ABRASION ANALYSIS USING REMOTE SENSING TECHNOLOGY (Case Study in the Village Bahagia Beach distric Muara Gembong Bekasi Regency)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS LAJU ABRASI PANTAI PULAU RANGSANG DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT

Sigit Sutikno. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau.

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BUNGUS KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS CITRA SATELIT

PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BUNGUS KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS CITRA SATELIT

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BANTEN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT MULTITEMPORAL

APLIKASI DATA CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK PEMANTAUAN DINAMIKA PESISIR MUARA DAS BARITO DAN SEKITARNYA

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL DI DAERAH PESISIR SUNGAI BUNGIN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PESISIR KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI MUARA SUNGAI PORONG BAB I PENDAHULUAN

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

KAJIAN PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN DATA SATELIT LANDSAT DI KABUPATEN KENDAL

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

BAB 4. METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA CITRA LANDSAT UNTUK PEMANTAUAN PERUBAHAN GARIS PANTAI KOTA BENGKULU

PERUBAHAN DELTA DI MUARA SUNGAI PORONG, SIDOARJO PASCA PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

ABSTRACT. Septian Dewi Cahyani 1), Andri Suprayogi, ST., M.T 2), M. Awaluddin, ST., M.T 3)

ANALISIS SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN PERUBAHAN GARIS PANTAI DI MUARA PERANCAK BALI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DI PESISIR TENGGARA BALI (STUDI KASUS KABUPATEN GIANYAR DAN KLUNGKUNG)

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN PENDEKATAN PENGINDERAAN JAUH DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN SOROPIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MONITORING PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN CITRA SATELIT DI MUARA GEMBONG BEKASI

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Identifikasi Nilai Piksel Sepanjang Garis Pantai di Teluk Genteng Menggunakan Citra Landsat 4-5 TM

KAJIAN DINAMIKA PANTAI SELATAN BANYUWANGI BERDASARKAN HASIL PENAFSIRAN CITRA SATELIT LANDSAT TM

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

Identifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

A ALISIS SPASIAL PERUBAHA GARIS PA TAI DI PESISIR KABUPATE SUBA G, JAWA BARAT

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN MENGGUNAKAN DATA LANDSAT 7 ETM+

III. METODE PENELITIAN

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

Land Use Change Mapping in Coastal Areas Subdistrict South Bontang, Bontang, East Kalimantan Province And Its Impact on Socio-Economic Aspects

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusman a et al, 2003). Hutan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Abstrak PENDAHULUAN.

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

Monitoring Perubahan Garis Pantai Kabupaten Jembrana dari Data Satelit Landsat 8

DETEKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI KABUPATEN JEMBRANA BALI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN UJUNG BLANG KECAMATAN BANDA SAKTI LHOKSEUMAWE

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

ANALISIS DINAMIKA SEBARAN SPASIAL SEDIMENTASI MUARA SUNGAI CANTUNG MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTITEMPORAL

PRAKATA. Pekanbaru, 10 November Ketua Tim Peneliti

ANALISIS KORELASI PERUBAHAN GARIS PANTAI KAWASAN PESISIR KOTA SEMARANG TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI PESISIR KABUPATEN DEMAK (DARI TAHUN )

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan Pesisir Kecamatan Tamalate Kota Makassar Menggunakan Citra Satelit Landsat 7 ETM+ Multitemporal Tahun

KAJIAN PENGGUNAAN DATA INDERAJA UNTUK PEMETAAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS PANTAI UTARA JAKARTA)

PENELITIAN FISIKA DALAM TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING PERUBAHAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN KABUPATEN KENDAL)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2)

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMETAAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI

Muhammad Rahmanda Yunito Langgeng Wahyu Santosa

Perubahan Garis Pantai Di Kabupaten Indramayu Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat Multi Temporal

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

ANALISA LAJU ABRASI PANTAI TELUK BELITUNG KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI MENGGUNAKAN DATA PENGINDRAAN JAUH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

ANALISIS PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KABUPATEN BARRU

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

MELALUI CITRA PENGINDERAAN JAUH DI PANTAI UTARA SEMARANG DEMAK. Abstrak

Transkripsi:

Header halaman ganjil dituliskan dengan judul penelitian dengan font Tahoma 8pt, italic... (Penulis) *Layout (Template) Penulisan Naskah Seminar Nasional Geomatika* ANALISIS ABRASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH (Studi Kasus di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi) ABRASION ANALYSIS USING REMOTE SENSING TECHNOLOGY (Case Study in the Village Bahagia Beach distric Muara Gembong Bekasi Regency) Sodikin 1, Pendidikan IPS FTIK Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta E-mail: sodikin.ips@uinjkt.ac.id ABSTRAK Desa Pantai Bahagia merupakan salah satu desa yang teletak di Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi Jawa Barat, Desa Pantai Bahagia berbatasan langsung dengan laut utara pulau jawa dan merupakan pantai yang terbuka sehingga menjadi sangat rawan mengalami abrasi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar laju abrasi dan sejauh mana perubahan garis pantai yang terjadi di Desa Pantai Bahagia dengan menggunakan data citra Landsat 14 tahun terakhir. Pengolahan data citra landsat terdiri atas koreksi geometrik, koreksi radiometrik, pemotongan citra, penajaman citra, dan digitasi, sehingga didapatkan posisi garis pantai untuk masing-masing tahun data. Perubahan garis pantai dari tahun ke tahun dianalisis dengan melakukan analisis overlay data kurun waktu 1999 sampai dengan 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar Desa Pantai Bahagia mengalami abrasi dengan tingkat abrasi yang cukup tinggi. Pada kurun waktu 15 tahun terakhir telah terjadi abrasi di Desa Pantai Bahagia sebesar 1269,5 ha selain terjadi abrasi di Desa Pantai Bahagia tepatnya di kawasan Muara Bendera terjadi juga proses sedimentasi,hal ini terjadi karena kawasan Muara Bendera merupakan muara dari Sungai Citarum, di kawasan ini dalam kurun waktu 1999 hingga 2014 telah terjadi sedimentasi sebesar 24.37 ha. Kawasan-kawasan di Desa Pantai Bahagia yang telah mengalami tingkat abrasi yang cukup besar direkomendasikan untuk segera ditanggulangi agar kejadian abrasi tidak berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Kata kunci: Analisis, Abrasi dan Penginderaan Jauh ABSTRACT Pantai Bahagia Village is a village located in Muara Gembong Bekasi regency, West Java, village Happy beach directly adjacent to the sea north of the island of Java and the open beach so it becomes very vulnerable to abrasion. This study was conducted to analyze how much the rate of abrasion and extent of shoreline change that occurred in the village Pantai Bahagia using Landsat imagery data last 14 years. Landsat image data processing consists of geometric correction, radiometric correction, cropping the image, image enhancement, and digitization, to obtain the position of the shoreline for each year of data. Shoreline change from year to year were analyzed by analysis of data overlay the period 1999 to 2014. The results showed that most of the village Pantai Bahagia experiencing abrasion with a fairly high level of abrasion. In the last 15 years has occurred in the village of Pantai Bahagia abrasion of 1269.5 ha besides abrasion Village Pantai Bahagia precisely in estuari Flag occur also sedimentation processes, this happens because of estuari flag is the estuary of the Citarum River, in region This in the period 1999 to 2014 there has been a sedimentation of 24.37 ha. Rural areas in the Happy Coast has experienced quite substantial level of abrasion which is recommended to be addressed so that the incidence of erosion does not continue in the following years. 1

Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016 Keywords: Analysis, Abrasion and Remote Sensing PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki panjang pantai yang cukup besar, diperkirakan panjang pantai Indonesia adalah 81 km, terdiri dari 17.508 pulau. Dengan panjang pantai yang ada Indonesia memiliki potensi yang cukup besar di bidang kelautan maupun pesisir. Misalnya potensi untuk wisata bahari dan peruntukan lainya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, terutama yang menempati kawasan pesisir mengakibatkan kebutuhan lahan di kawasan tersebut semakin meningkat, hal ini mengakibatkan kebutuhan akan lahan terus mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan lahan di kawasan pesisir menjadikan banyaknya konversi lahan menjadi peruntukan lain, misalnya untuk pemukiman, perkebunan, persawahan, dan lainya. Desa Pantai bahagia merupakan daerah pesisir yang cukup menarik untuk dilakukan penelitian terkait abrasi, karena wilayah pesisir Desa Pantai Bahagia dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, terutama terkait dengan makin pesatnya tingkat abrasi di daerah tersebut. Informasi garis pantai berkaitan dengan berbagai proses dinamika alami pantai yang sangat penting dalam pengelolaan kawasan pesisir. Monitoring kawasan pantai sangat penting bagi perlindungan lingkungan serta pembangunan negara. Bagi kepentingan monitoring kawasan pantai, ekstraksi garis pantai pada berbagai waktu berbeda merupakan pekerjaan mendasar (Alesheikh, 2007). Informasi perubahan garis pantai sangat penting dalam berbagai kajian pesisir, misalnya; rencana pengelolaan kawasan pesisir, mitigasi bencana, studi abrasi-akresi, serta analisis dan pemodelan morfodinamik pantai (Chand and Acharya, 2010). Berdasarkan latar belakang di atas diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui tingkat abrasi yang terjadi di Desa Pantai Bahagia dengan memanfaatkan teknologi yang mudah,cepat, dan akurat yaitu melalui pemantauan citra landsat dengan aplikasi penginderaan jauh. METODE Penelitian ini dilakukan di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong Kabupaten bekasi Jawa Barat seperti yang terlihat pada peta di bawah ini. Lokasi Penelitian Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian Desa Pantai Bahagia 2

