PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI GUIDED DISCOVERY

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 17 September 2016

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol 6, No.2 pp , May 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

E-journal Prodi Edisi 1

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGEMBANGAN PERMAINAN CATCH THE ERLENMEYER BERBASIS ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI TATANAMA SENYAWA KELAS X SMA

Keefektifan Lembar Kegiatan Siswa Materi Pemisahan Campuran untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Kelas VII SMP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No. 2, pp , May 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No. 1, pp , January 2016

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PENGEMBANGAN PERMAINAN KUARTET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN BEBAN KOGNITIF PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMK

PERMAINAN KIMIA KOTAK KATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

UNESA Journal of Chemical Education Vol.4, No.2, pp , May 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 02, Mei 2015, ISSN:

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

SAMPAH. , Winarsih 2 ) dan Martini 3) Abstrak. Abstract. and the positive UAN PENDAHULU. aktif. mengajar. yang. yang diperoleh

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

Kelayakan Teoritis LKS Berbasis Guided Discovery Berdasarkan Hasil Telaah dan Validasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Mayangku Serungke S.

PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN KARTU QUARCHEM UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA SMP/MTS Berbasis Contextual Teaching And Learning (Studi pada Materi Pokok Asam, Basa, dan Garam)

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII

PENGEMBANGAN MEDIA CHEMIC (CHEMISTRY COMIC) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA UNTUK SISWA KELAS X SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp. 8-15, January 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF REDOXRECTRY PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI KELAS X SMA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 1, pp January 2016

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

KELAYAKAN PERMAINAN CUTHATAN KIMIA SEBAGAI MEDIA CHEMOEDUTAINMENT PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 55 61

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERORIENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PENGUKURAN

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI

Oleh : Indri Frastiyanti dan Sukardiyono ABSTRAK ABSTRACT

KELAYAKAN PERMAINAN UNO CARD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI GUIDED DISCOVERY UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT DI KELAS X SMA DEVELOPMENT WORKSHEET OF ORIENTED GUIDED DISCOVERY TO TRAIN SCIENCE PROCESS SKILLS STUDENT ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SOLUTION FOR SENIOR HIGH SCHOLL GRADE X Leni Puspitasari, Rusly Hidayah Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761 Email: lenipuspita555@yahoo.co.id Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berorientasi guided discovery untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa yang layak ditinjau dari kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan. Jenis penelitian adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar telaah, lembar validasi, lembar aktivitas siswa, soal pretest dan posttest, serta lembar angket respon siswa. Sumber data berasal dari dosen kimia, guru kimia, serta 12 siswa kelas X SMA dan data dianalisis secara deskriptif dan kuatitatif. Kevalidan diperoleh dari hasil persentase validasi LKS yang dikembangkan pada kriteria isi memperoleh persentase sebesar 87,22%, sedangkan pada kriteria konstruk mendapatkan persentase sebesar 87,5%. Kepraktisan diperoleh dari hasil aktivitas siswa dan respon siswa. Hasil persentase aktivitas siswa dalam melakukan ujicoba LKS yang dikembangkan secara keseluruhan mendapatkan persentase 100%. Sedangkan respon siswa memperoleh persentase sebesar 93,11%. Hasil persentase keefektifan yang diperoleh hasil belajar dan hasil belajar komponen keterampilan proses. Hasil belajar keduanya secara keseluruhan mengalami rata-rata peningkatan sebesar 0,62 dan 0,4 yang dapat dikaterorikan dalam kategori sedang. Dengan demikian, LKS yang dikembangkan dikategorikan layak. Kata kunci: guided discovery, keterampilan proses sains, larutan elektrolit dan non elektrolit Abstract. The aim of this research to develop the feasibility worksheet of oriented guided discovery in terms of validity, practically, and efectiveness. The type of research is a research and development (R&D). The instrument which used consists of analysis sheet, validation sheet, student activity sheet, pretest and posttest, student response questionnaire sheet. Source of data were obtained by chemistry lecturer, chemistry teacher, as well as 12 students grade X Senior High School and data was done descriptively and quantitative. The validity of the results obtained from the percentage of validation worksheets in content criteria show by percentage is 87,22% and construct criteria is 87,5. Practicality obtained from student activity and student response questionnaire sheet.overall results of student activity reaches 100%. Then results of student responses show by percentage is 75% -100% The results of the percentage of effectiveness obtained student learning outcomes consist of multiple choice questions of 34% ngain in the high category, 50% had the acquisition of ngain medium, and 16% of n-gain low. Result of learning component process skills showed 25% gain n-gain high category, 25% had the acquisition of n-gain medium and 50% of n-gain low. Therefore, the worksheet that developed categorized as feasible. Keywords: Guided discovery, science process skills, electrolyte and nonelectrolyte solution. B - 273

