BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Prof. Dr. R. Soeharso adalah pendiri yang pada saat itu menjadi direktur pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada tahun 1946 sampai dengan 1971 Rehabilitasi centrum (RC) pada saat itu sangat terkenal dan mendunia hingga asia tenggara, Rehabilitasi Centrum pada saat itu mendapat perhatian dari luar negri karena dinilai berhasil melaksanakan Pelayana Rehabilitasi terpadu dibawah satu atap atas pemikiran yang mendalam pada saat itu. Pemikiran tersebut adalah hasil pada saat menangani penderita cacat tubuh pada saat menghadapi perang. Konsep ini mampu menolong penderita cacat yang merasa sudah tidak memiliki masadepan karena menderita cacat fisik. Rehabilitasi Centrum (RC) pada saat itu hanya suatu Lembaga Rehabilitasi Penderita cacat Tubuh (LPRPCT) kemuduan barulah dibuka lembaga Orthopaedi dan Prothese (LOP) dan kemudian diikuti dengan akademi, lembaga atau yayasan dibawah naungan nama Prof. DR. R. Soeharso, yang pada akhirnya tergabung dalam paguyuban Lembaga Rehabilitasi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta yang pada saat itu berjumlah sepuluh. Tahun 1946 Suroto Raksopranoto pertama kali membuat alat bantuortotik dan Prostetik yang sangat sederhana karena terbuat 23

2 digilib.uns.ac.id 24 dari bambu, yang merupakan cikal bakal alat bengkel prootese di Indonesia yang kemudian berkembang menjadi training center. Mengalami perkembanganyang sangat pesat setelah mendapat bantuan dan dukungan khususnya dalam hal pendanaan dari Kolonel Gatot Subroto yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Surakarta, Pati, dan Madiun mencetak beberapa dokter spesialis bedah ortopedi. Setelah meninggal dunia pada tahun 1971 di usia 59 tahun Prof. Dr. R. Soeharso dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional di bidang Ortopedi, dalam perkembangannya lembaga dengan nama Prof. DR. R Soeharso ini terus berkembang secara dinamis terutama dalam bidang kedokteran, Ortopedi dan rehabilitasi medik. Prof. DR. R Soeharso menjadi pelopor dalam proses pelayanan Ortopedi dan rehabilitasi medik secara paripurna dengan perkembangan ilmu kedokteran pada saat itu dengan konsep WHO. Peralatan Ortopedi dan Rehabilitasi medik yang ada serta semangat pengorbanan yang tinggi maka terbentuklah RS Prof. DR. R. Soeharso Surakarta pada tahun 1996 dengan luas lahan: m² (10.3 Ha) 2. Falsafah, visi, misi, tujuan dan motto a. Falsafah Rumah Sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mengabdi pada masyarakat melalui pelayanan dan pengembangan ortopedi.

3 digilib.uns.ac.id 25 b. Visi Rumah Sakit ortopedi yang professional dalam pelayanan, pendidikan dan pelatihan yang berbasis teknologi informasi tahun c. Misi 1) Meningkatkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi paripurna. 2) Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan dangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan penapisan teknologi kedokteran ortopedi traumatologi. 3) Meningkatkan menejemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang terbuka, sehat, efisien, efektif, efisien, dan akuntabel. 4) Meningkatkan kapasitasn dan kompetisi SDM kebutuhan pelayanan serta kemampuan rumah sakit. 5) Mengembangkan infrastruktur yang ramah lingkungan berbasis teknologi informasi. d. Tujuan

4 digilib.uns.ac.id 26 Tujuan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah terselenggaranya pelayanan rumah sakit yang bermutu, mudah,dan terjangkau oleh seluruh lapisan mayarakat. e. Motto Motto yang ditetapkan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah CEKATAN (cepat, akurat, aman, dan nyaman). 3. Fungsi a. Melaksanakan pelayanan medis b. Melaksanakan pelayanan penunjang medi dan non medis c. Melaksanakan usaha asuhan dan pelayanan keperawatan d. Melaksanakan pelayanan rujukan e. Melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan f. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengembangan serta penyebarluasannya g. Melaksanakan administrasi umum dan keuangan 4. Struktur organisasi Struktur organisasi Rumah Sakit Ortopedi Prof DR. R. Soeharso Surakarta diatur dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 839/Menkes/Per/VII/2007

5 digilib.uns.ac.id 27 tertanggal 20 Juli 2007 tentang organisasi dan tata kerja rumah sakit adalah sebagai berikut yang akan digambarkan pada gambar 3.1.

