PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 26 PADANG

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

MATHEMATICAL CONNECTION ABILITY IN SOLVING MATHEMATICS PROBLEM BASED ON INITIAL ABILITIES OF STUDENTS AT SMPN 10 BULUKUMBA

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat,

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

Yaumil Sitta Achir, Budi Usodo, Rubono Setiawan* Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Kehidupan yang semakin meng-global ini memberikan tantangan yang

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. agar mampu memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang dimuat dalam Standar Isi

BAB I PENDAHULUAN. Utama, 2008), hlm Bumi Aksara, 2008), hlm. 37

Karina Siti Putrianingsih et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa... Karina Siti Putrianingsih, Hobri, Toto' Bara Setiawan

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

Analisis Penalaran Mahasiswa Calon Guru dalam Pemecahan Masalah Matematika Sekolah

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA SMP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PROFIL PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roheni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Program Studi Pendidikan Matematika

Suci Rahmayani*), Sefna Rismen**), Tika Septia**)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 10 TAPUNG

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII 4 SMPN 11 PEKANBARU

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

Analisis Kesalahan Mahasiswa Pendidikan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Pada Mata Kuliah Kalkulus I

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan untuk memperoleh. matematika sebaiknya dimulai dari masalah-masalah kontekstual atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

Transkripsi:

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH Harfin Lanya Program Pendidikan Matematika Universitas Madura lanya.harfin@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep perbandingan siswa SMP berkemampuan matematika rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII (laki-laki) SMPN 4 Pamekasan yang berkemampuan matematika rendah. Peneliti memberikan tes dan melakukan wawancara untuk memperoleh data pemahaman subjek terhadap konsep perbandingan. Untuk memperoleh data yang valid, peneliti melakukan triangulasi. Kemudian data yang valid dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang menghasilkan pendeskripsian pemahaman konsep perbandingan siswa SMP berkemampuan matematika rendah. Subjek berkemampuan menyatakan definisi perbandingan menggunakan bahasanya sendiri. Namun, subjek mampu menyatakan definisi perbandingan senilai dan berbalik nilai. Subjek mampu menyebutkan karakteristik suatu persoalan tergolong perbandingan senilai ataupun berbalik nilai. Namun, subjek tidak mampu memberikan contoh suatu persoalan tergolong perbandingan senilai ataupun berbalik nilai. Dalam senilai subjek mampu menyelesaikannya dengan benar. Namun, subjek merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal perbandingan berbalik nilai. Subjek berbalik nilai menggunakan konsep perbandingan senilai. Kata Kunci : Pemahaman, Perbandingan, Kemampuan Matematika Rendah Abstract This study to describe the understanding of the concept of comparison of junior high school students with low math skills. This research is a qualitative research that produce descriptive data. Subjects in this study were students of grade VII SMPN 4 Pamekasan with low math skills. Researchers provide tests and conduct interviews to obtain data on the subject's understanding of the concept of comparison. To obtain valid data, the researcher did triangulation. Then valid data were analyzed to get the conclusion that resulted in the comprehension of the concept of comparison of junior high school students with low math skills. Subjects with low math ability are unable to state the definition of comparison using their own language. However, the subject is able to declare the definition of comparison worth and turning value. Subjects are able to mention the characteristics of a problem belonging to a comparison of value or reversed value. However, the subject is unable to give an example of a matter of being a comparable or reversed value. In solving a matter of comparative worth of the subject is able to solve it properly. However, the subject finds it difficult to solve the problem of reversal of value. The subject solves the problem of turning a value comparison using the concept of comparative worth. Keywords: Comprehension, Comparison, Mathematical Low Ability PENDAHULUAN Matematika adalah salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya, maupun aspek penalarannya mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi (Soedjadi, 2000). Oleh sebab itu, matematika diberikan sejak jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan agar sejak dini siswa mempunyai penguasaan matematika yang kuat. Melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) 23 Tahun 2006 (Depdiknas, 2007:4) menetapkan Standar Kompetensi Harfin Lanya: Pemahaman Konsep Perbandingan...53