PENDAHULUAN Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dipakai saat ini. Tujuan Kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 70 tahun 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia [4]. Sehingga dari tujuan ini bisa dilihat bahwa kurikulum 2013 sangat sesuai dengan situasi dan kondisi maupun arah pendidikan saat ini. Khususnya pelajaran kimia yang di dalamnya memiliki karakteristik terdapat konsep-konsep, fenomena, fakta-fakta, dan eksperimen yang digunakan untuk membuktikan konsep tersebut. Salah satu cara mewujudkan kurikulum 2013 yaitu dengan memberikan strategi pembelajaran. Dalam memberikan strategi pembelajaran guru harus menyesuaikannya dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi kimia yang akan diajarkan. Berdasarkan karakteristiknya materi kimia tergolong cukup sulit. Hal ini dapat didukung dengan belum tercapainya nilai ketuntasan hasil belajar siswa di SMAN 17 Surabaya pada pelajaran kimia karena sifat ilmu kimia yang abstrak, konsep yang dipelajari sangat banyak, dan dalam pembelajaran kimia di sekolah umumnya siswa hanya menghafalkan konsep materi saja. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMAN 17 Surabaya metode atau strategi yang digunakan dalam pembelajaran kimia adalah ceramah atau yang biasa disebut teacher center learning. Sedangkan model pembelajaran yang sering digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif, hal ini dikarenakan jika proses pembelajaran tidak berpusat pada guru siswa akan lebih sulit menerima dan memahami materi yang disampaikan Berdasarkan hal tersebut didukung dengan hasil wawancara bahwa dapat disimpulkan guru belum pernah menggunakan strategi guided discovery dalam mengajar materi kimia berbasis eksperimen maupun non eksperimen. Discovery menurut [3] merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka. Dalam mewujudkan tujuan Kurikulum 2013. Banyak upaya-upaya yang telah dilakukan sama seperti halnya dengan mengunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi kimia. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemampuan siswa. Juga dilakukan peningkatan dan pengembangan sumber belajar seperti yang tertulis dalam [10] tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pembelajaran adalah proses interaksi antar Peserta Didik, antara Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Bagian dari sumber belajar memiliki bermacam-macam bentuk dan fungsinya. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah LKS [5]. Lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Berdasarkan angket yang B - 274

