EFEKTIVITAS BIAYA DIALISIS DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. penyakit yang merusak nefron ginjal (Price dan Wilson, 2006).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

COST EFFECTIVE ANALYSIS DALAM PEMILIHAN BARANG FARMASI. Oleh: Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).


2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

Cost Effectiveness Analysis (CEA) Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

Rokok, PTM, dan JKN. Hasbullah Thabrany* Tenaga Ahli Dewan Jaminan Sosial Nasional. Disampaikan pada ICTOH, 16 Mei 2017 *) Pandangan pribadi

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

Kebijakan Umum Prioritas Manfaat JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah pasien gagal ginjal kronis setiap tahun semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

EVALUASI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING DAN SHORT MESSAGES SERVICE (SMS) TERHADAP KEPATUHAN TERAPI HIPERTENSI PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD BANJAR

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap terjadinya transisi epidemiologi, dengan semakin meningkatnya. penyakit tidak menular. Menurut WHO ( World Health

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dijamin dalam Undang Undang Dasar

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2007) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

SIMPOSIUM DIALISIS 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Abstract. Key words: Dialysis (HD, DPMB), Quality of life, Short Form-36, Terminal Renal Failure,

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. progresif dan lambat, serta berlangsung dalam beberapa tahun. Gagal ginjal

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

Transkripsi:

EFEKTIVITAS BIAYA DIALISIS DI INDONESIA Hasbullah Thabrany CENTER FOR HEALTH ECONOMICS AND POLICY STUDIES (CHEPS) APRIL 8 TH 2017

Gambar disadur dari http://nephrology.medicine.ufl.edu/ pada 26 Maret 2017, 05:16pm Litbangkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: 2013 Jha et al. Chronic kidney disease: global dimension and perspectives. The Lancet. 2013 *United States Renal Data System (USRDS). USRDS Annual Data Report. 2015 LATAR BELAKANG Gagal Ginjal Kronis (GGK) Di dunia jumlahnya meningkat 50% tiap tahunnya 2 dari 1000 orang menderita di Indonesia Gagal Ginjal Stadium Akhir (GGSA) 1 dari 1000 orang menderita GGSA

Modalitas Terapi Hemodialisis (HD) Dialisis Peritoneal Ambulatori Berkelanjutan (PD) Hanya 60% pasien dapat mengakses dialisis (mostly HD) 5% penderita menggunakan PD *Gambar disadur dari https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/93/hemodialysis-en.svg/400px-hemodialysis-en.svg, pada 26 Maret 2017 pkl. 20.18 **Gambar disadur dari https://www.niddk.nih.gov/-/media/images/kidney/peritonealprocess_350x315.jpg?la=en&hash=f64f11cecc4a2db64269383c0cf7388760375d97, pada 26 Maret pkl. 20.20

TREN PENINGKATAN PASIEN HD TREN PENINGKATAN PASIEN PD Pasien GGK dalam PD < HD Pasien HD tidak terdistribusi merata Terbatasnya ahli dan kurangnya sentra PD* *Indonesian Renal Registry, 2015

*Gambar disadur dari Laporan Tahunan Indonesian Renal Registry, 2015 Peta pasien PD

Dialisis: biaya klaim yang besar dan terus meningkat Menyerap ± 2,6 triliun rupiah pada 2015 Peringkat ke-2 dalam total klaim biaya terbanyak Lesson learned among countries: mayoritas membuktikan PD lebih cost-effective dibanding HD* Diperlukan kajian evaluasi ekonomi modalitas GGSA di Indonesia *Baboolal et.al. The cost of renal dialysis in a UK setting a multicenter study. 2008. Berger A, Edelsberg J, Inglese G, Bhattacharyya S, Oster G. Cost comparison of peritoneal dialysis versus hemodialysis in end-stage renal disease. 2009. Teerawattanon Y, Mugford M, Tangcharoensathien V. Economic Evaluation of Palliative Management versus Peritoneal Dialysis and Hemodialysis for End-Stage Renal Disease: Evidence for Coverage Decisions in Thailand. 2007.

