BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
1 kg beras dicuci 3 kali dimasak dengan 2 liter air selama 25 menit

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

METODE. Materi. Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

Lampiran 1 Formulir organoleptik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT B. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN. 1. Penelitian Tahap I

BAB III METODOLOGI A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

METODE. Waktu dan Tempat

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium. Faktor perlakuan meliputi penambahan pengembang dan pengenyal pada pembuatan kerupuk puli menggunakan soda kue (NaHCO 3 ) dan tanpa perlakuan. Tanpa perlakuan yang dimaksud yaitu tanpa menambah pengembang dan pengenyal apapun. Faktor I : Penambahan soda kue (NaHCO 3 ) P1 : Tanpa Penambahan soda kue (NaHCO 3 ) P2 : Penambahan soda kue (NaHCO 3 ) dengan konsentrasi 1 % P3 : Penambahan soda kue (NaHCO 3 ) dengan konsentrasi 2 % P4 : Penambahan soda kue (NaHCO 3 ) dengan konsentrasi 3 % P5 : Penambahan soda kue (NaHCO 3 ) dengan konsentrasi 4 % B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang dan Laboratorium Pengujian Chem-Mix Pratama Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 04 Maret 23 April 2016. 30

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua kerupuk puli yang dibuat dari beras jenis C4. 2. Sampel Pada penelitian ini mengambil sampel kerupuk puli yang dibuat dari beras jenis C4. D. Teknik pengambilan sampel Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel kerupuk puli dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan beras jenis C4 dengan penambahan soda kue (NaHCO 3 ). E. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengembang dan pengenyal yang digunakan untuk mengembangkan dan mengenyalkan kerupuk puli yaitu berupa soda kue (NaHCO 3 ) dengan konsentrasi 1%, 2 %, 3 % dan 4 %. 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah komposisi kimia yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan total karbohidrat, sifat fisik yang meliputi ph dan daya kembang, dan organoleptik kerupuk puli. 31

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Dari teknik pengumpulan data lewat dokumentasi akan didapat data-data dari buku dan pendokumentasian pelaksanaan penelitian lewat foto. 2. Uji laboratorium Uji laboratorium pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data optimasi penambahan soda kue (NaHCO 3 ) dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan 4% pada komposisi kimia, sifat fisik dan organoleptik kerupuk puli. G. Pembuatan Kerupuk Puli 1. Alat a. Penggiling nasi. Alat ini digunakan untuk menggiling nasi sehingga menjadi adonan yang dapat dicetak. b. Wajan c. Pisau dan talenan d. Panci. Alat ini digunakan untuk memasak beras menjadi nasi. 2. Bahan a. 1 kg beras b. 50 gram bawang putih c. 40 gram garam d. 20 gram merica e. Minyak goreng f. 20 gram gula dan Soda kue (NaHCO 3 ) 32

3. Cara pembuatan a. Pencucian dan pemasakan beras Beras dicuci sebanyak 3 kali, kemudian dimasak selama 25 menit sampai menjadi nasi. Setiap 1 kg beras dimasak dengan 2 liter air. b. Penyiapan bumbu Bumbu yang digunakan adalah bawang putih, garam, gula, dan soda kue (NaHCO 3 ). Setiap 1 kg beras memerlukan 50 gram bawang putih, 40 gram garam, 20 gram gula pasir halus, 20 gram merica dan soda kue (NaHCO 3 ). Gula pasir, bawang putih dan garam digiling atau diblender sampai halus, kemudian ditambah soda kue (NaHCO 3 ) dengan variasi konsentrasi 1%, 2,%, 3% dan 4,%. Adonan yang tidak ditambah soda kue (NaHCO 3 ) digunakan sebagai kontrol. Konsentrasi soda kue (NaHCO 3 ) dalam adonan ditentukan menggunkan persen bobot per bobot (b/b) yang menyatakan jumlah gram soda kue (NaHCO 3 ) dalam 100 gram beras. c. Pemberian bumbu dan penggilingan Nasi yang baru masak dan masih panas dicampur sampai rata dengan bumbu kerupuk. Setelah itu, nasi digiling atau ditumbuk selama 3 menit sampai menjadi adonan yang rata dan halus. Hasil yang diperoleh disebut adonan kerupuk. d. Adonan kerupuk dikukus selama 15 menit 33

