BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting digunakan manusia. Bahasa manusia dapat mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahayu Fuzi Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan bunyi yang disebut dengan bahasa. laku bahkan kebiasaan-kebiasaan tokoh idolanya sendiri. Seperti misalnya jika

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua mata pelajaran yang ada di SD tentunya memegang peranan yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi kepada orang lain. Dalam proses berbicara seseorang akan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB II LANDASAN TEORI. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa pertama yang dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk Kompetensi Dasar 15.1 yaitu Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan tersebut. Salah satu bentuk kreativitas seorang pendidik dapat. peserta didik dengan peserta didik lainnya.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi bangsa. Dalam aktifitas berkomunikasi kita menggunakan kemampuan berbahasa yang telah kita miliki untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan. Jika kita tidak mempunyai kemampuan berbahasa, maka komunikasi pun akan terhambat. Kita tidak bisa mengungkapkan apa yang ada di pikiran kita, tidak bisa mengekspresikan perasaan, dan kita tidak akan bisa mengartikan atau memahami perasaan, gagasan, ide atau pikiran yang disampaikan oleh orang lain. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan sejak tahun 2006, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa sangatlah penting. Sehubungan dengan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, terdapat aspek-aspek keterampilan dalam berbahasa seperti keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dari keempat keterampilan itu, saling berhubungan dan erat sekali kaitannya. Hal ini didukung oleh pendapat Tarigan (2008:2), Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya anak melalui suatu urutan secara bertahap. Mula-mula pada masa kecil, anak mulai menyimak berbagai bahasa kemudian menirukannya dengan berbicara, sesudah itu anak mulai belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara merupakan dua keterampilan berbahasa yang saling berhubungan. Anak tidak akan berbicara tanpa proses menyimak terlebih dahulu. Proses berbicara dapat terjadi ketika anak menyimak sesuatu apakah itu sebuah bunyi gambar atau yang lainnya. Setelah kegiatan menyimak dilakukan,

anak akan mengekspresikan apa yang dia simak dengan menggunakan bahasa lisan yaitu berbicara.

2 Sama halnya dengan di Sekolah dasar (SD), Khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Keterampilan menyimak dan berbicara harus dilaksanakan dengan menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensi keterampilan berbicara yang dimiliki....kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan harus senantiasa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara. Sebagaimana keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan berbicara hanya dapat dikuasai dengan baik apabila si pembelajar diberi kesempatan untuk berlatih sebanyak banyaknya. (http://syahri-jendelabahasa.blogspot.com) Berdasarkan hasil observasi kelas, data di lapangan menunjukkan bahwa siswa kelas VB SD Negeri Cilumber masih kurang dalam hal menyimak dan berbicara ketika berada dalam konteks pembelajaran, gejala yang nampak adalah masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa sangat sulit dan cenderung kurang berani dalam hal berbicara di depan kelas. Hanya ada lima sampai sembilan orang siswa saja yang mempunyai nilai menyimak dan berbicara dengan kategori baik dan aktif berbicara dalam proses pembelajaran, baik itu pada saat mereka bertanya, mengutarakan pendapat, sampai menjelaskan kembali materi yang telah diberikan guru di kelas. Jika dipresentasekan, dari 35 orang siswa kelas VB hanya ada 25,7% siswa yang aktif dan baik dalam aspek menyimak dan berbicara dalam pembelajaran di kelas. Aktifias berbicara lebih di dominasi oleh siswa-siswa yang tergolong berprestasi di kelas, sedangkan siswa yang lain tidak berkontribusi dalam menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Berdasarkan kasus di atas, salah satu penyebabnya terjadi karena kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi yang tergolong monoton sehingga pembelajaran yang berlangsung membosankan dan kurang menarik minat siswa dalam belajar. Guru lebih bayak menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran lebih fokus pada guru dan siswa hanya menjadi pendengar. Bila mengacu pada teknis pembelajaran saat ini, seharusnya siswa yang lebih aktif di kelas (70%) dibandingkan dengan guru dalam menyampaikan materi (30%) sehingga siswa lebih termotivasi untuk mencari materi lebih dalam lagi. Seharusnya guru

3 memperhatikan beberapa faktor untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, diantaranya penggunaan strategi, metode ataupun model pembelajaran, mengetahui karakteristik siswa sehingga pembelajaran dapat mencapai hasil yang diinginkan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menyimak dan berbicara, seorang guru harus memperhatikan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Namun, karena sudah mengacu pada kebiasaan, model pembelajaran yang sering dipakai yaitu mengacu pada model pembelajaran klasik seperti ceramah, tanya jawab yang tidak lain yaitu suatu pembelajaran yang berpusat pada guru. Berdasarkan data hasil observasi yang ada, penulis ingin mengujicobakan sebuah model pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menyimak dan berbicara agar pembelajaran cenderung tidak membosankan dan siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu model yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Junaedi, dkk (2008:34) menyatakan bahwa NHT (Numbered Head Together) adalah suatu metode belajar dimana setiap peserta didik diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, setelah itu guru memanggil nomor dari peserta didik. (http://modelcooperativelearning.blogspot.com) Dengan kata lain, model ini menekankan pada kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam tugas-tugas yang terstruktur dan menutut siswa agar melaksanakan tanggungjawab pribadinya dalam keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai upaya meningkatkan keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara siswa kelas VB SD Negeri Cilumber dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Untuk

4 Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas VB SD Negeri Cilumber. Jika penelitian ini tidak dilaksanakan, keterampilan menyimak dan berbicara pada siswa tidak akan berkembang dan pembelajaran yang berlangsung akan terus menerus monoton dan tidak dapat menstimulus siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dihadapi seperti dalam latar belakang yang telah diuraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah, Bagaimanakah Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat Untuk menjawab permasalahn di atas, maka dibuat beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap masalah utama penelitian. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dengan

5 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada siwa kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada siwa kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada siwa kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat. 3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara. D. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Memberikan gambaran tentang bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. 2. Manfaat Praktis a. Maanfaat bagi guru Penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif cara bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara siswa b. Manfaat bagi penulis

6 Dapat memahami lebih mendalam mengenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) serta dapat mengetahui pengaruh penggunana model NHT terhadap kemampuan menyimak dan berbicara siswa. c. Manfaat bagi peneliti lain Dapat dijadikan acuan atau bahan referensi untuk mengadakan penelitian selanjutnya. E. Hipotesis Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa di kelas VB SD Negeri Cilumber serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kerja sama dalam kegiatan kelompok. F. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan pemahaman dan untuk mempermudah peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, maka di bawah ini diuraikan beberapa batasan secara operasional dalam uraian berikut. 1. Keterampilan Menyimak Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan seseorang dengan seksama dan penuh perhatian untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta dapat memahami makna dari apa yang telah disampaikan pembicara kepada pendengar melalui bahasa lisan. 2. Keterampilan Berbicara Berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan. Pada penelitian ini siswa akan menyimak suatu teks cerita yang dilisankan sehingga siswa dapat melatih keterampilan berbicara dalam menyampaikan tanggapan, gagasan atau ide yang ada pada suatu cerita yang dilisankan. 3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together)

7 Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) merupakan metode pembelajaran kelompok kecil, dimana setiap anggota mempunyai nomor kepala masing-masing dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan yaitu tahap penomoran, pemberian pertanyaan, berfikir bersama, dan tahap pemberian jawaban. Dalam penelitian ini siswa diharuskan untuk bekerjasama dalam tugas-tugas yang terstruktur dan setiap anggota wajib melaporkan hasil kerja kelompoknya ketika guru memanggil nomor yang telah di acak.