6 28

7 digilib.uns.ac.id 29 B. Analisis dan pembahasan Penggelolaan aset tetap yang baik adalah pengelolaan yang dilaksanakan standar dan prosedur yang berlaku, yaitu yang diatur dalam PSAP NO 07. RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta telah mengupayakan pengelolaan aset tetap agar dengan standardan prosedur yang berlaku. Berikut adalah hasil wawancara dengan bagian pengelolaan aset tetap RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta. 1. Pengakuan aset tetap Tahap pertama dalam pengelolaan aset tetap adalah pengelolaan aset tetap berdasarkan pengakuan aset tetap tersebut, Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetapnya berdasarkan biaya perolehannya, biaya perolehan harus diukur secara handal dan dimungkinkan aset tersebut memberikan manfaat ekonomi di masa depan.

8 digilib.uns.ac.id 30 Berikut adalah tabel analisis kesusuaian atas pengakuan aset tetap : Tabel 3.1 Perbandingan atas Pengakuan Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI/TIDAK SESUAI Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur secara handal. RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetap pada saat aset tersebut memiliki kemungkinan memberikan manfaat ekonomi di masa depan dan nilainya dapat diukur secara andal. Aset tetap harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a Berwujud. b Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan. c Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. d Tidak diperjual belikan. e Diperoleh untuk kegiatan operasi perusahaan. Aset tetap pada RS Ortopedi diaku dengan kriteriaberwujud, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, tidak diperdagangkan, dan digunakan untuk membantu kegiatan rumah sakit.

9 digilib.uns.ac.id 31 2 Pengukuran dan penilaian aset tetap Setelah tahap pengakuan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengukuran awal dan penilaian asettetap. Suatu aset dapat dikelompokkan menjadi aset tetapjika memenuhi kualifikasi tertentu seperti biaya perolehannya. Rumah sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengelompokkan aset ke dalam aset tetap jika harga perolehannya diatas Rp pengukuran dan penilaian aset tetap akan dibahas pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Barang berwujud yang memiliki kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada dasarnya diukur berdasarkan biaya perolehannya. RS Ortopedi DR. R. Soeharso mengukur asetnya berdasarkan biaya perolehan aset tersebut, sampai aset-aset tersebut siap digunakan. Biaya perolehan aset tetap terdiri dari harga beli atau konstruksinya termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. RS Ortopedi DR.R. Soeharso menilai harga perolehan asetnya beserta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan aset tersebut sampai dengan siap digunakan dalam kegiatan usahanya.

10 digilib.uns.ac.id 32 Tabel 3.2 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Biaya yang dapat didistribusikan secara langsung adalah : a Biaya persiapan tempat. b Biaya pengiriman awal dan biaya bongkar muatan. c Biaya pemasangan d Biaya professional seperti arsitek dan insinyur. e biayakonstruksi. RS Ortopedi DR. R. Soeharso mengakui biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya pengiriman mesin. Harga perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar. Suatu aset dapat diperoleh dalam pertukaran aset tidak sejenis. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aset yang dilepas atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aset yang dilepaskan setelah dikan dengan jumlah kas atau setara kas yang di transfer. Hargaperolehan aset yang diperoleh secara wajar dinilai sebesar harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar aset yang diperoleh. Aset yang diperoleh dari pertukaran aset yang jenis dan fungsinya tidak sama harga perolehannya dinilai berdasarkan nilai aset lama termasuk jumlah kas atau setara kas yang ditransfer jika ada, atau dengan menggunakan nilai wajar aset baru yang diperoleh.

11 digilib.uns.ac.id 33 Tabel 3.2 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan atau hibah harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun ekuitas. Apabila perolehan aset tetap memenuhi kriteria perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan operasional. Aset yang diperoleh dari sumbangan atau hibah dinilai sebesar nilai wajar aset tersebut pada saat perolehannya. Perolehan aset dari donasi diakui sebagai pendapatan operasional RS Ortopedi DR. R. Soeharso. 3 Pengeluaran setelah perolehan(subsequent expenditures) Tahap selanjutnya adalah pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures), setelah aset diperoleh maka rumah sakit akan melakukan pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan terhadap aset tetap tersebut. Pengeluaran tersebut dapat menambah masa manfaat dan menambah nilai aset, maka Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta harus mengkapitalisasi pengeluaranpengeluaran tersebut, berikut akan dijelaskan perlakuan RS Ortopedi DR.R. Soeharso Surakarta mengenai pengeluaran setelah perolehan dalam tabel 3.3.

