SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penting saat ini pada pendidikan matematika adalah hasil

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kabupaten

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINJAU DARI KAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

PENGARUH TEKNIK PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA SISWA SMP

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP PENCAWAN MEDAN. Arisan Candra Nainggolan

Sujono, Yezinta Dewimaharani. Kata-kata Kunci: open ended, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) TERHADAP PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Kata kunci: Teknik MURDER, Pendekatan Metakognitif, Penalaran Matematis.

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PROGRAM LINIER

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah suatu quasi eksperimen, dengan desain kelompok

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP KELAS VII LANGSA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik melalui Metode Inkuiri Model Alberta

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2012

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEFS SISWA PADA PEMBELAJARAN OPEN-ENDED DAN KONVENSIONAL

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP

Pendekatan Pembelajaran Metacognitive Scaffolding dengan Memanfaatkan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Literasi Matematis Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Ervina Maret Sulistiyaningrum FPMIPA IKIP PGRI Madiun

PENGARUH METODE BERBASIS PROYEK MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI).

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa MTS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

STRATEGI FORMULATE SHARE LISTEN CREATE UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MATHEMATICAL PROBLEM POSING SISWA SMP

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis

Jaya Dwi Putra. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Korespondensi:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA BERDASARKAN KATEGORI PENGETAHUAN AWAL MATEMATIS SMA

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

bahwa kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan berbagai cara. Hal ini terkait erat dengan kemampuan representasi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika DEVID AGUS HARTATO

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMP MUHAMMADIYAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Penggunaan Pendekatan Modifikasi APOS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena peneliti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MTS

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA PGSD DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB III METODE PENELITIAN. dikelompokkan secara acak, didapat apa adanya. Penggunaan desain dilakukan

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Drs. Hartanto, M.Kes Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bengkulu e-mail: hartanto_unib@plasa.com Abstrak Penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan, bagaimana sikap siswa terhadap matematika dalam pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended (POE) dan Pembelajaran Matematika Konvensional (PMK). Penelitian eksperimen dengan kelompok pretes-postes. Subjek populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa SMP di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Sekolah SMP yang termasuk peringkat sedang, dipilih secara acak sebanyak dua sekolah sebagai sampel kemudian masing-masing dipilih dua kelas yang terdiri dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan Pendekatan Open-Ended (POE), dan kelas kontrol diberi perlakuan Pembelajaran Matematika Konvensional (PMK). Kelas eksperimen sebanyak 66 orang dan kelas kontrol sebanyak 67 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan POE secara signifikan memiliki sikap yang lebih positif terhadap matematika dibanding siswa yang mengikuti Pembelajaran Matematika Konvensional (PMK). Faktor pembelajaran dengan faktor kemampuan matematika siswa tidak mengalami interaksi dalam hal sikap siswa terhadap matematika. Kata kunci: Pendekatan Open-Ended, Sikap, Pendekatan konvensional. PENDAHULUAN Hasil evaluasi TIMSS (NCES, 2000) mengungkapkan bahwa skor rata-rata matematika siswa di Indonesia adalah 403 dan Indonesia menduduki peringkat ke-34 dari 38 negara yang menjadi sampel. Berdasarkan hasil evaluasi TIMSS (NCES, 2003) dari 46 negara yang menjadi sampel dikatakan bahwa skor skala rata-rata matematika untuk siswa kelas 8 di Indonesia adalah 411 dan menduduki peringkat ke-34. Sedangkan skor rata-rata kemampuan siswa pada tingkat internasional matematika adalah 467 yang berasal dari 46 negara peserta. Hal ini sejalan dengan Wahyudin (1999) yang menemukan bahwa rata-rata tingkat penguasaan matematika siswa dalam mata pelajaran matematika adalah 19,4% dengan simpangan baku 9,8%. Kualitas guru adalah salah satu penyebab terhadap ketidakmampuan siswa dengan matematika menurut pihak tertentu. Pihak lain berpendapat bahwa kurikulumnya harus dibenahi, selain itu ada yang mengklaim bahwa disain instrumen evaluasi sebagai penyebab kualitas penguasaan matematika siswa yang rendah (Arifin 2005). Kelemahan penguasaan matematika yang rendah kemungkinan disebabkan pada faktor sumberdaya manusia yaitu siswa dan guru atau mahasiswa dan dosen. Hudoyo (1988) menyatakan bahwa jika pengajar tidak menguasai berbagai cara penyampaian, maka ia hanya akan mengejar penyelesaian bahan yang diajarkan tanpa memperhatikan kemampuan dan kesiapan peserta didik. Hal seperti itu dapat menimbulkan kesulitan peserta didik dalam memahami pengajaran matematika sehingga menimbulkan keengganan, bahkan mungkin memunculkan sikap frustrasi dalam diri peserta didik. Menurut Sumarmo (1994) sebagian besar guru matematika menyajikan materi matematika hanya bersifat algoritmis dan kurang menggali kemampuan siswa untuk bernalar. Guru hanya mengarahkan pengembangan daya matematik tingkat rendah. Kemampuan berpikir kreatif dan aplikasi matematik perlu ditingkatkan, sehingga diperlukan guru yang mampu melaksanakan pembelajaran terstruktur. Pembelajaran yang dipandang cocok untuk membuat siswa memiliki kemampuan matematika tertentu. Salah satu pembelajaran yang sesuai untuk tugas ini adalah pembelajaran open-ended. M-387

