III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

HORMON TESTOSTERON DAN ESTRADIOL 17β DALAM PLASMA DARAH INDUK BETINA IKAN BAUNG (Mystus nemurus)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan

II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

3 METODOLOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

METODE Bahan Lokasi dan Waktu Penelitian Prosedur Penelitian Rancangan penelitian Persiapan wadah

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Lampiran 1. Road-map Penelitian

Lampiran 1. Road-map Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

I. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Hewan Percobaan

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Jurusan Budidaya

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAB III METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologi A. hydrophila Uji Postulat Koch

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

II. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat di Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Probolinggo, Lampung Timur dan analisis sampel darah dilakukan pada bulan September 20011 bertempat di Balai Penelitian Ternak (BALITNAK) Ciawi, Jawa Barat. B. Alat Dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kolam dengan ukuran 30x15x1m 3 untuk pemeliharaan induk, hapa dengan ukuran 1x1x1m 3, alat suntik, tabung polietilen, mikroskop olympus cx 21, kamera digital Canon, sprayer, timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0,01 gr, gelas ukur, penggaris, dan alat ukur kualitas air (termometer dengan tingkat ketelitian 0,1 0 C, DO meter dengan tingkat 0,1 mg/l, dan ph meter dengan tingkat ketelitian 0,1). Bahan yang digunakan adalah ikan lele betina dengan ukuran 300 gr sebanyak 45 ekor, Ekstrak Testis Sapi (ETS), alkohol 70%, larutan formalin 40%, larutan EDTA, minyak cengkeh, antibiotik, dan pakan komersial.

C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan yang meliputi persiapan kolam dan pemeliharaan induk. Persiapan kolam dilakukan dengan menguras kolam berukuran 5x4x1m 3. Kolam dikeringkan selama 3 hari, selanjutnya pada hari keempat kolam diisi dengan air sampai ketinggian sekitar 80 cm dan dibiarkan sampai hari ke-7. Selanjutnya untuk pemeliharaan induk dilakukan dalam wadah terpisah antara induk jantan dan induk betina. Masa adaptasi ikan dilakukan selama 7 hari yang diberi pakan berupa pellet. Pemberian pakan induk selama pemeliharaan dilakukan sebanyak dua kali sehari secara ad libitum (sampai ikan kenyang). Setelah 7 hari masa adaptasi, ikan lele diseleksi dan ditempatkan di dalam happa berukuran 1x1x1 m 3 sesuai dengan perlakuan yang ditentukan. 2. Perlakuan Perlakuan pada penelitian ini adalah pemberian ETS yang sudah dicampur pada pakan dengan dosis 0; 1; 2 ; 3 dan 4 mg/kg pakan dan pengelompokan dengan lama pemberian ETS yaitu selama 10 hari dan 30 hari. Tabel 1. Perlakuan pemberian ETS pada berbagai dosis yang diberikan pada pakan ikan dan lama pemberiannya. Pengelompokan pemberian ETS Dosis hormon Ekstrak Testis Sapi (mg/kg pakan) 10 hari (A) 0 1 2 3 4 30 hari (C) 0 1 2 3 4 19

Perlakuan di atas diterapkan pada hapa, dapat dilihat pada tabel 2 : Tabel 2. Desain penempatan hapa Kelompok Perlakuan A 1 4 2 0 3 B 2 0 3 4 1 3. Pelaksanaan Penelitian Adapun tahapan pelaksanaan penelitian yaitu : 1. Tahap awal penelitian dilakukan dengan menyiapkan kolam untuk pemeliharaan induk dengan ukuran 30x15x1m 3. Kemudian melapisi dengan terpal. Kolam diisi air hingga ketinggian 80cm dan dibiarkan selama 7hari. Selanjutnya dilakukan pemasangan happa dengan ukuran 1x1x1m 3 sesuai pengacakan yang telah dilakukan. Induk ikan selanjutnya ditimbang dan diletakkan pada masing-masing hapa sebanyak 3 ekor. Masa adaptasi ikan dilakukan selama 7 hari dengan pemberian pakan komersial. Pemberian makan induk selama pemeliharaan dilakukan sebanyak dua kali sehari secara ad libitum (sampai ikan kenyang). 2. Pembuatan pakan yang mengandung ETS dilakukan dengan melarutkan ETS sesuai dosis pada larutan alkohol 70% sebanyak 50 ml. Larutan ETS selanjutnya dimasukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan secara merata pada pakan yang telah disiapkan berupa pakan terapung. Pakan dikeringanginkan selama 24 jam agar alkohol menguap. 3. Induk lele diambil seluruhnya kemudian dimasukkan kedalam 10 happa dengan ukuran 1x1x1 m 3 masing-masing berisi 3 ekor. 20

