BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 16 Juli 2008, telah memberlakukan pengembangan industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia, khususnya perbankan syariah, terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha. Mereka hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan, yaitu: (i) murabahah, (ii) salam dan salam paralel (iii) istishna

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah PT. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai berpindah dan mempercayai Perbankan Syariah. Sesuai dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MACET PADA AKAD MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yaitu untuk mendapatkan laba (profit). Di samping itu, untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu elemen yang vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bank berperan sebagai pihak Intermediasi antara kelompok yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Bank melakukan penanggulangan dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang membutuhkan dana. 1 Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana (surplus) dan masyarakat yang kekurangan dana (defisit). Pada dasarnya, Bank Syariah sebagaimana Bank Konvensional memiliki dua fungsi yaitu menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, hanya saja terdapat perbedaan mendasar yaitu pada prinsip syariah yang digunakan oleh Bank Syariah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, jenis Bank Syariah terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam mempertahankan eksistensinya, Bank Syariah melakukan usaha melalui produk perbankan yang dimilikinya untuk memperoleh pendapatan margin keuntungan, salah satunya melalui penyaluran pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah berfungsi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya. 2 Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah ini memiliki jenis yang bervariasi mulai dari transaksi dalam bentuk bagi hasil, sewa-menyewa, jual-beli, pinjam-meminjam, dan lain sebagainya. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah.(Yogyakarta:Ekonisia.2012), hlm. 118. 2 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta:Prenada Media Group, 2013), h.108.

Setiap dana yang disalurkan/diinvestasikan oleh Bank Syariah selalu mengandung risiko tidak kembalinya dana. Risiko pembiayaan merupakan kemungkinan kerugian yang akan timbul karena dana yang disalurkan tidak dapat kembali. 3 Nasabah Bank Syariah yang mendapat penyaluran pembiayaan wajib mengembalikan pembiayaan tersebut berikut dengan imbalan atau bagi hasil pada jangka waktu yang telah ditentukan di awal perjanjian. Dalam menghadapi risiko pembiayaan berupa pembiayaan bermasalah, Bank Syariah perlu melakukan strategi penyelamatan pembiayaan agar tidak menghambat produktivitas bank dalam memperoleh keuntungan. Karena pembiayaan akan berpengaruh pada profitabilitas bank. Hal ini dapat tercermin pada perolehan laba. Dengan adanya peningkatan laba usaha bank akan menyebabkan kenaikan tingkat profitabilitas bank. 4 Penyelamatan yang dilakukan berupa restrukturisasi, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas pembiayaan agar terhindar dari risiko kerugian. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan salah satu lembaga keuangan yang diharapkan mampu membantu memberdayakan perekonomian mikro seperti UKM (Usaha Kecil Menengah) melalui penyaluran pembiayaan. Dalam perbankan konvensional proses penyaluran dana disebut dengan kredit yang didasari atas tingkat suku bunga, dan bersumber dari bunga itu pula bank memperoleh laba. Dalam perbankan syariah tidak dikenal dengan istilah kredit dan bunga. Bank Syariah memperoleh laba dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (feebase income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada bank syariah terdapat 3 Ibid, h.107. 4 Ibid, h.110.

pelarangan riba, gharar dan masyir oleh karena itu bank syariah melarang bunga. Akad yang digunakan oleh perbankan syari ah dalam memperoleh keuntungan dari dana yang disalurkan adalah termasuk akad berbasis tijariyah yaitu segala macam akad yang menyangkut for profit transaction, akad-akad ini untuk mencari keuntungan. Karena itu penggunaan akad tijariyah bersifat komersil, yang termasuk akad akad tijariyah yang di atas adalah akad akad investasi, jual beli, sewa-menyewa. Berdasarkan data Bank Indonesia dalam melakukan transaksi bisnisnya bank Sayriah dominan menggunakan akad Murabahah (jual-beli) dan ijarah melalui ijarah multijasa. 5 BPRS PNM Mentari Garut sebagai salah satu lembaga keuangan perbankan dengan prinsip syariah menggunakan akad murabahah dan ijarah multijasa sebagai instrumen yang digunakan dalam produk pembiayaan yang bersifat konsumtif. Akad murabahah merupakan prinsip jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli yang secara ideal. Penjual harus memberitahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Pembayaran dapat dilakukan secara berangsur, umumnya pembiayaan ini digunakan sebagai tambahan aset bagi nasabah dalam menjalankan usaha. Akad ijarah dalam konteks perbankan syari ah adalah lease contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan (equipment) kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge). 6 Syafi i Antonio menyatakan dalam bukunya bahwa yang dimaksud dengan ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, 5 www.bi.go.idpadatanggal 10 Januari 2014 pukul 19.00 6 Hendi Suhendi,FiqihMuamalah, Jakarta:RajawaliPres, 2006.hal,114.

