ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November

BAB IV ANALISIS DATA

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR ANALISA TARIF BUS KOTA TERINTERGRASI BUSWAY (BKTB) TRANSJAKARTA RUTE PANTAI INDAH KAPUK (PIK) MONAS

Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KARAKTERISTIK OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) (STUDI KASUS : PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat

SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP.

Kajian Dampak Relokasi Terminal Gadang Kota Malang Terhadap Biaya Operasional Kendaraan dan Pengguna Angkutan Kota

STUDI KINERJA DAN TARIF MODA ANGKUTAN PENYEBERANGAN SUNGAI (Studi kasus Tanjung Sarang Elang Labuhan Bilik) Tugas akhir

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

ANALISIS TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Dari Kota Langsa Ke Kota Banda Aceh) TUGAS AKHIR

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

RICO MARK SIMAMORA

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

BAB II DASAR TEORI. Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA BIAYA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Pusat Kota 45-Malalayang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)

*Korespondensi penulis: Abstract

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil seluruh analisis dan pembahasan dalam tugas akhir

ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM (BUS) ANTARKOTA (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM BUS TRAYEK BITUNG-MANADO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. perkotaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu choice dan captive.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

EVALUASI EFISIENSI PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA PONTIANAK (ANGKUTAN OPLET RUTE NIPAH KUNING SEROJA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

STUDI TARIF ANGKUTAN BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD ANTAPANI BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR, KEINGINAN MEMBAYAR DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transportasi yang menghubungkan kota Magelang dengan sebagian wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendahuluan, berkaitan dengan penilaian kinerja finansial taksi.

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen)

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T)

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR

ANALISA BIAYA KEMACETAN KENDARAAN PRIBADI DI KAWASAN SUMBER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ( Studi Kasus : Jl. Padang Bulan Medan )

KATA HANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan

USU Medan Kata Kunci :Tarif, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP).

CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN

Kata Kunci: Angkutan Sekolah, Kinerja, Biaya Oprasional Kendaraan.

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PEDESAAN-PERKOTAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh : RANTO PARTAHIAN GULTOM NIM : 010404031 BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh : RANTO PARTAHIAN GULTOM 010404031 Pembimbing IR. JELUDDIN DAUD M. ENG NIP : 130878001 Diketahui Ketua Departemen Teknik Sipil PROF. DR. ING. JOHANNES TARIGAN NIP : 130905362 BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

ABSTRAK Dalam pencapaian keinginan transportasi yang aman, nyaman, ekonomis dan lancar, maka perlu diperhatikan kondisi dari angkutan kota yang ada dan beroperasi. Terutama pelayanannya yang dianggap sangat mengganggu terhadap pemakai jasa angkutan kota seperti halnya di Indonesia sekarang ini, dan khususnya angkutan kota Koperasi PengangkutanUmum Medan, pada trayek 10 Simalingkar _ Pancing PP. Untuk itu sangatlah tepat kalau kita mengkaji bagaimana tingkat pelayanan itu bisa menjadi sangat rendah sekarang ini, sehingga perlu sekali kalau kita meninjau kembali tarif angkutan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, bila dibandingkan dengan biaya operasi kendaraan yang harus dikeluarkan oleh pengelola angkutan kendaraan dengan mengambil langkah perhitungan kembali. Disini digunakan salah satu cara dalam menghitung besarnya tarif angkutan umum. Cara inilah yang dipergunakan untuk menghitung besarnya tarif angkutan umum dan biaya operasi kendaraan yang harus dikeluarkan oleh pengelola angkutan umum. Hasil yang diperoleh berbeda dengan tarif angkutan umum yang berlaku sekarang. Tarif yang berlaku pada saat ini sebesar Rp3000,-/pnp/estafet untuk Koperasi PengangkutanUmum Medan, pada trayek 10 Simalingkar Pancing dan hasil yang kami peroleh : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc : Rp 3.000,-/pnp/estafet. : Rp 3.000,-/pnp/estafet. Hasil akhir yang diperoleh dalam penentuan tariff Angkutan Umum untuk Trayek 10 Simalingkar Pancing sebesar Rp 3.000,-/pnp/estafet.

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul : ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Saya menyadari bahwa penulis Tugas Akhir ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk itu saya sangat mengharapkan masukan dari pembaca, berupa kritikan-kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan selanjutnya pada kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang disampaikan kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Ir.Armansyah Ginting M.Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Ir. Teruna Jaya. Msc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Jeluddin Daud M. Eng, selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan bimbingan dan arahan hingga selesainya Tugas Akhir ini. 5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran dari perkuliahan hingga penyelesaian Tugas akhir ini. 6. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua Orang Tua saya, yang telah membiayai serta memberikan doa restu, sehingga saya dapat menyelesaikan studi. 7. Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Demikianlah Tugas Akhir ini saya perbuat dan besar pengharapan, kiranya dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada Bapak dan Ibu, serta rekan-rekan sekalian yang telah memberikan bantuan hingga selesainya Tugas Akhir ini. Hormat saya, Penulis

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR NOTASI... vi BAB I. PENDAHULUAN... I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Maksud dan Tujuan... 2 I.3 Permasalahan... 2 I.4 Pembatasan Masalah... 3 I.5 Metodologi Penelitian dan Pendekatan... 3 I.6 Metode Analisis Data... 4 BAB II. STUDI LITERATUR... II.1 Pengertian Tarif... 6 II.1.a Jarak Tempuh... 6 II.1.b Kapasitas Angkutan... 8 II.1.c Biaya Operasional dan Biaya Pendapatan... 11 II.1.d Efisien Armada... 16 II.2 Biaya Operasional Kendaraan... 16 II.2.a Biaya Tetap... 17 II.2.b Biaya Variabel... 17 II.2.c Biaya Overhead... 19 II.3 Perhitungan Tarif Angkutan Umum... 19 II.4 Perhitungan Nilai Rata-rata... 20

BAB III ANALISA PERHITUNGAN... III.1 Perhitungan Biaya Variabel BOK (Daihatsu Zebra Espass 1500cc). 21 III.2 Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. 27 III.3 Perhitungan Biaya Variabel BOK (Daihatsu Zebra Jumbo 1300cc). 29 III.4 Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. 34 III.5 Perhitungan Tarif Angkutan / pnp / km... 36 BAB IV ANALISA HASIL... 39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 43 DAFTAR PUSTAKA... 45 LAMPIRAN...

DAFTAR NOTASI ADM BBM BM BN BT BV DEP HP IN JK MN MP N SC SN TPR UP X : Biaya Administrasi (Rp / Hari). : Biaya Bahan Bakar Minyak (Rp / Hari). : Biaya Bunga Modal (Rp / Hari). : Biaya Pemakaian Ban (Rp / Hari). : Biaya Tetap (Rp / Hari). : Biaya Variabel (Rp / Hari). : Biaya Depresiasi / Penyusutan (Rp / Hari). : Harga Perolehan Kendaraan / Pembelian (Rp). : Biaya Angsuran Kendaraan (Rp / Hari). : Jenis Kendaraan. : Biaya Pemeliharaan (Rp / Hari). : Biaya Minyak Pelumas (Rp / Hari). : Umur Kendaraan (Tahun). : Biaya Pergantian Suku Cadang (Rp / Hari). : Nilai Sisa Kendaraan (Rp). : Biaya Retribusi (Rp / Hari). : Biaya Upah Pengemudi dan Kondektur (Rp / Hari). : Nilai Rata Rata

`BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang. Analisa tarif angkutan umum ini merupakan salah satu faktor yang menunjang untuk angkutan umum bagi masyarakat Medan umumnya. Khususnya masyarakat yang menggunakan jasa angkutan transportasi dengan rute perjalanan Simalingkar Pancing atau sebaliknya. Adapun penelitian ini saya lakukan untuk menganalisa biaya transportasi angkutan umum dengan rute perjalanan Simalingkar Pancing atau Sebaliknya yang sebenarnya dengan mempertimbangkan : - Kapasitas kendaraan. - Jumlah kendaraan. - Jumlah rata-rata penumpang setiap hari. - Siklus perjalanan Simalingkar Pancing dan sebaliknya. Pada dasarnya kita menyadari bahwa proses tarif angkutan umum terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan oleh sebagian masyarakat dan peraturan pemerintah saat ini. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh pemakai jasa angkutan umum adalah besarnya biaya yang harus dilakukan untuk melakukan perjalanan yang meliputi biaya perjalanan (tarif), biaya waktu tunggu, ketidaknyamanan penumpang dan sebagainya. Sedangkan dari pihak pengusaha angkutan umum biaya yang harus dikeluarkan berupa biaya untuk mengoperasikan angkutan umum pada tingkat pelayanan tertentu.