12 digilib.uns.ac.id 34 Tabel 3.3 Perbandingan Pengeluaran Setelah Perolehan Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 PSAP No 07 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang dapat memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa depan harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Setiap entitas harus menentukan batasan jumlah biaya yang dikapitalisasi, bila telah terbentuk harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. PENERAPAN RS Ortopedi DR Soeharso menambahkan pengeluaran setelah perolehan awal yang memiliki kemungkinan menambah masa manfaat dan manfaat ekonomi bagi aset tersebut. RS Ortopedi DR. R Soeharso menetapkan satuan minimum yang dikapitalisasi untuk peralatan dan mesin sebesar Rp sedangkan untuk gedung dan bangunan sebesar Rp SESUAI/TIDAK SESUAI 4 Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal Tahap pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal merupakan tahap ke empat dalam pengelolaan aset tetap yang dijelaskan dalam PSAP No 07, RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta menggunakan model biaya, dengan mengakui aset sebesar biaya perolehan aset dikurangi akumulasi penyusutannya serta akumulasi rugi penurunan nilainya. Berikut adalah tabel evaluasi kean pengukuran berikutnya terhadap pengukuran awal.

13 digilib.uns.ac.id 35 Tabel 3.4 Perbandingan Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Penilaian kembali atau RS Ortopedi DR. R. revaluasi aset tetap tidak diperkenankan. Penilaian kembali aset tetap dapat dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Dalam hal disajikan menyimpang tersebut serta pengaruhnya terhadap informasi keuangan BLU. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku aset dibukukan dalam akun ekuitas. Soeharso Surakarta melaksanakan inventarisasi dan penilaian kembali pada tahun 2008 dan di serahkan kuasanya kepada KPKNL tiap lima tahun sekali. Tidak Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap harus dialokasikan secara sistematis dan handal sepanjang masa manfaatnya. RS Ortopedi DR. R. Soeharso baru melaksanakan penyusutan pada tahun Tidak Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai biaya untuk periode yang bersangkutan. RS Ortopedi menghitung penyusutan secara semesteran, dan biaya penyusutan tersebur diakui dalam periode laporan keuangan yang bersangkutan. Sesuai

14 digilib.uns.ac.id 36 Tabel 3.4 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Masa manfaat yang aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian RS Ortopedi DR. R. Soeharso melakukan peninjauan terhadap aset tetapnya. Tetapi tidak terjadwal tiap periodenya Tidak Metode penyusutan yang digunakan hendaknya ditelaah ulang secara periodik dan jika terdapat suatu perubahan yang signifikan dalam pola pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut, metode pentusutan diperlukan perubahan untuk dapat mencerminkan pola tersebut dengan jumlah biaya penyusutan untuk periode yang akan datang RS Ortopedi DR. R. Soeharso belum pernah melakukan evaluasi terhadap metode penyusutan yang digunakan selama ini. Tidak 5 Penghentian dan pelepasan Tahap yang terakhir adalah tahap penghentian dan pelepasan aset tetap, RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta menghentikan aset dari kegiatan operasi pada saat aset tersebut berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi memberikan manfaat ekonomi bagi rumah sakit. Kerugian atau keuntungan dari penghentian

15 digilib.uns.ac.id 37 aset tersebut dimasukkan kedalam laporan operasional atau aktivitas rumah sakit. Berikut adalah evaluasi kean atas penghentian dan pelepasan aset RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta : Tabel 3.5 Perbandingan Penghentian dan Pelepasan pada RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi di masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya. Ada beberapa aset yang sudah tidak digunakan karena masuk dalam katagori aset dalam keadaan rusak berat, namun belum dieliminasi dari naraca karena masih dalam tahap usulan untu dihapus dari neraca Tidak Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau peleapsan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan operasional atau aktivitas. aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya dengan nilai tercatatnya. Keuntungan atau kerugian dari penghentian dan pelepasan aset tetap pada RS Ortopedi DR. R. Soeharaso diakui sebagai keuntungan dan kerugian dalam laporan operasional. Aset yang telah dihentikan dimasukkan dalam pos aset lainnya dengan nilai tercatatnya. Sesuai