e. Pembentukan dan penjemuran Adonan tersebut dibentuk silindris (panjang 20 cm dan diameter 6 cm) yang disebut dodolan mentah. f. Dodolan mentah diangin-anginkan selama 30 menit sampai setengah kering dan dapat diiris g. Pengirisan dodolan Dodolan yang telah diangin-anginkan diiris dengan ketebalan 2-3 mm. Hasil pengirisan ini disebut dengan kerupuk puli basah. h. Penjemuran kerupuk puli basah Kerupuk puli basah dijemur selama 2 hari. Hasil pengeringan ini disebut kerupuk puli kering. i. Penggorengan Kerupuk puli kering yang akan dikonsumsi harus digoreng sebelum dikonsumsi. H. Metode Analisis 1. Uji sifat kimia kerupuk puli a. Penentuan kadar air Uji kadar air yang digunakan yaitu dengan metode oven. 1) Pengawetan sampel Sampel disimpan dalam kondisi yang tidak lembab dan tidak kontak dengan cahaya yang dapat menstimulasi terjadinya perubahan kualitas sampel. 34

2) Penyiapan sampel Kerupuk puli mentah yang sudah kering diblender hingga halus. 3) Prosedur pengujian Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 20 menit. Sampel yang sudah halus ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan dalam cawan. Cawan beserta isinya ditempatkan dalam oven selama 6 jam. Cawan dipindahkan ke desikator dan didinginkan. Setelah dingin, sampel ditimbang kembali, kemudian dikeringkan ke dalam oven sampai diperoleh berat yang tetap. 4) Perhitungan Kadar air dapat dihitung sebagai berikut: Kadar air (% dry basis) = w 3 / w 2 x 100 % Kadar air (% wet basis) = w 3 / w 1 x 100 % Keterangan dimana: w 1 = bobot contoh sebelum dikeringkan (gram) w 2 = bobot contoh setelah dikeringkan (gram) w 3 = kehilangan bobot setelah dikeringkan (gram). 1 1 Harsojo, Pudji Astuti, dkk, Analisis Makanan dan Lingkungan Secara Fisika-Kimia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hlm.53 35

b. Penentuan kadar abu Uji kadar abu dilakukan dengan metode kering. 1) Pengawetan sampel Sampel disimpan dalam kondisi yang tidak lembab dan tidak kontak dengan cahaya yang dapat menstimulasi terjadinya perubahan kualitas sampel. 2) Penyiapan sampel Kerupuk puli mentah yang sudah kering diblender hingga halus. 3) Prosedur pengujian Cawan pengabuan disiapkan kemudian dibakar dalam tanur, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 5 g sampel ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian diletakkan dalam tanur pengabuan. Sampel dibakar sampai didapat abu dengan berat yang tetap. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama pada suhu 400 o C dan tahap kedua pada suhu 500 o C. Sampel didinginkan, kemudian ditimbang. 4) Perhitungan Kadar abu dapat dihitung sebagai berikut: Kadar abu = (w 1 - w 2 ) / w x 100 % Keterangan dimana: W = bobot contoh sebelum diabukan (gram) w 1= bobot contoh+cawan sesudah diabukan (gram) w 2= bobot cawan kosong (gram) 36