Penelitian ini perlu kiranya untuk mencari solusi demi kepentingan masyarakat dan pemilik angkutan agar tidak ada salah satu diantara mereka yang merasa dirugikan. Pada tulisan ini dicoba dibahas Analisa Tarif Angkutan Umum dengan rute Simalingkar-Pancing berdasarkan data-data dilapangan dan masyarakat pengguna jasa transportasi tersebut. Meskipun penelitian ini masih sangat terbatas diharapkan dapat memberikan sumbangan dan pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap angkutan umum dikota Medan. b) Maksud dan Tujuan. Adapun maksud dan tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran terperinci dari analisa biaya angkutan umum rute Simalingkar-Pancing dikota Medan Serta menganalisa tarif angkutan umum pada trayek Simalingkar-Pancing tersebut pergi dan pulang. c) Permasalahan. Banyaknya pemakai jasa angkutan umum dengan jumlah kendaraan setiap tahunnya semakin bertambah dan juga harga-harga suku cadang selalu naik. Sehingga sering timbulnya permasalahan-permasalahan yang antara lain sebagai berikut : 1. Banyaknya kendaraan yang beroperasi. 2. Besarnya tarif (ongkos) penumpang tidak sesuai dengan yang ditetapkan. 3. Menaikkan tarif sendiri perkilo meternya.

4. Tidak mampu membeli suku cadang kendaraan. 5. Sering terjadinya perselisihan antara penumpang dan supir. d) Pembatasan Masalah. Sesuai dengan judul tugas akhir tersebut yaitu : Analisa Tarif Angkutan Umum Trayek Antar Simalingkar Pancing maka saya akan memberikan beberapa batasan. Analisa tarif angkutan umum yang dimaksud dalam penulisan ini segala bentuk biaya yang terjadi dari pemilik kendaraan dan pengguna jasa angkutan tersebut. Yang dimaksud dengan analisa tarif angkutan umum antar terminal ini adalah berbagai faktor yang memerlukan biaya antara pemilik kendaraan dan pengguna jasa angkutan tersebut. Adapun faktor-faktor analisa tarif angkutan umum antar terminal (Trayek Simalingkar Pancing) adalah sebagai berikut : 1. Faktor dari kendaraan. 2. Faktor kapasitas muatan. 3. Faktor dari sumber daya manusia (supir angkutan). e) Metodologi Penelitian dan Pendekatan. Untuk menganalisa tarif angkutan umum antar terminal dengan Trayek Simalingkar Pancing di kota Medan ini menggunakan beberapa tahapan seperti pengumpulan data dan analisa data.

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data antara lain : 1. Data Primer yaitu data lapangan yang bersumber langsung dari survei antara lain : a. Pengukuran panjang rute perjalanan. b. Mencari data biaya operasi kendaraan. c. Mengetahui pendapatan perhari. 2. Data Sekunder yaitu data lapangan yang bersumber dari pemilik kendaraan tersebut. 3. Data tersebut dianalisa dan dievaluasi, kemudian dengan literatur yang ada ditetapkan tarif/pnp/km (tarif per penumpang per kilometer). f) Metode Analisa Data. Untuk menentukan lokasi penelitian maka kriteria yang penulis gunakan adalah berdasarkan frekuensi angkutan umum pada lokasi tersebut yang diketahui berdasarkan data yang dilapangan yang diperoleh dari pihak angkutan. Adapun langkah-langkah untuk menetapkan lokasi penelitian adalah sebagai berikut : a. Jumlah kendaraan yang memiliki frekuensi untuk rute Simalingkar Pancing. b. Dari jumlah penumpang atau pengguna jasa untuk rute Simalingkar Pancing. c. Lokasi tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya dilakukan pengamatan kelokasi tersebut untuk melihat kondisi fisik kendaraan dan banyaknya jumlah armada angkutan umum Simalingkar Pancing. Dengan demikian diketahuinya kondisi tersebut maka diupayakan penanganan sederhana untuk pelayanan angkutan umum dikota Medan.

alir berikut : Adapun pelaksanaan penelitian ini adalah sebagaimana tergambar pada bagan Pengumpulan Data Pengelola Kendaraan : Jumlah kendaraan. Frekuensi kendaraan. Jenis kendaraan. Peninjauan Lapangan Pengelola angkutan di lapangan dan Pengguna Jasa. Pengolahan Data Analisa Data Kesimpulan dan Saran

BAB II STUDI LITERATUR II.1 Pengertian Tarif. Tarif angkutan umum adalah suatu daftar yang memuat harga-harga untuk para pemakai jasa angkutan yang disusun secara teratur serta biaya atau ongkos yang diterima atau dikeluarkan oleh pengusaha angkutan umum (pengelola), pengguna jasa angkutan (penumpang) dengan jarak tertentu. Analisa tarif angkutan umum ini diperhitungkan meliputi : a. Jarak tempuh. b. Kapasitas angkutan. c. Biaya operasional dan biaya pendapatan. d. Efisiensi armada. a. Jarak Tempuh. Jarak tempuh adalah jarak yang ditempuh suatu armada angkutan umum dari satu terminal ke terminal yang lain, jarak tempuh ini diperhitungkan berdasarkan rute yang ditempuh dengan jarak perkilometernya dan dengan biaya tertentu. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu terminal keterminal yang lain merupakan salah satu faktor yang juga diperhitungkan biayanya. Didaerah perkotaan waktu yang ditempuh untuk mencapai suatu tetrminal lebih besar waktu yang dibutuhkan dibandingkan didaerah pedesaan dengan jarak yang sama. Hal ini dikarenakan antara lain :

1. Kemacetan lalu lintas. 2. Adanya tanda-tanda lalu lintas (traffic signal). 3. Jumlah kendaraan (kepadatan lalu lintas). 4. Adanya tempat pemberhentian tertentu (Halte). 1.1 Kemacetan lalu lintas. Pada daerah perkotaan kemacetan lalu lintas relatif besar dibandingkan daerah pedesaan, hal ini dapat mengakibatkan waktu tempuh perkilometernya semakin besar. Kemacetan ini biasanya terjadi pada waktu pagi hari dari jam 07.00 sampai dengan 09.00 wib dan waktu sore hari dari jam 16.00 sampai dengan 19.00 wib. Dimana pada jam-jam tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan oleh para pegawai dan pelajar untuk melaksanakan aktifitasnya. Jadi dengan adanya kemacetan lalu lintas ini mengakibatkan para pengemudi atau supir angkutan umum tidak dapat memenuhi target yang diperkirakan. Biasanya para pengemudi atau supir dalam satu hari dapat menempuh rit/hari sebanyak 5 kali akan menjadi 3 atau 4 kali. 1.2 Adanya tanda-tanda lalu lintas (traffic signal). Trafic signal didaerah perkotaan merupakan keharusan untuk pengaturan lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan dan kecelakaan. Hal ini biasanya dibuat pada daerah persimpangan dan penyeberangan untuk lalu lintas pejalan kaki. Akibat dari traffic signal ini mempengeruhi jarak tempuh semakin lama suatu kendaraan untuk dapat mencapai terminal yang akan dituju. Dengan demikian traffic signal ini juga mempengaruhi rit yang akan dicapai para pengemudi angkutan umum.

