam menggunakan biopestisida pada skala lapang terutama untuk pengendalian layu bakteri R. solanacearum pada tomat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Penting Penyakit Layu R. solanacearum pada Tomat Penyakit layu bakteri tersebar luas di daerah tropika dan mendapat perhatian dari Asian Vegetable Research and Development (AVRDC) Taiwan. Penyakit layu bakteri telah lama dikenal sebagai penyakit yang merugikan di Indonesia, selain itu merugikan pertanaman tembakau, kentang, kacang tanah dan pisang. Di Indonesia penyakit layu bakteri juga sangat merugikan pertanaman tembakau, kentang dan kacang tanah. Bakteri yang sama menyerang pisang dan menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit darah (Semangun, 1996) Awal mulanya sejarah bakteri layu di Indonesia yaitu dengan adanya serangan terhadap tembakau tahun 1892 dan tembakau Deli tahun 1864. Penyakit layu yang menyerang tanaman tomat dilaporkan pertama oleh Hunger (1901) dalam Kelman (1953) telah menyebabkan kehilangan hasil di daerah pesisir Sumatera Barat. Menurut Nurtika (1995) dalam Wirfiyatin dkk, (1999) kerugian yang di akibatkan oleh penyakit layu R. solanacearum dapat mencapai 100%. 2.2 Penyakit Layu R. solanacearum pada Tomat 2.2.1 Gejala Gejala awal tanaman tomat yang terinfeksi R. solanacearum adalah beberapa daun muda atau menguningnya daun-daun tua tepatnya daun-daun sebelah bawah (Semangun, 1996). Bakteri masuk melalui luka ke pembuluh yang mengandung nutrisi dari sel parenkim lem, membelah diri dan memproduksi ekstra polisakarida (EPS), kemudian bakteri menyebar ke pembuluh lain yang terdekat melalui dinding pembuluh atau lubang pada membran karena aktivitas enzim bakteri atau karena tekanan massa bakteri. Kelayuan pada daun di terjadi karena pembuluh tersumbat oleh massa bakteri sehingga menghambat pengangkutan air (Goto, 1992 dalam Wuryandari, 2005). Patogen menyerang batang tanaman, cabang, atau tangkai daun, dengan ditandai apabila diiris secara melintang akan tampak berkas pembuluh pengangkut