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Ijarah berasal dari kata al-ajru yang artinya al-iwadh yang arti dalam bahasa Indonesianya adalah ganti dan upah. 7 Sedangkan akad ijarah yg dipraktikkan dalam produk Ijarah Multijasa BPRS PNM Mentari adalah sebuah kegiatan ketika nasabah mengajukan pembiayaan kepada pihak BPRS untuk pembayaran biaya pendidikan, kesehatan, dan pernikahan. Kemudian pihak BPRS menyerahkan sejumlah uang yang diperlukan oleh nasabah, akad pembiayaan ijarah Multijasa pun berlangsung di tandatangani oleh kedua belah pihak. Data Keuangan BPRS PNM Mentari tahun 2011-2013 menginformasikan bahwa total pembiayaan BPRS PNM Mentari dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, dengan data pembiayaan sebagai berikut: Tabel1.1 Data Pembiayaan BPRS PNM Mentari Garut Tahun 20011-2013 Tahun Mudharabah Pertanian Mudharabah Perdagangan Murabahah Ijarah Multijasa 2011 5.882.800 50.660.628 21.317.971.917 63.508.459 2012 2.582.800 34.166.624 17.601.806.644 32.110.615 2013 1.382.800 29.583.337 22.451.175.930 27.756.490 Total 9.848.400 114.410.589 61.370.954.491 123.375.564 Sumber: Dokumentasi keuangan BPRS PNM Mentari tahun 2011-2013 Berdasarkan data diatas diketahui pembiayaan Mudharabah Pertanian pada periode 2011 sampai 2013 sebesar Rp.9.848.400 dan Mudharabah Perdagangan pada hal,117. 7 M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari teori kepraktek, Jakarta: Gema Insani Pres, 2001,

periode 2011 sampai 2013 sebesar Rp.114.410.589. Kemudian pembiayaan Murabahah dari periode 2011 sampai 2013 sebesar Rp.61.370.954.491, sedangkan pembiayaan Ijarah Multijasa periode 2011 sampai 2013 sebesar Rp.123.375.564. Hal ini dikarenakan pembiayaan Mudharabah Pertanian dan Perdagangan hanya diperuntukan bagi mitra usaha BPRS yang telah berbentuk badan usaha seperti penanaman modal pada BMT (Baitul Mal watamwil) atau KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) karenanya total pembiayaan pada Mudharabah Pertanian dan Perdagangan hanya pada angka 9.848.400 dan 114.410.589, dalam produk ini akadnya adalah Mudharabah di mana BPRS melakukan penyertaan modal terhadap mitra usahanya tersebut. Selanjutnya, pembiayaan Murabahah adalah sebuah bentuk akad pembiayaan yang berbasis jual beli dan diperuntukan bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk hal konsumtif maupun penambahan modal usaha, dan pembiayaan Murabahah ini menjadi produk pembiayaan yang mendominasi kegiatan operasional BPRS dalam menyalurkan dananya pada masyarakat terbukti dengan data di atas bahwa pembiayaan Murabahah sebesar 61.370.954.491 dari total secara keseluruhan. Produk Multijasa merupakan produk pembiayaan berbasis Ijarah yang digunakan BPRS untuk melakukan pembiayaan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dalam produk ini pembiayaan diperuntukan dalam membiayai biaya kesehatan, pendidikan, atau pernikahan. Produk Multijasa menjadi salah satu produk yang dapat dikatakan sangat berisiko kecil dikarenakan objek dari pembiayaan tersebut adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil), salah satu syarat bagi PNS dalam pengajuan pembiayaan Ijarah Multijasa adalah dengan menyerahkan SK (Surat Kerja) sebagai collateral (Jaminan), produk multijasa digunakan PNS diperuntukan untuk pembiayaan sekolah, kesehatan, atau pernikahan. Produk diatas merupakan dengan tingkat resiko pembiayaan bermasalah karena pihak