1.3 Jumlah kendaraan ( Kepadatan lalu lintas). Pada jaman sekarang ini jumlah pemakai kendaraan semakin lama semakin bertambah banyak, sehingga mengakibatkan kemacetan yang relatif besar, yang membuat waktu tempuh kendaraan angkutan umum perkilometernya semakin lama dan menambah biaya untuk operasional suatu armada angkutan. Sehingga akan mempengaruhi rit yang akan ditempuh para pengemudi angkutan umum. 1.4 Adanya Tempat Pemberhentian Tertentu. (Halte) Kita ketahui bahwa didaerah perkotaan jumlah kendaraan semakin bertambah, sehingga armada angkutan tidak dapat berhenti disembarang tempat untuk menaikkan/menurunkan penumpang. Maka diperlukan tempat menaikkan/menurunkan penumpang pada tempat-tempat tertentu agar lalu lintas tidak menimbulkan kemacetan dan pengguna jasa bisa mempergunakan halte tersebut sebagai tempat penunggu angkutan umum. b. Kapasitas Angkutan. Kapasitas angkutan adalah kemampuan suatu alat angkutan untuk mengangkut muatan atau penumpang dari suatu tempat ketempat ketempat lain dalam waktu tertentu. Unsur-unsur kapasitas angkutan terdiri dari banyaknya penumpang, jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk angkutan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kapasitas angkutan terdiri dari : 1. Sifat barang yang diangkut. 2. Jenis alat angkutan. 3. Waktu tempuh angkut. 4. Kecepatan rata-rata.

2.1 Sifat Barang yang Diangkut. Dalam hal ini barang yang diangkut meliputi bahan makanan, orang (penumpang) dan sebagainya serta nilainya diukur dengan uang. Misalnya suatu kendaraan umum mengangkut bahan makanan seberat 1 ton, dan tidak sama halnya dengan sejumlah orang (penumpang) dengan berat yang sama. Di sini membuktikan bahwa bentuk fisik menentukan kapasitas angkutan itu sendiri. 2.2 Jenis Angkutan Yang Ada. Jenis angkutan umum yang ada dikota Medan menggunakan kendaraan dengan jenis kendaraan yang berbeda-beda dan juga cc-nya berbeda pula. Jenis angkutan umum tersebut antara lain. Toyota Kijang 1500 cc. Suzuki Carry 1300 cc. Suzuki Carry 1000 cc. Daihatsu Zebra Ezpass 1500 cc. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. Daihatsu Zebra 1000 cc. Isuzu Panther 1500 cc Khusus untuk Trayek 10, Simalingkar Pancing PP jenis kendaraan angkutan yang beropersi ada dua yaitu Daihatsu Zebra Espass 1500 cc dan Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc dengan kapasitas muatan penumpang yang sama sebanyak 17 orang.

2.3 Waktu Tempuh Angkutan. Waktu yang ditempuh untuk angkutan umum sangat mempengaruhi untuk mendapatkan penumpang. Pada kondisi fisik yang menunjukkan bahwa pada waktuwaktu tertentu jarak dari satu terminal ke terminal yang lain sangat mempengaruhi waktu tempuh kendaraan umum, hal ini dikarenakan banyaknya pengguna kendaraan menggunakan jasa diwaktu tempuh kendaraan umum, hal ini dikarenakan banyaknya pengguna kendaraan menggunakan jalan diwaktu yang bersamaan sehingga terjadi kemacetan. Selain itu adanya traffic signal dan naik turunnya penumpang disembarang tempat, sehingga mengakibatkan waktu tempuh angkutan semakin lama. 2.4 Kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata secara normal menunjukkan kemampuan alat angkut yang bersangkutan untuk mengangkut muatan sesuai dengan jenisnya dalam waktu rata-rata yang diperlukan waktu berhenti untuk mengisi bahan bakar yang telah diperhitungkan. Pengertian kapasitas angkutan pada dasarnya berlaku untuk semua jenis alat angkutan. Sudah barang tentu penyesuaian-penyesuaian dan pengecualian harus diperhitungkan bila menghadapi jam-jam tertentu. Kapasitas angkutan dapat berubah karena perubahan pada jarak (terusan-terusan ataupun jembatan-jembatan pada suatu waktu tidak dapat dilalui). Kapasitas angkutan per unit satu jenis alat angkutan harus diperhatikan analisa biaya dan penghasilan transportasi. Analisa menunjukkan, apakah dalam suatu pasar muatan tertentu membutuhkan unit jenis alat angkutan yang lebih banyak yang bergabung dalam suatu perusahaan dalam kondisi muatan tertentu. Pada

hakekatnya kapasitas angkutan sama artinya dengan kapasitas produksi suatu perusahaan. Perbedaan yang mungkin timbul terletak pada kebebasan untuk memilih jenis-jenis muatan, jarak angkutan dan jam kerja yang optimal dimana keleluasaan perusahaan transportasi terbatas. Dilain pihak pertambahan kapasitas angkutan pada perusahaan-perusahaan produksi disebabkan mobilitas dari alat angkut itu sendiri. Pengalaman menunjukkan bahwa semakin jauh alat angkutan beroperasi dari pusat pengawasannya. Hal ini di dalam praktek merupakan faktor utama yang harus diperhatikan juga bahwa kapasitas angkutan suatu perusahaan terdiri atas kapasitas arah tujuan dan kapasitas kembali ke terminal. c. Biaya Opersional dan Biaya Pendapatan. Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi. Biaya Operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk angkutan untuk pembiayaan operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan angkutan untuk pembiayaan operasi armada angkutan. Biaya operasi ini meliputi : 1. Bahan Bakar Minyak (BBM). 2. Retribusi. 3. Penggantian Pelumas. 4. Penggantian Sperpart.

5. Penggantian Ban. 6. Perawatan dan Pemeliharaan Mobil. 7. Gaji Supir. 8. Gaji Kondektur Biaya-biaya tersebut diatas merupakan biaya yang harus dikeluarakan oleh perusahaan angkutan setiap harinya. 1. Bahan Bakar Minyak. Kendaraan bermotor atau angkutan umum setiap harinya memerlukan bahan bakar minyak untuk pengoperasiannya. Kebutuhan bahan bakar minyak untuk kendaraan khususnya angkutan umum sedikit banyaknya bahan bakar yang diperlukan tergantung dari jarak yang di tempuh dan jam operasi. 2. Retribusi. Biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan suatu angkutan umum untuk biaya keluar masuk terminal. Pengeluaran biaya retribusi ini harus dilakukan oleh suatu angkutan umum untuk dapat masuk ke terminal. Biaya ini langsung dikeluarkan oleh supir angkutan (pengemudi) yang disetorkan melalui pengawasan yang bertugas di terminal. 3. Penggantian Minyak Pelumas. Pengantian plumas untuk kendaraan harus diganti sesuai dengan masa waktu minyak pelumas tersebut. Penggantian minyak pelumas tersebut meliputi : Oli Mesin. Oli Garden.

