VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta

VII. IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN PERDESAAN

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT

Leuwiliang Leuwisadeng 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Tenjolaya 070 Ciomas 070 Ciomas

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR

PENGADILAN AGAMA CIBINONG

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

Simpulan dan Saran. Simpulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT

PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Sukaraja dan di Kecamatan Sukamakmur

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Pengembangan Pembinaan Bidang PNF/Seksi - 1,1 Satuan Paud Sejenis (SPS) PAUD

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

RENSTRA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor


PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

VI. HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

TATA LOKA VOLUME 19 NOMOR 1, FEBRUARI 2017, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN E ISSN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor B. Pembangunan Sistem Informasi 1. Investigasi Sistem

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

KUISIONER PENGGUNAAN PROSES HIERARKI ANALITIK PERUMUSAN ARAHAN STRATEGI PENGENDALIAN DEGRADASI HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGADILAN NEGERI CIBINONG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) 3. Sistem Informasi Perumahan di Seksi Pembangunan di Kabupaten Bogor

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB 3 ANALISIS DAN PERENCANAAN. 3.1 Analisis tingkat kota yang dapat mempengaruhi kawasan

PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK DALAM PENDUGAAN AREA KECIL

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju tahun 2014

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (per 27 Oktober 2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Pagu Indikatif

a. Kebutuhan benih bersertifikat setiap tahun terus meningkat. b. Terbatasnya SDM yang menangani perbenihan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Arwana (Schleropages formosus)

SKPD : SKPD DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

Transkripsi:

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 Hasil pengolahan Podes 2003, 2005, 2008 dan 2011 ditampilkan secara rinci dalam peta tematik klasifikasi, tipologi dan kategori desa pada Lampiran 11. Berdasarkan peta tematik klasifikasi desa Kabupaten Bogor tahun 2011 terlihat bahwa perdesaan Swadaya terkonsentrasi di Kabupaten Bogor Kawasan Barat dan Timur. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah yang dekat dengan wilayah administratif Kota Bogor memiliki kemajuan pembangunan yang pesat dibandingkan kedua kawasan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Bogor sebagai core dan Kabupaten Bogor sebagai hinterland memberikan pengaruh yang besar dengan tumbuh pesatnya sektor perindustrian dan jasa di Kawasan Tengah, dengan dominasi sektor perindustrian/jasa Kabupaten Bogor Kawasan Tengah mampu meningkatkan klasifikasi perdesaannya dari desa Swadaya ke desa Swakarya. Gambar 32 Peta Tematik Klasifikasi Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011.

106 Kabupaten Bogor Kawasan Barat dan Timur desa Swadayanya cukup tinggi sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dengan memperhatikan tipologi desa dimana tipologi desa adalah kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan karakter berbagai permasalahan yang khas yang dihadapi perdesaan. Jika data Kabupaten Bogor kita rinci lagi menjadi data sebaran klasifikasi desa per kecamatan dan per kawasan maka dihasilkan Gambar 33. Gambar 33 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011. Pada gambar diatas menunjukkan komposisi klasifikasi desa di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 yaitu terdapat 41 desa Swadaya (27,15%) dan 110 desa Swakarya (72,85%), tentu saja yang harus menjadi titik sasaran pembangunan perdesaan adalah 41 desa Swadaya agar meningkat menjadi desa Swakarya dan 110 desa Swakarya agar meningkat menjadi desa Swasembada.