Hartanto/Sikap Siswa Terhadap Pertimbangan mengapa memilih pebelajaran open-ended karena open-ended hampir sama dengan pemecahan masalah hanya sedikit kelebihannya open-ended yaitu cara penyelesaiannya maupun jawabannya tidak tunggal. Sedangkan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu unsur dari daya matematika tingkat tinggi (Sumarmo, 2007), untuk selanjutnya berpikir kreatif dan kemampuan aplikatif sudah termasuk dalam daya matematika tingkat tinggi. Oleh karena itu pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended ada kaitannya dengan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan aplikatif. Agar guru dapat mewujudkan peran pemecahan masalah dalam kurikulum mereka harus dapat membedakan antar berbagai jenis masalah dan peranannya. Guru melengkapi pengetahuan dan pemahaman, untuk dapat memilih atau bahkan membuat bentuk-bentuk aktivitas berpikir dalam pelajaran matematika. Berdasarkan literatur yang sistematis mengenai pemecahan masalah dan penggunaan masalah dalam penelitian oleh Foong (1990), pada skema klasifikasi untuk jenis masalah berbeda yang sedang didorong untuk menuju abad 21. Dalam skema ini, pada dasarnya kebanyakan masalah dapat secara luas diklasifikasikan sebagai terbuka atau tertutup dalam struktur. Masalah dalam skema klasifikasi ini memiliki peranan yang berbeda dalam instruksi matematika seperti pengajaran untuk pemecahan masalah atau mengajarkan melalui pemecahan masalah. Pertimbangan lain, sejalan dengan himbauan kurikulum 2004 dan Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) yang mengemukakan bahwa diharapkan dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika di mulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi, dan mengajukan masalah-masalah yang terbuka siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika. Rumusan Masalah Penelitian dilakukan untuk mencari jawaban tentang permasalahan sebagai berikut: a. Apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap matematika antara siswa yang pembelajarannya menggunakan POE dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan PMK ditinjau dari (1) keseluruhan siswa, (2) kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)? b. Apakah ada interaksi antara faktor pembelajaran dengan kemampuan siswa dalam hal sikap positif siswa terhadap matematika? Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretespostes (Ruseffendi, 1998). Subjek penelitian terdiri atas kelompok eksperimen (2 kelas, 66 orang) dan kelompok kontrol (2 kelas, 67 orang). Pendekatan pembelajarannya berupa pendekatan openended (POE) dan pendekatan pembelajaran matematika konvensional (PMK). Perbedaan sikap terhadap matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan open-ended diungkapkan melalui desain penelitian sebagai berikut : A O X O A O O Keterangan : A : Sampel yang dipilih secara acak; O : Tes (pretes dan postes); X : Pembelajaran dengan pendekatan open-ended. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah yang terpilih secara acak adalah SMP Negeri 01 Lendah dan SMP Negeri 02 Pengasih sebagai sampel penelitian. Pengolahan data diawali dengan menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis antara lain uji normalitas dan homogenitas baik secara menyeluruh maupun bagian-bagiannya. Kemudian dilanjutkan uji statistik yang relevan dengan permasalahannya dengan menggunakan program SPSS 13. Uji statistik yang digunakan antara lain: Uji t atau uji Mann-Whitney, dan Uji Anova dua jalur. Definisi operasional yang digunakan pada penelitian adalah: 1. Sikap siswa terhadap matematika adalah kecenderungan seseorang untuk merespon positif atau negatif tentang objek matematika. 2. Pendekatan Open-Ended (POE) adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang memuat karakteristik : menggunakan pemecahan masalah, banyaknya jawaban yang benar M-388