Header halaman ganjil dituliskan dengan judul penelitian dengan font Tahoma 8pt, italic... (Penulis) Adapun metode penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kuantitatif. a. Alat dan bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain seperangkat komputer dengan aplikasi Er Mapper 7.0 dan GPS. Adapun bahan yang digunakan antara lain citra landsat 7 dan Citra Landsat 8 yang di donload dari USGS. b. Data dan Perangkat Lunak Data citra satelit yang digunakan adalah citra satelit Landsat perekaman tahun 1999 dan 2014 dengan resolusi 30 30 m. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data terdari Er Mapper 7.0 untuk mengolah data citra. c. Pengolahan data penginderaan jauh Pengolahan citra Landsat dilakukan dengan perangkat lunak Er Mapper 7.0 baik secara digital maupun visual, yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Pemotongan citra (Croping) Pemotongan citra atau croping dilakukan karena citra awal yang didapat memiliki cakupan area yang terlalu luas. Proses ini bertujuan agar pengolahan data menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien karena cakupan area citra baru menjadi lebih kecil. b) Pemulihan citra Proses pemulihan citra terdiri dari koreksi geometrik dan koreksi radiometrik. Hal ini dilakukan agar citra yang akan diolah sesuai dengan keadaan sebenarnya. 1. Koreksi Geometrik Koreksi geometrik bertujuan untuk memperbaiki kesalahan posisi atau letak objek yang terekam pada citra, yang disebabkan adanya distorsi geometrik. 2. Koreksi Radiometrik Koreksi radiometrik dilakukan untuk memperbaiki nilai-nilai piksel yang tidak sesuai dengan nilai pantulan atau pancaran spektral objek yang sebenarnya. c) Penajaman citra Proses penajaman citra bertujuan untuk memperjelas kenampakan objek pada citra, sehingga citra semakin informatif. Penajaman citra dapat memperbaiki kenampakan citra dan membedakan objek yang ada pada citra dan informasinya lebih mudah diinterpretasi. Untuk melakukan indentifikasi vegetasi mangrove, ada tiga saluran (band) yang digunakan yaitu band 543, hal ini dilakukan untuk memperjelas kenampakan vegetasi mangrove di suatu daerah. d. Analisis Overlay Penghitungan perubahan luas lahan mangrove dilakukan dengan membandingkan garis pantai dari citra Landsat antara tahun 1999 dan 2015. Proses ini dilakukan dengan teknik overlay, sehingga diketahui perubahannya. e. Diagram Alir 3

Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016 Landsat 1999,2005, dan 2014 Cropping Citra Koreksi Citra Koreksi Geometrik Koreksi Radiometrik Penajaman Citra Digitasi On screen Overlay Citra 1999,2005, dan 2014 Perubahan Garis Pantai Desa Pantai Bahagia HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Pantai Bahagia merupakan salah satu desa yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Secara administrasi Desa Pantai Bahagia berbatasan dengan: 1) Sebelah Utara dengan Laut Jawa 2) Sebelah Timur dengan Desa Pantai Bakti 3) Sebelah Selatan dengan Desa Pantai Mekar dan Pantai Sederhan 4) Sebelah Barat dengan Teluk Jakarta Lokasi Desa Pantai Bahagia berada di sebelah Utara dari pusat administrasi Kabupaten Bekasi, jarak tempuh ke pusat kecamatan ± 6 km, dengan waktu tempuh ± 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak ke ibu kota kabupaten ± 65 km, dengan waktu tempuh 3 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor, dan jarak ke ibu kota provinsi adalah 182 km. Berdasarkan hasil analisis Peta RBI lembar Muara Gembong, secara astronomis Desa Pantai Bahagia terletak pada 106º 58 52,45 107º 02 59,72 BT dan 5⁰.54 25.83-5⁰57 22.52 LS. Luas Desa Pantai Bahagia pada tahun 2011 adalah 1.820.310 ha, yang terdiri dari lima perkampungan. Tabel 1 Nama-Nama Perkampungan, Luas Wilayah dan DAS Desa Pantai Bahagia Kec. Muara Gembong (Sumber : Data Monografi Desa Pantai Bahagia 2014) Nama Kampung Luas Sub DAS DAS Beting ±4.000 Anak Kali Citarum Anak Kali Citarum Blukbuk ±50 Kali Blukbuk Kali Citarum Muara Mati ±50 Kali Blukbuk Kali Citarum Muara Pecah ±50 Kali Blukbuk Kali Citarum Muara Bendera ± 3.500 Muara Sampan Kali Citarum 4

