III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke yang di

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari bulan Juni Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian. menentukan kualitas air berdasarkan faktor fisika kimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Penentuan Titik Sampling 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan Contoh Air

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

BAB III METODE PENILITIAN. Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara,

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

3. METODE PENELITIAN

Gambar 2. Lokasi Penelitian di Perairan Pulau Pasaran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2007 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

3. METODE PENELITIAN

ANALISIS ISI USUS IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

III. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Pulau Barrang Lompo. Pulau Laelae. Sumber :Landsat ETM+Satellite Image Aquisition tahun 2002

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober Survei

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilakukan pada vegetasi riparian sungai

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2008 di perairan

POSTER KERAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI OGAN, SUMATERA SELATAN 1 Marson 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III BAHAN DAN METODE

TEKNIK PENGAMBILAN, IDENTIFIKASI, DAN PENGHITUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

3. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Latak, Desa Ujung Gunung Ilir, Kecamatan Menggala Kota. Sedangkan pengamatan isi lambung ikan tembakang dilakukan di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Peta lokasi penelitian tersaji pada gambar 3. Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian 17

3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian adalah perahu, kamera digital, GPS (Global positioning system), ph meter, DO meter, secchi disk, plankton net, cool box, penggaris (ketelitian 1 mm), alat bedah, masker, sarung tangan, kertas label, alat tulis, mikroskop binokuler dengan perbesaran 10 x, timbangan digital, botol film, plastik sampel, cawan petri, tisu dan buku identifikasi plankton. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan Tembakang, aquades, dan larutan formalin 5% dan es batu. 3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Persiapan Persiapan yang dilakukan pada penelitian ini: a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan menentukan titik pengambilan sampel. Kemudian mengunduh koordinat titik pengambilan sampel menggunakan GPS (Global positioning system) 3.3.2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu penelitian yang dilaksanakan di lapangan dan penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. a. Penelitian lapangan Penelitian yang dilaksanakan di lapangan meliputi: 1. Titik koordinat pada stasiun pengamatan ditentukan dengan menggunakan GPS (global positioning system). 18

2. Ikan sampel ditangkap dengan menggunakan alat tangkap sero. Sero adalah jenis perangkap yang biasanya terdiri dari susunan jaring-jaring. Yang dimaksud dengan perangkap adalah alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap dalam air untuk suatu jangka waktu tertentu, alat penangkap dapat terbuat dari bambu, kayu, jaring, dan lain-lain. Alat tangkap sero memiliki daya tampung hingga ± 1 ton ikan. Alat tangkap sero merupakan alat tangkap yang tergolong tidak selektif, hal ini dikarenakan alat tangkap sero digunakan untuk menangkap ikan dari ukuran terkecil hingga ukuran yang terbesar. Daerah penangkapan dari sero adalah daerah-daerah rawa banjiran dan muara sungai. Alat tangkap sero memiliki ukuran panjang ± 12 meter, lebar 6 meter, tinggi 6 meter, dengan ukuran mata jaring 0,5 inchi. Sampel berupa ikan tembakang diambil sebulan sekali, dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga bulan Januari 2014. Berikut ini adalah gambar alat tangkap Sero yang digunakan pada saat penelitian: 19

Tempat penampungan ikan Sayap alat tangkap sero 6 m 4 m Tempat pengambilan ikan 7 m 3 m 3 m 4 m 2 m 2 m 6 m 5 m Arah ikan masuk Tempat masuknya ikan Gambar 4. Alat Tangkap Sero 3. Kualitas air yang diukur meliputi: faktor fisika ( kecerahan, kecepatan arus, suhu, kedalaman, dan salinitas), faktor kimia (PH, NH4 +, PO 4, TSS, dan TOM) dan faktor biologi (plankton). 4. Melakukan pengambilan jumlah sampel 50 ekor/stasiun. 5. Ikan diangkut dengan menggunakan cool box yang berisikan bongkahan es di dalamnya. b. Penelitian laboratorium 1. Panjang ikan diukur dengan menggunakan penggaris yang memiliki tingkat ketelitian 1 mm, kemudian ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan digital, dan dibedah dengan menggunakan alat bedah. Pengukuran panjang ikan tembakang tersaji pada gambar 5. 20

