BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO (2007) peningkatan populasi penuaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkembangan fisik- motoriknya (Endah, 2008). mengalami kesulitan pada pengaturan keseimbangan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. menurun. World Health Organization (WHO) menggolongkan lansia

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, Bab 1 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Untuk mendapatkan kekuatan fisik serta kesehatan tubuh selain

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tubuh memang memerlukan keseimbangan dalam kehidupan. Selain. keseimbangan fisik manusia juga memerlukan keseimbangan jiwa.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Pergerakan yang dilakukan baik secara volunter maupun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar tubuh. Proses menua terjadi secara terus menerus secara

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, dan interaksi dengan lingkungan sehingga mengakibatkan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak dengan terjadinya peningkatan jumlah anak yang. mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai lanjut usia (lansia). Lanjut usia (lansia) merupakan kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang biasanya ditandai dengan penurunan kemampuan fungsi, baik fisik maupun psikis sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Pada lansia resiko jatuh sering sekali terjadi, dikarenakan pada lansia terjadi penurunan gangguan keseimbangan, karena adanya fisiologis yang berubah pada lansia akibat degenerasi dan diantaranya merupakan komponen keseimbangan utama tubuh, seperti visual, ambang rangsang vestibular, kekuatan otot, lingkup gerak sendi, sensomotorik. komponen tersebut berperan penting dalam menjaga kontrol postural pada tubuh. Kontrol postural berfungsi menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh saat berdiri, berjalan maupun beraktivitas. Di Indonesia sendiri jumlah lansia pada tahun 2010 sekitar 24 juta jiwa atau 9,77% dari seluruh jumlah penduduk. Tahun 2020 diperkirakan lansia meningkat menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34% dari total jumlah penduduk, yang di ungkapkan oleh Kepala Pusat Intelegensia Kemenkes (Sutriyanto, 2012).Insiden jatuh di indonesia tercatat dari 115 penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitas 43,47% mengalami jatuh. Kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizziness. Serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda penglihatan yang karena cahaya kurang terang dan lain-lain (Darmojo,2009). 1

2 Penggolongan lansia menurut World Health Organitation (WHO) meliputi : middle age (45 49 tahun), elderly (60-74 tahun), old (75-79 tahun), very old ( diatas 90 tahun). Menurut JAGS (2010) peningkatan jatuh dan penyertaan berbanding lurus dengan pertambahan usia. Gejala jatuh sering terjadi pada lansia hal ini dibuktikan oleh penelitian Exton-Smith pada tahun 1977 menyatakan insiden jatuh terjadi pada 963 orang dengan usia diatas 65 tahun, wanita memiliki resiko jatuh meningkat 30% pada grup usia 65-69 tahun sedangkan 85 meningkat menjadi 50%. Sedangkan pria resiko jatuh meningkat 13% pada usia 65-69 tahun dan kembali meningkat hingga 30% pada usia 80 tahun keatas. Pada lanjut usia berbagai macam permasalahan yang akan terjadi salah satunya adalah keseimbangan. Lansia akan mengalami penurunan dan perubahan fungsional otot yaitu terjadinya penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastis dan fleksibilitas otot, penurunan fungsi propioceptif serta kecepatan, gangguan sistem vestibular, visual dan waktu reaksi, hilangnya kemampuan jaringan untuk memperaiki diri atau mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi atas dasar dukungan, biasanya ketika dalam posisi tegak. Keseimbangan terbagi menjadi dua yaitu statis dan dinamis (Abrahamova dan Hlavacka, 2008). Keseimbangan membutuhkan interaksi yang kompleks dari sistem sensoris dan muskuloskeletal. Keseimbangan yang diperlukan seseorang untuk mempertahankan posisi tertentu adalah keseimbangan statis, sedangkan kemampuan tubuh menjaga keseimbangan saat melakukan gerakan atau aktifitas fungsional merupakan keseimbangan dinamis (Irfan, 2010). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan disetiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang

3 tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas efektif dan efisien. Gangguan keseimbangan dan gaya berjalan serta lemahnya otot ekstremitas bawah menyebabkan jatuh pada lansia (Shobha, 2005). keseimbangan dibandingkan kelompok kontrol dimana perbedaan rata-rata keseimbangan sangat bermakna (Maryam, et al, 2010). Latihan yang dapat meningkatkan keseimbangan pada lansia yaitu tandem walk exercise, swiss ball, senam lansia, four square step exercise. Fisioterapi harus dapat memberikan latihanlatihan yang bisa meningkatkan keseimbangan pada lansia karena fisioterapi mempunyai lingkup pelayanan kesehatan untuk meningkatkan gerak dan fungsi yang dapat dicapai melalui pelatihan fungsi. Sesuai dengan Permenkes No. 80 (2013) Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik elektroterapeutik dan mekanik), pelatihan fungsi dan komunikasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan four square step exercise, tandem walk exercise dan senam lansia. Senam lansia termasuk senam aerobic low impact dengan intensitas ringan sampai sedang, serta bersifat menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh (Handayani, 2013). Senam lansia merupakan serangkaian gerak nada yang teratur, terarah dan terencana dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap aktifitas fisik pada lansia. Manfaat gerakan-gerakan dalam senam lansia dapat meningkatkan kebugaran kardio-respirasi, kekuatan dan ketahanan otot, kelenturan dan komposisi tubuh seimbang.