Adapun 41 desa Swadaya yang harus dijadikan fokus dan sasaran pembangunan perdesaan tersebar di kecamatan-kecamatan seperti pada Tabel 32. Tabel 32 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Klasifikasi Tipologi Kategori Barat Cigudeg Sukaraksa Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Sukamaju Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Banyu Res mi Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Warga Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Cinta Manik Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Banyu Wangi Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Banyu Asih Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Tegalega Swadaya Persawahan Madya Barat Cigudeg Batu Jajar Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Bangun Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Arga Pura Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Cisarua Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Kiara Sari Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Sipayung Swadaya Persawahan Madya Barat Sukajaya Sukamulih Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Pasir Madang Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Cileu ksa Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Pangradin Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Jugala Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Neglasari Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Barengko k Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Wirajaya Swadaya Persawahan Mula Barat Nanggung Pangkal Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Nanggung Cibitung Kulon Swadaya Persawahan Madya Barat Nanggung Malasari Swadaya Persawahan Mula Barat Nanggung Bantar Karet Swadaya Persawahan Mula Barat Pamijahan Cibitung Kulon Swadaya Persawahan Madya Barat Pamijahan Gunung Picung Swadaya Persawahan Mula Barat Pamijahan Purwa Bakti Swadaya Persawahan Mula Barat Pamijahan Cibunian Swadaya Persawahan Mula Barat Leuwisadeng Kalong 1 Swadaya Persawahan Madya Barat Leuwisadeng Kalong 2 Swadaya Perindustrian/jasa Mula Barat Leuwisadeng Wangun Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Tenjo Tapos Swadaya Persawahan Mula Barat Tenjo Singabangsa Swadaya Persawahan Mula Barat Ru mpin Cipinang Swadaya Persawahan Mula Barat Ru mpin Kertajaya Swadaya Persawahan Mula Barat Leuwiliang Karehkel Swadaya Perladangan Mula Barat Leuwiliang Pabangbon Swadaya Persawahan Mula Barat ParungPanjang Go rowong Swadaya Perindustrian/jasa Mula Barat Cibungbulang Ciju jung Swadaya Perladangan Mula. Berdasarkan data sebaran klasifikasi desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 maka dihasilkan Gambar 34. 107

108 Gambar 34 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011. Pada gambar diatas, kemajuan pembangunan perdesaan yang dicapai Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 cukup berhasil jika dilihat dari komposisi desa yang terdiri 12 desa Swadaya (5,94%) dan 187 desa Swakarya (92,57%) dan 3 desa Swasembada (1,49%). Sebaran desa Swadaya secara rinci terdapat dalam Tabel 33. Tabel 33 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Klasifikasi Tipologi Kategori Tengah Taman Sari Sukaluyu Swadaya Perindustrian/jasa Mula Tengah Taman Sari Sukares mi Swadaya Persawahan Mula Tengah Sukaraja Gunung Geulis Swadaya Perladangan Mula Tengah Sukaraja Sukatani Swadaya Perladangan Mula Tengah Citeureup Tangkil Swadaya Perladangan Mula Tengah Citeureup Hambalang Swadaya Persawahan Mula Tengah Rancabungur Candali Swadaya Persawahan Mula Tengah Megamendung Sukakarya Swadaya Perladangan Mula Tengah Ciseeng Kuripan Swadaya Perladangan Mula Tengah Cijeruk Tajur Halang Swadaya Perladangan Mula Tengah Caringin Pasir Buncir Swadaya Persawahan Mula Tengah BabakanMadang BojongKoneng Swadaya Perladangan Mula.

109 Gambar 35 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011. Berdasarkan data sebaran klasifikasi desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 maka dihasilkan Gambar 35. Pada gambar tersebut kemajuan pembangunan perdesaan yang dicapai Kabupaten Bogor Kawasan Timur cukup berhasil jika dilihat dari komposisi desa yang terdiri dari 8 desa Swadaya (10,67%), 65 desa Swakarya (86,67%) dan 2 desa Swasembada (2,67%). Sebaran desa Swadaya secara rinci terdapat dalam Tabel 34. Tabel 34 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Klasifikasi Tipologi Kategori Timur Sukamakmur Sukaharja Swadaya Perladangan Mula Timur Sukamakmur Wargajaya Swadaya Persawahan Mula Timur Sukamakmur Sirnajaya Swadaya Persawahan Mula Timur Sukamakmur Cibadak Swadaya Persawahan Mula Timur Sukamakmur Sukares mi Swadaya Persawahan Mula Timur Jonggol Cibodas Swadaya Persawahan Mula Timur Jonggol Balekambang Swadaya Persawahan Mula Timur Jonggol Weninggalih Swadaya Persawahan Mula