BPRS sudah dapat secara otomatis melakukan penarikan cicilan melalui gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil) tersebut. Berikut data pembiayaan Ijarah Multijasa di BPRS PNM Mentari periode tahun 2011-2013: Tabel 1.2 Data Pembiayaan Ijarah Multijasa BPRS PNM Mentari Garut Tahun 2011-2013 Tahun Ijarah Multijasa 2011 63.508.459 2012 32.110.615 2013 27.756.490 Total 123.375.564 Sumber: Dokumentasi keuangan BPRS PNM Mentari tahun 2011-2013 70000000 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 Ijarah Multijasa 0 2011 2012 2013 Ijarah Multijasa Sumber: BPRS PNM Mentari Garut (Data Diolah: 2014) Grafik Perkembangan Pembiayaan Ijarah Multijasa BPRS PNM Mentari Garut 2011 2013. Melihat tingkat pembiayaan Ijarah Multijasa mengalami penurunan sehingga berdampak pada pendapatan bank yang mengeluarkan pembiayaan Ijarah Multijasa,

hal tersebut dapat di hitung dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yaitu merupakan rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.rasio profitabilitas ini bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu indikator rasio profitabilitas dengan menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan oprasionalnya. Ini menunjukan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita dapat menilai efesiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh produk multijasa terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh BPRS melalui produk ijarah multijasa dan penulis mengambil judul Pengaruh Jumlah Pembiayaan Ijarah Multijasa Terhadap NPM (Net Profit Margin) dibank Pembiayaan Rakyat Syari ah (BPRS) Permodalan Nasional Madani (PNM) Mentari Garut Tahun 2011-2013. B. Rumusan Masalah Penyebab datangnya risiko pembiayaan salah satunya adalah pembiayaan bermasalah. Penyaluran pembiayaan menurun di PT.BPRS PNM Mentari Garut. Pembiayaan Ijarah Multijasa yang menurun ini setiap tahunnya pembiayaan harus selalu diupayakan penyelamatannya oleh pihak bank. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan Pembiayaan Ijarah Multijasa di BPRS PNM Mentari Garut Periode Tahun 2011-2013? 2. Bagaimana Perkembangan Net Profit Margin (NPM) BPRS PNM Mentari Garut Periode Tahun 2011-2013? 3. Bagaimana pengaruh jumlah pembiayaan Ijarah Multijasa terhadap Net Profit Margin (NPM) di BPRS PNM Mentari Garut Periode Tahun 2011-2013? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perkembangan Pembiayaan Ijarah Multijasa di BPRS PNM Mentari Garut Periode Tahun 2011-2013. 2. Untuk mengetahui Perkembangan Net Profit Margin (NPM) BPRS PNM Mentari Garut Periode Tahun 2011-2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pembiayaan Ijarah Multijasa terhadap Net Profit Margin (NPM) di BPRS PNM Mentari Garut Periode Tahun 2011-2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Sebagai pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan mengenai bagi hasil pada bank yang didapat dibangku kuliah sekaligus memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman pada bidang tersebut. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangsih kepada pimpinan dan pihak manajemen dalam pertimbangan pengambilan strategistrategi dalam menghadapi pembiayaan bermasalah agar bank tetap bisa mempertahankan kondisi keuangannya. a. Sebagai sumber informasi mengenai pelaksanaan produk ijarah multijasa pada BPRS PNM Mentari Garut.

b. Sebagai bahan masukan dalam pengembangan produk ijarah multijasadi BPRS PNM Mentari Garut.