BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

AKUNTANSI ASET TETAP

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORI

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IX KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. A. Pengertian Aset Tetap. 1. Definisi Aset Tetap. Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 14 AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAGIAN IX ASET

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAP NO. 07

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II LANDASAN TEORITIS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa akuntansi sebagai sebuah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi keuangan suatu entitas yang digunakan sebagai informasi pengambilan keputusan ekonomi untuk pihak internal maupun eksternal. 2.2. Akuntansi Pemerintahan Bachtiar Arif dkk (2010:3) mendefinisikan akuntansi pemerintahan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan tersebut. Abdul Halim (2010:143) menyebutkan bahwa akuntansi pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai alternatif arah tindakan. Nordiawan, Putra dan Rahmawati (2012:4) menjelaskan bahwa akuntansi pemerintahan mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintah. 9

10 2.3. Definisi Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum (PSAP No. 7 Paragraf 4). Dengan batasan pengertian tersebut maka pemerintah harus mencatat suatu aset tetap yang dimilikinya meskipun aset tetap tersebut digunakan oleh pihak lain. Pemerintah juga harus mencatat hak atas tanah sebagai aset tetap. Menurut James Reve dkk (2010:2) Aset tetap adalah aset yang bersifat jangka panjang dan memiliki bentuk fisik. Aktiva tetap adalah aktiva berwujut yang : (a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedia barang atau jasa, sewa kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif; (b) diharapkan dapat untuk digunakan selama lebih dari satu periode pelaporan (IPSAS 17). Aset tetap merupakan suatu bagian utama aset pemerintah yang relatif jangka panjang dan permanen, dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya (misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor); hak atas tanah. Aset tetap harus diakui sebagai aset jika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan suatu aset dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Tidak termasuk dalam aset definisi aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan perlengkapan (supplies).

11 2.4. Klasifikasi Aset Tetap Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas (PSAP No. 07 Paragraf 7). Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan: 1. Tanah Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. 2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari dua belas bulan dan dalam kondisi siap pakai. 3. Gedung dan Bangunan Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. 4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/ atau dikuasai oleh pemerintah dalam kondisi siap pakai.

12 2.5. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset berwujud yang memiliki umur manfaat lebih dari dua belas bulan dan tidak mudah di ubah menjadi kas. Jenis aktiva tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh umum aset tetap antara lain seperti bangunan, mesin, kendaraan bermotor, peralatan kantor, aset bersejarah, dan lainlain. Saldo normal rekening aset tetap merupakan saldo normal rekening pada aktiva tetap berada pada saldo debet. Artinya rekening ini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mendebitnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya. 2.6. Pengakuan Aset Tetap Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Menurut PSAP No 7 Paragraf 15, untuk dapat diakui sebagai aset tetap suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria: a. Berwujud; b. Mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan; c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Menentukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat diberikan oleh aset tetap tersebut, baik langsung maupun tidak langsung,

13 bagi kegiatan operasional pemerintah. Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual. Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/ atau pada saat penguasaannya berpindah. Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/ atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya. Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada umumya didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan mengurangi Kas Umum Negara atau Daerah. Dokumen sumber untuk merekam pembayaran ini adalah Surat Perintah Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2DLS). Berdasarkan PSAP 07, jurnal untuk mencatat pengakuan belanja modal tersebut adalah:

14 Belanja Modal Piutang dari BUD Belanja Modal Kas di Kas Daerah Atas belanja modal tersebut, pemerintah akan memperoleh aset tetap yang harus disajikan di neraca. Untuk memunculkan aset tetap di neraca dapat dilakukan dengan cara membuat jurnal pendamping (koro lari). Jurnal koro lari ini merupakan jurnal ikutan untuk setiap transaksi pendapatan, belanja, atau pembiayaan yang mempengaruhi pos-pos neraca. Berikut jurnal untuk mencatat koro lari pengakuan perolehan aset tetap adalah sebagai berikut: Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstuksi dalam Pengerjaan Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.7. Pengukuran Aset Tetap Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran andal dengan bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aset yang dikonstruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan

15 atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses konstruksi. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi beban langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua beban lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. Aset tetap tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar. Nilai wajar adalah nilai tukar tetap dengan kondisi yang sejenis di pasaran pada saat penilaian. Aset tetap yang berasal dari hibah, yang tidak diketahui harga perolehannya, pemerintah dapat menggunakan nilai wajar pada saat perolehan. tetap meliputi: Komponen biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan aset 1. Harga perolehan 2. Bea impor 3. Biaya persiapan tempat 4. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling cost) 5. Biaya pemasangan (instalation cost) 6. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur

16 7. Biaya konstruksi (biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut). Yang tidak termasuk dalam komponen biaya tetap yaitu: 1. Biaya administrasi dan biaya umum lainnya sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya. 2. Biaya permualaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya. Contoh kasus perolehan tanah, Instansi X membeli komputer dengan harga perolehan sebesar Rp 10.000.000,-. Berikut ini adalah jurnal untuk perolehan komputer: Peralatan dan Mesin 10.000.000 Kas Bendahara Pengeluaran 10.000.000 a. Perolehan Aset Tetap dari Donasi Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan (PSAP No. 7 Paragraf 45). Sumbangan aset tetap didefinisikan sebagai transfer tanpa persyaratan suatu aset tetap ke satu entitas, misalnya perusahaan non pemerintahan memberikan bangunan yang dimitrakan untuk digunakan oleh satu unit pemerintahan tanpa persyaratan apapun.

17 Penyerahan aset tetap tersebut akan sangat andal bila didukung dengan bukti perpindahan kepemilikannya secara hukum, seperti adanya akta hibah. Tidak termasuk perolehan aset donasi, apabila penyerahan aset tetap tersebut dihubungkan dengan kewajiban entitas lain kepada pemerintah. Sebagai contoh, satu perusahaan membangun aset tetap untuk pemerintah dengan persyaratan kewajibannya kepada pemerintah telah dianggap selesai. Perolehan aset tetap tersebut harus diperlakukan seperti perolehan aset tetap dengan pertukaran. b. Perolehan Aset Tetap Secara Gabungan Jika aset tetap diperoleh secara gabungan, biaya perolehan dari masingmasing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan (PSAP No. 7 Paragraf 41). c. Perolehan Aset Tetap dari Pertukaran Aset Suatu aset dapat diperoleh melalui pertukaran atau sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Aset diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer atau diserahkan (PSAP No. 7 Paragraf 42). Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan teersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang

18 baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas (PSAP No. 7 Paragraf 43). 2.8. Pencatatan Akuntansi Perolehan Aset Tetap Pencatatan akuntansi dalam perolehan aset tetap meliputi: 2.8.1. Perolehan Aset Tetap dari Pembelian Contoh kasus perolehan tanah, Instansi X membeli komputer dengan harga perolehan sebesar Rp 10.000.000,-. Berikut ini adalah jurnal untuk perolehan komputer: Peralatan dan Mesin 10.000.000 Kas Bendahara Pengeluaran 10.000.000 2.8.2. Perolehan Aset Tetap dari Donasi Contoh pencatatan transaksi donasi aktiva tetap, pada Instansi X memperoleh donasi berupa tanah. Harga pasar tanah tersebut adalah Rp70.000.000,-. Perolehan donasi dicatat pada saat harga perolehan. Perolehan donasi tidak dicatat dalam transaksi anggaran tetapi dicatat dalam neraca, berikut jurnal pencatatan perolehan donasi Tanah 70.000.000 Ekuitas 70.000.000

19 2.8.3. Perolehan Aset Tetap Secara Gabungan Berikut ini merupakan contoh pencatatan transaksi Perolehan Aset Tetap Secara Gabungan. Pada Instansi X membeli tanah beserta bangunannya dengan harga Rp120.000.000. Ditaksir nilai tanah sebesar Rp70.000.000 dan nilai bangunan sebesar Rp50.000.000 Jurnal pada saat bendahara pengeluaran membayar belanja modal adalah Tanah Gedung 70.000.000 50.000.000 Kas Bendahara Pengeluaran 120.000.000 2.8.4. Perolehan Aset Tetap dari Pertukaran Aset Berikut contoh pencatatan dalam Perolehan Aset Tetap dari Pertukaran Aset. Pada Instansi X melakukan tukar guling tanah. Nilai pasar tanah yang ditukar adalah Rp20.000.000 sedangkan nilai pasar tanah yang didapat adalah Rp25.000.000. Kekurangan sebesar Rp5.000.000 dibayar tunai yang dianggarkan dalam belanja modal. Jurnal pencatatan dalam Perolehan Aset Tetap dari Pertukaran Aset adalah Tanah (baru) 25.000.000 Tanah (lama) Kas Bendahara Pengeluaran 20.000.000 5.000.000 2.8.5. Pencatatan Akuntansi Pemeliharaan Aset Tetap Pencatatan akuntansi pemeliharaan aset tetap meliputi:

20 a. Pengeluaran Setelah Perolehan Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan atau dikapitalisasikan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Contoh pencatatan transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan yaitu sebagai berikut, pada Instansi X mengeluarkan biaya pemeliharaan kendaraan sebesar Rp3.000.000. Biaya pemeliharaan tersebut dapat menambah umur ekonomis kendaraan. Jurnal yang dicatat oleh bendahara pengeluaran saat pemeliharaan kendaraan adalah Kendaraan 3.000.000 Kas Bendahara Pengeluaran 3.000.000 b. Penyusutan Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depricable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan (PSAP No. 7 Paragraf 53). Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan laporan operasional (PSAP No. 07 Paragraf 54). Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat

21 ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah (PSAP No. 07 Paragraf 55). Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan peiode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian. Oleh karena itu, biaya perolehan aset tetap harus dialokasikan sepanjang umur dari aset tersebut secara sistematis. Pengalokasian ini sesuai dengan prinsip matching againts revenue. Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain: a. Metode garis lurus (straight line method) b. Metode saldo menurun (double declining balance method) c. Metode unit produksi (unit of production method) Contoh pencatatan transaksi Penyusutan Aset Tetap. Pada instansi X memiliki bangunan dengan harga beli Rp120.000.000. Ditaksir memiliki umur ekonomis 12 tahun dengan nilai residu sebesar Rp0. Metode Penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus. Penyusutan gedung per tahun sebesar Rp10.000.000. tetap adalah Jurnal yang dicatat bendahara pengeluaran saat pengakuan depresiasi aset Beban Penyusutan 10.000.000 Akumulasi Penyusutan 10.000.000

22 e. Pencatatan Akuntansi Pelepasan Aset Tetap Suatu aset tetap dieleminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus di eliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya (PSAP No. 7 Paragraf 77-79). Contoh pencatatan transaksi penghentian aset tetap. Dengan persetujuan Instansi pusat, instansi X menghentikan penggunaan aset tetap kendaraan dengan cara dijual sebesar Rp30.000.000 kepada pihak lain. Diketahui harga perolehan kendaraan adalah Rp60.000.000. Jurnal yang dicatat saat penghentian dan penjual aset tetap yaitu Kas Bendahara Penerimaan Defisit Penjualan Aset Non Lancar 30.000.000 30.000.000 Kendaraan 60.000.000 2.8.6. Hal-hal yang dikhususkan dalam Aset Tetap yaitu: Aset tetap memiliki hal-hal atau sesuatu yang dikhususkan, diantaranya

23 b. Penilaian Awal Aset Tetap Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh (PSAP No. 07 Paragraf 23-24). Suatu aset tetap mungkin diterima pemerintah sebagai hadiah atau donasi. Sebagai contoh, tanah mungkin dihadiahkan ke pemerintah daerah oleh pengembang dengan tanpa nilai yang memungkinkan pemerintah daerah untuk membangun tempat parkir, jalan, ataupun untuk tempat pejalan kaki. Suatu aset juga mungkin diperoleh tanpa nilai mulai mengimplementasian wewenang yang dimiliki pemerintah. Sebagai contoh, dikarenakan wewenang dan peraturan yang ada, pemerintah daerah melakukan penyitaan atas sebidang tanah dan bangunan yang kemudian akan digunakan sebagai tempat operasi pemerintahan. Untuk kedua hal di atas aset tetap yang diperoleh harus dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat aset tetap tersebut diperoleh. c. Penilaian Kembali Aset Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan atas aset tetap tersebut, apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun Aset Tetap dan Akun Ekuitas (PSAP No. 7 Paragraf 52). Penilaian kembali (revaluasi) aset tetap tidak diperkenankan karena penilaian aset tetap berdasarkan biaya perolehan atau

24 harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional (PSAP No. 7 Paragraf 59). Apabila revaluasi telah dilakukan maka nilai yang ada di neraca harus disesuaikan dengan cara menambah atau mengurangi nilai tercatat dari setiap aset tetap yang bersangkutan dan akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap sesuai dengan selisih antara nilai tercatat. Jurnal standar untuk mencatat hasil revaluasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilainya lebih kecil daripada nilai tercatat (misalnya untuk tanah), maka: Diinvestasikan dalam Aset Tetap Tanah 2. Bila nilai revaluasi lebih besar daripada nilai tercatat, maka: Tanah Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.9. Penyajian Aset Tetap Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah sebagai berikut: Uraian ASET ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap Sumber: PSAP 07