Gambar 5. Pengukuran Panjang Tubuh Ikan Tembakang 2. Panjang dan berat usus ikan tembakang diukur dengan menggunakan penggaris dan timbangan. 3. Usus ikan tembakang yang telah dipisahkan dan telah diukur panjang dan beratnya kemudian diawetkan di dalam botol film dengan menggunakan formalin 5%, hal ini dilakukan agar organisme yang ada di dalam isi lambung tidak rusak. 4. Makanan yang ada di dalam isi lambung ikan tembakang diencerkan dengan menggunakan aquades. 5. Pengamatan isi lambung ikan tembakang dilakukan di bawah mikroskop binokuler dengan perbesaran 10 x dan mengidentifikasi jenis plankton baik yang terdapat di perairan rawa bawang latak maupun yang terdapat di dalam alat pencernaan ikan tembakang menggunakan buku identifikasi plankton oleh Needham (1996) dan Bellinger and Sigee (2010). 6. Mencatat hasil pengamatan sebagai bahan laporan penelitian ini. 21

3.3.3. Analisis Data Hubungan panjang dan berat ikan menurut (Effendie, 1979) yaitu sebagai berikut: W = al b Keterangan: W L = Berat tubuh ikan (gram) = Panjang tubuh ikan a dan b = Konstanta Dari persamaan tersebut dapat diketahui pola pertumbuhan panjang dan berat ikan tersebut, jika didapatkan nilai b = 3 berarti pertumbuhan ikan seimbang antara pertumbuhan panjang dengan pertumbuhan beratnya (isometrik). Akan tetapi jika nilai b < 3, maka pertambahan beratnya lebih dominan dari pertambahan panjangnya (allometrik negatif) dan jika b > 3 maka pertambahan panjangnya (allometrik positif). Faktor kondisi (K) berdasarkan pada panjang dan berat ikan contoh. Ikan memiliki pertumbuhan yang bersifat isometrik apabila nilai b = 3, maka faktor kondisi menggunakan rumus dengan persamaan (Effendi, 1979): K (TI) = W 10 5 /L 3 Keterangan : K( TI ) = Faktor kondisi W L = Berat rata-rata ikan (gram) = Panjang rata-rata ikan (mm) Ikan yang mempunyai pertumbuhan yang bersifat allometrik apabila b 3, maka persamaan yang digunakan adalah: K = W/ a L b 22

Keterangan : K W L = Faktor kondisi = Berat rata-rata ikan (gram) = Panjang rata-rata ikan (mm) a dan b = Konstanta dari regresi Analisis kajian isi lambung juga menggunakan metode frekuensi kejadian dengan cara mencatat keberadaan suatu organisme pada setiap lambung ikan. Metode ini tidak bisa memperlihatkan kuantitas makanan yang dimakan sehingga metode ini hanya dipakai untuk melihat makanan secara fisik saja (Effendie, 2002). Ni FK = 100% I Keterangan : FK = Frekuensi kejadian Ni = Jumlah lambung berisi makanan ke-i I = Jumlah lambung yang berisi makanan. Perhitungan kelimpahan fitoplankton menggunakan Sedgwick Rafter dihitung dengan menggunakan rumus: N= 1/E x A/B x C/D x n Keterangan : N = Kelimpahan plankton (individu/liter) A = Jumlah total lapang pandang dalam preparat 23

B = Jumlah total lapang pandang dalam preparat yang diamati C = Jumlah sampel air yang tersaring D = Jumlah air dalam 1 preparat E = Total air sampel yang disaring n = Jumlah plankton yang tercacah dalam preparat Hubungan Kelimpahan Plankton dengan Frekuensi Kejadian dianalisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linier: Y= ax + b Keterangan: Y= Frekuensi Kejadian X= Kelimpahan Plankton Nilai indeks dominansi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya genus tertentu yang mendominansi suatu komunitas. Kisaran nilai indeks dominansi adalah antara 0-1. Nilai yang mendekati nol menunjukkan bahwa tidak ada genus dominan dalam komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas dalam keadaan stabil. Sebaliknya, nilai yang mendekati 1 menunjukkan adanya genus yang dominan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanan ekologis (Odum, 1996 dalam Samsidar dkk, 2013). Nilai indeks dominansi Simpson dihitung dengan rumus: 24

Keterangan: C = Indeks dominansi Simpson ni = Jumlah jenis ke-i N = Jumlah total individu S = Jumlah taksa atau jenis 25