Header halaman ganjil dituliskan dengan judul penelitian dengan font Tahoma 8pt, italic... (Penulis) Desa pantai Bahagia merupakan desa yang memiliki penggunaan lahan yang sangat kompleks, hal ini terlihat dari beragamnya penggunaan lahan di daerah tersebut, seperti terlihat pada Tabel 2 Tabel 2 Penggunaan Lahan di Desa Pantai Bahagia (Sumber : Monografi Desa Pantai Bahagia 2014) Penggunaan Luas (Ha) % Mangrove 33.23 16,33 Sawah 1.82 0,91 Tanah Terbuka 1.85 5,68 Tambak 149.67 73,57 Permukiman/perumahan 2.73 1,34 Pohon campuran 4.41 2,16 Jumlah 203.45 100 Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa penggunaan lahan di Desa Pantai Bahagia sebagian besar adalah tambak, yang mencapai sekitar 73,57%, kawasan mangrove sebesar 16,33%, tanah terbuka 5,68%, pohon campuran 2,16%, permukiman/perumahan 1,34%, dan penggunaan lahan terkecil adalah persawahan yaitu sebesar 0,91%. Kondisi kependudukan Desa Pantai Bahagia berdasarkan data monografi tahun 2012, jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 7746 jiwa, terdiri dari 3993 laki-laki dan 3753 perempuan. Berdasarkan hasil pengolahan citra satelit Landsat 7 dan 8 tahun 1999,2005, dan 2014, setelah dilakukan proses komposit warna (RGB = 542 untuk Citra Landsat 7 dan RGB =653 untuk citra landsat 8) untuk memisahkan daerah lautan dan daratan sehingga dapat diketahui garis pantainya. Setelah proses komposit band tersebut selesai dilakukan, berikutnya dilakukan proses digitasi dengan menggunakan fitur line untuk mendigitasi garis pantai pada citera satelit tersebut.adapun hasil digitasi dari masing-masing citra dapat terlihat pada gambar 2. 5

Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016 (a (b) (c) Gambar 2. Gambar digitasi garis pantai pada Citra landsat. (a) citra landsat 7 tahun 1999 (b) Citra Landsat 7 tahun 2003 dan (c) Citra Landsat 8 tahun 2014 Setelah dilakukan proses digitasi garis pantai pada citera Landsat tahun 1999, 2005, dan 2014 tersebut diperoleh kondisi garis pantai seperti pada gambar di atas. Dari gambar 2 terlihat perbedaan garis pantai yang signifikan, mulai dari citra tahun 1999 hingga 2014 di beberapa titik terus mengalami pengurangan pantai, dan di titik lain ada juga yang mengalami penambahan daratan atau disebut akresi. Selanjutnya dari ketiga citra pada gambar 2 dilakukan analisis Overlay untuk melihat perubahan garis pantai antara tahun 1999,2005, dan 2014, seperti pada gambar 2 di bawah ini. 1999 2003 2014 Gambar 3 Overlay Citra Landsat Tahun 1999,2003, dan 2014 6

