BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai informasi setiap hari dan setiap saat, berbagai pandanganpun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan industri merupakan suatu jalur kegiatan untuk

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelebihan harta atau biasa disebut para aghniya. Agar zakat. yang mampu mendatangkan pendapatan bagi mereka dan bahkan

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB II KERANGKA TEORITIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian karena sebagian besar tanahnya mempunyai solum dangkal, tekstur

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha -usaha para

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai anak dan pada tahun 2012 meningkat menjadi

BAB II PERSPEKTIF TEORITIK. definisi pengembangan masyarakat tersebut antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

mereka bekerja di proyek pertambangan migas tersebut.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang. tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan struktur koordinasi terencana yang formal, yang melibatkan

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata bergerak dari tiga aktor utama, yaitu masyarakat (komunitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam menggapai idealitas kerja yang penuh dengan dedikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM

BAB I PENDAHULUAN. Istilah gelandangan berasal dari kata nggelandang yang artinya selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam hukum yang hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

Tiga Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat (CO) (Rothman & Tropman/Pertemuan VII) By. AGUS SURIADI

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan mempertahankan eksistensi mereka agar tetap. bertahan dalam menghadapi tantangan yang ada. Di antara sekian topik

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang mempengaruhi semua tingkatan kehidupan. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani sebagian besar dari kehidupan dalam organisasi atau sedikitnya, dipengaruhi oleh berbagai macam organisasi. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa organisasi dibentuk oleh manusia, yang bertujuan untuk melaksanakan atau mencapai hal-hal tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan secara individual. 1 Organisasi mempunyai banyak definisi karena organisasi dapat dipandang dari berbagai perspektif. Tetapi bagaimanapun juga ada kesepakatan secara umum yang mengatakan bahwa organisasi pada dasarnya dikembangkan sebagai instrument dengan pencapaian tujuan tertentu dan cenderung muncul dalam situasi dimana orang-orang menyadari manfaat organisasi sebagai jalan terbaik dalam melaksanakan kerjasama. Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga sosial yang terdiri atas sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan dan secara sadar dibentuk dan dikoordinasi dalam melaksanakan suatu kegiatan tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil-hasil yang telah ditetapkan. 1 Winardi. J, Teori Organisasi & Pengorganisasian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Hal. 1 1

2 Karena organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki pikiran dan berkembang, maka organisasi akan mempunyai suatu bentuk dan hubungan yang bersifat dinamis, yang selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan eksternal maupun internal. Setelah diberlakukanya undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, terjadi perubahan yang mendasar dalam bidang pemerintahan, dari pemerintahan yang bersifat sentralistik ke disentralisasi. Dengan perubahan tersebut maka pemerintahan daerah memiliki peran yang sangat besar, sehingga memerlukan sumber daya yang berkualitas agar sumber daya yang ada disuatu daerah dapat dikelola dengan baik. Pemuda sebagai salah satu modal dasar pembangunan perlu dihimpun dan dibina agar mereka benar-benar mampu mengambil peran aktif dalam pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan konsep yang tepat dalam pembinaan lembaga kepemudaan agar keberadaanya benar-benar dapat menumbuhkembangkan motivasi dan kreatifitas pemuda. Selama ini peran lembaga kepemudaan belum berperan aktif dan belum menampakkan hasil yang nyata dalam pembangunan. Pemuda adalah generasi penerus dan berpotensi besar dalam pembangunan daerah karena usianya yang produktif. Apabila lembaga kepemudaan tersebut dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna untuk kemajuan daerah. Namun apabila lembaga kepemudaan itu