Oli Transmisi. Minyak Rem. Penambahan Oli. Untuk menjaga kondisi suatu kendaraan harus diganti sesuai dengan waktu / jarak yang ditentukan oleh perusahaan yang mengeluarkan kendaraan tersebut. 4. Penggantian Ban. Penggantian ban kendaraan untuk angkutan umum berbeda dengan kendaraan pribadi. Hal ini dikarenakan kendaraan umum lebih banyak melakukan aktifitasnya. Pada kendaraan angkutan umum penggantian ban biasanya dilakukan setiap delapan bulan, sedangkan untuk mobil pribadi bisa mencapai dua belas bulan. Maka dari itu dibutuhkan manajemen yang baik dari suatu perusahaan angkutan umum untuk memperhitungkan biaya suku cadang ban ini agar terjadi efisiensi dalam pengeluaran biaya operasional. 5. Penggantian Spareparts. Pada perusahaan angkutan umum agar armada angkutan dapat beroperasi dengan baik setiap harinya diperlukan suku cadang atau sparepart yang harus disediakan. Hal ini dibutuhkan apabila suatu armada angkutan umum sewaktu-waktu terjadi kerusakan dapat terus diganti dengan spareparts yang tersedia sehingga tidak mengganggu (mengurangi) jam kerja armada angkutan umum. Pergantian-pergantian spareparts atau suku cadang ini meliputi antara lain: Accu (baterai) Platina Busi

Kondensor Saringan Udara (Air Filter) Saringan Oli Boos Steer Karet Rem Sepatu Rem Tamming Belt Plat Kopling 6. Perawatan dan Pemeliharaan. Untuk pemeliharaan dan perawatan kendaraan angkutan umum, suatu perusahaan angkutan seharusnya menyediakan bengkel (workshop) dan tenagatenaga mekanik yang terampil. Apabila terjadi kerusakan pada kendaraan angkutan dapat dikerjakan oleh tenaga-tenaga mekanik perusahaan kendaraan itu sendiri sehingga dapat memperkecil biaya pengeluaran untuk perawatan dan pemeliharaan. 7. Gaji Supir. Dalam perubahan angkutan umum tidak adanya penetapan gaji supir. Besarnya gaji supir angkutan umum tidak adanya penetapan gaji supir. Besarnya gaji supir angkutan umum di kota Medan tergantung dari hasil pendapatan supir dalam mengoperasikan kendaraan angkutan umum tersebut. Misalnya : Pendapatan supir dalam mengoperasikan kendaraan selama satu hari sebesar Rp.120.000,-, sedangkan penyetoran uang kepada pemilik kendaran sebesar Rp.70.000,-, jadi gaji supir disini sebesar Rp.50.000,-. Dari contoh diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa penetapan gaji supir tidak ada, tetapi yang ada penetapan penyetoran uang oleh supir angkutan kepada pemilik kendaran. 8. Gaji Kondektur Untuk gaji kondektur juga sama halnya dengan gaji supir yaitu tidak adanya penetapan untuk gaji kondektur. Karena biasanya supir angkutan umum juga merangkap sebagai kondektur. Hal ini dikarenakan apabila supir menggunakan kondektur pada angkutan umumnya maka penghasilan supir angkutan umum akan berkurang dan penetapan gaji untuk kondektur tidak ada, gaji kondektur ditentukan dengan hasil pendapatan supir, dan yang menentukan gaji kondektur adalah supir angkutan tersebut. Biaya Pendapatan. Biaya Pendapatan ini pada umumnya didapat dari para menumpang yang menggunakan jasa angkutan umum yang diambil tiap-tiap tripnya, dengan menggunakan rata-rata pendapatan yang diterima oleh pihak angkutan. Dalam perhitungan biaya pendapatan angkutan ini diperhitungkan dengan memungut ongkos dari pengguna jasa perorang perkilometer. Biaya ongkos ini biasanya ditetapkan oleh pemerintah melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur yang disetujui oleh pihak perusahaan angkutan umum. Dengan demikian antara pengusaha perusahaan angkutan umum dan pengguna jasa angkutan tidak saling dirugikan, dalam arti kata pihak pengguna jasa angkutan tidak berkeberatan mengeluarakan biaya ongkos yang ditetapkan oleh pemerintah dan pengusaha angkutan umum. Sedangkan pihak pengusaha angkutan umum tidak terjadi kerugian dalam mengoperasikan armada-armada angkutannya.

d. Efisien Armada. Yang dimaksud dengan efisien armada atau kendaraan angkutan umum adalah kapasitas kerja maksimal suatu kendaraan angkutan umum yang diperhitungkan tiap jam atau tiap harinya. Jadi diperkirakan kendaraan angkutan umum beroperasi didapat perharinya 3 4 trip tiap perharinya. Jam kerja angkutan umum diperkirakan dari jam 06.00 20.00 wib. Sehingga angkutan umum bekerja rata-rata 14 jam dan dikurangi jam istirahat rata-rata 4 jam istirahat perhari, sehingga jam kerja efektif angkutan umum perhari adalah 10 jam perhari. Karena jam kerja armada angkutan terlalu besar (14 Jam) maka setiap satu armada diperlukan satu orang supir tetap dan satu orang supir pengganti (cadangan). Hal ini diperlukan untuk menjaga keselamatan para penumpang agar tidak terjadi kecelakaan yang diakibatkan supir yang terlalu lelah sehingga diperlukan supir pengganti (cadangan). Dengan demikian pendapatan angkutan dapat terpenuhi. II. 2 Biaya Operasi Kendaraan (BOK). Variabel-variabel yang dianggap penting dalam menghitung biaya operasi kendaraan adalah sebagai berikut : 1. Biaya Tetap. 2. Biaya Variabel. 3. Biaya Overhead. Dalam penulisan ini asumsi-asumsi yang dipakai adalah : Umur ekonomis kendaraan angkutan umum diambil 5 tahun.

Pemilik membeli kendaraan dengan cara kredit dibayar dalam jangka waktu 4 tahun sampai 10 tahun. Perhitungan penyusutan (depresiasi) dengan menggunakan methode garis lurus (Straight Line Method). Keuntungan diambil 12 % pertahun dari kendaraan baru. 1. Biaya Tetap. Biaya tetap yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan setiap harinya atau setiap bulannya dengan atau tanpa beroperasinya kendaraan tersebut. Rumus untuk menghitung biaya tetap adalah sebagai berikut : Biaya tetap = UP + ADM + IN + AS + BM = (Rp perhari) Dimana : UP = Upah Pengemudi dan Kondektur (Rp perhari). ADM = Biaya Administrasi (Rp pertahun). IN AS BM = Biaya Angsuran Kendaraan (Rp pertahun). = Biaya Asuransi (Rp pertahun). = Biaya Bunga Modal (Rp pertahun). 2. Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kendaraan setiap hari dengan beroperasinya kendaraan tersebut. Rumus untuk menghitung biaya variabel adalah : Biaya Variabel = BBM + MP + MN + BN + DEP + TPR + SC = (Rp perhari)

Dimana : BBM = Bahan Bakar Minyak (Rp perhari). MP MN BN DEP TPR SC = Biaya Minyak Pelumas (Rp perhari). = Biaya Pemeliharaan (Rp perhari). = Biaya Pemakaian Ban (Rp perhari). = Biaya Penyusutan / Defresiasi (Rp perhari). = Biaya Retribusi (Rp perhari). = Biaya Penggantian Suku Cadang (Sparepart) (Rp perhari). Untuk biaya operasi kendaraan yang dikeluarkan setiap harinya dihitung dengan rumus : BOK perhari = BT + BV = (Rp perhari) BOK total = BOK perhari + K ( 12xHOP) + OV + TG Dimana : BT BV OV HOP K = Biaya Tetap (Rp perhari). = Biaya Variabel (Rp perhari). = Biaya Overhead (Rp perhari). = Hari Operasi Perbulan. = Keuntungan (Rp perhari) = 12 % x Harga kendaraan baru (Rp pertahun). TG = Biaya Tak Terduga.

3. Biaya Overhead. Biaya Overhead adalah biaya yang secara tidak langsung dikeluarkan oleh pemilik kendaraan atau pengusaha angkutan penumpang yang akan dipergunakan untuk keperluan biaya sewa kantor dan biaya administrasi keperluan kantor lainnya. Biaya Overhead ini diambil sebesar 10 % dari jumlah biaya operasi kendaraan perhari, atau biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut : OV = 10 % x BOK perhari = (Rp perhari) Dimana : OV BOK = Biaya Overhead (Rp perhari) = Biaya Operasi Kendaraan per hari (Rp perhari) II. 3. Perhitungan Tarif Angkutan Umum (hari/km/pnp). Pada dasarnya perhitungan tarif pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu perhitungan tarif angkutan umum dengan jenis bus kecil (mikrolet, sudaco) dan perhitungan tarif angkutan umum dengan jenis bus sedang dan besar. Perhitungan ini tidak ada bedanya, hanya saja penetapan dari biaya operasi kendaraan pada pemakaian suku cadang kendaraan dan jumlah tempat duduk penumpang yang tersedia pada kendaraan tersebut. Untuk menghitung besarnya tarif penumpang perkilometer dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut : Tarif = BOKtotal Jpu + (YxJpp) = (Rp perpenumpang). Tarif = BOKtotal ( Jpu + ( YxJpp)) x( Jrt) x(0,5xjrk) = (Rp/pnp/km).

