BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kita dihadapkan pada era teknologi informasi yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu program pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. guru dalam melaksanakan tugasnya, namun guru bukanlah satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan kualitas yang setinggi-tingginya. Pemerintah dan masyarakat

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Agar tercipta manusia yang cerdas dan maju diperlukan peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat memotivasi siswa menjadi lebih berminat dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru berusaha mempersiapkan bagaimana program pengajaran yang baik dan sistematis untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu usaha dalam proses pembelajaran yang didalamnya terjadi interaksi peserta didik dengan pendidik. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masingmasing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual siswa, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berprilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian dikalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian 1

guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung. Hal ini yang akan menjadikan suasana kelas yang tidak akan kondusif dikarenakan guru kurang menyadari adanya perbedaan individu setiap siswa. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tergantung pada guru sebagai pendidik serta penguasaan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Selain itu, penguasaan dan pemahaman lingkungan serta karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus baik fisik maupun mental diperlukam bagi seorang pendidik, agar dalam proses pembelajarannya dapat berjalan dengan baik. 2

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran tersebut adalah penggunaan metode dalam pembelajaran. Metode sebagai salah satu komponen pembelajaran ikut ambil bagian yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran, ini berarti guru harus benar-benar memahami kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sadirman (Djamarah dan Zain, 2006: 73) Salah satu pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian adalah pendidikan musik. Pendidikan musik dalam kurikulum pendidikan menengah ke atas pada saat ini telah mendapatkan ruang, walaupun dengan jumlah sks yang relatif kecil. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali dan mengembangkan keterampilan dan kreativitas siswa secara mendasar, sehingga musik tradisional dapat diinterprestasikan dengan budaya khusus lainnya. Mutia (2006:1) mengemukakan bahwa : Pendidikan seni musik adalah salah satu alat untuk membantu perkembangan jiwa manusia, karena pada dasarnya melalui pendidikan musik kita dapat melatih ingatan, pengamatan, pendekatan, berbicara, kemauan dan disiplin, menumbuhkan rasa percaya diri, gotong royong, rasa toleransi, memperhalus getaran jiwa terhadap rasa keindahan (estetika) dan perhatian terhadap keadaan sekitarnya. Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mampu menciptakan suasana kondusif sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan senang. Pada kesempatan itu, guru juga harus mampu memberikan dorongan. hal ini disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena adanya perangsang dari luar, karena itu metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan 3

suasana kelas. Jumlah siswa mempengaruhi penggunaan metode, tujuan pembelajaran merupakan pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, guru perlu merumuskannya dengan jelas, dengan begitu mudahlah. Dengan metode yang baik diharapkan dapat memberikan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. Dengan kata lain dapat menghilangkan kejenuhan dan kemalasan serta suasana yang membosankan bagi anak didik. Sama halnya dengan pembelajaran musik, pada umumnya anak menyukai musik namun dalam proses pembelajarannya terkadang anak mengalami kejenuhan dan kemalasan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang tepatnya metode yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Guru terkadang kurang memperhatikan situasi dan kondisi serta kemauan anak, sehingga lambat laun anak menjadi kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran, disinilah kepiawaian seorang guru dalam menentukan dan menggunakan suatu metode dalam pembelajaran. Di SMAN 10 Garut pembelajaran musik yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil observasi hanya tertuju pada teori saja tidak menyangkut pada praktek. Padahal dilihat dari minat siswa sangat tertarik pada pembelajaran menekankan ke praktek. Banyaknya genre musik yang telah dikenal secara umum baik oleh siswa maupun masyarakat lainnya, Namun pemahaman genre psychedelic masih dirasa kurang, hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima, baik melalui 4

media ataupun sumber langsung. Banyak masyarakat umum kurang mengenal genre musik tersebut. Apalagi dikalangan siswa SMA dirasa kurang mengenal genre musik psychedelic. Pada proses pembelajaranya pengajar menerapkan teknik active learning, dimana pengajar berusaha memberikan materi pembelajaran dan membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran tersebut. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Alasan melaksanakan penelitian di SMAN 10 Garut,karena siswa - siswanya sangat antusias terhadap musik, juga memiliki kreatifitas dan ketertarikan akan seni musik dan genre musik yang baru, hal tersebut menjadikan alasan peneliti untuk meneliti tentang pembelajaran genre musik psychedelic dengan teknik active learning di SMAN 10 Garut. Dari pernyataan di atas, peneliti ingin mengenalkan genre musik psychedelic kepada siswa sebagai bahan ajar dalam pembelajaran seni dan budaya untuk meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran musik, khususnya pada siswa kelas XI SMAN 10 Garut. Dikarenakan penulis merasakan pentingnya pengetahuan baru tentang genre musik ini, agar siswa tidak hanya mengenal genre musik yang sudah mereka kenal sebelumnya. 5