Tujuan Studi Mengidentifikasi komponen biaya perawatan (biaya medis langsung dan tidak langsung) HD dan PD Menghitung biaya yang hilang dari pasien dan pendamping selama terapi HD dan PD Menghitung cost-effectiveness dalam tindakan HD dan PD, dengan incremental cost-effectiveness ratio sebagai hasil akhir

Metodologi Metode Evaluasi ekonomi tindakan dialisis Perspektif Perspektif Sosial Intervensi Dialisis Peritoneal (PD) dan Hemodialisa (HD) Waktu Maret Juli 2016

Komponen Analisis NUMERATOR Biaya Langsung Medis Biaya Medis Tidak Langsung Biaya Tidak Langsung DENOMINAT OR Quality Adjusted Life Years (QALYs) HASIL AKHIR Incremental Cost- Effectiveness Ratio (ICER)

RS PGI Cikni RSUD Tarakan RSUP Hasan Sadikin Sampel HD : 19 ps HD : 13 ps HD : 60 ps PD : 19 ps PD : 0 ps PD : 9 ps TOTAL HD : 92 ps PD : 28 ps

Alur Studi Sekunder - Data rekam medis - Data tagihan pasien Pasien dengan kritera inklusi Primer: Cost tidak langsung pada pasien dan pendamping Markov Modeling ICER

Biaya dihitung dalam Indonesian Rupiah (IDR) Hasil HD Temuan Deskriptif n % n % Jenis Kelamin Laki-laki 54 58.7 Jenis Kelamin Laki-laki 17 60.7 Perempuan 38 41.3 Perempuan 11 39.3 Usia 15 34 thn. 9 9.8 Usia 15 34 thn. 3 11.1 35 54 thn. 39 42.4 35 54 thn. 14 51.9 55 thn. 44 47.8 55 thn. 10 37 Jumlah Pasien Jumlah Pasien RS Cikini 19 67.8 RS Cikini 19 20.7 RS Hasan Sadikin 9 32.1 RS Hasan Sadikin 60 65.2 RS Tarakan - - RS Tarakan 13 14.1 Jarak dari Rumah ke RS Jarak dari Rumah ke RS 6 10 km 11 15 km 16 km 3 5 77 3.5 5.9 90.6 11 15 km 16 km 1 25 3.8 96.2 PD

HD Biaya Medis Langsung (rata-rata per tahun) Tipe Biaya n Minimum Maksimum Rerata Median Standar Deviasi Medikasi (biaya sendiri) 44 60 84.000 5.026,4 1.080 13.445,96 Rawat Inap 10 3.681,12 123.776 27.559,85 20.207,25 36.074,34 Anxilary 13 60 310 125,38 75 86,5 Pemeriksaan Lab 16 203 1.787 468,87 290,31 419 Gawat Darurat 45 17 4.798 1.130,15 541,42 1.296,11 Rawat Jalan 60 13 89.096 12.901,96 10.942,75 14.834,75 Biaya Langsung HD 89 40.600 181.975 87.975,92 76.161 19.133,44 PD Tipe Biaya n Minimum Maksimum Rerata Median Standar Deviasi Medikasi (biaya sendiri) 19 432 36.000 8.542,41 6.768 9.037,09 Rawat Inap 2 11,870,23 18.204 15.037,14 15.037,14 4.478,7 Anxilary 3 95 10.890 3.725 190 6.205,25 Pemeriksaan Lab 1 631,87 631,86 631,87 631,87 Gawat Darurat 3 60 4,910 1.683,33 80 2.794,4 Biaya PD Langsung 28 26.994,3 159,716 93.320,84 106.477,8 26.699,87 Rawat Jalan 23 120 106,316 25.558,965 2.400 34.469,05 Biaya dihitung dalam Indonesian Rupiah (IDR) Biaya per tahun dalam ribu rupiah