Dimana : BOKtotal Jpu Jpp Jrt Jrk Y = Biaya Operasi Kendaraan Total dalam satu hari (Rp/hari). = Jumlah Penumpang Umum. = Jumlah Penumpang Pelajar. = Jumlah dari pada rit (pnp/rit). = Jarak dari pada rit (rit/hari). = Perbandingan antara tarif penumpang pelajar dan umum yaitu satu banding tiga. Rumus diatas berlaku untuk jenis-jenis kendaraan yang membedakan antara tarif pelajar dan tarif penumpang umum. Sedangkan untuk jenis kendaraan yang tidak membedakan antara tarif penumpang umum dan pelajar seperti bis patas, bis patas AC, rumus diatas tetap berlaku dengan menganggap tidak ada pelajar atau dengan kata lain jumlah pelajar sama dengan nol. II. 4. Perhitungan Nilai Rata-Rata. Perhitungan nilai rata-rata kendaraan dapat dihitung dengan rumus : X = Xi N Dimana : X Xi N = Nilai rata-rata. = Jumlah BOK total. = Jumlah Kendaraan.

BAB III ANALISA PERHITUNGAN Data-data yang diperoleh ini belum dapat langsung dilaksanakan untuk perhitungan tarif yang sesuai, sebab data-data harga operasi kendaraan tersebut tidak semuanya dikeluarkan setiap hari tetapi ada yang satu bulan sekali, dua bulan sekali bahkan ada yang sampai tiga bulan sekali, seperti biaya minyak pelumas, pemakaian ban, depresiasi dan suku cadang. Maka semua biaya-biaya yang dimaksud yang dikeluarkan berdasarkan bulan harus diubah berdasarkan hari. Demikian juga halnya dengan pengeluaran biaya-biaya administrasi, asuransi, angsuran dan bunga modal serta pendapatan. Selanjutnya biaya-biaya tersebut dihitung keseluruhannya, kemudian dicari biaya rata-ratanya sehingga besar tarif penumpang kendaraan yang sesuai dapat dihitung. Untuk mengetahui besarnya biaya-biaya pengeluaran variabel BOK dan tarif yang sesuai, dapat dilihat pada tahapan berikut : III. 1 Perhitungan Biaya Variabel Bok ( Daihatsu Zebra Espass 1500 cc). Data-data sampel No. 1 1. Karateristik dan Produksi Kendaraan. 1. Merek / Tipe kendaraan : Daihatsu Zebra Espass thn 2000 2. Ukuran Mesin : 1500 cc 3. Jumlah tempat duduk : 17 penumpang 4. Jarak tempuh pergi pulang : 60 kilometer 5. Rata-rata rit selama satu hari (PP) : 4 rit (kali) 6. Hari operasi kendaraan selama satu bulan : 30 hari

2. Biaya biaya. 1. STNK : Rp 350.000,- / tahun. 2. KIR : Rp 140.000,- / tahun. 3. Kartu ijin trayek / pengawasan : Rp 80.000,- / tahun. 4. Organda : Rp 7.500,- / tahun. 5. Angsuran kendaraan : Rp 1.250.000,- / bulan. 6. Biaya Operasi a. BBM : Rp 120.000,- / hari. b. Retribusi : Rp 300,- pergi pulang 7. Penggantian Pelumas a. Oli Mesin : 2 x 1 bulan Rp 180.000,- b. Oli Gardan : 1 x 6 bulan Rp 40.000,- c. Oli Transmisi : 1 x 6 bulan Rp 40.000,- d. Minyak Rem : 1 x 6 bulan Rp 22.500,- 8. Pengantian Ban sebanyak 4 buah : 1 x 8 bulan Rp 275.000,- 9. Penggantian Sparepart a. Accu : 1 x 12 bulan Rp 225.000,- b. Platina : 1 x 6 bulan Rp 45.000,- c. Busi : 1 x 6 bulan Rp 40.000,- d. Condensor : 1 x 6 bulan Rp 35.000,- e. Saringan Udara : 1 x 6 bulan Rp 30.000,- f. Saringan Oli : 1 x1,5 bulan Rp 15.000.- g. Boss Steer : 1 x 12 bulan Rp 100.000,- h. Karet Rem : 1 x 6 bulan Rp 12.000,- i. Sepatu Rem : 1 x 8 bulan Rp 100.000,-

j. Ball Joint : 1 x 12 bulan Rp 45.000,- k. Temming Belt : 1 x 12 bulan Rp 150.000,- l. Plat Kopling : 1 x 12 bulan Rp 75.000,- 10. Perawatan a. Turun Mesin : 2 x selama operasi : Rp 2.500.000,- / 1 kali b. Service : --- 11. Pendapatan a. Pengemudi : Rp 50.000,- b. Kernet : --- PERHITUNGAN : 1. Upah Pengemudi (UP) / hari. UP = Rp. 50.000,- / hari. 2. Administrasi (ADM) / hari. a. STNK : Rp. 350.000,- / (12 x 30) = Rp 972,22 / hari. b. KIR : Rp. 140.000,- / (12 x 30) = Rp 388,89 / hari. c. Kartu Izin Trayek : Rp. 80.000,- / (12 x 30) = Rp 222,22 / hari. d. Organda : Rp 7.500,- / (12 x 30) = Rp 20,83 / hari. Jumlah A D M = Rp 1.604,16 / hari 3. Angsuran (IN) / hari. IN = Rp. 1.250.000, 30hari = Rp. 41.666,67 / hari

4. Biaya Bunga Modal (BM) / hari. Harga Pembelian Mobil secara cash = Rp. 75.000.000,- Harga Pembelian Mobil secara credit Lama angsuran / kredit 4 tahun Uang Muka atau Down Pagment (DP) = Rp. 20.000.000,- Angsuran / Kredit = Rp. 15.000.000,- Harga Kredit = (Rp. 15.000.000,- x 4) + Rp. 20.000.000,- = Rp. 80.000.000,- Bunga Modal / tahun = Bunga Modal /hari = Rp. 5.000.000, 4 Rp. 1.250.000, 360 = Rp. 1.250.000,- / tahun. = Rp. 3.472,22,-/ hari. 5. Bahan Bakar Minyak (BBM) / hari. BBM = 24 liter / hari x Rp. 6.000,- = Rp. 144.000,- / hari. 6. Minyak Pelumas (MP) / hari. Oli Mesin = Rp. 180.000, 2x15Hop = Rp 6.000,00 / hari Oli Gardan = Rp40.000, 1x180Hop = Rp 222,22 / hari Oli Transmisi = Rp40.000, 1x180Hop = Rp 222,22 / hari Minyak Rem = Rp22.500, 1x80Hop = Rp 125,00 / hari Jumlah MP = Rp 6.569,44 / hari

7. Pemeliharaan Mesin Kendaraan (MN) / hari Service = --- Bongkar Mesin = Rp2.500.000, = Rp 3.472,22 / hari 2x360 = Rp 3.472,22 / hari 8. Pemakaian Ban (BN) / hari 1 buah ban = Rp275.000, = Rp 1.145,83,- 8x30 Untuk 4 buah ban = 4 x Rp 1.145,83,- = Rp 4.583,33,- / hari 9. Penyusutan / Depresiasi (DEP) / hari. Total harga kredit (HP) = Rp. 80.000.000,- Harga jual saat ini (SN) = Rp. 45.000.000,- Umur Kendaraan (N) = 10 tahun DEP = HP SN N = Rp80.000.000,00 Rp45.000.000,00 10 = Rp 3.500.000,- Rp3.500.000, Persentasi depresi pertahun = x100% Rp80.000.000, = 4,375 % Harga penyusutan biaya pertahun adalah : DEP = 4,375 % x Rp 80.000.000,- = Rp 3.500.000,- / tahun = Rp3.500.000, 360hari = Rp 9.722,22 / hari

