BAB I PENDAHULUAN. Sumber: 1 April hypermarket supermarket minimarket

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

Strategi Promotion (Promosi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kita lihat dengan banyaknya dealer atau showroom mobil yang berdiri di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tabel Jumlah Pasar Modern di Indonesia tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Pasar eceran atau pasar ritel di Indonesia merupkan pasar besar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB I. Penelitian. satu bentuk. Adanya peluang (Selasa, 14 industri ritel. cukup baik. tahun ini yaitu sekitar. 5-10%. Grafik 1.11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sekarang ini tidak hanya sekedar menciptakan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan para pengusaha ritel memicu persaingan bisinis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB II LANDASAN TEORI. media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. grafik penjualannya nyaris tak pernah turun, tak terpengaruh tren kenaikan harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan kinerja pemasran untuk mencapai tujuan utama perusahaan, dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan dan fungsi

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antaranya melalui promosi terhadap produk-produk yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. datangi sesuai dengan harapannya masing-masing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya teknologi membuat perkembangan di sektor industri semakin pesat. Banyak perusahaan baru dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan semakin ketat, apalagi bagi perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis dimana para pengusaha berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen. Salah satu industri yang berkembang pesat adalah industri ritel. Industri ini berkembang karena dipacu oleh persaingan yang sangat ketat pada bidang ritel,terutama sejak masuknya investor asing di bisnis ini. Saat ini, jenis-jenis ritel modern di Indonesia sangat banyak meliputi Pasar Modern, Pasar Swalayan, Department Store, Boutique, Factory Outlet, Specialty Store, Trade Centre, dan Mall / Supermall / Plaza. Format-format ritel modern ini akan terus berkembang sesuai perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat (www.bni.co.id). Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah bagaimana caranya agar dapat membangun dan mempertahankan suatu usaha yang sehat dalam menghadapi pasar persaingan dan lingkungan usaha yang cepat sekali berubah. Gambar 1.1 Perkembangan omset pasar modern di indonesia berdasarkan jenisnya 60 40 20 0 2004 2005 2006 2007 2008 hypermarket supermarket minimarket Sumber: www.bni.co.id, 1 April 2010

Performance Minimarket yang sangat baik terlihat dari laju pertumbuhan omsetnya. Pada 2004 2008 omset Minimarket meningkat sangat tinggi, rata-rata 38,1% per tahun. Omset Hypermarket juga meningkat cukup tinggi, yakni 21,5% per tahun. Sementara pada periode 2004 2008 tersebut, omset Supermarket meningkat hanya 6,2% per tahun. Untuk Hypermarket, performance yang sangat baik terlihat dari kemampuannya menjadi Pasar Modern dengan pangsa omset terbesar. Kemampuan Hypermarket menjadi Pasar Modern dengan pengumpulan omset terbesar karena Hypermarket menawarkan pilihan barang yang lebih banyak dibanding Supermarket dan Mini market, sementara harga yang ditawarkan Hypermarket relatif sama bahkan pada beberapa barang bisa lebih murah daripada Supermarket dan Minimarket. Tabel 1.1. Omset peritel supermarket di Indonesia, 2008 (Rp triliun) No Supermarket Omset (Rp Milyar) Market Share (%) 1. Hero + Compact Giant 2,125 14,61 2 Carrefour 2,030 13,95 3. Superindo 1, 942 13,35 4. Foodmart 1,773 12,91 5. Yogya + Griya 1,690 11,62 6. Ramayana 1,544 10,61 7. Gelael 335 2,30 8. Naga 229 1,57 9. Hari Hari 217 1,49 10. Jayasera 207 1,42 11. Tip Top 159 1,09 12. Metro 128 0,88 13. D Best 112 0,77 14. Jamesons 80 0,55 15. Lainnya 1978 13,60 TOTAL 14,549 100,00% Sumber : www.bni.co.id, 15 April 2010