16 digilib.uns.ac.id 38 Berdasarkan tabel perbandingan diatas, dapat dilihat bahwa dalam pengelolaan aset tetap yang dituangkan dalam PSAP No 07 terdapat lima perlakuan pengelolaanaset tetap yaitu pengakuan aset tetap, penilaian aset tetap, pengeluaran setelah perolehan, pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal, dan yang terakhir penghentian dan pelepaan aset tetap. Penulis akan membandingkan apakah pengelolaan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah mengelola asetnya dengan PSAP No 07. Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara langsung oleh seorang karyawan RS Ortopdi Prof DR. R. Soeharso Surakarta yang bekerja di bagian akuntansi keuangan dan khusus menangani mengenai pengelolaan barang milik negara penulis membuat tabel perbandingan kean antara pengelolaan dengan PSAP No 07 pada tabel 3.1 sampai dengan 3.5. Selain itu, penulis akan membahas mengenai pengelolaan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta secara singkat sebagai berikut. RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah rumah sakit dengan bentuk Badan Layanan Umum, rumah sakit ini menyusun dua jenis laporan keuangan tiap periodenya. Laporan keuangan yang dibuat adalah laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum) dan laporan keuangan SAI (Sistem Akuntansi Instansi), laporan keuangan BLU disusun berdasarkan PSAK sedangkan laporan keuangan SAI disusun berdasarkan PSAP. Penulis akan membahas mengenai pengelolaan aset tetap RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta berdasarkan PSAP No 07. Selain berdasarkan pedoman PSAP No 07, dasar hukum pengelolaan aset tetap instansi pemerintahan adalah sebagai berikut :

17 digilib.uns.ac.id PP No 71 tahun KMK No 01 tahun 2001 mengatur mengenai kapitalisasi aset tetap 3. PMK No 96 tahun 2009 tentang pemanfaatan aset tetap RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetap dengan kriteria sebagai berikut : 1. Berwujud 2. Masa manfaat lebih dari 12 bulan atau lebih dari satu tahun 3. Biaya perolehan dapat diukur secara handal 4. Tidak ditujukan untuk dijual kembali Berdasarkan aspek kuantitatif aset tetap diakui jika : A. Peralatan dan mesin harga perolehannya sebelum 1 Januari 2001 nilainya Rp. 0 Setelah 1 Januari 2001 diakui sebagai aset tetap jika nilai perolehannya sebesar Rp Jika telah memenuhi aspek kualitatif namun nilainya kurang dari Rp maka tidak dicatat di neraca namun dicatat dalam daftar aset tetap atau daftar inventaris B. Gedung dan bangunan perolehan sebelum 1 Januari 2010 Rp.0 Perolehan mulai 1 Januari 2010 perolehannya RP Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap, Rumah Sakit Ortopedi DR. R.Soeharso Surakarta tidak melakukan kapitalisasi terhadap biaya pemeliharaan

18 digilib.uns.ac.id 40 yang tidak menambah masa manfaat, kapasitas aset tetap, mutu produksi, dan peningkatan standar kinerja. Renovasi yang dapat menambah masa manfaat, kapasitas, mutu produksi, dan dapat meningkatkan standar kinerja harus dikapitalisasi. Belanja modal sebesar Rp untuk mesin dan peralatan serta gedung dan bangunan yang nilainya diatas Rp harus dikapitalisasi. Penyusutan aset tetap RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menggunakan metode garis lurus untuk seluruh aset tetapnya, rumah sakit tidak mengakui nilai sisa atau nilai residu terhadap aset tetapnya. Aset tetap disusutkan secara semesteran dan belum secara bulanan. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta belum pernah melakukan review terhadap masa manfaat tiap aset yang dimilikinya dan juga metode penyusutan yang telah ditetapkan.amortisasi implementasinya belum dapat ditetapkan oleh sistem aplikasi yang digunakan, karena standar umur ekonomis aset belum ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta melakukan revaluasi aset tetap pada tahun 2008 yang dilaksanakan oleh KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang). Aset tetap yang berada pada kondisi rusak berat, atau sudah tidak dapat memberikan manfaat ekonomi seharusnya dieliminasi dari neraca, namun pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta aset tersebut masih diakui pada laporan intrakomptabel atau dalam neraca, dengan sub akun aset tetap yang tidak digunakan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan akan dihapus setelah usul