4 Four square step exercise adalah berupa latihan untuk meningkatkan vestibular dan kontrol keseimbangan pada tubuh agar bisa beradaptasi dengan lingkungan. latihan ini dimulai berupa lantai empat persegi 90 derajat sudut satu sama lain seperti tanda plus, yang diberi tanda, dengan gerakan bervariasi dalam berbagai arah. kemudian pasien melangkah dengan kemampuannya dalam waktu yang ditetapkan. Tandem walk exercise atau Latihan jalan tandem merupakan latihan keseimbangan pada posisi tubuh dinamik, dimana kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada posisi bergerak, dengan cara berdiri lurus dan pandangan kedepan kemudian berjalan pada satu garis lurus dengan posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang lainnya atau kaki kanan berada didepan kaki kiri dan saat melangkah berikutnya kaki kiri berada didepan kaki kanan begitu seterusnya sampai titik yang ditentukan. Prinsip dari Tandem walk exercise ialah meningkatkan fungsi dari pengontrol keseimbangan tubuh, yaitu system informasi sensorik, central processing, dan effektor untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Tanpa adanya keseimbangan yang baik pada postur tubuh akan mempengaruhi stabilisasi ketika bergerak. Tandem walk exercise merupakan salah satu metode untuk menumbuhkan kebiasaan dalam mengontrol postur tubuh dalam langkah-langkah yang dilakukan dengan bantuan kognisi dan koordinasi otot trunk, lumbal spine, pelvic, hip, otot-otot perut hingga ankle. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat topik diatas dan menjadikannya dalam bentuk skripsi dengan judul Penambahan efektifitas antara Tandem Walk Exercise dengan Four Square Step Exercise pada Senam Lansia untuk meningkatkan keseimbangan lansia usia 60-74 tahun.

5 B. Identifikasi Masalah Menurut (O sullivan dalam Irfan) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempartahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu, menurut (Ann Thomson dalam Irfan) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi keseimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang nominal (Irfan,2010). Setiap manusia membutuhkan keseimbangan yang baik, terutama pada usia lanjut (lansia) karena lansia akan mengalami perubahan fisik dan kognitif serta penurunan keseimbangan. Menurunnya fungsi keseimbangan ini dapat mempengaruhi struktur dan fungsi normalnya, sehingga rentan terjadi jatuh. Tetapi dengan pencegahan bisa mengontrol efek dari penururnan sistem fungsional. Adanya penurunan elastisitas, kekuatan pada sisteem muskuloskeletal khususnya ekstremitas bawah. Penurunan kemampuan fisik dan fungsional tubuh untuk beradaptasi, hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah protein dan serabut otot, sehingga ukuran otot, kekuatan otot dan elastisitas pada otot akan menurun, salah satunya dengan penurunan aktivitas fungsional dasar maka akan berpengaruh pada kelemahan pengontrol keseimbangan seperti penurunan kekuatan otot perubahan postur, kadar lemak yang menumpuk pada daerah tertentu. Beberapa komponan pada keseimbangan yaitu sistem informasi sensoris visual yang memegang peran penting dalam sistem sensoris, sistem vestibular yaitu sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan. Somatosensoris terdiri daritaktil atau proprioceptif, serta persepsi kognitif, adaptive sistem yang merupakan kemampuan adaptasi akan memodifikasi masukan sensoris dan keluaran motorik saat terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

6 Lingkup gerak sendi (Range of motion) adalah kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan yang memerlukan keseimbangan tinggi. Jika hal tersebut terjadi maka kontrol keseimbangan yang kurang baik untuk lansia sehingga dapat meningkatkan resiko jatuh. diperlukan latihan yang terarah, terukur dan terpadu untuk meningkatkan keseimbangan tersebut. Pemeriksaan akan dilakukan dengan metode latihan keseimbangan yaitu four square step exercise dan Tandem walk exercise juga senam lansia. hal ini penting untuk menentukan jenis intervensi yang akan diberikan agar hasil yang diharapkan dapat maksimal. C. Rumusan Masalah 1. Apakah penambahan tandem walk exercise pada senam lansia efektif untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia usia 60-74 tahun? 2. Apakah penambahan four square step exercise pada senam lansia efektif untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia usia 60-74 tahun? 3. Apakah ada penambahan efektifitas antara tandem walk exercise dengan four square step exercise pada senam lansia untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia usia 60-70 tahun? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan penambahan efektifitas antara tandem walk exercise dengan four square step exercise pada senam lansia untuk peningkatan keseimbangan lansia usia 60-74 tahun.

7 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui penambahan efektifitas tandem walk exercise terhadap peningkatan keseimbangan lansia usia 60-74 tahun. b. Untuk mengetahui penambahan efektifitas four square step exercise terhadap peningkatan keseimbangan lansia usia 60-74 tahun. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Agar fisioterapi dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki khususnya fisioterapi yang bergerak dibidang pelayanan memberikan latihan dalam upaya meningkatkan keseimbangan pada lansia b. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang meningkatkan keseimbangan pada lansia c. Sebagai referensi penelitian lebih lanjut kepada mahasiswa yang akan mengembangkan penelitian tentang meningkatkan keseimbangan pada lansia 2. Manfaat Praktis a. Sebagai metode latihan untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia usia 60-74 tahun b. Sebagai alternatif latihan untuk meingkatkan keseimbangan lansia usia 60-74 tahun