3 tidak dikelola dengan baik dan diarahkan, maka potensi besar dari pemuda tidak akan memberikan arti apa-apa. Dengan demikian lembaga atau organisasi kepemudaan, diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya pada jalur formal melalui lembaga pendidikan sekolah saja, tetapi juga pada jalur non formal yang salah satunya adalah lembaga atau organisasi kepemudaan. 2 Kata pemuda akan membuat orang berpikir tentang energi yang berlebih, semangat yang membara, kekuatan yang tiada habisnya, daya kreasi yang tak pernah terhenti, dan generasi untuk kepemimpinan negara di masa depan. Bahkan seorang ulama berpendapat bahwa tampilnya kebaikan umat bergantung pada kebaikan akhlak pemudanya. Hal ini membuktikan bahwa pemuda adalah sebuah subjek yang memegang parananan penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat. Lalu, sebenarnya, mengapa pemuda memiliki peran yang amat penting bagi masyarakat, kemudian bagaimanakah peran penting tersebut. Hal ini berarti bahwa pemuda adalah masa ketika manusia memiliki energi tertinggi. Pemuda memiliki semangat pergerakan yang membara dalam jiwa. Hal inilah yang sebenarnya menjadi salah satu alasan mengapa pemuda memiliki peran yang penting dalam masyarakat. Karena semangat pergerakan mereka yang jika dilaksanakan dalam rute yang positif akan menciptakan 2 Hatimah. Ihat, dkk Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan, (Jakarta, Universitas Terbuka. 2007) Hal 5.53

4 perubahan-perubahan dan pengaruh dalam masyarakat sehingga tercipta pula tatanan yang baik. Peran pemuda itu sendiri dapat sebagai subjek penggerak perubahan, pencipta ide kreatif, sekaligus objek yang akan menjadi contoh nyata dalam perubahan tersebut. Maksud dari penggerak perubahan adalah bahwa pemuda menjadi penyemangat, pengaruh, dan penyusun skenario dari perubahan yang harus dilakukan setelah mengkritisi isu negatif yang membahayakan masyarakat. Pencipta ide kreatif maksudnya adalah pemuda sebagai penggagas ide yang akan dilakukan dalam perubahan agar efektif dan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat. Sedangkan objek yang akan menjadi contoh berarti pemuda juga harus melaksanakan apa yang ia ucapkan pada masyarakat atau orang lain tentang hal yang harus mereka lakukan. Dengan kata lain, mengajak orang lain membiasakan hal-hal baik melalui contoh yang nyata secara langsung. GAMAN (gerakan anak muda anti narkoba) sebagai salah satu organisasi kepemudaan yang mempunyai visi dan misi untuk menyelamatkan para generasi penerus bangsa adalah salah satu dari sekian banyak organisasi kepemudaan yang ada di sekitar kita. Demikian harusnya para pemuda berperan dalam masyarakat. Namun, pamuda Islam, memiliki tugas yang extra dalam menjalani perannya. Tawadzun, imbang. Pemuda Islam harus seimbang dalam menjalani kehidupan dunia, sekaligus dalam hubungan dengan sang Kholiq, Allah Azza

5 Wajalla. Kekuatan yang diperoleh dari hubungan dinamis ini adalah pengaruh luar biasa yang akan dengan luar biasa pula memengaruhi orang-orang di sekitarnya. B. Rumusan Masalah Berdasar pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan penelitian ini akan dibatasi dalam bentuk pertanyaan dasar yang perlu memperoleh jawaban dari penelitian tersebut, yaitu Bagaimana proses pengorganisasian yang dilakukan oleh GAMAN (Gerakan Anak Muda Anti Narkoba) terhadap pemuda Manukan Lor kecamatan Tandes Surabaya. C. Alasan Memilih Judul Ingin mengetahui sekaligus mangkaji proses pengorganisasian yang di lakukan oleh GAMAN (Gerakan Anak Muda Anti Narkoba) terhadap pemuda atau masyarakat setempat. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui proses pengorganisasian yang di lakukan oleh GAMAN (Gerakan Anak Muda Anti Narkoba) terhadap pemuda di daerah Manukan Lor Surabaya.