19 digilib.uns.ac.id 41 hapus disetujui oleh manajemen rumah sakit, aset tetap yang tidak memenuhi definisi aset tetap dipindahkan dalam pos aset lainnya dengan nilai tercatatnya. Keuntungan ataukerugian yang timbul akibat penghentian aset tetap tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian rumah sakit dalam laporan operasional. C. Temuan Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta penulis menemukan beberapa temuan sebagai berikut : A. Kelebihan : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah menerapkan pengelolaan yang dengan PSAP Np 07 yaitu : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah mengakui biaya perolehan aset tetapnya pada saat aset tersebut diperkirakan akan memberikan manfaat ekonomi pada masa yang akan datang, dan nilainya dapat diukur secara handal. Secara keseluruhan pengakuan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah dengan PSAP No 07. Pengakuan awal harus memenuhi kualifikasi untuk bisa diakui sebagai aset tetap, dan kualiffikasi yang telah ditetapkan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah Rp , dengan adanya kualifikasi yang diterapkan sebesar nilai nominal, maka akan menjamin bahwa aset yang baik dan bernilai cukup besar bagi rumah sakit. Biaya perolehan aset tetap meliputi biaya

20 digilib.uns.ac.id 42 import, biaya pajak yang tidak dapat dikreditkan, dan dikurangi dengan potongan pembelian. Rumah sakit juga mengakui biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal, biaya pemasangan, biaya professional, dan biaya konstruksi. Pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) pada Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta mencatat asettetap sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya yang dikeluarkan setelah perolehan yang dapat menambah masa manfaat, umur ekonomis, kuantitas produksi harus dikapitalisasi. Setiap organisasi pemerintahan sangatlah beragam dalam jumlah dan penggunaan aset tetap, maka tiap instansi harus menentukan batasan nilai kapitalisasi. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menetapkan batasan nilai kapitalisasi sebesar Rp , Penghentian pengakuan pada Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menghentikan suatu aset tetap dari operasinya pada saat aset tersebut dalam keadaan rusak berat dan tidak dapat memberikan keuntungan dalam penggunaannya. Keuntungan dan kerugian akibat penghentian aset diakui sebagai keuntungan dan kerugian pada laporan operasional rumah sakit.

21 digilib.uns.ac.id 43 B. Kekurangan : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso dalam mengelola aset tetapnya terdapat kekurangan sebagai berikut : Kelemahan dalam pengukuran berikutnya (subsequent measurement)terhadap pengakuan awal Rumah Sakit ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta yaitu, rumah sakit mengadakan revaluasi setiap lima tahun sekali sejak tahun 2008 yang tidak didasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta tidak mengalokasikan secara sistematis nilai aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaatnya, karena rumah sakit baru melakukan penyusutan pada tahun Metode penyusutan yang digunakan belum pernah diadakan peninjauan apakah telah dan efektif terhadap aset tetap yang bersangkutan atau belum, dalam penghentian dan pelepasan kelemahan yang di dapat adalah Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta tidak langsung mengeliminasi aset dari neraca walaupun aset tersebut dalam keadaan rusak berat dan sudah tidak dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit, aset tersebut masih dalam usul untuk dihapuskan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan RUANG LINGKUP PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum, dan mengatur perlakuan akuntansinya,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Gambaran Singkat Perusahaan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. pertama pada tahun 1945 sampai 1971 (www.rso.go.id).

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. pertama pada tahun 1945 sampai 1971 (www.rso.go.id). BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi Direktur pertama pada tahun 1945

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TANGGAL TAHUN AKUNTANSI ASET TETAP Lampiran I.0 PSAP 0 (i) www.djpp.d DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI 29 BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Deskripsi Rumah Sakit Ortopedi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional Pelayanan Ortopedi dengan terakreditasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI ASET TETAP LAMPIRAN II. 0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan yang meningkat adalah prioritas utama perusahaan. Namun, mempertahankan dan mengembangkan perusahaan tidaklah mudah. Banyak faktor

Lebih terperinci

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Edisi : IX/September 2009 LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Oleh: Ikhlasul Manna Muhammad Fahri Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan I. PENDAHULUAN PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP 41 B A BV PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP Berdasarkan lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, khususnya Paragraf 52 Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASET TETAP

AKUNTANSI ASET TETAP LAMPIRAN VIII PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUNTANSI ASET TETAP I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi ini adalah mengatur perlakuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan salah satu pos aset di neraca di samping aset lancar, investasi jangka panjang, dana

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK LAMPIRAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /KM.6/2013 TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR... TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain disetujui dalam Rapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP Mei 2007 1 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH Oleh Margono WIDYAISWARA PADA PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Abstract Salah satu point