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui keberhasilan pembelajaran genre musik psychedelic dengan metode active learning dalam meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran musik. Dengan demikian melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi bagi siswa dalam pembelajaran dan dengan sendirinya memahami struktur music psychedelic. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian penerapan active learning untuk meningkatkan minat siswa terhadap genre musik psychedelic dalam pembelajaran apresiasi musik di kelas XI SMAN 10 Garut. B. Masalah Penelitian Masalah penelitian dalam kajian ini adalah bagaimana penerapan metode active learning untuk meningkatkan minat siswa terhadap genre musik psychedelic dalam pembelajaran apresiasi musik di kelas XI SMAN 10 Garut. Pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana penerapan active learning untuk meningkatkan minat siswa terhadap genre musik psychedelic dalam pembelajaran apresiasi musik di kelas XI SMAN 10 Garut? 2. Bagaimana hasil pembelajaran dengan penerapan active learning untuk meningkatkan minat siswa terhadap genre musik psychedelic dalam pembelajaran apresiasi musik di kelas XI SMAN 10 Garut. 6

C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pembelajaran dengan menerapkan metode active learning untuk meningkatkan minat siswa terhadap genre musik psychedelic dalam pembelajaran apresiasi musik. 2. Untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan menerapkan metode active learning untuk meningkatkan minat siswa terhadap genre musik psychedelic dalam pembelajaran apresiasi musik. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh manfaat-manfaat, sebagai berikut: 1. Peneliti Bermanfaat sebagai bahan perbandingan dalam pembelajaran apresiasi musik. Secara tidak langsung hasil penelitian ini dapat memberikan suatu masukan kepada penulis sebagai calon tenaga ahli kependidikan musik di masa yang akan datang. 2. UPI Bandung a. Sebagai bahan literature tambahan tentang pembelajaran apresiasi musik. b. Memberikan informasi bagi para mahasiswa UPI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran apresiasi musik. 7

3. SMAN 10 Garut dan Apresiator/peneliti selanjutnya a.untuk lebih mengembangkan dan merperluas wawasan mengenai pembelajaran apresiasi musik, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk memunculkan idea tau gagasan baru dalam menciptakan sebuah metode pengajaran yang lebih baik b.merupakan bahan apresiasi yang dapat menggugah daya cipta, kreatif, imajinatif, dan eksperimental bagi gerasi penerus. 4. Masyarakat umum a.menambah wawasan pengetahuan tentang metode pengajaran apresiasi musik. b.sebagai bahan apresiasi dalam menggugah keinginan untuk mengetahui lebih dalam tentang metode pengajaran apresiasi musik. E. Asumsi Tujuan utama pembelajaran denan menerapkan metode active learning adalah siswa mendapatkan pengalaman bermusik secara konkret, dimana siswa merasakan dan mengalami secara langsung sehingga siswa akan memiliki pemahaman pribadi. Penggunaan metode pengajaran yang tepat akan meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran. Metode active learning diharapkan berdampak positif bagi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran apresiasi musik bagi siswa kelas XI pada khususnya dan siswa SMAN pada umumnya. 8

F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang biasa dikenal dengan classroom action research. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya guru dan peneliti dalam bentuk melakukan berbagai kegiatan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan kegiatan yang berlangsung berhubungan dengan tugas sehari-hari di lapangan atau di kelas. PTK merupakan penelitian praktis dalam berbagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah dan bertujuan memperbaiki praktik pembelajaran yang ada. Menurut Rochiati Wiriaatmadja (2005:13), Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Peneliti mengambil PTK sebagai metode penelitian ini selain karena peneliti adalah pengajar di sekolah musik yang dijadikan tempat penelitian, peneliti juga ingin meningkatkan pembelajaran khususnya pembelajaran musik bagi siswa di SMAN 10 Garut. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data penelitian berupa observasi, partisipasi observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi pustaka. 9

G. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian: SMAN 10 Garut, Jalan Raya Leuwigoong No.32 Garut. Sampel: siswa kelas xi yang terlibat dalam proses pembelajaran genre musik psychedelic 10