c. Penentuan kadar lemak Uji kadar lemak yang digunakan yaitu dengan metode soxhlet. 1) Pengawetan sampel Sampel disimpan dalam kondisi yang tidak lembab dan tidak kontak dengan cahaya yang dapat menstimulasi terjadinya perubahan kualitas sampel. 2) Penyiapan sampel Kerupuk puli mentah yang sudah kering diblender hingga halus. 3) Prosedur pengujian Labu lemak disiapkan dengan ukuran yang sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet, dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Dua gram sampel dalam bentuk tepung langsung dimasukkan dalam saringan timbel yang sesuai dengan ukurannya kemudian ditutup dengan kapas-wool yang bebas lemak. Sampel yang telah disiapkan diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian alat kondenser dipasang diatasnya, dan labu lemak dibawahnya. Pelarut dietil eter atau petroleum eter dimasukkan kedalam labu lemak secukupnya, sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan. Refluks dilakukan selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. 37

Destilasi pelarut yang ada dalam labu lemak, ditampung pelarutnya. Selanjutnya, labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C. Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator, labu beserta lemaknya ditimbang. 4) Perhitungan Kadar lemak dihitung sebagai berikut: Kadar lemak (%) = (w w 1 ) / w 2 x 100 % Keterangan dimana: w = bobot contoh (gram) w 1 = bobot labu lemak sebelum ekstraksi (gram) w 2 = bobot labu lemak sesudah ekstraksi (gram). 2 d. Penentuan kadar Protein Analisis protein yang digunakan yaitu dengan metode Kjedahl. 1) Pengawetan sampel Sampel disimpan dalam kondisi yang tidak lembab dan tidak kontak dengan cahaya yang dapat menstimulasi terjadinya perubahan kualitas sampel. 2) Penyiapan sampel Kerupuk puli mentah yang sudah kering diblender hingga halus. 2 Harsojo, Pudji Astuti, dkk, Analisis Makanan dan Lingkungan Secara Fisika-Kimia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hlm.58 38

3) Prosedur pengujian Sebanyak 0,51 g bahan yang telah dihaluskan dimasukkan dalam labu Kjeldahl 100 ml, kemudian ditambah 2 g campuran selen (campuran 2,5 g serbuk SeO 2, 100 g K 2 SO 4 dan 20 g CuSO 4 5H 2 O) dan 25 ml H 2 SO 4 pekat. Semua bahan dipanaskan di atas pemanas listrik sampai mendidih dan cairan sudah menjadi jernih kehijau-hijauan, selanjutnya pemanasan dimatikan dan dibiarkan sampai dingin. Setelah dingin, larutan diencerkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml sampai tanda garis. Larutan tersebut diambil 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat, kemudian ditambahkan 5 ml NaOH 30% dan 3 tetes indikator PP. Labu alas bulat tersebut dipasang pada alat destilasi dan didestilasi selama 10 menit. Destilat ditampung dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan 10 ml larutan asam borat 2% yang telah dicampur indikator (bromocresol green 0,1% sebanyak 10 ml dan indikator merah metil 0,1% dalam etanol 95% sebanyak 5 ml). Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 25 ml. Sisa larutan asam borat 2% yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan HCl 0,01 N. Dilakukan juga titrasi blanko. 39

4) Perhitungan Kadar protein dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : ( ) Keterangan : w : bobot sampel V 1 : volume HCl yang digunakan untuk titrasi sampel V 2 : volume HCl yang digunakan untuk titrasi blanko N : normalitas HCl yang digunakan fk : faktor konversi (fk beras: 5,95) fp : faktor pengenceran 3 e. Penentuan total karbohidrat Perhitungan karbohidrat total berdasarkan perhitungan by difference terhadap total persentase kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak. Untuk menentukan % total karbohidrat digunakan rumus sebagai berikut: Total karbohidrat (%) = 100% - % (protein + lemak + abu + air). 4 3 SNI 01-2891-1992 Cara Uji Makanan dan Minuman 4 Harsojo, Pudji Astuti, dkk, Analisis Makanan dan Lingkungan Secara Fisika-Kimia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hlm.62 40