110 Su mber: Hasil Pengolahan Podes 2011 Gambar 36 Peta Tematik Tipologi Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011. Berdasarkan pengolahan Podes 2011 diperoleh Gambar 36 peta tematik tipologi desa Kabupaten Bogor tahun 2011. Dari peta tersebut dapat dirinci dalam Tabel 35. Tabel 35 Karakteristik Perdesaan Kabupate n Bogor Tahun 2011 Kawasan Tipologi Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah Desa Luas Desa (Ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Barat Perindustrian/Jasa 2 39 41 19.230,40 408.734 Tengah Timur Perindustrian/Jasa Perindustrian/Jasa 2 102 21 3 2 107 23 32.698,10 22.048,40 1.540.812 555.903 Barat Jumlah Persawahan 4 37 162 54 5 171 73.976,90 91 159.448,80 2.505.449 758.721 Tengah Persawahan 3 31 34 14.335,90 287.266 Timur Persawahan 7 42 49 49.686,90 341.983 Jumlah 47 127 174 223.471,60 1.387.970 Barat Barat Perkebunan Perladangan 2 1 16 1 18 650,20 10.409,60 10.732 151.986 Tengah Perladangan 7 53 60 30.520,60 543.249 Tengah Peternakan 1 1 295,30 6.702 Timur Perkebunan 1 1 1.616,60 5.149 Timur Perladangan 1 1 2 5.492,00 15.700 Jumlah 10 73 83 48.984,30 733.518 Jumlah Total 61 362 5 428 346.432,80 4.626.937 Kabupaten Bogor Kawasan Barat di dominasi oleh tipologi persawahan yang berjumlah 91 desa (60,26%), terdapat 1 desa tipologi perkebunan (0,66%), 18 desa tipologi perladangan (11,92%). Ketiga tipologi ini sebagian besar berada

111 pada tingkat klasifikasi desa Swadaya dan desa bertipologi perindustrian/jasa berjumlah 41 desa (27,15%) yang sebagian besar berada pada tingkat klasifikasi desa Swakarya seperti pada Gambar 37. Gambar 37 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah seperti pada Gambar 38 di dominasi oleh tipologi perindustrian/jasa yang berjumlah 107 desa (52,97%) dimana 102 desa (95,32%) berada pada tingkat klasifikasi desa Swakarya dan desa bertipologi persawahan 34 desa (16,83%), tipologi perladangan 60 desa (29,70%), tipologi peternakan 1 desa (0,49%). Desa Swadaya tahun 2011 berjumlah 12 desa (5,94%) dengan komposisi desa Swadaya bertipologi sawah 3 desa (25%), 7 desa Swadaya bertipologi perladangan (58,33%) dan 2 desa Swadaya bertipologi perindustrian/jasa (16,67%). Gambar 38 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011.

112 Kabupaten Bogor Kawasan Tengah didominasi tipologi perindustrian/jasa, tipologi persawahan sedikit sekali hanya di Kecamatan Cijeruk, Cigombong, Caringin dan sebagian kecil di Kecamatan Kemang dan Cieteureup. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah ini mengalami laju konversi lahan sangat tinggi yaitu dari lahan pertanian terutama persawahan ke perladangan yang nantinya akan menjadi lahan pemukiman dan lahan perindustrian/jasa. Lahan perladangan tersebut sebenarnya bukan milik petani ladang/peladang tetapi telah dimiliki secara pribadi, dimiliki pemerintah daerah maupun perusahaan swasta atau propert i, yang nantinya akan dibangun pemukiman atau untuk kepentingan sektor perindustrian/jasa. Selama belum terpakai biasanya peladang diizinkan untuk menanami lahan dengan palawija yaitu singkong, ubi jalar, jagung dan lain- lain dengan kesepakatan tertentu antara peladang dan pemilik lahan. Manfaat bagi pemilik lahan adalah lahan tersebut terjaga dari penyerobotan pihak lain dan sebagai tanda ketika ditanami palawija tanah tersebut tidak terlantar sehingga pemilik lahan terhindar dari sangsi-sangsi sosial ketika membiarkan tanah kosong dan terlantar. Gambar 39 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011. Kabupaten Bogor Kawasan Timur dalam Gambar 39, didominasi oleh tipologi persawahan 49 desa (65,33%), tipologi perkebunan 1 desa (1,33%), tipologi perladangan 2 desa (2,67%). Ketiga tipologi ini sebagian besar mampu mencapai tingkat klasifikasi desa Swakarya artinya pembangunan sektor pertanian perdesaan cukup berhasil untuk Kabupaten Bogor Kawasan Timur. Tipologi

113 perindustrian/jasa berjumlah 23 desa (30,67%), mulai tumbuh pesat di Kabupaten Bogor Kawasan Timur dan mampu mencapai tingkat klasifikasi desa S wakarya dan Swasembada. Adapun permasalahan khas yang dihadapi perdesaan di Kabupaten Bogor berdasarkan analisis kategori berbasis data Podes dapat dilihat pada Gambar 40 dan secara rinci dapat dilihat juga pada Tabel 36. Gambar 40 Peta Tematik Kategori Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 36, desa Swadaya di Kabupaten Bogor Kawasan Barat sebagian besar memiliki kategori mula yaitu kelompok permasalahan kebutuhan dasar yang terdiri atas variabel : ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam dan lingkungan. Determinan dari kategori mula adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat me miliki indeks 0,37, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,57, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,65 dan indeks kesehatan masyarakat memiliki indeks yang paling tinggi yaitu 0,84. Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program