10. Biaya Retribusi (TPR) / hari TPR = Rp. 150 x 4 x 2 = Rp 1.200 / hari 11. Suku Cadang (SC) / hari Accu / Penambahan = Rp225.000, 12x30Hop = Rp 625,08 / hari. Platina = Rp45.000, 6x30Hop = Rp 250,- / hari. Busi = Rp40.000, 6x30Hop = Rp 222,22 / hari Condensor = Rp35.000 6x30Hop = Rp 194,44 / hari Saringan Udara = Rp30.000, 6x30Hop = Rp 166,67 / hari Saringan Oli = Rp15.000, 1,5 x30hop = Rp 333,33 / hari Boos Steer = Rp100.000, 12x30Hop = Rp 277,78 / hari Karet Rem = Rp12.000, 6x30Hop = Rp 66,67 / hari Ball Joint = Rp45.000, 12x30Hop = Rp 125,00 / hari Temming Belt = Rp150.000, 12x30Hop = Rp 416,67 / hari Plat Kopling = Rp75.000, 12x30Hop = Rp 208,33 / hari Rp100.000, Sepatu Rem = 6x30Hop SC = Rp 555,56 / hari = Rp 3.441,67/ hari

III. 2 Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. Perhitungan variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) telah didapat, maka selanjutnya dihitung biaya operasi kandaraan perhari dan biaya operasi kendaraan total sebagai berikut : 1. Karateristik Operasi Kendaraan Rata Rata Jarak tempuh pergi pulang Jumlah rit dalam satu hari Hari opersasi dalam satu tahun = 60 km = 4 kali = 360 hari 2. Variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Rata-rata UP = Upah Pengemudi (Rp/hari) = Rp 50.000,00/hari ADM = Biaya Administrasi (Rp/hari) = Rp 1.604,16/hari IN = Biaya Angsuran Kendaraan (Rp/hari) = Rp 41.666,67/hari BM = Biaya Bunga Modal (Rp/hari) = Rp 3.472,22/hari BBM = Bahan Bakar Minyak (Rp/hari) = Rp 144.000,00/hari MP = Biaya Minyak Pelumas (Rp/hari) = Rp 6.569,44/hari MN = Biaya Pemeliharaan (Rp/hari) = Rp 3.472,22/hari BN = Biaya Pemakaian Ban (Rp/hari) = Rp 4.583,33/hari DEP = Biaya Depresiasi (Rp/hari) = Rp 9.722,22/hari TPR = Biaya Retribusi (Rp/hari) = Rp 1.200,00/hari SC = Biaya Suku Cadang (Rp/hari) = Rp 3.441,67/hari TG = Biaya Tak Terduga = Rp 10.000,00/hari Biaya Tetap = UP + ADM + IN + BM = Rp. 50.000,- + Rp.1.604,16 + Rp 41.666,67 + Rp 3.472,22 = Rp 96.743, 85 / hari

Biaya Varibel (BV) = BBM + MP + MN + BN + DEP + TPR + SC = Rp 144.000,00 + Rp 6.569,44 + Rp. 3.472,22 + Rp 4.583,33 + Rp 9.722,22 + Rp 1.200,00 + Rp 3.441,67 = Rp 172.988,88 / hari Jadi Biaya operasi Kendaraan (BOK) jenis amgkutan 1500cc adalah : BOK perhari = BT + BV = Rp 96.743,05 + Rp 172.988,88 = Rp 269.731,93 / hari Biaya Overhead = 10 % x BOK perhari = 10 % x Rp 269.731,93 / hari = Rp 26.973,193 / hari Keuntungan rata-rata (K) / hari adalah : K =12 % x Harga dalam keadaan baru = 12 % x Rp 75.000.000,- = Rp9.000.000, 360hari = Rp 25.000,00 / hari Biaya tak terduga (TG) diasumsikan sebesar Rp 10.000,- per kendaraan / hari Maka biaya operasi kendaraan total adalah : BOK total = BOK perhari + K + OV + TG = Rp 269.731,93 + Rp 25.000,00 + Rp 26.973,20 + Rp 10.000 = Rp 331.705,25 / hari.

III. 3 Perhitungan Biaya Variabel Bok ( Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc). Data-data sample No. 2 : 1. Karateristik dan Produksi Kendaraan. 1. Merek / Tipe kendaraan : Daihatsu Zebra Jumbo thn 1996 2. Ukuran Mesin : 1300 cc 3. Jumlah tempat duduk : 17 penumpang 4. Jarak tempuh pergi pulang : 60 kilometer 5. Rata-rata rit selama satu hari (PP) : 4 rit (kali) 6. Hari operasi kendaraan selama satu bulan : 30 hari 1. Biaya biaya. 1. STNK : Rp 300.000,- / tahun. 2. KIR : Rp 140.000,- / tahun. 3. Kartu ijin trayek / pengawasan : Rp 80.000,- / tahun. 4. Organda : Rp 7.500,- / tahun. 5. Angsuran kendaraan : Rp 1.250.000,- / bulan. 6. Biaya Operasi a. BBM : Rp 144.000,- / hari. b. Retribusi : Rp 300,- pergi pulang 7. Penggantian Pelumas a. Oli Mesin : 2 x 1 bulan Rp 160.000,- b. Oli Gardan : 1 x 6 bulan Rp 40.000,- c. Oli Transmisi : 1 x 6 bulan Rp 40.000,- d. Minyak Rem : 1 x 6 bulan Rp 22.500,- 8. Pengantian Ban sebanyak 4 buah : 1 x 8 bulan Rp 275.000,-

9. Penggantian Sparepart a. Accu : 1 x 12 bulan Rp 225.000,- b. Platina : 1 x 6 bulan Rp 35.000,- c. Busi : 1 x 6 bulan Rp 36.000,- d. Condensor : 1 x 6 bulan Rp 30.000,- e. Saringan Udara : 1 x 6 bulan Rp 30.000,- f. Saringan Oli : 1 x1,5 bulan Rp 12.500.- g. Boss Steer : 1 x 12 bulan Rp 90.000,- h. Karet Rem : 1 x 6 bulan Rp 12.000,- i. Sepatu Rem : 1 x 8 bulan Rp 85.000,- j. Ball Joint : 1 x 12 bulan Rp 40.000,- k. Temming Belt : 1 x 12 bulan Rp 150.000,- l. Plat Kopling : 1 x 12 bulan Rp 70.000,- 10. Perawatan a. Turun Mesin : 2 x selama operasi : Rp 2.250.000,- / 1 kali b. Service : --- 11. Pendapatan a. Pengemudi : Rp 50.000,- b. Kernet : -- PERHITUNGAN : 1. Upah Pengemudi (UP) / hari. UP = Rp. 50.000,- / hari.

2. Administrasi (ADM) / hari. a. STNK : Rp. 300.000,- / (12 x 30) = Rp 833,33 / hari. b. KIR : Rp. 140.000,- / (12 x 30) = Rp 388,89 / hari. c. Kartu Izin Trayek : Rp. 80.000,- / (12 x 30) = Rp 222,22 / hari. d. Organda : Rp 7.500,- / (12 x 30) = Rp 20,83 / hari. Jumlah A D M = Rp 1.465,27/ hari 3. Angsuran (IN) / hari. IN = Rp. 1.250.000, 30hari = Rp. 41.666,67,- / hari 4. Biaya Bunga Modal (BM) / hari. Harga Pembelian Mobil secara cash = Rp. 65.000.000,- Harga Pembelian Mobil secara credit Lama angsuran / kredit 4 tahun Uang Muka atau Down Pagment (DP) = Rp. 20.000.000,- Angsuran / Kredit = Rp. 12.500.000,- Harga Kredit = (Rp. 12.500.000,- x 4) + Rp. 20.000.000,- = Rp. 70.000.000,- Bunga Modal / tahun = Bunga Modal /hari = Rp. 5.000.000, 4 Rp. 1.250.000, 360 = Rp. 1.250.000,00,- / tahun. = Rp. 3.472,22,-/ hari.

