Menjawab: Ilmu pada umumnya bertujuan: Untuk memecahkan masalah (problem solving) apa bagaimana mengapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law

PENELITIAN HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum Prasetyo Hadi Purwandoko, SH, MS

I. KONDISI HAKIM PENGADILAN AGAMA

Hukum Acara Pidana disebut hukum pidana formal, untuk membedakan dgn hukum pidana materiil.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RECHTSVINDING DI TINJAU DARI HUKUM ACARA PERDATA TRI SAUPA ANGKA WIJAYA / D

I. PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Kemandirian dan kemerdekaan dalam

2/24/2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. sehingga sistem hukum Belanda pun diterapkan di Indonesia berdasarkan asas konkordansi.

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ETIKA PENEGAKAN HUKUM DALAM PERILAKU HAKIM

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

ARTI PENTINGNYA PEMBUKTIAN DALAM PROSES PENEMUAN HUKUM DI PERADILAN PERDATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum acara pidana dan hukum pidana merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Hukum acara pidana adalah

PENEMUAN HUKUM OLEH HAKIM (RECHT VINDING) LIZA ERWINA, SH.M.HUM Fakultas Hukum Jurusan Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Meskipun hakim dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh serta rekomendasi pihak manapun juga, tetapi dalam melaksanakan tugas pekerjaanya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

PERTUMBUHAN SOSIOLOGI HUKUM. 9/8/2012 Pertumbuhan Sosiologi Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

AGENDA & ARENA KEBIJAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB. V PENEMUAN, PENAFSIRAN DAN PEMBENTUKAN HUKUM

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mencari kebenaran dengan mengkaji dan menelaah beberapa

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang sedang dilaksanakan, baik sejak masa pemerintahan Orde Baru maupun masa reformasi

kekosongan hukum (rechtsvacuum)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Obyek Penelitian Hukum. Hukum sebagai ilmu Hukum sebagai aturan Hukum sebagai ilmu perilaku masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembuktian merupakan masalah yang memegang peranan penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap individu dalam masyarakat, karena selain mempunyai hubungan yang erat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENEMUAN HUKUM DALAM PROSES PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hakim merupakan pelaku inti yang secara fungsional melaksanakan. kekuasaan kehakiman. Hakim harus memahami ruang lingkup tugas dan

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. POLA PIKIR PENELITIAN ILMIAH. Oleh Bambang Juanda

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.

ANALISIS REGULASI JKN DAN REGULASI TERKAIT DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA OLEH: RIMAWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah berdirinya Negara Indonesia, para Foundingfathers (para pendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEHNIK PEMBUATAN PUTUSAN. Oleh Drs. H. Jojo Suharjo ( Wakil Ketua Pengadilan Agama Brebes Kelas I. A. ) KATA PENGANTAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Penerapan Bantuan Hukum terhadap Anggota Kepolisian yang. Perkembangan masyarakat, menuntut kebutuhan kepastian akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan

9/6/2013 suwarnatha.webs.com

Kesimpulan Hasil Bintek Hakim Militer TA. 2017

TESIS Usulan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. mengatur agar kepentingan-kepentingan yang berbeda antara pribadi, masyarakat dan negara

Tesis. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) Sebagai Batu Uji/Toetsings Gronden Hakim PTUN Dalam Memutus Sengketa Pertanahan

Pengaruh Aliran Legisme Dalam Putusan Hakim di Indonesia (The Influence of Positivism Thought in Judge s Decision in Indonesia) Oleh Muhammad Nur 1

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

PP 13/1993, LARANGAN PERANGKAPAN JABATAN HAKIM AGUNG DAN HAKIM LARANGAN PERANGKAPAN JABATAN HAKIM AGUNG DAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEWENANGAN PENYIDIK DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi ditandai dengan semakin tingginya kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Joeni Arianto Kurniawan, S. H. PENGANTAR HUKUM ADMINISTRASI. Pengantar Hukum Administrasi -- Joeni Arianto K, S. H.