114 pembangunan perdesaan. Variabel tersebut adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan Tabel 36 Rekapitulasi Rata-Rata Indeks Variabel Kategori Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011 Kawasan Klasifikasi Kategori PemerintahanDesa ModalSosial SosialBudaya Ekonomi Kesehatan Pendidikan Infrastruktur SDA-LH Minimum Swadaya Mula 0,51 0,92 0,35 0,28 0,84 0,37 0,57 0,65 0,28 Barat Swadaya Madya 0,49 0,92 0,29 0,37 0,91 0,47 0,62 0,70 0,29 Swakarya Mula 0,63 0,93 0,42 0,30 0,88 0,48 0,57 0,70 0,30 Swakarya Madya 0,56 0,95 0,44 0,45 0,92 0,63 0,68 0,76 0,44 Swakarya Lanjut 0,50 1,00 0,63 0,61 0,93 0,61 0,73 0,74 0,50 Swadaya Mula 0,53 0,91 0,38 0,27 0,84 0,33 0,63 0,69 0,27 Swakarya Mula 0,59 0,95 0,52 0,28 0,88 0,41 0,64 0,65 0,28 Tengah Swakarya Madya 0,60 0,91 0,51 0,49 0,91 0,61 0,75 0,76 0,49 Swakarya Lanjut 0,62 0,96 0,72 0,52 0,93 0,65 0,76 0,75 0,52 Swasembada Madya 0,78 0,87 0,72 0,63 0,96 1,00 0,85 0,67 0,63 Swasembada Lanjut 0,64 0,92 0,78 0,63 0,93 0,80 0,85 0,92 0,63 Swadaya Mula 0,57 0,86 0,43 0,21 0,84 0,47 0,52 0,70 0,21 Timur Swakarya Mula 0,59 0,87 0,50 0,28 0,88 0,53 0,66 0,60 0,28 Swakarya Madya 0,57 0,93 0,48 0,47 0,91 0,58 0,68 0,75 0,47 Swakarya Lanjut 0,64 0,96 0,71 0,55 0,94 0,70 0,76 0,75 0,55 Swasembada Lanjut 0,69 1,00 0,64 0,76 0,98 0,82 0,76 0,78 0,64. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,37 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu

115 rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Kabupaten Bogor Kawasan Barat memiliki 37 desa Swadaya dengan kategori mula tahun 2011 yang tersebar di wilayah Kecamatan Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cigudeg, Tenjo, Pamijahan, Rumpin, Gunung Sindur, Cibungbulan dan kecamatan lainnya dalam skala yang lebih kecil. Perdesaan kategori mula cenderung memiliki klasifikasi Swadaya walaupun ada juga sebagian kecil yang berklasifikasi Swakarya. Sebaliknya desa yang berklasifikasi Swakarya cenderung memiliki kategori madya yaitu kelompok permasalahan kelembagaan masyarakat yang terdiri dari variabel modal sosial dan sosial budaya, tetapi ada juga sebagian kecil yang memiliki kategori mula dan lanjut yaitu kelompok permasalahan tata kelola/pemerintahan desa yang terdiri dari variabel pemerintahan desa. Gambar 41 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011. Pada Gambar 41, Kecamatan Cigudeg adalah kecamatan yang memiliki desa kategori mula terbanyak yaitu 11 desa, Kecamatan Sukajaya dan Jasinga adalah urutan kedua yang memiliki desa kategori mula. Hal ini diperkuat juga