5. Bahan Bakar Minyak (BBM) / hari. BBM = 24 liter / hari x Rp. 6.000,- = Rp. 144.000,- / hari. 6. Minyak Pelumas (MP) / hari. Oli Mesin = Oli Gardan = Oli Transmisi = Minyak Rem = Rp. 160.000, 2x30Hop Rp40.000, 1x80Hop Rp40.000, 1x180Hop Rp22.500, 1x180Hop = Rp 5.333,33 / hari = Rp 222,22 / hari = Rp 222,22 / hari = Rp 125,00 / hari Jumlah MP = Rp 5.902,77 / hari 7. Pemeliharaan Mesin Kendaraan (MN) / hari Service = --- Bongkar Mesin = Rp2.250.000, = Rp 3.125,00.- 2x360 8. Pemakaian Ban (BN) / hari = Rp 3.125,00.- / hari. 1 buah ban = Rp275.000, = Rp 1.145,83,- 8x30 Untuk 4 buah ban = 4 x Rp 1.145,83,- = Rp 4.583,32,- / hari 9. Penyusutan / Depresiasi (DEP) / hari. Total harga kredit (HP) = Rp. 70.000.000,- Harga jual saat ini (SN) = Rp. 40.000.000,- Umur Kendaraan (N) = 10 tahun

DEP = HP SN N = Rp70.000.000,00 Rp35.000.000,00 10 = Rp 3.500.000,- Rp3.500.000, Persentasi depresi pertahun = x100% Rp70.000.000, = 5,00 % Harga penyusutan biaya pertahun adalah : DEP = 5,00 % x Rp 70.000.000,- = Rp 3.500.000,- / tahun = Rp3.500.000, 360hari = Rp 9.722,22 / hari 10. Biaya Retribusi (TPR) / hari TPR = Rp. 150 x 4 = Rp 1.200 / hari 11. Suku Cadang (SC) / hari Accu / Penambahan = Platina = Busi = Condensor = Saringan Udara = Saringan Oli = Rp225.000, 6x30Hop Rp35.000, 12x30Hop Rp36.000, 6x30Hop Rp30.000 6x30Hop Rp30.000, 6x30Hop Rp12.500, 1,5 x30hop = Rp 625,00 / hari. = Rp 194,44 / hari. = Rp 199,99 / hari = Rp 166,67 / hari = Rp 166,67 / hari = Rp 277,78 / hari

Boos Steer = Rp90.000, 12x30Hop = Rp 250,00 / hari Karet Rem = Rp12.000, 6x30Hop = Rp 66,67 / hari Ball Joint = Rp40.000, 12x30Hop = Rp 111,11 / hari Temming Belt = Rp150.000, 12x30Hop = Rp 416,67 / hari Plat Kopling = Rp70.000, 12x30 = Rp 194,44 / hari Rp85.000, Sepatu Rem = 6x30Hop SC = Rp 472,22 / hari = Rp 3.141,66 / hari III. 4. Analisa Biaya Operasional Kendaraan Perhari dan Kendaraan Total. Perhitungan variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) telah didapat, maka selanjutnya dihitung biaya operasi kandaraan perhari dan biaya operasi kendaraan total sebagai berikut : 1. Karateristik Operasi Kendaraan Rata Rata Jarak tempuh pergi pulang Jumlah rit dalam satu hari Hari opersasi dalam satu tahun = 60 km = 4 kali = 360 hari 2. Variabel-variabel Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Rata-rata UP = Upah Pengemudi (Rp/hari) = Rp 50.000,00/hari ADM = Biaya Administrasi (Rp/hari) = Rp 1.465,27/hari IN = Biaya Angsuran Kendaraan (Rp/hari) = Rp 41.666,67/hari BM = Biaya Bunga Modal (Rp/hari) = Rp 3.472,22/hari

BBM = Bahan Bakar Minyak (Rp/hari) = Rp 144.000 /hari MP = Biaya Minyak Pelumas (Rp/hari) = Rp 5.902,77/hari MN = Biaya Pemeliharaan (Rp/hari) = Rp 3.125,00 /hari BN = Biaya Pemakaian Ban (Rp/hari) = Rp 4.583,34 /hari DEP = Biaya Depresiasi (Rp/hari) = Rp 9.722,22 /hari TPR = Biaya Retribusi (Rp/hari) = Rp 1.200,- /hari SC = Biaya Suku Cadang (Rp/hari) = Rp 3.141,66 /hari TG = Biaya Tak Terduga = Rp 10.000 /hari Biaya Tetap = UP + ADM + IN + BM = Rp. 50.000,- + Rp.1.465,27 + Rp 41.666,67 + Rp 3.472,22 = Rp 96.604,16 / hari Biaya Varibel (BV) = BBM + MP + MN + BN + DEP + TPR + SC = Rp.144.000,- + Rp 5.902,77 + Rp. 3.125,00 + Rp 4.583,34 + Rp 9.722,22 + Rp 1.200,- + Rp 3.141,66 = Rp 171.674,99 / hari Jadi Biaya operasi Kendaraan (BOK) jenis amgkutan 1500cc adalah : BOK perhari = BT + BV = Rp 96.604,16 + Rp 171.674,99 = Rp 268.279,15 / hari Biaya Overhead = 10 % x BOK perhari = 10 % x Rp 268.279,15 = Rp 26.827,915 / hari

Keuntungan rata-rata (K) / hari adalah : K =12 % x Harga dalam keadaan baru = 12 % x Rp 65.000.000,- = Rp7.800.000, 360hari = Rp 21.666,67 / hari Biaya tak terduga (TG) diasumsikan sebesar Rp 10.000,- per kendaraan / hari Maka biaya operasi kendaraan total adalah : BOK total = BOK perhari + K + OV + TG = Rp 268.279,15 + Rp21.666,67 + Rp 26.827,915 + Rp 10.000 = Rp 326.773,735 / hari. III. 5. Perhitungan Tarif Angkutan / pnp / km. Dari hasil perhitungan pada tabel V, maka didapatlah BOK total rata-rata ( X ) sebesar : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. BOK rata-rata ( X ) = Xi = N Rp.4.089.598,60 25 = Rp. 163.583,94,-/hari. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. BOK rata-rata ( X ) = Xi = N Rp.2.265.212,80 15 = Rp. 151.014,18,-/hari. Dengan asumsi penumpang pelajar terangkut per rit adalah : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. : 10 orang ( 5 orang sekali jalan). Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. : 10 orang ( 5 orang sekali jalan).

Maka besarnya tarif per penumpang yang sesuai perkilometernya adalah : Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. Tarif ( Rp/ pnp/km ) = BOKtotal ( Jpu + ( YxJpp)) xjrtx(0,5xjrk) = = Rp.269.731,93 (12 + (2 / 3x5)) x4x(0,5x30) Rp.269.731,93 919,8 Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. = Rp. 293,25/pnp/Km. Tarif ( Rp/ pnp/km ) = BOKtotal ( Jpu + ( YxJpp)) xjrtx(0,5xjrk) = = Rp.268.279,15 (12 + (2 / 3x5)) x4x(0,5x30) Rp.268.279,15 919,8 = Rp. 291,67 /pnp/km. Hasil perhitungan tarif diatas adalah untuk 1 kali perjalanan, maka besarnya tarif/ ongkos untuk satu orang penumpang umum dari Perumnas Simalingkar menuju Pancing adalah : 1. Daihatsu Zebra Espass 1500 cc. Penumpang Umum = Rp. 293,25 x 10. = Rp 2.932,50 / pnp / Estafet. = Rp 3.000,00 / pnp / Estafet.