disebar di SMA Negeri 17 Surabaya di kelas X, sebanyak 76%, siswa menyatakan bahwa dalam pembelajaran sering menggunakan LKS dan 84% menyatakan bahwa LKS sangat membantu dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa LKS sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar karena LKS dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dan akan lebih efektif dan efisien jika seorang guru dapat mengembangkan sendiri LKS sehingga dapat sesuai dengan perkembangan, kemampuan serta kondisi siswa dalam pembelajaran. Apabila dilihat dari rendahnya pemahaman siswa terhadap materi elektrolit dan non elektrolit maka pembelajaran diarahkan pada keterampilan proses yaitu mengunakan lembar kerja siswa eksperimen. Pada umumnya kegiatan eksperimen bertujuan untuk membuktikan kebenaran konsep dan memberikan keterampilan dasar yang diperlukan bagi siswa [6]. Melalui kegiatan eksperimen siswa akan lebih memahami ilmu yang diperolehnya serta yang lebih penting yaitu dapat mengembangkan keterampilan proses sains yang dimilikinya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Guided Discovery untuk Melatihkan Keterampilan Proses pada Materi Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X SMA. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan, studi pengembangan dan evalusi, yang dibatasi sampai dengan tahapan pengembangan yaitu pada kesimpulan. Sasaran penelitian adalah LKS berorientasi guided discovery yang dikembangkan. Sumber data diperoleh dari dosen kimia, guru kimia dan 12 siswa kelas X SMA Negeri 17 Surabaya. Penelitian hanya dilakukan pada tahap pengembangan yaitu pada kesimpulan. Instrumen penelitian terdiri atas lembar telaah, lembar validasi, lembar pengamatan, lembar tes keterampilan proses sains dan angket respon siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket telaah, angket validasi, lembar keterlaksanaan RPP, lembar pengamatan aktivitas siswa, tes hasil belajar, angket respon siswa. Data tersebut dianalisis secara deskriptif dan kualitatif. Data hasil telaah dari dosen kimia dan guru kimia terhadap LKS yang dikembangkan dianalisis secara deskriptif kemudian diimplementasikan dalam revisi atau perbaikan sebelum dilakukan validasi untuk mengetahui kelayakan secara teoritis. Data hasil validasi diperoleh dari penilaian para ahli berdasarkan pemenuhan kriteria isi dan kontruk dengan menggunakan Skala Likert dengan nilai skala 0 (sangat kurang) sampai 4 (sangat baik) [8]. Setelah itu nilai hasil validasi dimasukkan ke dalam rumus untuk memperoleh persentase kelayakan: Persentase (%) = Jumlah Skor Hasil Pengumpulan Data 100% Skor Kriteria Skor kriteria = skor tertinggi x Jumlah aspek x Jumlah responden B - 275

Kemudian diinterpretasikan ke dalam kiteria sesuai dengan Tabel 1 berikut: Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor Persentase (%) Kriteria 0 20 21-40 41 60 61-80 81 100 Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik [8] Berdasarkan kriteria interpretasi skor tersebut, LKS yang dikembangkan dikatakan baik/layak apabila memenuhi kualitas isi dan kontruk dengan persentase yang diperoleh mencapai 61% [8]. Analisis keterlaksanaan RPP digunakan untuk mengamati keterlaksanaan pebelajaran yang dilakukan guru sesuai sintaks guided discovery yang telah dibuat guru pada RPP. Adapun penilaian keterlaksanaan RPP seperti pada tabel berikut: Tabel 2 Kriteria Penilaian Keterlaksanaan RPP Skor Kriteria 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang Untuk menentukan seberapa besar nilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mengunakan rumus sebagai berikut: Persentase keterlaksanaan pembelajaran frekuensi keterlaksanaan yang muncul = total frekuensi keterlaksanaan x100% Hasil perhitungan persentase dari keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui kelayakan LKS yang dikembangkan, kemudian hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran diinterpretasikan ke dalam kriteria yang dapat dilihat pada tabel 1. Data mengenai aktivitas siswa merupakan data yang diperoleh dari pengamatan. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan persentase waktu aktivitas belajar setiap siswa pada setiap aspek yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: % Waktu aktivitas tertentu Waktu untuk aktivitas tertentu = Waktu pembelajaran keseluruhan 100% Data keterampilan proses sains diperoleh dari tes keterampilan proses saat uji coba terbatas. Penilaian dilakukan dengan kriteria skala Gutman. Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni pada rentang 4.00 1.00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D dan dengan predikat minimal adalah B- sebagaimana tertera pada tabel berikut : Tabel 3. Nilai ketuntasan pengetahuan dan keterampilan Rentang Angka Huruf 4,00 A 3,66 3,99 A- 3,33 3,65 B+ 3,00 3,32 B 2,66 2,99 B- 2,33 2,65 C+ 2,00 2,32 C 1,66 1,99 C- 1,33 1,65 D+ 1,00 1,32 D [7] Ketuntasan minimal hasil belajar siswa mata pelajaran kimia di SMA Negeri 17 Surabaya yaitu ditetapkan B - 276