2. Uji sifat fisik kerupuk puli a. Pengukuran ph Nilai ph pada kerupuk puli diukur menggunakan ph meter. Sebanyak 25 g kerupuk puli yang telah dihomogenkan diencerkan dengan air sampai volume 250 ml. Campuran ini selanjutnya diaduk dan didiamkan selama 15 menit, kemudian diukur phnya. 5 b. Pengukuran daya kembang Pengujian daya kembang kerupuk puli dilakukan dengan melakukan penghitungan rata-rata terhadap pengukuran panjang diameter pengembangan kerupuk mentah yang telah digoreng dengan menggunakan 8 kali pengukuran pada sisi yang berbeda. Hasil dari pengukuran 1 hingga pengukuran 8 selanjutnya dilakukan penghitungan rata-rata diameter kerupuk puli. Penghitungan daya kembang menggunakan rumus: Daya kembang x 100% Keterangan: D1 = diameter kerupuk mentah D2 = diameter kerupuk matang 5 Anang Muhammad dan Nurwantoro, Diktat Kuliah Analisis Pangan (Semarang: Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UNDIP, 2004), hlm. 46. 41

3. Uji organoleptik kerupuk puli a. Uji kualitas inderawi kerupuk puli 1) Pemilihan Instrumen Instrumen atau alat yang digunakan untuk penilaian inderawi adalah panelis cukup terlatih sejumlah 8-25 orang. 6 Panelis cukup terlatih adalah panelis yang sebelum melakukan penilaian terlebih dahulu dilatih, dengan tujuan agar panelis dapat mengetahui sifat-sifat atau karakteristik suatu bahan. Untuk menilai karakterisitik mutu pangan, panelis harus memenuhi syarat atau ketentuan yang ditetapkan sebagai dasar penilaian. Syarat yang harus dipenuhi oleh panelis cukup terlatih adalah mengetahui sifat sensorik, mengetahui cara penilaian inderawi, panelis mempunyai tingkat kepekaan sendiri, telah dilatih sebelum pengujian, panelis valid dan reliabel. Untuk mendapatkan panelis cukup terlatih yang memenuhi syarat tersebut di atas, upaya yang dilakukan yaitu validasi instrumen. 2) Validasi instrumen Validasi instrumen adalah suatu proses untuk membuat suatu alat pengukur menjadi valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur 6 Kartika, Bambang,. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. (Yogyakarta : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, 1988) hlm. 32 42

apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dan akurat. Untuk mendapatkan panelis cukup terlatih yang valid, maka perlu dilakukan validasi internal. Validasi internal adalah suatu proses untuk mencari panelis yang kondisi internalnya memenuhi persyaratan untuk dilatih menjadi panelis sehingga dapat ditingkatkan potensi sensitivitasnya dengan latihan. Kondisi internal tersebut adalah kondisi kesehatan, kesediaan panelis dan kondisi panca indera. Pengalaman juga mempengaruhi kevalidan karena dengan pengalaman yang cukup, instrumen dapat menilai produk dan mengisi angket penilaian dengan baik dan benar sesuai keadaan yang sebenarnya. Upaya yang dilakukan untuk mencari panelis yang validitasnya memenuhi syarat panelis cukup terlatih yaitu melalui wawancara terhadap calon panelis dan seleksi yang dilakukan sebanyak tiga kali penilaian. Hasil wawancara kemudian dituangkan pada formulir wawancara calon panelis. Dari hasil wawancara tersebut, diambil calon panelis yang berpotensi untuk melakukan tahap penyaringan. Calon panelis yang berpotensi kemudian dites untuk melakukan penjajagan untuk mengetahui kemampuan awal calon panelis dalam menilai kerupuk puli dengan penambahan soda kue dan tanpa soda kue. 43

Hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan Range Method sebagai berikut: a) Jika berarti validitas internal calon panelis memenuhi persyaratan untuk dijadikan panelis. b) Jika Validitas internal calon panelis tidak memenuhi persyaratan. 7 3) Metode uji inderawi Metode uji inderawi merupakan cara-cara pengujian terhadap karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia, termasuk indera penglihatan, pembau, perasa, peraba, dan pendengar. Dalam penelitian ini, aspek inderawi yang akan dinilai yaitu rasa, tekstur, warna, dan aroma. Karakteristik pada uji inderawi yaitu penguji melakukan penginderaan dengan perasaan, metode pengujian yang dipergunakan telah pasti, pada umumnya penguji telah melalui seleksi dan latihan sebelum pengujian, subjektifitas penguji relatif kecil karena penguji sudah dilatih sedemikian rupa sehingga hasil penilaiannya valid dan reliabel, pengujian dilakukan dalam bilik-bilik 7 Kartika, Bambang,. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. (Yogyakarta : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, 1988) hlm.22 44

pengujian dengan hasil pengujian akan dianalisa dengan metode statistik. Dalam penelitian ini, pengujian inderawi digunakan untuk menilai mutu inderawi kerupuk puli dengan indikator warna, rasa, aroma, dan tekstur. Data penilaian mutu inderawi, diperoleh dengan cara membagikan sampel dan formulir penilaian kepada panelis cukup terlatih untuk menilai sampel kerupuk puli berdasarkan parameter mutu inderawi sesuai dengan skala nilai yang digunakan, berupa skala numerik berisi angka-angka yang menunjukkan kualitas masing-masing indikator yang berkisar dari nilai tertinggi 5 dengan mutu terbaik ke nilai terendah 1 dengan mutu terjelek. Kriteria penilaian yang diterapkan adalah metode skoring, yaitu sebagai berikut: a) Warna kerupuk yang sudah digoreng Ideal diberi skor 5 Cukup ideal diberi skor 4 Netral diberi skor 3 Kurang ideal diberi skor 2 Tidak ideal diberi skor 1 45

b) Tekstur kerupuk yang sudah digoreng Renyah diberi skor 5 Cukup renyah diberi skor 4 Agak renyah diberi skor 3 Kurang renyah diberi skor 2 Tidak renyah diberi skor 1 c) Rasa gurih Sangat nyata diberi skor 5 Nyata diberi skor 4 Cukup nyata diberi skor 3 Kurang nyata diberi skor 2 Tidak nyata diberi skor 1 d) Aroma Sangat nyata diberi skor 5 Nyata diberi skor 4 Cukup nyata diberi skor 3 Kurang nyata diberi skor 2 Tidak nyata diberi skor 1 4) Langkah-langkah uji inderawi a) Mempersilahkan panelis untuk memasuki ruangan wawancara. b) Memberikan penjelasan singkat kepada panelis tentang cara melakukan penilaian dengan benar dan cara mengisi formulir penilaian inderawi. 46

c) Mempersilahkan panelis untuk memasuki bilik pengujian. d) Membagikan sampel produk kerupuk puli, air putih dan formulir penilaian kepada panelis. e) Mempersilahkan panelis melakukan penilaian dan mengisikan hasil penilaian ke dalam formulir penilaian. f) Mengumpulkan formulir penilaian yang telah diisi oleh panelis. Analisis perbedaan kualitas inderawi kerupuk puli hasil dilakukan dengan menggunakan metode analisis sidik ragam (Analysis of Variance) kemudian dilanjutkan Uji Scheffe. Komponen mutu inderawi yang akan dianalisis meliputi rasa, warna, aroma, dan tekstur. Analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan kualitas inderawi kerupuk puli dengan penambahan soda kue dan tanpa penambahan soda kue. b. Uji kualitas Inderawi kerupuk puli terbaik Data kerupuk puli terbaik dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi yang diperoleh dari rerata penilaian panelis dari uji inderawi. Metode analisis kerupuk puli terbaik dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Komponen kualitas inderawi yang akan dianalisis yaitu rasa, warna, aroma, dan tekstur. Analisis ini 47

dimaksudkan untuk mengetahui kerupuk puli terbaik dengan mendeskripsikan rata-rata kualitas inderawi sampel kerupuk puli. 48