Lulusan (SKL) mata pelajaran matematika diberikan di sekolah dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah Berdasarkan hal di atas, maka setiap siswa harus memahami konsep matematika. Pemahaman konsep matematika akan tercapai jika siswa belajar dengan pemahaman bukan dengan hafalan. Menurut pengalaman penulis, rata-rata siswa hanya belajar dengan hafalan bukan dengan pemahaman. Oleh sebab itu, siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika, khususnya siswa berkemampuan matematika rendah. Skemp (1982) menyatakan bahwa terdapat dua macam jenis belajar yang biasa terjadi yaitu habit learning or rote-memorizing and learning with understanding, belajar dengan kebiasaan atau belajar dengan hafalan dan belajar dengan pemahaman. Belajar hafalan akan cendrung bersifat sementara karena informasi tersimpan pada memori jangka pendek sedangkan belajar dengan pemahaman berhubungan dengan penyimpanan informasi pada memori jangka panjang. Oleh karena itu siswa harus belajar matematika dengan pemahaman agar tidak terjadi kesalahan konsep matematika. Salah satu materi pelajaran matematika yang diajari di jenjang sekolah menengah pertama adalah perbandingan. Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru, dalam mempelajari materi perbandingan ini siswa mengalami banyak kesulitan diantaranya siswa kurang mampu dalam mencari nilai satuan, siswa juga kurang mampu mengklasifiksikan suatu permasalahan dalam perbandingan senilai ataupun berbalik nilai, dan siswa juga kurang mampu membandingkan nilai dari dua pecahan. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemahaman konsep perbandingan siswa SMP berkemampuan matematika rendah. Pemahaman adalah kemampuan menyatakan kembali sebuah konsep, kemampuan mengklasifikasikan suatu persoalan berdasarkan karakteristik atau sifat-sifatnya, kemampuan menyebutkan contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep, dan kemampuan menggunakan konsep dalam menyelesaikan soal. Perbandingan adalah hubungan atau relasi antara dua kuantitas tertentu. Sedangkan perbandingan senilai adalah pernyataan tentang dua rasio yang sama. Dan perbandingan berbalik nilai adalah pernyataan tentang dua rasio yang jika dikalikan hasilnya adalah 1. Harfin Lanya: Pemahaman Konsep Perbandingan...54

Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006, yaitu: (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasika objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), (3) memberikan contoh dan non-contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Sehingga indikator pemahaman konsep perbandingan siswa SMP berkemampuan matematika rendah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan menyatakan kembali definisi perbandingan, perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai menggunakan bahasanya sendiri 2. Kemampuan menyebutkan karakteristik atau sifat suatu persoalan tergolong perbandingan senilai ataupun berbalik nilai 3. Kemampuan memberi contoh dan bukan contoh dari perbandingan senilai ataupun berbalik nilai 4. Kemampuan menggunakan konsep perbandingan senilai ataupun berbalik nilai dalam menyelesaikan soal Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan matematika adalah kemampuan siswa untuk menjawab tes kemampuan matematika. Tes Kemampuan Matematika menggunakan soal-soal Ujian Nasional SMP terkait dengan materi yang sudah dipelajari oleh siswa. Kemudian, nilai (skor) yang diperoleh siswa digunakan untuk menetukan tingkat kemampuan matematika mereka. Dalam penelitian ini siswa dikatakan memiliki kemampuan matematika rendah apabila memperoleh 0 skor < 65. Hal ini didasarkan pada nilai SKM yang ditetapkan di sekolah, yang akan dijadikan tempat penelitian. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemahaman konsep perbandingan siswa SMP berkemampuan matematika rendah. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 4 Pamekasan yang telah mempelajari tentang materi perbandingan. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan memberikan tes kemampuan matematika dan dipilih siswa yang memperoleh nilai 0 skor < 65 yaitu siswa berkemampuan matematika rendah. Instrumen utama dalam penelitaian ini adalah peneliti sendiri dan instrument pendukungnya adalah soal tes kemampuan matematika dan soal tes pemahaman konsep perbandingan. Pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik yaitu tes tertulis dan wawancara. Data yang diperoleh diuji keabsahannya dengan metode triangulasi agar data tersebut valid dan dapat dianalisis sebagai kesimpulan atau hasil penelitian. Pada pengumpulan data, setelah dilakukan tes tertulis, peneliti melakukan wawancara agar pemahaman siswa dapat terlihat dengan jelas dan dapat dideskripsikan secara detail. Analisis data dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis, dimulai dari data valid yang diperoleh dari hasil wawancara, mengklasifikasi data, mereduksi menyajikan serta kemudian membuat kesimpulan. Harfin Lanya: Pemahaman Konsep Perbandingan...55