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang dan sarana pendukung dalam instansi pemerintah adalah. oleh masyarakat umum. (PSAP No. 7 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penunjang dan sarana pendukung dalam instansi pemerintah adalah. oleh masyarakat umum. (PSAP No. 7 tahun 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, instansi pemerintah membutuhkan sarana penunjang dan sarana pendukung dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh instasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pengadilan Tinggi Agama Kupang Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Tahun 2014 merupakan bagian dari rencana strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM bcatatan ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN

Lebih terperinci

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN PERIODE TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM a) Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b) Undang-Undang

Lebih terperinci

BAGIAN IX ASET

BAGIAN IX ASET - 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah membuka koridor baru bagi penerapan anggaran berbasis kinerja di lingkungan pemerintahan. Dengan pasal 68 dan 69 UU tersebut,

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 16 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain

Lebih terperinci

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 Kelompok 7 : DANANG INDRA KURNIAWAN (7) GADING BAGASKORO (14) R. AHMAD FISKA ALBA FUAD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971.

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971. BAB IV HASIL A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi Direktur pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971.

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI. KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 0 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aset Tetap Sebelum membahas mengenai perlakuan akuntansi terhadap aset tetap, perlu kita ketahui terlebih dahulu beberapa teori mengenai aset tetap.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aset Tetap Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba yang diinginkan dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. Untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. A. Pengertian Aset Tetap. 1. Definisi Aset Tetap. Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau

BAB II DASAR TEORI. A. Pengertian Aset Tetap. 1. Definisi Aset Tetap. Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau 8 BAB II DASAR TEORI A. Pengertian Aset Tetap 1. Definisi Aset Tetap Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau perusahaan ditinjau dari segi fungsi, jumlah dana yang diinvestasikan, pengelolaannya,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DTSS Pengelolaan Barang Milik Negara (Bagi Pengguna Barang) Tahun 2016 Maret 2016 Oktavia E P Pusdiklat KNPK [TYPE THE COMPANY ADDRESS] A. Pembukuan BMN Penatausahaan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA 16 BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA Bab ini membahas kebijakan akuntansi BMN dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Barang

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI ASET TETAP PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. BULETIN TEKNIS NO. 05 AKUNTANSI PENYUSUTAN PENDAHULUAN Ketentuan PSAP No. 05: Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Paragraf 53: Aset tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f I f ' j I..1t ^. BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR l0 TAHUN 20{ f TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI DAN METODE PENYUSUTAN SERTA MASA MANFAAT BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Pemerintahan Daerah 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pemerintahan Daerah Akuntansi pemerintahan merupakan salah satu akuntansi sektor publik yang berkembang pesat di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 2014 Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP Dalam melaksanakan pencatatan dan penilaian aset tetap pemerintah, dokumen sumber utama yang digunakan oleh Kementerian Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah disusun untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM)

BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM) BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN- CM) adalah rumah sakit kelas A yang juga berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aset tetap telah menjadi fokus utama akuntansi pemerintahan di Indonesia sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Hasjrat Abadi merupakan salah satu perusahaan swasta di Jakarta yang bergerak dalam bidang perdagangan umum. PT Hasjrat Abadi dahulunya berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB III ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB III ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Prof.Dr.R.Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi direktur pertama pada tahun 1945

Lebih terperinci

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi KEBIJAKAN AKUNTANSI Definisi : Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. salah satu unsur keuangan Negara antara lain kekayaan Negara/kekayaan daerah berupa uang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD Yth. 1. Para Anggota Dewan Komisioner; 2. Para Pimpinan Satuan Kerja; dan 3. Seluruh Pegawai Otoritas Jasa Keuangan, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO, BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan HewanTahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) 31-Des-16 % thd TA 2015 ANGGARAN REALISASI Anggaran REALISASI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH SALINAN NOMOR 89/2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aset tetap merupakan suatu sarana penunjang untuk terlaksananya operasional perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan yang akan diraih. Tanpa aset

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007.

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007. BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hilmah (2013) menganalisis pelaksanaan penatausahaan dan akuntansi aset tetap. Hasil penelitian ini menunjukan penatausahaan aset tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.4 SEMESTER I TAHUN 216 I. Pendahuluan CATATAN

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : NOVIA SURYA ANGGRAINI NIM : 2013411035 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori 1. Pengertian aset tetap. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK 16; 2015), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi

Lebih terperinci