dengan skor rerata 2,67. Siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan individu apbila skor rerata yang diperolehnya adalah 2,67. Data hasil pretest dan posttest selanjutnya dianalisis dengan Gain Score. Besarnya peningkatan atau gain dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : < g > = % < g > (% < Spost > % < Spre >) % < g > 100 % < Spre >) Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 : Kriteria Gain Score Ternormalisasi Skor Kriteria gain > 0,7 Gain tinggi 0,7 >gain> 0,3 Gain sedang gain < 0,3 Gain Rendah ( Hake, 1998) Data respon siswa diperoleh dari angket respon siswa setelah menggunakan LKS menggunakan strategi guided discovery pada materi larutan elektrolit yang digunakan untuk menentukan kelayakan LKS dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menggunakan LKS. Persentase data angket yang diperoleh, dihitung berdasarkan skala Guttman. Skala Guttman digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten yaitu ya atau tidak seperti pada tabel 3. berikut : Tabel 5. Skala Guttman Jawaban Ya (Y) 1 Tidak (T) 0 Nilai/Skor [8] Data yang diperoleh dihitung persentasenya dengan rumus: Persentase (%) = Jumlah skor Hasil Pengumpulan Data Skor Kriteria 100% Skor Kriteria = Skor tertinggi x Jumlah aspek x Jumlah responden Hasil perhitungan persentase dari analisis angket respon siswa diinterpretasikan ke dalam kriteria yang dapat dilihat pada tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Kevalidan Data kevalidan diperoleh dari hasil validasi Validasi LKS didasarkan pada aspek validitas isi dan konstruk oleh tiga validator untuk memperoleh LKS yang valid dengan rata-rata persentase untuk masing-masing kriteria 61%, maka LKS tersebut dapat dikategorikan layak [8]. Pada kriteria isi, untuk tujuan validasi pertama yaitu mengetahui tingkat kesesuaian komponen isi LKS dengan tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 mendapat persentase dengan rentang 83,34%-91,67%.Hal ini sesuai dengan [7], bahwa materi larutan elektrolit merupakan materi pokok yang diajarkan di kelas X semester genap. Pada LKS yang telah dikembangkan oleh penulis, didalamnya telah dibuat indikator dan tujuan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan KD yang telah ada. Pada kriteria kontruk, keseluruhan pada semua aspek mendapatkan persentase sebesar 100% - 83,34% dengan kriteria sangat layak. Salah satu yang termasuk dalam kriteria ini terdiri dari penyajian LKS logis dan sistematis, Penyajian LKS B - 277

membangkitkan motivasi siswa (rasa ingin tahu) serta penyajian LKS mendorong siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dalam LKS 1,2 dan 3 keseluruhan mendapatkan persentase 91,67%. Menurut [1] yang menyatakan LKS sebagai media pembelajaran banyak memberikan manfaat secara umum LKS dapat membantu guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dan bagi siswa dapat membantu dalam proses pembelajaran mandiri. Kepraktisan Data kepraktisan dapat diperoleh dari hasil aktivitas siswa selama tahap uji coba berlangsung dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Hasil aktivitas siswa juga mendukung untuk menentukan keterlaksannaan model pembelajaran guided discovery. Terdapat 10 aktivitas siswa yang diamati saat pembelan berlangsung dalam 3 pertemuan. Aktivitas siswa yang lebih dominan pada pertemuan 1 yaitu pada aktivitas siswa merancang dan melakukan percobaan sesuai dengan langka kerja yang sudah dibuat yang memperoleh persentase sebesar 19,9%. Pada pertemuan ke 2 untuk aktivitas siswa membuat menganalisis data berdasarkan tabel data percobaan yang telah dibuat mendapat persentase yang tinggi sebesar 17,64%, hal ini disebabkan karena dalam menganalisis data pada pertemuan kedua dengan judul larutan elektrolit dan nonelektrolit membutuhkan kecermatan yang lebih. Pada pertemuan 3 memperoleh persentase 16,79% dengan aktivitas siswa merancang dan melakukan percobaan sesuai dengan langka kerja yang sudah dibuat, aktivitas ini termasuk dalam aktivitas yang dominan dalam pertemuan ketiga karena dalam pertemuan ketiga percobaan yangdilakukan berbeda dengan pertemuan 1 dan 2, pertemuan ketiga dilakukan dengan mengunakan buahbuahan. Hasil persentase respon siswa keseluruhan mendapatkan persentase dengan rentang 75%-100%. Sebesar 100% yaitu pada aspek LKS dapat membantu siswa mengaitkan materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan kehidupan sehari-hari. Menurut [9] menyatakan bahwa discovery strategy menekankan pada pembelajaran dengan mengunakan pengalaman tersendiri atau keterlibatan langsung, seperti pembelajaran bereksperimen sehingga siswa dapat meningkatkan kreatifitas serta motivasi siswa dalam memecahkan permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Keefektifan Data keefektifan diperoleh dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa terdiri dari soal pretest dan posttest yang dikerjakan oleh 12 siswa. Hasil persentase keefektifan terdiri dari hasil belajar siswa. hasil belajar siswa terdiri dari soal pilihan ganda dan komponen keterampilan proses sains. Untuk soal pilihan ganda mengalami n- gain dalam kategori tinggi, 50% mengalami perolehan n-gain sedang, serta 16% mengalami perolehan n-gain rendah. Kemudian pada hasil belajar komponen keterampilan proses menunjukan 25% perolehan n-gain kategori tinggi, 25% mengalami peningkatan hasil belajar yang sedang, 50% mengalami peningkatan hasil belajar yang rendah. Hasil belajar keduanya secara keseluruhan mengalami rata-rata peningkatan sebesar 0,62 dan 0,4 yang dapat dikaterorikan dalam kategori sedang. SIMPULAN B - 278