BAHASAN UTAMA menyetakan definisi perbandingan. Namun, dia mampu menyatakan definisi perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. Siswa menyatakan bahwa perbandingan hanya terjadi pada 2 bilangan atau lebih, jika perbandingan itu hanya terjadi pada satu bilangan, maka hal itu tidak dapat disebut sebagai suatu perbandingan. Dia juga mengatakan bahwa perbandingan senilai adalah semakin banyak membeli suatu barang, maka semakin banyak pula uang yang harus dibayarkan. Pengertian ini siswa berikan berdasarkan contoh soal yang diberikan. Siswa juga menyatakan bahwa perbandingan berbalik nilai adalah jika nilai suatu besaran naik, maka nilai besaran lainnya akan turun begitu juga sebaliknya, hal ini terjadi karena siswa hanya terpaku pada soal yang diberikan saja. menyebutkan karakteristik perbandingan senilai yaitu jika salah satu unsurnya naik, maka unsur yang lainnya akan semakin naik juga. Namun jika unsurnya turun, maka unsur yang lain akan semakin turun juga. Pada karakteristik perbandingan berbalik nilai, siswa menyebutkan bahwa jika salah satu unsurnya naik, maka unsur yang lainnya akan turun. Hal ini subjek sebutkan berdasarkan contoh soal yang diberikan.. memberikan contoh perbandingan senilai dan berbalik nilai yang berbeda dengan contoh soal yang diberikan, subjek hanya mampu memberikan contoh soal yang hampir sama dengan contoh soal yang diberikan. Dalam memberikan contoh siswa merasa kebingungan dengan nilai-nilai yang dia sebutkan karena dia hanya terpaku pada contoh soal yang diberikan saja. Nilai yang ada pada contoh dia berikan asalasalan saja tanpa berpikir lebih lanjut. senilai dengan konsep perbandingan senilai. Namun, siswa kurang mampu mengalikan dan membagi suatu nilai apalagi melibatkan bilangan pecahan campuran. Dia tidak mampu menggunakan konsep perbandingan berbalik nilai untuk menyelesaikan soal perbandingan berbalik nilai. Setelah nilai didapatkan, siswa merasa kebingungan sebab tidak sesuai dengan karakteristik yang disebutkan sebelumnya. PENUTUP Subjek berkemampuan menyatakan definisi perbandingan, tapi subjek mampu menyatakan definisi perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. Subjek menyatakan bahwa perbandingan terjadi antara 2 bilangan atau lebih. Subjek juga menyatakan perbandingan senilai adalah semakin banyak kita membeli barang maka semakin banyak uang yang harus dibayarkan. Perbandingan berbalik nilai adalah nilai suatu besaran akan semakin naik, maka nilai besaran lainnya akan semakin turun. Subjek mampu menyebutkan karakteristik perbandingan senilai adalah semakin banyak membeli barang maka semakin banyak uang yang harus dibayarkan, dan karakteristik perbandingan berbalik nilai adalah jika salah satu unsurnya naik maka unsur yang lainnya akan turun. Subjek tidak mampu memberikan contoh perbandingan senilai dan berbalik nilai Harfin Lanya: Pemahaman Konsep Perbandingan...56

yang berbeda dengan contoh soal yang diberikan sebab subjek mengalami kesulitan dan kebingungan, Subjek menyelesaikan soal perbandingan senilai dan berbalik nilai subjek mampu menggunakan konsep perbandingan senilai yaitu dengan mengalikan silang dan membaginya sesuai dengan konsep perbandingan senilai. Setelah mendapatkan hasilnya, subjek merasa kebingungan, sebab hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan karakteristik yang telah disebutkan, terlebih lagi pada penyelesaian soal perbandingn berbalik nilai, seharusnya jika salah satu unsur naik, maka unsur yang lainnya akan turun. Namun, pada kenyataannya, setelah subjek berbalik nilai, hasilnya tidak sesuai dengan karakteristik perbandingan berbalik nilai yang telah disebutkan. Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. 1. Guru hendaknya memberikan perhatian yang lebih pada siswa yang berkemampuan matematika rendah agar kesalahan yang terjadi pada penelitian ini tidak terulang kembali. 2. Jika memungkinkan guru sebaiknya meggunakan metode pembelajaran menyenangkan agar siswa berkemampuan matematika rendah memiliki semangat belajar dengan pemahaman bukan dengan hafalan. 3. Guru perlu memberikan banyak latihan soal dan pembahasan soal latihan agar siswa berkemampuan berbalik nilai. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Jung, Inchul. (2002). Student Respresentation and Understanding of Geometric Transformation with technology Experience Dissertation. The University of Georgia. Pdf. http://jwilson.coe.uga.edu/pers/jung _200205_phd. diakses 14 Januari 2015. Ngapingsih,dkk. (2014).Matematika untuk SMP/MTs kelas VII semester 1.Klaten:Intan Pariwara. Skemp, Richard R. (1976). Relational understanding and instrumental understanding. First published in Mathematics teaching : University of Wawick. (1982). The Psycohology of Learning Mathematics. Great Britain : Hazel Watson dan Viney Ltd. (1987). The psycology of learning mathematics. New York : Penguin Books Ltd. Soedjadi, R. (2002). Kiat-kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Surabaya: Depdiknas. Sugiono. (2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta. Tim Penyusun. (2012). Pakar Matematika untuk SMP Kelas VII Semester Genap. Klaten: Aviva. Harfin Lanya: Pemahaman Konsep Perbandingan...57