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 lebih dari 1, dipecahkan dalam cara berbeda dan level berbeda, memberi siswa ruang untuk pembuatan keputusan sendiri dan cara berpikir matematik alami, mengembangkan ketrampilan menalar dan komunikasi dan membuka kreatifitas dan imajinasi siswa ketika berhubungan dengan konteks kehidupan nyata. 3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru seperti yang dilaksanakan sehari-hari. Pembelajaran ini menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pendekatan mengajarnya bersifat struktural, dimulai dari menjelaskan konsep, prinsip, dan lambang (notasi) kemudian dilanjutkan pemberian contoh soal dan jawabannya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data sikap siswa terhadap matematika pada kelompok eksperimen (SMA) dan kelompok kontrol (SMB) mempunyai varians yang homogen namun distribusi kelompok data SMA tidak normal, sedangkan kelompok data SMB berdistribusi normal, maka untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata kedua kelompok data itu dihitung dengan uji Mann-Whitney. Rangkuman hasil perhitungan Mann-Whitney diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1 Rangkuman Uji Mann-Whitney Kelompok Data SMA dan SMB Sikap terhadap Matematika Pendekatan Perbedaan Pembelajaran U p H Rata-rata o SMA; SMB 30,7576 > 30,3134 1698,00 0,018 Tolak H 0 : Tidak terdapat perbedaan sikap terhadap matematika antar pembelajaran yang digunakan Tabel 1 menunjukkan nilai U sebesar 1698,00 dan p = 0,018. Nilai p ini lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok data sikap terhadap matematika, SMA dengan SMB ditolak. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok data SMA dengan SMB. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan pendekatan matematika open-ended (POE) memiliki sikap terhadap matematika yang lebih baik dari siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan matematika konvensional (PMK). Nilai F untuk interaksi faktor pembelajaran dan kemampuan matematika siswa sebesar 0,515 dengan nilai signifikansi sebesar 0,599 seperti ditunjukkan pada Tabel 5. Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak ada interaksi antara faktor pembelajaran (POE dan PMK) dengan faktor kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) diterima. Tabel 2 Rangkuman uji ANOVA Dua Jalur Interaksi Sikap terhadap Matematika Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Faktor Kemampuan Matematika Siswa Dependent Variable: SkpPemMM Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 71,599 a 5 14,320 8,210,000 Intercept 99492,159 1 99492,159 57045,401,000 Pembelajaran 10,386 1 10,386 5,955,016 KempSis 56,408 2 28,204 16,171,000 Pembelajaran * KempSis 1,796 2,898,515,599 Err or 221,499 127 1,744 Total 125454,000 133 Corrected Total 293,098 132 a. R Squared =,244 (Adjusted R Squared =,215) Kesimpulan yang dapat diungkap dari Tabel 2 adalah: a. Hasil perhitungan nilai F untuk interaksi pembelajaran dan kemampuan matematika siswa sebesar 0,515 dan p = 0,599. Nilai p ini lebih besar dari taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak ada interaksi antara faktor pembelajaran (POE dan PMK) dengan faktor kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) diterima. Ini berarti bahwa rata-rata sikap siswa terhadap matematika siswa dengan M-389