Berdasarkan kesesuaian antara hasil analisis data penelitian dengan rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa kelayakan LKS yang dikembangkan ditinjau dari kevalidan, kepraktisan dan keefektivan dapat dikategorikan layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan persentase masing-masing kriteria antara 61% [8]. Berikut penjelasan kelayakan LKS yang dikembangkan: 1. Kevalidan diperoleh dari hasil persentase validasi LKS yang dikembangkan. Hasil persentase validasi LKS yang dikembangkan pada kriteria isi memperoleh persentase sebesar 87,22%, sedangkan pada kriteria konstruk mendapatkan persentase sebesar 87,5%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa LKS berorientasi guided discovery untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa dinyatakan valid sebagai media pembelajaran. 2. Kepraktisan diperoleh dari hasil persentase kepraktisan terdiri dari aktivitas siswa dan respon siswa. Hasil persentase aktivitas siswa dalam melakukan ujicoba LKS yang dikembangkan secara keseluruhan mendapatkan persentase 100%. Sedangkan respon siswa memperoleh persentase sebesar 93,11%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa LKS berorientasi guided discovery untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa dinyatakan praktis sebagai media pembelajaran. 3. Keefektivan diperoleh dari hasil persentase keefektifan terdiri dari hasil belajar siswa. hasil belajar siswa terdiri dari soal pilihan ganda dan komponen keterampilan proses sains. Hasil belajar keduanya secara keseluruhan mengalami rata-rata peningkatan sebesar 0,62 dan 0,4 yang dapat dikaterorikan dalam kategori sedang. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa LKS berorientasi guided discovery untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa dinyatakan efektif sebagai media pembelajaran. SARAN Saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya dan guru yang akan menggunakan LKS yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini keterampilan merumuskan masalah mendapat persentase terendah pada hasil aktivitas siswa, sehingga pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilatihkan lebih banyak pada keterampilan merumuskan masalah. 2. Pengembangan LKS Berorientasi Guided Discovery untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit mendapatkan respon terendah pada perancangan percobaan sehingga perlu eksplorasi lebih lanjut pada fitur-fitur LKS agar lebih sederhana dalam perancangan percobaan sehingga dapat memudahkan siswa dalam melakukan percobaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Achmadi, Harun Rasid. 1996. Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep dengan LKS) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. IKIP Surabaya: University Press Permendikbud. 2013. 2. Hake, Richard R. 1998. Interactive- Engagement Methods In Introductory Mechanics Course. Journal of physics Education Research. Hal 1-2 3. Hanafiah dan Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Cetakan Ketiga. Bandung: PT Refika Aditama B - 279

4. Komara, Endang. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: Refika Aditama 5. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 6. Nur, Mohammad dan Wikandari, Prima Retno. 2008. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Edisi Kelima. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. 7. Permendikbud. 2014. Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 8. Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. 9. Takdir, Mohammad. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vacational Skill. Jogjakarta: DIVA Press 10. Undang-Undang RI. 2003. Undang- Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta B - 280