Penumpang Pelajar = 2/3 x ongkos penumpang umum. = 2/3 x Rp 2.932,5,- = Rp 1.954,99 / pnp / Estafet. = Rp 2.000,00 / pnp / Estafet. 2. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc. Penumpang Umum = Rp. 291,67 x 10. = Rp 2.916,70 / pnp / Estafet. = Rp 3.000.00 / pnp / Estafet. Penumpang Pelajar = 2/3 x ongkos penumpang umum. = 2/3 x Rp 2.916,7,- = Rp 1.944,00 / pnp / Estafet. = Rp 2.000,00 / pnp / Estafet.

BAB IV ANALISA HASIL Analisa hasil perhitungan tarif penumpang umum Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM) Trayek Perumnas Simalingkar Pancing adalah : Daihatsu Zebra Ezpass 1500 cc : Penumpang Umum = Rp 293,25 / pnp / Km. = Rp 2.932,50 / pnp / Estafet. = Rp 3.000,00 / pnp / Estafet. Penumpang Pelajar = 2/3 x Rp 293,25 / pnp / Km. = Rp 195,49 / pnp / Km. = Rp 1.954,90 / pnp / Estafet. = Rp 2.000.00 / pnp / Estafet. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc : Penumpang Umum = Rp 291,67 / pnp / Km. = Rp 2.916,70 / pnp / Estafet. = Rp 3.000,00 / pnp / Estafet. Penumpang Pelajar = 2/3 x Rp 291,67 / pnp / Km. = Rp 194,4 / pnp / Km. = Rp 1.944,00 / pnp / Estafet. = Rp 2.000.00 / pnp / Estafet. Mengingat pada akhir-akhir ini krisis ekonomi terjadi di Indonesia yang diakibatkan kenaikan harga BBM, maka berdampak kepada naiknya harga-harga suku cadang atau sparepart kendaraan, yang secara otomatis berkibat langsung pada bisnis angkutan penumpang.

Dalam kondisi seperti sekarang ini dengan keadaan harga-harga suku cadang kendaraan yang tinggi dan dengan tarif penumpang yang berlaku sekarang ini, yang boleh dikatakan kurang sebanding dengan tingginya harga suku cadang, ditambah lagi dengan semakin ketatnya persaingan antar sesama angkutan penumpang dilapangan, maka timbul pertanyaan pada kita, mengapa angkutan penumpang tidak mengalami kerugian? Dan mengapa angkutan penumpang masih bisa beroperasi? Dari hasil pengamatan di lapangan, ternyata mereka melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi, adapun caracara mereka sebagai berikut : 1. Disaat operasi, kendaraan angkutan umum tidak mendapatkan penumpang sampai separuh jalan, maka mereka akan berputar kembali menuju terminal yang terdekat untuk mencari penumpang yang lain. Hal ini mereka lakukan selain untuk mendapatkan penumpang juga untuk menghemat BBM. 2. Perawatan kendaraan yang olinya bocor atau habis sebelum waktunya (rusak), mereka lakukan dengan hanya menambah oli saja, bukan menukarnya dengan oli yang baru, yang walaupun berakibat buruk pada mesin kendaraan. Semua ini mereka lakukan hanya untuk menekan besarnya biaya pengeluaran kendaraan. 3. Begitu juga halnya dengan perawatan sparepart kendaraan, pada umumnya mereka tidak menggantinya dengan suku cadang yang baru kalau tidak terpaksa sekali, melainkan mereka mengantikannya dengan suku cadang kendaraan yang bekas (second hand) yang harganya lebih murah, misalnya dalam pergantian busi kendaraan, mereka akan mencoba menggosok sendiri busi tersebut walaupun busi tersebut tidak layak lagi dipergunakan, begitu juga dalam penggantian ban kendaraan, mereka rata-rata mengantikannya dengan ban masak, dan ada juga mereka yang menggantikannya dengan ban bekas kendaraan mobil pribadi yang

harganya lebih murah dari ban masak. Jika mereka mampu memperbaiki kendaraan, mereka akan memperbaiki sendiri kendaraan tersebut, tidak dibawa ke bengkel untuk diperbaiki montir, yang hal ini juga mereka lakukan untuk menghemat biaya pengeluaran, karena harga suku cadang (sparepart) kendaraan cukup tinggi. 4. Selain itu para supir kendaraan umum terkadang menetapkan tarif sendiri, jika penumpang naik ditengah perjalanan dan kemudian turun tidak sampai terminal atau tujuan akhir kendaraan, maka tarif penumpang jauh dekat Rp. 3000,-. Kemudian mereka juga menaikkan penumpang melebihi kapasitas penumpang yang telah ditetapkan, sehingga para penumpang angkutan umum tidak lagi merasa nyaman dalam perjalanan. Hal yang lain dilakukan oleh supir angkutan umum adalah dalam mengejar waktu, mereka tidak segan-segan untuk melanggar rambu-rambu lalu lintas, ini mereka lakukan untuk mendapatkan penumpang dan cepat sampai ke terminal sehingga dapat menghemat pemakaian BBM. Inilah hal-hal yang menyebabkan mereka dapat bertahan dalam pengoperasian kendaraan disaat-saat harga sparepart yang baru naik. Selain hal-hal yang diatas, banyak lagi keluhan-keluhan mereka yang diajukan kepada pemerintah agar tarif angkutan umum dapat disesuaikan. Keluhan-keluhan ini mereka buktikan dengan tidak mengangkut penumpang pelajar khususnya penumpang pelajar sekolah dasar dan pelajar sekolah lanjutan yang mereka anggap tarif penumpang pelajar tersebut cukup murah. Dengan kondisi sekarang ini, maka wajarlah bila tarif penumpang dinaikkan sesuai dengannaiknya harga-harga suku cadang.

Hal lain untuk mengatasi hal tersebut adalah Pemerintah mensubsidi BBM dan harga-harga spare parts khusus untuk angkutan umum. Misalnya membuka sebuah galon disetiap terminal yang dikhususkan untuk kendaraan angkutan umum dan membuka tempat penjualan suku cadang (spare part) yang juga khusus untuk kandaraan angkutan umum.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil perhitungan tarif angkutan Koperasi Pengangkutan Umum Medan trayek Simalingkar Pancing yang terdiri dari dua macam kendaraan yaitu : 1. Daihatsu Zebra Espass 1500 cc 2. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc adalah sebagai berikut : Tarif Angkutan Umum Tarif Angkutan Pelajar No Kendaraan Per Estafet (Rp/pnp) Per Km (Rp/pnp) Per Estafet (Rp/pnp) Per Km (Rp/pnp) 1. Daihatsu Zebra Espass 1500 cc Rp 3000,- Rp 300,- Rp 2000,- Rp 200,- 2. Daihatsu Zebra Jumbo 1300 cc Rp 3000,- Rp 300,- Rp 2000,- Rp 200,- Tarif rata-rata Rp 3000,- Rp 300,- Rp 2000,- Rp 200,- Hasil ini adalah berdasarkan kepada : 1. Harga Bahan Bakar Minyak yaitu Premium masih harga yang lama yakni sebesar Rp 6.000 / liter. 2. Harga kendaraan dan harga suku cadang (spare part) hasil survey dilapangan lebih besar sampai dua kali lipat jika dibandingkan pada waktu pembelian kendaraan dan pembelian harga suku cadang (spare part) yang keluarnya kendaraan sekitar tahun 1990 dan pada waktu sebelum moneter.

B. Saran Setelah menghitung harga tarif kendaraan angkutan umum trayek Simalingkar Pancing kami akan memberikan beberapa saran antara lain : Diharapkan kepada semua pihak (Pemerintah Daerah, pemilik kendaraan, mesyarakat pengguna jasa) agar musyawarah bersama untuk menentukan tarif angkutan umum trayek Simalingkar Pancing yang sesuai sehingga antara pemilik kendaraan dan penumpang tidak merasa dirugikan. Perlu diadakannya peraturan-peraturan Pemerintah Daerah untuk menetapkan tarif yang sesuai, sehingga para supir tidak akan menaikkan tatrif diluar ketentuan Peraturan Pemerintah Daerah tersebut.