Omset tertinggi diduduki oleh supermarket Hero dan Giant, setelah itu disusul oleh Carrefour, Superindo, dan Foodmart. Yogya dan griya menduduki peringkat kelima. Itulah kelima besar supermarket yang berperan di Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa bisnis ritel di bidang ini sangat diminati dan memicu adanya persaingan. Pada wilayah Jawa barat bisnis ritel juga sangat berkembang. Sepanjang 2007 bertambah 4.211 toko ritel sehingga secara keseluruhan jumlahnya mencapai 446.355 unit. Dari penambahan 4.211 toko ritel, sebanyak 3.646 (tumbuh 19%) adalah toko ritel tradisional dan sebanyak 565 (tumbuh 25,4%) merupakan toko ritel modern. Pada awal 2008 pertumbuhan rata-rata ritel di Jawa Barat mencapai 24,8%, ritel modern tumbuh 25,4%, dan ritel tradisional 19% (www.pikiranrakyat.com,20 April 2010) Bandung adalah salah satu kota besar yang ada di Jawa Barat. Kota besar yang padat penduduk memicu para pengusaha ritel untuk berbisnis, dan pertumbuhan ritel di Bandung pun sangat bagus. Sejak 2006, Bandung menjadi tuan rumah bagi 65 supermarket, 6 hipermarket, dan 3 pusat grosir modern, ditambah minimarket yang tak terhitung. (www.smeru.or.id, 20 april 2010) Dari tabel.1 diatas membuktikan bahwa bisnis retail dapat menjadi usaha yang menjanjikan dan terus berkembang. Adanya tantangan perkembangan tersebut tentunya akan memicu terjadinya tingkat persaingan yang semakin tinggi di berbagai jenis kegiatan usaha. Para pengusaha akan berlomba lomba untuk saling mengungguli satu sama lainnya demi merebut pasar. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Salah satu strategi pemasaran yang diterapkan adalah strategi promosi yang dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan juga harus memberikan sesuatu yang lebih, maupun yang berbeda dengan perusahaan pesaingnya. Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran. Menurut Assael (1998, dalam Arif Budiman, 2009) pemasar akan selalu menguji elemen-elemen dari bauran pemasaran yang mungkin mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen. Selanjutnya untuk dapat melakukan promosi yang efektif, perusahaan haruslah melaksanakan beberapa

langkah promosi yang tergabung dalam promotion mix (bauran promosi). Sehingga konsumen tesebut memilih produk dari perusahaan tersebut untuk dibeli. Adapun kegiatan dari komunikasi pemasaran adalah periklanan, promotion, direct marketing, personal selling dan public relation (Philip Kotler, 2002 :642, Manajemen Pemasaran). Aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang penting bagi perusahaan, mengingat hal tersebut terkait dengan upaya perusahaan untuk memperkenalkan produknya sekaligus mempengaruhi tanggapan konsumen. Yogya Group adalah salah satu badan usaha di bidang bisnis retail yang cukup diperhitungan keberadaannya, terutama di wilayah Jawa Barat. Yogya Group terus mengembangkan diri dengan dilaksanakannya berbagai macam program bauran promosi (promotion mix), seperti: a. Program promo Heran yaitu Program Hemat Akhir Pekan. b. Program yang bekerjasama dengan para suplier, hal ini berbentuk lomba-lomba, dimana hadiah yang diberikan tergantung dengan perjanjian yang dibuat dengan pihak supplier c. Penyebaran informasi kepada konsumen melalui brosur, dan mediamedia promosi lainnya d. Dan masih banyak lagi program-program promosi lainnya Hal ini bertujuan agar perusahaan tetap eksis dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat. Yogya group bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari hari. Yogya group mempunyai 65 cabang resmi dan dibagi menjadi 14 Regional dengan setiap regional dikelola oleh Regional Manager dan setiap cabang memiliki masingmasing Store Manager (sumber: data primer perusahaan). Griya adalah salah satu perusahaan dari Yogya Group. Griya adalah salah satu perusahaan yang cukup lama berdiri di Indonesia. Griya merupakan salah satu supermarket favorit yang terdapat di kota Bandung. Berdasarakan penelitian awal melalui wawancara dengan beberapa konsumen,

menyatakan terdapat beberapa fenomena yang terjadi di Toserba Griya Kiaracondong, yaitu: a. Adanya perbedaan harga produk antara label harga yang tertera dengan data harga yang terdapat di komputer kasir. b. Pelaksanaan program undian berhadiah yang berjalan kurang baik, dimana hadiah yang diberikan seharusnya diberikan kepada konsumen, tetapi yang terjadi konsumen yang beruntung sampai saat ini belum mendapatkan hadiahnya sampai sekarang. Sedangkan, program tersebut sudah berjalan selama 6 bulan kebelakang. c. Penyampaian informasi melalui website belum dikemas dengan baik karena kurang lengkapnya informasi dan kurang terbarunya (up to date) informasi. Sehingga kurangnya keinginan konsumen untuk mencari informasi dari website tersebut. Dari uraian diatas menyebutkan beberapa bagian dari bauran promosi (promotion mix), sehingga penulis tertarik untuk meneliti dan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh pelaksanaan bauran promosi (promotion mix) terhadap keputusan pembelian konsumennya. Setiap perusahaan pasti melakukan bauran promosi yang inovatif agar konsumen selalu mendapatkan informasi terbaru tentang produk dan perusahaannya, dan agar Griya dapat mempertahankan konsumennya untuk mampu bersaing dengan perusahaan sejenisnya Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka penulis akan meneliti tentang Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Toserba X Kiaracondong Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas,penulis mengemukakan beberapa identifikasi masalah yang akan diteliti dan dibahas dalan penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana tanggapan responden tentang pelaksanaan bauran promosi (promotion mix) pada Toserba Griya Kiaracondong Bandung?