Hartanto/Sikap Siswa Terhadap kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah yang diajar melalui pembelajaran dengan POE tidak berbeda secara signifikan dengan yang diajar melalui pembelajaran dengan pendekatan PMK. b. Hasil perhitungan nilai F untuk faktor kemampuan matematika siswa sebesar 16,171 dan p = 0,000. Nilai p ini lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan sikap siswa terhadap matematika yang signifikan antar kelompok siswa dengan tingkat kemampuan matematika yang berbeda ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaan sikap siswa terhadap matematika yang signifikan antara siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Hasil perhitungan nilai F untuk faktor pembelajaran sebesar 5,955 dan p = 0,016. Nilai p ini lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan sikap siswa terhadap matematika yang signifikan berdasarkan faktor pembelajaran ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaan sikap siswa terhadap matematika yang signifikan antar siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran berbeda. Estimated Marginal Means of SkpPem 32 Estimated Marginal Means 31 30 29 Gambar 1 Interaksi Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Matematika Siswa terhadap Sikap Siswa pada Matematika Gambar 1 menunjukkan bahwa pembelajaran berdasarkan POE sesuai untuk semua tingkat kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) dan siswa dengan kemampuan matematika tinggi memperoleh manfaat terbesar dalam pembelajaran berdasarkan pendekatan POE jika dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan matematika sedang dan rendah. Hal ini dapat juga ditunjukkan melalui selisih rata-rata skor sikap siswa terhadap matematika antara siswa yang diajar melalui PMR dan PMB berturut-turut siswa berkemampuan rendah (0,6190), sedang (0,3274), dan tinggi (0,9371). Pendekatan pembelajaran yang lebih baik dalam meningkatkan sikap siswa terhadap matematika berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa dapat diketahui melalui uji statistik dengan menggunakan uji t atau uji Mann-Whitney. Hasil perhitungan dirangkum pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji t atau Uji Mann-Whitney Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Sikap Siswa Terhadap Matematika Tingkat Kemampuan Siswa Sikap terhadap Matematika Pendekatan Perbedaan Pembelajaran t atau U p H o Rata-rata Tinggi SMA; SMB 32,0909 > 31,1538 49,500 0,207 Terima Sedang SMA; SMB 31,0244 > 30,6970 547,500 0,144 Terima Rendah SMA; SMB 30,0000 > 29,3810 1,504 0,142 Terima H 0 : Tidak terdapat perbedaan sikap terhadap matematika antara pembelajaran yang digunakan, berdasarkan kemampuan matematika siswa Tabel 3 di atas dapat memperlihatkan bahwa hasil perhitungan nilai U untuk kelompok kemampuan matematika siswa tinggi dan sedang berturut-turut sebesar 49,500 dan 547,500 dengan M-390

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 nilai p masing-masing sebesar 0,207 dan 0,144. Nilai p ini lebih besar dari taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesi nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan sikap siswa terhadap matematika antar pembelajaran yang digunakan berdasarkan kemampuan matematika siswa diterima. Pendekatan matematika open-ended (POE) sama dengan pendekatan matematika konvensional (PMK) dalam meningkatkan sikap siswa terhadap matematika pada tingkat kemampuan matematika siswa tinggi dan sedang. Siswa dengan kemampuan matematika rendah diperoleh nilai t sebesar 1,504 dengan nilai p sebesar 0,142. Nilai p ini lebih besar dari taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesi nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan sikap siswa terhadap matematika antar pembelajaran yang digunakan berdasarkan kemampuan matematika siswa diterima. Siswa berkemampuan matematika rendah yang diajar berdasarkan pendekatan matematika open-ended (POE) memiliki sikap positif terhadap matematika yang tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa berkemampuan matematika yang sama tetapi diajar berdasarkan pendekatan matematika konvensional (PMK). Sikap siswa terhadap matematika berupa sikap yang memuat sembilan komponen yaitu : (a) kepercayaan diri dalam belajar matematika, (b) kecemasan dalam belajar matematika, (c) kegunaan matematika, (d) sikap terhadap keberhasilan, (e) dorongan untuk berhasil dalam matematika, (f) persepsi terhadap sikap dan dorongan guru matematika, (g) persepsi terhadap sikap dan dorongan ibu, (i) dorongan terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sikap siswa terhadap matematika cukup positif. Komponen sikap terhadap keberhasilan (d) mempunyai rata-rata skor tertinggi baik untuk POE (3,67) maupun untuk PMK (3,45), Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap lebih positif dan menghargai terhadap keberhasilan dalam kehidupan sehari-hari. Rata-rata skor terendah pada komponen kecemasan dalam belajar matematika (B) untuk POE (3,15) dan PMK (3,25), serta komponen dorongan untuk berhasil dalam matematika (E) untuk PMK (3,25). Siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended (POE) mempunyai sikap terhadap matematika lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional (PMK). Hal ini terlihat dari perbedaan rata-rata skor sikap siswa yang pembelajarannya berdasarkan pendekatan open-ended, POE sebesar 30,7576 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran berdasarkan pendekatan konvensional, PMK sebesar 30,3134. Sikap siswa yang ditinjau berdasarkan pada kelompok tinggi, sedang dan rendah memiliki perbedaan perolehan skor yang relatif sama antara siswa yang pembelajarannya berdasarkan pendekatan matematika open-ended dengan siswa yang pembelajarannya berdasarkan pendekatan matematika konvensional. Perolehan terbesar pada kelompok matematika tinggi yakni 32,09 dan 31,15; kelompok sedang sebesar 31,02 dan 30,69; kemudian kelompok rendah sebesar 30,00 dan 29,38. Temuan ini mengambarkan bahwa dengan menerapkan pendekatan matematika open-ended dalam proses pembelajaran matematika bagi siswa sekolah menengah pertama berpeluang dapat mengupayakan sikap yang baik terhadap matematika. Peninjauan terhadap aspek sikap terhadap matematika diketahui bahwa siswa memiliki 7 aspek sikap baik terhadap matematika melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended dibanding 2 aspek untuk pembelajaran konvensional. Aspek sikap positif terhadap matematika yang lebih baik dimaksud adalah (C) kegunaan matematika, (D) sikap terhadap keberhasilan, (E) dorongan untuk berhasil dalam matematika, (F) persepsi terhadap sikap guru, (G) persepsi terhadap dorongan guru matematika, (H) persepsi terhadap sikap dan dorongan ibu, (I) dorongan terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan. Penelitian mengungkapkan bahwa tidak terjadi interaksi antara faktor pembelajaran dengan faktor kemampuan matematika siswa terhadap sikap siswa terhadap matematika. Siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended (POE) mempunyai sikap terhadap matematika lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional (PMK). Temuan ini mengisyaratkan tentang pentingnya pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended di sekolah menengah pertama. Faktor kemampuan siswa yang ditinjau menunjukkan bahwa pembelajaran matematika open-ended dapat mengupayakan sikap siswa terhadap matematika yang berbeda. Kemampuan M-391