6 2. Tujuan Khusus Mengetahui sejauh mana perubahan yang terjadi di masyarakat setelah adanya pengorganisasian yang dilakukan oleh GAMAN (Gerakan Anak Muda Anti Narkoba) terhadap pemuda di Manukan Lor kecamatan Tandes Surabaya. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti mengenai materi yang dibahas maupun metode yang digunakan dalam meneliti strategi pengembangan masyarakat melalui pengorganisasian di Manukan Lor kecamatan Tandes Surabaya. 2. Bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi tentang pengorganisasian masyarakat yang dilakukan oleh GAMAN (Gerakan Anak Muda Anti Narkoba) terhadap pemuda sebagai wujud Dakwah dalam aksi nyata yang beerkaitan dengan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). 3. Bagi Perguruan Tinggi Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya dengan tujuan agar keilmuan mereka bisa bertambah dan bisa sebagai bahan referensi ketika akan membuat program yang berkaitan dengan strategi pengembangan masyarakat di Manukan lor Kecamatan

7 Tandes Surabaya, dan tidak kalah pentingnya sebagai perbendaharaan perpustakaan IAIN Sunan Ampel untuk kepentingan ilmiah selanjutnya. 4. Bagi Masyarakat Masyarakat bisa mengetahui pentingnya strategi pengembangan masyarakat di Manukan Lor Kecamatan Tandes Surabaya sebagai salah satu langkah untuk menciptakan kesejahteraan. 5. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut bagi yang berkepentingan dalam permasalah yang sama. F. Definisi Konsep Untuk mengetahui maksud atau ruang lingkup dari penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan maksud penggunaan beberapa istilah dan landasan teori penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif ini. Diharapkan melalui penjelasan istilah tersebut akan nampak jelas aspek-aspek yang harus diungkapkan, sehingga jelas pula data yang harus dikumpulkan. Agar tidak terjadi adanya kesalahan persepsi dalam memahami judul penelitian. Dalam penelitian karya ilmiah yang berjudul Studi GAMAN Dalam Pengorganisasian Pemuda (Kajian Strategi Pengembangan masyarakat di Desa Manukan Lor Kecamatan Tandes Surabaya) penulis memberikan batasan definisi konsep pada beberapa terminologi, yaitu antara lain :

8 1. Pengorganisasian Masyarakat Definisi pengorganisasian masyarakat secara umum dapat didefinisikan sebagai proses membangun kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin melalui proses menemukan dan mengenali ancaman yang ada secara bersama-sama, menemukan dan mengenali penyelesaian-penyelesaian yang diinginkan terhadap ancaman yang ada. Menemukan dan mengenali orang dan struktur, birokrasi, perangkat yang ada agar proses penyelesaian yang dipilih menjadi mungkin untuk dilakukan, menyusun sasaran yang harus dicapai dan membangun sebuah institusi secara demokratis dan diawasi oleh seluruh konstituen yang ada. Menurut Murray G. Ross yang dikutip oleh Abu Huraerah pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha secara gotong royong. 3 Dapat diartikan artikan bahwa pengorganisasian masyarakat sebagai bentuk intervensi pada tingkat masyarakat yang diarahkan pada peningkatan atau perubahan lembaga masyarakat dan pemecahan masalahmasalah. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dibedakan mejadi tiga model pengorganisasian : 3 Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. (Bandung, Humaniora, 2008). Hal.129

9 A. Model pertama (Locality Development / Pengembangan Lokal) Jack Rothman dalam sebuah tulisanya Approaches to Community Intervention yang dikutip oleh Suharto menjelaskan, pengembanagan lokal adalah kegiatan yang berorientasi pada proses, tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar pada masyarakat, menekankan pentingnya konsesus/kesepakatan, kerjasama, membangun identitas, kepedulian dan kebanggaan sebagai anggota masyarakat. Proses pengorganisasian masyarakat dapat optimal jika adanya partisipasi masyarakat dalam menetapkan tujuan dan pelaksanaan tindakan. B. Model kedua (Social Planning / Perencanaan Sosial) Adalah kegiatan yang mementingkan tercapainya tujuan, metoda pemecahan masalah yang bersifat rasional, emphiris. Proses menekankan pada aspek teknis dalam penyelesaian masalah dengan melalui perencanaan yang baik dan rasional, sedangkan partisipasi masyarakat sifatnya bervariasi tergantung dari permasalahan yang dihadapi. C. Model ketiga (Social Action / Aksi Sosial) Adalah kegiatan yang mempunyai tujuan mengadakan perubahan mendasar pada lembaga kemasyarakatan. Sasaran utamanya adalah penataan kembali sturktur kekuasan, sumber-sumber dan proses pengabilan keputusan. 4 4 Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (Bandung, Humaniora. 2011), Hal. 143