2. Bagaimana tanggapan responden tentang keputusan pembelian produk di Toserba Griya Kiaracondong Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan antara bauran promosi (promotion mix) dengan keputusan pembelian pada Toserba Griya Kiaracondong Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa, kemudian mengiterpretasikannya untuk memberikan informasi mengenai seberapa penting pengaruh bauran promosi (promotion mix) terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil dari penelitian ini akan penulis pergunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang untuk memperoleh gelar sarjana jurusan Manajemen pada fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Sedangkan yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk menganalisis tanggapan konsumen terhadap bauran promosi (promotion mix) pada Toserba Griya Kiaracondong Bandung. 2. Untuk menganalisis tanggapan keputusan konsumen membeli produk pada Toserba Griya Kiaracondong Bandung 3. Untuk menganalisis hubungan bauran promosi (promotion mix) dengan keputusan pembelian konsumen pada Toserba Griya Kiaracondong Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi berbagai pihak antara lain: 1. Bagi penulis untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh bauran promosi (promotion mix) terhadap keputusan pembelian konsumen, dimana hasil dari penelitian ini dapat menjadi studi perbandingan untuk melihat sejauh mana kesesuaian antara teori teori yang ada dengan hasil yang diperoleh penulis di lapangan.

2. Perusahaan yang diteliti,dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan tertentu yang berhubungan dengan bauran promosi (promotion mix) pada perusahaan tersebut. 3. Bagi pihak lain, penulis mengharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan tambahan mengenai manajemen pemasaran dan dapat digunakan sebagai referensi yang dapat berguna bagi siapa saja yang menbacanya. 1.5 Kerangka Pemikiran Semakin kompleknya masalah pemasaran menyebabkan perusahaanperusahaan yang ada saling bersaing memperebutkan pasar karena perusahaan merupakan salah satu unit ekonomi yang pada umumnya mengejar keuntungan. Dalam situasi persaingan yang ketat, perusahaan dituntut untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, dimana dalam melakukan pembelian suatu produk, konsumen lebih selektif dan selalu membuat perbandingan terhadap suatu produk dengan produk lainnya Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap perusahaan harus menjalankan kegiatan pemasarannya secara benar. Berikut ini definisi pemasaran dari beberapa pakar: Menurut Kotler (2002;9), pemasaran didefinisikan sebagai berikut: Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompoknya mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan intemalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix).

Adapun pengertian bauran pemasaran yang dikemukan oleh Kotler (2002;18) adalah sebagai berikut : Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran Empat elemen bauran pemasaran yang dimaksud tersebut adalah : 1. Produk (product) 2. Harga (price) 3. Distribusi (place) 4. Promosi (promotion) Promosi hanyalah salah satu elemen dasar dari marketing mix, pada dasarnya pomosi adalah segala aktivitas yang bersifat komunikatif yang ditujukan untuk mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap dan tingkah laku konsumen, juga berusaha untuk meyakinkan mereka agar dapat menerima produk, jasa atau ide yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam suatu perusahaan, aktivitas yang di laksanakan tidak hanya menciptakan dan memproduksi produk-produk yang bermutu saja, tetapi perusahaan perlujuga memasarkan produknya maka perusahaan harus dapat juga berkomunikasi secara efektif. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Adapun definisi promosi menurut Lamb Hair Mc- Daniel (2001) sebagai berikut: Promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu merencanakan dan menyebarkan informasi tentang produk yang mereka hasilkan. Kegunaan serta manfaat apa yang akan mereka peroleh dari produk tersebut, serta informasi tentang

perusahaan itu sendiri. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai pengertian bauran promosi sebagai berikut: Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada potensial dan aktual. Metodemetode tersebut terdiri atas periklanan,promosi penjualan, penjualan perseorangan dan hubungan masyarakat. (Fandy Tjiptono (2004) Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. (Kotler dan Gary A. (2000) Promotional Mix adalah Kombinasi strategi yang paling baik dari variable-variabel yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai program penjualannya. (Basu Swastha (1999) Kegiatan yang merupakan bagian bauran promosi (promotion mix) atau sering disebut sebagai bauran dari komunikasi pemasaran ada lima macam kegiatan. (Kottler, 2002:642) yaitu: 1. Periklanan Semua bentuk non-personal dan ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. Bentuk yang paling umum dari periklanan dapat ditemukan di dalam penyiaran televisi, dan radio dan juga media cetak (Koran dan Majalah) 2. Penjualan Personal Interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli, dengan tujuan melaksanakan penjualan oleh seseorang atau lebih penjual yang mewakili perusahaan. Penjualan personal menggunakan cara dari muka ke muka atau melalui telepon dan mungkin juga langsung diarahkan pada perantara atau konsumen akhir.