HD Biaya Langsung Non-Medis (per tahun) Tipe Biaya N Minimum Maksimum Standar Deviasi Rerata Median Penginapan 1 3.600 3.600 3.600 3.600 Konsumsi 78 520 30.000 4.134 3.801 2.678 Komunikasi 10 5 1.200 390 564 600 Biaya Pendamping 4 6.000 9.600 1.800 8.700 9.600 Biaya Lainnya 2 120 2.314 1.551 1.217 1.217 Transportasi 91 103 24.960 5.647 5.246 2.880 PD Standar Tipe Biaya N Minimum Maksimum Rerata Median Deviasi Penginapan 6 600 9.600 3.126,67 2.360 3.354,03 Konsumsi 2 10 20 15 15 7 Komunikasi 2 6,000 15.000 10.500 10.500 6.363,96 Biaya Pendamping 27 120 19,200 3.032,72 1.800 4.144,14 Biaya dihitung dalam Indonesian Rupiah (IDR) Biaya per tahun dalam ribu rupiah

HD Biaya Tidak Langsung (per tahun) Jenis Biaya N Minimum Maksimum Rerata Median Standar Deviasi Kehilangan Pemasukan dari Pasien 55 886.786 47.441.096 9.164.580 6.881.096 9.217.559 Kehilangan Pemasukan dari Pendamping 24 642.857 19.304.110 5.711.953 4.672.877 4.622.598 PD Jenis Biaya N Minimum Maksimum Rerata Median Standar Deviasi Kehilangan Pemasukan dari Pasien 15 669,589 11,112,329 4,486,389 2,849,315 3,150,552 Kehilangan Pemasukan dari Pendamping 12 560,959 18,947,945 5,168,509 4,108,712 4,875,996 Biaya dihitung dalam Indonesian Rupiah (IDR) Biaya per tahun dalam ribu rupiah

HD Unit Biaya (per tahun) Jenis Biaya N Minimum Maximum Rerata Median Standar Deviasi Biaya Langsung Medis 89 50.829,6 226.311,11 102.929,5 95.888,6 27.206,06 Biaya Langsung Non-Medis 92 103,2 37.680 8.917,656 6.268 7.804,94 Biaya Tidak Langsung 69 886,78 47.441 9.291,87 6.881 8.937,98 PD Jenis Biaya N Minimum Maximum Rerata Median Standar Deviasi Biaya Langsung Medis 28 Biaya Langsung Non- Medis 27 53.238,9 208.484 121.788,45 119.377,8 29.470,5 206,4 28.800 4.506,42 2.400 6.018,49 Biaya Tidak Langsung 21 560,96 25.200,77 6.158 3.729,75 6.022,2 Biaya dihitung dalam Indonesian Rupiah (IDR) Biaya per tahun dalam ribu rupiah

Total Biaya Tipe Dialisis N Rerata Median Standar Deviasi Minimum Maksimum HD 92 115.459,64 112.774,4 33.368,15 11.806,85 235.233 PD 28 130.752,427 124.630,4 31.121,27 64.091,01 214.405,41 Biaya per tahun dalam ribu rupiah Biaya dihitung dalam Indonesian Rupiah (IDR)

Penghitungan ICER PD HD Incremental ICER Biaya 857.778,507 865.331,716 7.553,209 QALY 3,66 3,51 0,15 48.850,332 - Biaya per tahun dalam ribu rupiah - Biaya dihitung dalam Indonesian Rupiah (IDR), dengan total ekstrapolasi selama 5 tahun - Data biaya dan QALYs diperoleh dari studi yang sama

Kesimpulan Biaya total setahun yang dikeluarkan untuk PD lebih besar dibanding untuk HD, namun berbanding terbalik dalam 5 tahun Perbedaan besar terdapat pada biaya total rawat inap dan biaya langsung terapi Dalam 5 tahun, per 1 QALY per orang, PD berpotensi menghemat 48 juta rupiah dibanding HD

Diskusi dan Saran Dibutuhkan pengamatan lebih lanjut Penelitian berikutnya: budget impact analysis, serta parameter lokal untuk sampai pada perubahan kebijakan