4. Pemberian Pakan Ikan diberi pakan yang mengandung ETS sesuai dosis yaitu 0; 1; 2; 3; 4 mg/kg pakan dan pengelompokkan lama pemberian pakan yaitu 10 hari dan 30 hari. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 dan 17.00. Pakan yang diberikan sebanyak 5% dari bobot ikan. 5. Pengamatan Kualitas Air Pengamatan suhu air dilakuan setiap hari pada pagi siang dan sore hari. Pengamatan untuk ph dan oksigen terlarut dilakukan setiap seminggu sekali. Penambahan air dilakukan setiap minggu sekali untuk menjaga volume air kolam tetap stabil. 6. Pengamatan untuk melihat respon ikan uji terhadap perlakuan diamati pada hari ke-15 dan 30 dengan mengambil sampel darah. Untuk pengamatan kualitas air yang meliputi suhu perairan dilakukan setiap hari dan untuk ph dan DO dilakukan setiap 7 hari sekali. 7. Ikan yang akan diambil darahnya dipingsankan terlebih dahulu menggunakan minyak cengkeh dengan dosis 0,3 ml/liter air. Ikan yang telah pingsan selanjutnya diambil darahnya menggunakan alat suntik yang telah dilapisi dengan larutan EDTA untuk mencegah penggumpalan darah. Darah diambil sebanyak 1-1,5 ml pada bagian pangkal sirip ekor. Darah selanjutnya ditampung pada tabung polietilen. Darah yang telah terkumpul selanjutnya disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 2-4 menit untuk memisahkan antara sel darah dengan plasma darah. Plasma darah (supernatan) yang diperoleh selanjutnya ditampung kembali dalam tabung polietilen untuk diuji kandungan testosteronnya. Plasma darah disimpan dalam freezer -20 C untuk 21

mencegah plasma darah mengalami kerusakan (Zanuy et al, 1999). Uji kadar hormon testosteron dilakukan di Balai Penelitian Ternak (BALITNAK) Ciawi, Jawa Barat. Uji kadar hormon testosteron dilakukan dengan metode Radioimmunoassay (RIA). 8. Analisis kematangan gonad dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan lele yang diberi perlakuan. Dilakukan perhitungan terhadap keadaan gonad dalam keadaan previtelogenesis, vitelogenesis dan matang. Kemudian dilakuan uji proporsi untuk membandingkan proporsi previtelogenesis, vitelogenesis dan matang digunakan uji dua proporsi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Walpole, 1995) : Wilayah kritik untuk 1 2 adalah - t α/2 > Z > t α/2 1 = x 1 n 1 2 = x 2 n 2 = x 1 + x 2 n 1 + n 2 ԛ = 1 Z = Keterangan : X1 X2 n1 n2 1 : Jumlah tingkat kematangan gonad (Previtelogenesis, vitelogenesis, dan matang) pada kontrol : Jumlah tingkat kematangan gonad (Previtelogenesis, vitelogenesis, dan matang) pada dosis 1, 2, 3, 4 mg/kg : Jumlah anggota (Previtelogenesis, vitelogenesis, dan matang pada kontrol : Jumlah anggota (Previtelogenesis, vitelogenesis, dan matang pada dosis 1, 2, 3, 4 mg/kg : Proporsi keberhasilan kontrol 22

2 z t α/2 : Proporsi keberhasilan dosis 1, 2, 3, 4 mg/kg : Dugaan gabungan proporsi kontrol : Uji dua proporsi : Nilai tabel t 23