Hartanto/Sikap Siswa Terhadap matematika awal siswa yang semakin baik akan memungkinkan keberhasilan penerapan pendekatan open-ended dalam mengupayakan sikap positif siswa terhadap matematika. Upaya penyiapan kemampuan awal siswa dalam belajar matematika dengan pendekatan open-ended (POE) perlu dilakukan agar siswa memiliki sikap yang lebih baik terhadap matematika itu sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended mempunyai sikap terhadap matematika lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika konvensional. b. Siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended mempunyai sikap terhadap matematika tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional. c. Interaksi tidak terjadi antara faktor pembelajaran dengan faktor kemampuan matematika siswa dalam hal sikap terhadap matematika. 2. Saran a. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan openended dapat menumbuhkan sikap positif terhadap matematika. b. Bahan ajar yang lebih menarik perlu dirancang berdasarkan permasalahan terbuka yang merupakan syarat awal yang harus dipenuhi sebagai pembuka belajar maupun rangsangan awal dalam proses pembelajaranyang dilaksanakan untuk menunjang keberhasilan implementasi pendekatan POE. c. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada siswa SMP. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendekatan open-ended terhadap sikap positif siswa terhadap matematika bagi siswa pada tingkat yang lain. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. (2005). Refleksi Sebagai Salah Satu Tahapan Berpikir Siswa Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Disampaikan dalam Presentasi Isu dan Kajian Pendidikan Matematika Mahasiswa S-3 Pendidikan Matematika PPS Universitas Pendidikan Indonesia. Hudoyo, H. (1998). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. National Center for Education Statistics (NCES) (2000). TIMSS Result. Trend in International Mathematics and Science Study. [tersedia]. http://www.nees.ed.gov/timss/result.asp. (27 Maret 2003). National Center for Education Statistics (NCES) (2003). International Student Achievement in Mathematics. [tersedia]. http://timss.bc.edu/pdf/t03_m_chap 1.pdf. (10 Agustus 2007). Ruseffendi, E.T. (1998). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta lainnya. Bagi para Peneliti, Penulis Skripsi, Penulis Tesis, Penulis Disertasi, Dosen Metode Penelitian, dan Mahasiswa. Semarang : IKIP Semarang Press. Sumarmo, U. (1994). Suatu alternatif pengajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada guru dan siswa SMP. Laporan penelitian. Lemlit IKIP Bandung. Tidak diterbitkan Sumarmo, U. (2007). Daya dan Disposisi Matematika : Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Mahasiswa Calon Guru. Makalah untuk kuliah S2 Pendidikan Matematika. SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Wahyudin (1999). Kemampuan guru matematika, calon guru matematika, dan siswa dalam mata pelajaran matematika. Disertasi. UPI Bandung : Tidak diterbitkan. Yee, F.P. (2000). Using Short Open-Ended Mathematics Questions to Promote Thinking and Understanding. Tersedian : www.math.unipa.it/~grim/si Foong.PDF M-392