10 Pada hakikatnya intisari pemikiran dalam pengorganisasian masyarakat adalah : a. Masyarakat memiliki daya dan upaya untuk membangun kehidupanya sendiri. b. Masyarakat memiliki pengetahuan dan kearifan tersendiri dalam menjalani kehidupanya secara alami. c. Upaya pembanguna masyarakat akan efektif apabila melibatkan secara aktif seluruh komponen masyarakat sebagai pelaku sekaligus penikmat pembangunan, serta d. Masyarakat memiliki kemampuan membagi diri sedemikian rupa dalam peran-peran pembangunan mereka. Dari beberapa pengertian pengorganisasian masyarakat diatas dapat disimpulkan, pengorganisasian masyarakat adalah serangkaian upaya membangun masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, lebih sejahtera dan adil dari sebelumnya dengan mengacu pada harkat dan martabat kemanusiaan seutuhnya. 2. Strategi Strategi merupakan tindakan penyesuaian dengan rencana yang telah di buat. Dalam pengertian lain, strategi merupakan suatu proses untuk menentukan arah yang perlu dituju olah organisasi untuk memenuhi misinya. Selain itu, strategi disebut juga sebagai skill in managemen or planning. Jadi strategi merupakan segala hal, siasat, taktik, metode yang

11 digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun strategi yang dimaksudkan dalam konteks penelitian ini adalah strategi dakwah yang dalam istilah Asmuni Syukir dalam bukunya dasar-dasar strategi dakwah diartikan sebagai metode, siasat, taktik, atau maniuverts yang digunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah. 3. Pengembangan Definisi pengembangan secara singkat merupakan suatu usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. 5 Sedangkan pengertian lain tentang pengembangan masyarakat adalah mempunyai konotasi gerakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan didasarkan atas inisiatif masyarakat itu sendiri serta kemampuan untuk memfungsionalisasikan potensi yang ada pada dirinya. Oleh sebab itu, kerangka dasar pengembangan masyarakat adalah terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. 4. Masyarakat Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh rasa identitas bersama. 5 Suharto, edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2006), Hal.39.

12 Selain itu, masyarakat juga adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan sama atau menyatu satu sama lain karena mereka saling berbagi identitas, kepentingan-kepentingan yang sama, perasaan memiliki, dan satu tempat yang sama. 6 Adapun beberapa fungsi masyarakat, yaitu: a. Penyedia dan pendistribusi barang-barang dan jasa. b. Lokasi kegiatan bisnis dan pekerjaan. c. Keamanan publik. d. Sosialisasi. e. Organisasi dan partisipasi politik. 7 Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat adalah suatu komunitas yang berada dalam suatu wilayah tertentu, yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan perasaan memiliki. G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini, dibutuhkan sebuah sistematika. Berikut akan peneliti jelaskan mengenai sistematika pembahasan dalam penelitian ini yang dibagi menjadi lima bab terdiri dari : 6 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2006), Hal. 47. 7 Ibid, Hal. 39.

13 Bab I : PENDAHULUAN Bab ini mengawali seluruh rangkaian pembahasan yang terdiri dari konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan. Bab II : KERANGKA TEORITIK Dalam bab ini penulis menyajikan hal-hal kajian kepustakaan konseptual yang menyangkut tentang pembahasan pembahasan dalam penelitian, dengan kata lain membahas tentang kajian pustaka dan kajian teori, sekaligus penelitian terdahulu yang relevan. Bab III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini dipaparkan tentang pendekatan, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, tahap pengumpulan data, teknik analisa data dan teknik keabsahan data. Bab IV : PROFIL KOMUNITAS GAMAN DAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini penulis menyajikan dan menganalisa serta menginterprestasi data yang berkaitan dengan pembahasan pada penelitian lapangan dengan teori-teori yang digunakan pada penelitian. terdiri dari beberapa sub bab yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian terutama mendeskripsikan penelitian, keadaan lokasi penelitian, dan proses pengembangan masyarakat.

14 Bab V : PENYAJIAN DATA ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi tentang penyajian yang disesuaikan dengan fokus yang diangkat tentang strategi pengembangan masyarakat. Bab VI : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi, beserta penutup.