116 dengan data Kecamatan Sukajaya yang memiliki 6 desa Swadaya dan Kecamatan Jasinga yang memiliki 5 desa Swadaya dengan kategori mula. Jika kita membandingan grafik sebaran klasifikasi desa per kecamatan dan grafik sebaran kategori desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 terlihat adanya korelasi yang sangat erat antara klasifikasi desa Swadaya dengan kategori mula artinya permasalahan utama pembangunan perdesaan adalah permasalahan kebutuhan dasar yang terdiri atas variabel : ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam lingkungan. Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 mempunyai empat desa Swadaya dengan kategori madya yaitu Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang, Desa Sipayung Kecamatan Sukajaya, Desa Tegalega Kecamatan Cigudeg dan Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan. Desa Swadaya dengan kategori madya tersebut memiliki masalah kelembagaan dimana determinannya adalah indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,29 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,92. Indeks ekonomi masyarakat juga rendah yaitu 0,37 dan indeks pendidikan masyarakat rendah yaitu 0,47, indeks pemerintahan desa rendah yaitu 0,49, sedangkan untuk indeks kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam dan lingkungan memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dibanding desa Swadaya kategori mula. Desa tersebut dimasukkan dalam kategori madya dikarenakan nilai indeks sosial budaya yang sangat rendah yaitu 0,29 yang terdiri dari indikator komposit rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, jenis kelompok olah raga, tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Kabupaten Bogor Kawasan Barat mempunyai 17 desa Swakarya dengan kategori mula tahun 2011. Determinan dari desa Swakarya kategori mula adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,30 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,48, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks kesehatan masyarakat 0,88, indeks infrastruktur 0,57, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,70.

117 Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program pembangunan perdesaan untuk desa Swakarya dengan kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Barat adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,30 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat pada desa Swakarya dengan kategori mula memiliki indeks yang rendah juga yaitu 0,48 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Tahun 2011 Kabupaten Bogor Kawasan Barat mempunyai 89 desa Swakarya dengan kategori madya. Determinan dari desa Swakarya kategori madya adalah indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,44 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,95. Indeks ekonomi masyarakat juga rendah yaitu 0,45. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,44 yang terdiri dari indikator komposit rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, jenis tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks rendah sebesar 0,45 tetapi desa ini dikelompokkan dalam desa Swakarya dengan kategori madya bukan mula dikarenakan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang cukup tinggi 0,63, indeks kesehatan masyarakat 0,92, indeks infrastruktur 0,68, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,76. Terdapat 4 desa Swakarya dengan kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 yaitu Desa Sipak Kecamatan Jasinga, Desa Ciampea Kecamatan Ciampea, Desa Parung Panjang Kecamatan Parung Panjang dan Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang. Determinan dari Desa Swakarya kategori lanjut adalah indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,50 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala

118 desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Indeks lainnya cukup tinggi dimana indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 1,00, indeks sosial budaya 0,63, Indeks ekonomi masyarakat 0,61, indeks kesehatan masyarakat 0,93, indeks pendidikan masyarakat 0,61, indeks infrastruktur 0,73 dan indeks sumberdaya alam dan lingkungan 0,74. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 terdapat 12 desa Swadaya dengan kategori mula seperti tertera dalam Tabel 33 dan Gambar 42. Sebagian kecil yang memiliki kategori mula yaitu di sebagian Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ranca Bungur, Kemang, Ciomas, Cijeruk, Caringin, Ciawi, Citeureup dan Sukaraja. Su mber: Hasil Pengolahan Podes 2011 Gambar 42 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011. Determinan dari desa Swadaya dengan kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 berdasarkan Tabel 36 adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,27 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,33, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks

119 yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,63, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,69 dan indeks kesehatan masyarakat 0,84. Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program pembangunan perdesaan. Variabel tersebut adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,27 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,33 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenispendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Tahun 2011 Kabupaten Bogor Kawasan Tengah terdapat 9 desa Swakarya kategori mula dimana sebagian besar bertipologi perladangan dengan mata pencaharian utama pertanian berdasarkan Tabel 36. Determinan permasalahan yang dihadapi adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,41, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,64, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,65 dan indeks kesehatan masyarakat 0,88. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,41 dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 149 desa Swakarya kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yang sebagian besar

120 bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,51 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,91. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,51 disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, jenis tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 29 desa Swakarya kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yang sebagian besar bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,62 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh desa Swasembada kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yaitu Desa Pabuaran Kecamatan Cibinong yang bertipologi perindustrian/jasa, berdasarkan Tabel 36 adalah masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya 0,72. Indeks sosial budaya terdiri dari indikator rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, tempat ibadah dan rendahnya akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh desa Swasembada kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yaitu Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua dan Desa Tonjong Kecamatan Tajur Halang yang bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,64. Hal ini disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah yang merupakan kawasan termaju dibanding Barat dan Timur dengan dominasi tipologi perindustrian/jasa. Hal yang menarik dan harus menjadi perhatian pemerintah yaitu di semua tingkatan klasifikasi dan kategori desa variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks

121 terendah dibandingkan indeks variabel yang masuk dalam kelompok kategori mula (kebutuhan dasar) misalnya indeks kesehatan, pendidikan, infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan maupun dibandingkan dengan kelompok kategori madya (kelembagaan) misalnya indeks sosial budaya dan modal sosial dan lebih rendah juga jika dibandingkan dengan kelompok kategori lanjut (tata kelola) yaitu indeks pemerintahan desa. Indeks variabel ekonomi yang rendah disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel kesehatan secara umum di tiga kawasan Kabupaten Bogor sangat tinggi, variabel pendidikan rendah pada klasifikasi desa Swadaya dan cukup tinggi pada desa Swakarya dan Swasembada, variabel infrastruktur rendah pada klasifikasi desa Swadaya dan cukup tinggi pada desa Swakarya dan Swasembada, variabel sumberdaya alam dan lingkungan cukup tinggi pada semua tingkatan klasifikasi. Determinan dari 8 desa Swadaya kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yang sebagian besar bertipologi persawahan dengan cakupan wilayah di Kecamatan Suka Makmur, Jonggol, Kelapa Nunggal dan Cileungsi seperti yang tertera pada Tabel 36 dan digambarkan pada Gambar 43. Delapan desa Swadaya kategori mula tersebut memiliki masalah pada variabel ekonomi masyarakat yang memiliki indeks terendah sebesar 0,21 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,47, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,52, indeks sumberdaya alam dan lingkungan 0,70 dan indeks kesehatan masyarakat 0,84. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,21 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,47 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya

122 fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Gambar 43 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 3 desa Swakarya kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yaitu Desa Lulut Kecamatan Kelapa Nungga bertipologi perindustrian/jasa, Desa Jatisari Kecamatan Cileungsi dan Desa Sukagalih Kecamatan Jonggol yang bertipologi persawahan adalah memiliki indeks variabel ekonomi masyarakat sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,53, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,66, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,60 dan indeks kesehatan masyarakat 0,88. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,53 dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, taman bacaan masyarakat/perpustakaan dan jumlah/jenis pendidikan ketrampilan.

123 Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 51 desa Swakarya kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 dimana 36 desa diantaranya bertipologi persawahan, 13 desa bertipologi perindustrian/jasa, sisanya bertipologi perladangan dan perkebunan berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,48 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,93. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,48 disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 11 desa Swakarya kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 dengan komposisi 7 desa bertipologi perindustrian/jasa dan 4 desa bertipologi persawahan. Ke-11 desa Swakarya kategori lanjut tersebut memiliki masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,64 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 2 desa Swasembada kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yaitu Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri dan Desa Cariu Kecamatan Cariu yang bertipologi perindustrian/jasa adalah memiliki masalah pada tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,69 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. 6.1. Perbedaan Metode Klasifikasi Desa. Perbedaan cara mengklasifikasikan desa antara BPMPD Kabupaten Bogor dengan kajian tesis ini menghasilkan output yang berbeda. Metode yang digunakan BPMPD tidak mengacu kepada Permendagri No 12/2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, Kementerian Dalam Negeri yang menggunakan banyak indikator untuk menghitung indeks klasifikasi desa dan kategori desa serta diperkaya dengan

124 analisis tipologi desa, melainkan hanya membobot desa dengan menggunakan indikator jumlah keluarga miskin, jumlah penduduk usia SD (6-12 tahun), jumlah penduduk usia SMP (12-15 tahun), jumlah balita, keterjangkauan (jarak dari pusat kabupaten ke desa), jumlah penduduk dan luas wilayah dimana data ini tidak diambil dari data Podes BPS kemudian indikator tersebut dibobot, nilai bobot desa tersebut dianalogikan kedalam klasifikasi desa Swadaya, Swakarya dan Swasembada. Banyaknya desa menurut klasifikasi desa di Kabupaten Bogor seperti yang di publikasikan BPMPD pada Kabupaten Bogor dalam Angka tahun 2011, komposisinya adalah desa Swadaya tidak ada, 351 desa Swakarya dan 77 desa Swasembada. Data ini sangat berbeda sekali dengan hasil olahan Podes 2011 dalam penelitian ini dimana komposisi yang dihasilkan adalah 61 desa Swadaya, 362 desa Swakarya dan lima desa swasembada. Pengolahan data dalam penelitian ini diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga data hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.