Header halaman ganjil dituliskan dengan judul penelitian dengan font Tahoma 8pt, italic... (Penulis) Bedasarkan gambar 2 di atas secara visual pantai di Desa Pantai Bahagia nampak mengalami pengurangan dimana seolah laut bergerak maju ke arah daratan, hal ini terlihat dari perubahan garis pantai dari tahun 1999-2014. Gambar 2 di atas menjelaskan bahwa pada tahun 1999 garis pantai berada pada garis warna merah, namun pada tahun 2003 garis pantai telah begeser ke garis warna kuning, dan pada tahun 2014 terjadi pergeseran garis yang signifikan di mana pada beberapa titik garis pantai benar-benar menjorok kearah daratan seperti terlihat pada garis warna hijau. Perubahan garis pantai tersebut menunjukan bahwa di Desa Pantai Bahagia telah terjadi peristiwa abrasi maupun akresi, adapun perubahanperubahan secara kuantitatif terlihat pada gambar dan tabel berikut. (a) (b) Gambar 4. (a) Tingkat Abrasi tahun1999-2003 (b) Tingkat Abrasi tahun 2003-2014 Berdasarkan gambar 4 terlihat bahwa abrasi terbesar yang terjadi di Desa Pantai Bahagia adalah di daerah muara pecah, di mana daerah tersebut berdasarkan hasil analisis overlay citra tahun 1999-2003 maupun citra 2003-2014 terlihat di beberapa titik air laut telah menggenangi daratan atau dengan kata lain telah terjadi peristiwa abrasi di pantai ini. Sedangkan berdasarkan hasil overlay citra tahun 1999-2014 dapat di lihat pada tabel 3 Tabel 3 Tingkat abrasi dan akresi di Desa Pantai Bahagia Tahun 1999-2014 No Nama Daerah Koordinat Tahun 1999-2014 Abrasi Akresi 1 Muara Pecah -5.921103, 107.011154 101.72-2 Muara Pecah -5.926393, 107.020846 1103-3 Muara Pecah -5.920762, 107.007637 65.14 4 Muara Bendera -5.937398, 106.991419-24.37 TOTAL 1269,5 24.37 Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa abrasi terbesar yang terjadi di Desa Pantai Bahagia rentang waktu 1999 sampai 2014 adalah di daerah Muara Pecah yaitu pada koordinat -5.926393, 107.020846 yaitu 1103 ha, kemudian di ikuti oleh titik dengan koordinat -5.921103, 107.011154 yaitu sebesar 101.72 ha, dan yang ketiga adalah titik dengan koordinat -5.920762, 107.007637 yaitu sebesar 65,14 ha. Selain terjadi abrasi di Desa Pantai Bahagia juga telah terjadi akresi yaitu 7

Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016 di daerah Muara Bendera akresi yang terbentuk adalah 24,37 ha, akresi terbentuk di daerah Muara Bendera terbentuk karena daerah ini merupakan muara sungai Citarum yang banyak membawa dan mengendapkan sedimen di kawasan tersebut. KESIMPULAN Berdasrkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Pantai Bahagia merupakan suatu kawasan pesisir yang mengalami tingkat abrasi yang tinggi, hal ini terlihat dari hasil overlay citra landsat antara tahun 1999-2014 terlihat abrasi yang terjadi di Desa Pantai Bahagi mencapai 1269,5 ha, selain terjadi abrasi di Desa Pantai Bahagia juga terbentuk akresi yaitu sebesar 24,37 ha. Hal ini terjadi karena banyaknya konversi lahan mangrove menjadi peruntukan lain misalnya untuk tambak, pemukiman, dll, sehingga tidak penghalang ombak dan akhirnya penggerusan pantai terus terjadi di kawasan ini. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Pemda Kab.Bekasi dan USGSS yang sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Artikel dalam Jurnal (Jurnal Primer) Alesheikh, A.A., A. Ghorbanali, and N. Nouri. 2007. Coastline Change Detection Using Remote Sensing. Int J Environ Sci Tech. 4(1): 61-66. Chand, P., and P. Acharya. 2010. Shoreline Change and Sea Level Rise Along Coast of Bhitarkanika Wildlife Sanctuary, Orissa: an Analytical Approach of Remote Sensing and Statistical Techniques. Int J Geom and Geosci. 1(3):436-455 Yulius dan M Ramdhan. 2013. perubahan Garis Pantai di Teluk Bungus Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan Analisis Citra Satelit. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Hlm. 417-427, Desember 2013 Suwarsono, Supiyati, Suwardi. 2011. Zona Karakteristik Kecepatan Abrasi dan Rancangan Teknik Penangan Jalan Lintas Barat Bengkulu Bagian Utara Sebagai Jalur Transportasi Vital. MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 15, NO. 1, APRIL 2011: 31-38 Buku Dahuri,R.,Rais, J..Putra S.G.. Sitepu, M.J. 2001. Pengelolaan Sumber daya wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta Lile Sand, T.M. and R.W. Kiefer, 1990. Pengideraan Jauh dan Interpretasi Citra. Terjemahan, Sutanto Eds, Gajah Mada Universitas Press. Skripsi/Tesis/Disertasi Strisno, D., 2005, Dampak kenaikan Muka Laut Pada Pengelolaan Delata: Studi Kasus Penggunaan Lahan Tambak di Pulau Muaraulu Delta Mahakam. Disertasi IPB. Wibowo Arie,Yudha. 2009. Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi). Makalah Gelombang. Universitas Hang Tuah : Surabaya 8