3. Promosi Penjualan Insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan dan untuk mencoba atau melakukan pembelian promosi pada produk dan jasa. Promosi penjualan di desain untuk mendorong kekuatan penjualan perusahaan atau untuk anak perusahaan, didalam distribusinya untuk menjual produknya agar lebih agresif. Ketika promosi penjualan diarahkan pada anggota saluran distribusinya, itu disebut promosi dagang. 4. Hubungan Masyarakat (HUMAS) dan Publisitas Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau poduk individualnya. Hubungan nnasyarakatnya mencakup variasi yang luas dan usaha komunikasi untuk menghasilkan sikap dan opini yang menguntungkan terhadap suatu perusahaan dan produk yang ditawarkan. Targetnya mungkin berupa konsumen, pemegang saham, agen pemerintah atau perkumpulanperkumpulan. Sedangkan publisitas adalah bentuk istimewa dari hubungan masyarakat yang melibatkan berita mengenai perusahaan dan produknya. 5. Pemasaran Langsung Penggunaan surat, telepon dan alat penghubung non-personal lainnya, untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. Jadi bauran promosi (promotion mix) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variable-variabel yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai program penjualannya. Bauran Promosi (promotion mix) dari sebuah perusahaan yang baik mendorong para calon konsumen dan konsumen untuk membeli produk tersebut daripada membeli pada perusahaan yang sama (ritel pesaing). Karena itu penting bagi perusahaan untuk memperthatikan perilaku pembelian mereka guna menentukan langkah yang tepat untuk mengantisipasinya. Menurut Kotler dan Keller (2007:223) yaitu masing - masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud kepribadian adalah ciri bawaan psikologis

manusia yang khas menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melewati berbagai macam pengaruh yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Pemasar juga harus mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah dalam proses pembelian. Menurut Kotler & Armstrong yang dialihbahasakan oleh Drs. Alexander Sindoro (2001;224) bahwa tahapan proses pembelian suatu produk bila digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.2 Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Pencarian informasi Pengevaluasian alternatif Keputusan pembelian Perilaku setelah pembelian 1. Pengenalan Masalah Tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. 2. Pencarian Informasi Tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. 3. Pengevaluasian Alternatif Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

4. Keputusan Pembelian Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. 5. Perilaku Setelah Pembelian Tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Setelah melalui tahap pengenalan masalah dan pencarian informasi tahap berikutnya konsumen akan menentukan pilihan produk dari sekian alternatif yang ada. Pemasar perlu mengetahui bagaimana penilaian konsumen terhadap alternatif tersebut sebelum konsumen menentukan pilihannya. Setelah itu para konsumen akan menentukan atau membuat sebuah keputusan pembelian akan suatu produk yang ditawarkan. Perilaku konsumen selanjutnya adalah, apakah konsumen tersebut merasa puas atau justru tidak puas setelah melakukan keputusan pembelian Berdasarkan uraian diatas dapat dlihat bahwa hubungan antara pengaruh bauran promosi (promotion mix) terhadap keputusan pembelian konsumen sangat berat dimana bila bauran promosi (promotion mix) ditinggalkan dan dipertahankan dengan baik akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk/perusahan tersebut. 1.5 Hipotesis Berdasarkan pada uraian kerangka pemikiran di atas maka penulis mengernukakan suatu hipotesis, yaitu: "Bauran Promosi yang dilakukan Griya Kiaracondong Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen". 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam pembahasan skripsi ini adalah Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : metode deskriptif dan metode verifikatif.

Metode Deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir, 2003:63) Sedangkan metode verifikatif menurut Santosa, dkk (2002:101) adalah : Metode dalam penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah : 1. Penelitian lapangan Adalah penelitian yang dilakukan secara langsung untuk mendapatkan datadata primer dari objek yang diteliti yaitu responden. Responden yang dipilih dianggap telah mewakili konsumen untuk memberikan data-data yang diperlukan dalam proses penelitian. Kegiatan ini meliputi: a. Wawancara Suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan komunikasi langsung berupa tanya jawab sehingga diperoleh keteranganketerangan lisan dari responden yang berhubungan dengan penelitian. b. Kuisioner Suatu teknik untuk mendapatkan data-data melalui pertanyaan tertulis yang dijawab oleh responden. Kuisioner disebarkan kepada 50 orang responden. Jawaban yang diperoleh dapat menjelaskan karakteristik responden serta tanggapan mereka terhadap masalah, sehingga diperoleh data-data primer yang dijadikan penelitian. 2. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data, pengertian-pengertian, dan pendapat-pendapat tentang masalah

yang diteliti dengan membaca literatur atau sumber lain, sehingga diperoleh data-data sekunder yang relevan bagi penelitian. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Toserba Griya Kiaracondong Bandung. Penelitian ini berlangsung dari bulan September 2010 sampai dengan Januari 2011.