BAB 1 PENDAHULUAN. mengidentifikasi kemungkinan faktor pemicu stres pada remaja. Bidang akademik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak permasalahan yang dialami para pelaku pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Norma Rustyani Winajah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelas unggulan dalam arti secara umum merupakan kelas yang berisi anakanak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan kehidupannya. Sekolah dipandang dapat memenuhi beberapa

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN menjadi kurikulum KKNI (kerangka kualifikasi nasional Indonesia) (Dinas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap adanya tuntutan atau beban. Menurut Griffin dalam Sood (2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helmi Rahmat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk evaluasi yang sering di laksanakan oleh guru di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak apabila dapat memilih, maka setiap anak di dunia ini akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pendidikan dijelaskan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang tinggal di Indonesia seperti tuntutan sekolah yang bertambah tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. kurang berkembang karena mereka tidak mengaktualisasikan seluruh potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa (Rumini, 2000). Berdasarkan World Health. Organization (WHO) (2010), masa remaja berlangsung antara usia 10-20

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa karena hasil skripsi menentukan lulus atau tidaknya seorang mahasiswa

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

2016 PROGRAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI SISWA BERBAKAT DI KELAS AKSELERASI SMA X MEDAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai dari proses pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencegahan stres dan promosi kesehatan mental dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kemungkinan faktor pemicu stres pada remaja. Bidang akademik adalah salah satu sumber yang paling penting daristreskronis bagi kaum muda di barat dannegara-negara Asia (Zhao, 2006).Stres yang besumber dari bidang akademik diartikan sebagai stres akademik yang berupa tekanan-tekanan yang dihadapi anak berkaitan dengan sekolah, dipersepsikan secara negatif dan berdampak pada kesehatan fisik, psikis, dan prestasi belajarnya (Misra,2004). Cina merupakan salah satu negara dengan tingkat stres akademik yang tinggi di Asia.Surveynasionaldi10provinsipada tahun 2007menunjukkan bahwaterlalu banyak tekanan akademisdianggap sebagai pengalaman yang palingmenegangkanoleh66,7% siswa sekolah dasar dan menengah. Proporsiinijauh lebih tinggi darimasalah stres lainnya, termasuk memiliki terlalu sedikit wakturekreasi(30,3%) dan terlalu sedikit orangmengerti dirinya(27,6%). Sedangkan hal yang paling ingin dicapai adalah untuk peningkatkan prestasi akademik oleh 83,5%peserta, diikuti dengankemerdekaandalam hidup(39,3%) danuntuk memiliki lebih banyak teman(34,1%) (Zhao, 2006). Indonesia merupakan negara dengan banyak kasus terjadi yang diakibatkan dari ketidakmampuan peserta didik dalam mengelola stres yang mereka rasakan yang berakibat pada hal-hal tragis seperti tindakan bunuh diri. Penelitian di Indonesia menunjukan terdapat beberapa masalah yang diakibatkan dari stres akademik. Desmita telah meneliti stres pada siswa di sekolah unggulan. Fakultas kedokteran Universitas Andalas 1

Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan kurikulum yang diperkaya intensitas belajar tinggi, rentang waktu belajar formal yang lebih lama, tugas-tugas sekolah yang lebih banyak, dan keharusan menjadi pusat keunggulan,telah menimbulkan stres dikalangan para siswa (Desmita, 2010). Stres akademik yang dialami siswa berkaitan dengan tekanan akademik (bersumber dari guru, mata pelajaran, metode mengajar, strategi belajar, menghadapi ulangan atau diskusi kelas) dan tekanan sosial (bersumber dari teman-teman sebaya siswa). Stres yang dialami siswa selanjutnya akan berpengaruh pada fisik dan aspek psikologisnya yang akan mengakibatkan terganggunya proses belajar (Namara, 2012). Reaksi tubuh terhadap stres yang ada merupakan suatu kondisi normal.hal ini berfungsi untuk melawan kondisi yang penuh dengan tekanan tersebut. Reaksi ini merupakan kondisi untuk melawan atau lari, namun perubahan kondisi tubuh tanpa diimbangi dengan keseimbangan emosional dan proses berfikir yang baik akan berdampak buruk (Rajasekar,2013) Dampak yang ditimbulkan stres akademik pada peserta didik adalah berupa menurunnya motivasi belajar, kompetensi yang dimiliki tidak berkembang, tidak terpenuhi standar kelulusan yang ditetapkan oleh sekolah maupun pemerintah yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas pendidikan. Selain itu, stres dapat memunculkan perilaku maladaptive bagi peserta didik dalam kehidupan pribadi dan sosial. Dampak stres akademik dari segi fisik, dapat berupa mudahnya peserta didik terserang berbagai penyakit (Nurdini, 2009). Fakultas kedokteran Universitas Andalas 2

Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah individu yang berada usia remaja awal, dimana dengan berbagai perubahan yang dialami pada masa transisi ini tentu akan berpengaruh terhadap proses belajar yang dijalaninya. Pada masa ini, siswa SMP juga akan dihadapkan dengan berbagai tuntutan akademik yang memerlukan kesiapan diri yang matang. Menurut hasil survey, 82% anak anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% saat mereka berusia 16 tahun.konsekuensinnya, 4 dari 5 remaja memulai pengalaman belajar baru dengan ketidaknyamanan (Rose,2002). SMPN (Sekolah Menengah Pertama Negeri) 8 Padang merupakan SMP dengan nilai UN tertinggi se Sumatera Barat dengan jumlah nilai rata rata 355,80 yang menjadikan SMPN 8 Padang sebagai salah satu SMP terbaik di provinsi Sumatera Barat. SMPN 8 Padang memiliki sistim kelas unggulan dan kelas reguler.disekolah ini terdapat empat kelas unggulan yang terdiri dari dua kelas unggulan pada kelas delapan dan dua kelas unggulan pada kelas sembilan. Siswa yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas delapan karena jika siswa kelas sembilanditakutkan adanya bias yang disebabkan oleh adanya ujian nasional yang diikuti siswa kelas sembilan.siswa kelas unggulan dipilih berdasarkan nilai akademik tertinggi pada saat naik kelas dari kelas tujuh menuju kelas delapan maupun dari kelas delapan menuju kelas sembilan.tujuan diberlakukannya sistem kelas unggulan karena siswa dengan nilai akdemik yang tinggi dianggap mampu untuk menghadapi tuntutan akademik yang lebih Fakultas kedokteran Universitas Andalas 3

dibanding siswa kelas reguler tanpa menilai kemampuan siswa secara psikolgis untuk menghadapi tuntutan akademik yang lebih banyak. Tuntutan akademik pada siswa kelas unggulanberbeda dibanding siswa kelas reguler contohnya berupa tingginya tingkat nilai standar akademik pada tiap-tiap bidang studi dibanding kelas reguler, lama waktu belajar juga berbeda biasanya kelas reguler hanya memiliki 6 sampai 7 jam tapi pada kelas unggulan siswa belajar mulai pagi hingga sore hari yaitu 7-9 jam tiap harinya, disamping itu tugas disekolah dan tugas pekerjaan rumah yang setiap hari diberikan oleh guru pada kelas unggulan juga lebih banyak dan lebih berat. Siswa kelas unggulan memiliki jadwal sekolah yang terlalu padat, seperti yang telah dijelaskan diatas mereka pulang sekolah pada sore hari dan malamnya dilanjutkan dengan mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Minimnya waktu istirahat juga menjadi permasalahan bagi siswa kelas unggulan. Belum lagi harus bersaing ketat dengan sesama siswa lain yang rata-rata memiliki IQ tinggi. Perbedaan tuntutanakademik seperti inilah yang membuat peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat stres akademik siswa kelas unggulan dan siswa kelas reguler di SMPN 8 Padang. Fakultas kedokteran Universitas Andalas 4

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran umum tingkat stres akademik siswa kelas delapan SMPN 8 Padang Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana gambaran tingkat stres akademik siswa kelas unggulan SMPN 8 Padang Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Bagaimana gambaran tingkat stres akademik siswa kelas regular SMPN 8 Padang Tahun Ajaran 2015/2016? 4. Bagaimana perbedaan tingkat stres akademik siswa kelas unggulan dan siswa kelas regular SMPN 8 Padang Tahun Ajaran 2015/2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Melihat gambaran perbedaan tingkat stres akademik siswa kelas unggulan dan siswa kelas regular. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran tingkat stres akademik siswa kelas delapan SMPN 8 Padang. 2. Mengetahui gambaran tingkat stres akademik siswa kelas unggulan SMPN 8 Padang. 3. Mengetahui gambaran tingkat stres akademik siswa kelas regular SMPN 8 Padang. 4. Mengetahui perbedaan tingkat stres antara siswa kelas unggulan dan siswa kelas unggulan SMPN 8 Padang. Fakultas kedokteran Universitas Andalas 5

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kejiwaan, dan sebagai bahan referensi bagi perpustakaan serta hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis/Klinis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan dalam pencegahan dan penanganan stres. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pengambilan kebijakan dalam menentukan perlu tidaknya diadakan program kelas unggulan. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan metode pemilihan siswa kelas unggulan selain nilai akademik. Fakultas kedokteran Universitas Andalas 6