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

Pengantar Metodologi Penelitian. sri lestari

FILSAFAT HUKUM DALAM PUTUSAN PENGADILAN/HAKIM *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Ilmu pada umumnya bertujuan: Untuk memecahkan masalah (problem solving) Menjawab: apa bagaimana mengapa Sarjana Hukum mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah hukum (the power of solving legal problem) selalu dihadapkan pada masalah hukum yang harus dipecahkan harus bekerja sesuai dengan profesinya, terutama dengan penegakan hukum mempunyai sikap ilmiah: jujur, berani mencari dan mempertahankan kebenaran, mengakui dan memperbaiki kesalahan, terbuka untuk kritik dan pendapat orang lain, obyektif, tidak memihak, tidak apriori terhadap pendapat orang lain, kritis dan kreatif

Memecahkan masalah-masalah hukum 1 menseleksi & merumuskan masalah hukum (legal problem identification) 2 dengan menggunakan penemuan hukum: dicari pemecahannya (legal problem solving) 3 diberi: hukumnya, haknya, hukumannya keputusan (decision making) Putusan: mengandung 2 unsur: 1 penyelesaian atas peristiwa konkrit pemecahan suatu 2 peraturan hukum untuk waktu y.a.d.

Penemuan hukum: Proses pembentukan hukum oleh hakim atau aparat hukum lainnya yang ditugaskan untuk penerapan peraturan hukum umum pada peristiwa hukum konkrit Proses konkretisasi atas individualisasi perat-hukum (das sollen) yang bersifat umum yang mengingatkan peristiwa konkrit (das sein) tertentu Bagaimana mencarikan atau menentukan hukumnya untuk perisiwa konkrit. Ajaran hukum fungsional (TER HEIDE): bagaimana dalam situasi tertentu dapat ditemukan pemecahan yang paling baik yang sesuai dengan harapan yang hidup diantara para warga masyarakat terhadap permainan kemasyarakatan yang dikuasai oleh aturan permainan

Pembentuk UU: melakukan penemuan hukum Pertanyaannya: Bagaimanakah seyogiannya menyelesaikan dan memecahkan peristiwa abstrak tertentu (yang belum terjadi tetapi besar kemungkinan akan terjadi) diwaktu mendatang. Sifatnya preskriptif. Dosen/peneliti hukum Penemuan hukum sifatnya teoritis hasilnya bukan hukum melainkan sumber hukum (doktrin) Hakim menghadapi peristiwa konkrit atau konflik. Apa yang dilakukan hakim dalam menghadapi peristiwa konkrit? penyambung lidah atau corong UU (bouche de la loi) UU merupakan satu-satunya sumber Hukum positif Hakim harus menerapkan UU Silogisme: bentuk berpikir logis dengan mengambil kesimpulan dari hal yang umum (premis mayor) dan hal yang bersifat khusus (premis minor) Pasal 20 AB dan 21 AB: hakim harus mengadili menurut UU, ia dilarang menilai isi dan keadilan dari UU

Penemuan hukum heteronom (Wiarda) hakim mendasarkan keputusannya dari peraturanperaturan diluar dirinya hakim tidak mandiri karena harus tunduk pd UU Pandangan ini tidak dapat dipertahankan + 1850 Hakim bukan corong UU, tetapi ia sebagai pembentuk hukum yang secara mandiri memberi bentuk kepada isi UU dan menyesuaikan dg kebutuhan-kebutuhan

Pandangan materiil yuridis atau otonom Tokoh: Oskar Bullow, Eugen Ehrlich, Francois Geny, Oliver Wendel Holmes, Jerome Frank, Paul Scholten Pelaksanaan hukum oleh hakim bukan semata-mata masalah logika murni dan penggunaan ratio yang tepat, tetapi merupakan masalah pemberian bentuk yuridis pada asas-asas hukum materiil yg menurut sifatnya tidak logis dan tidak mendasarkan pada pikiran yang abstrak, tetapi lebih-lebih pada pengalaman dan penilaian yuridis UU tidak mungkin lengkap dalam hal kekosongan dan ketidakjelasan UU hakim mempunyai tugas sendiri yaitu memberi pemecahan dgn penafsiran UU pangkal tolak penemuan hukum adalah sistem: semua hukum terdapat dalam UU dan hanya kalau ada kekosongan atau ketidakjelasan dlm UU saja maka hakim boleh menafsirkan

Putusan hakim Hakim tidak memihak mengadili suatu perkara perlu fakta atau peristiwanya bukan hukumnya peraturan hukum hanyalah alat yang menentukan adalah peristiwanya kemungkinan terjadi suatu peristiwa yang meskipun sudah ada peraturan hukumnya justru lain penyelesaiannya terlebih dahulu mengetahui secara obyektif tentang duduk perkara sebenarnya sebagai dasar putusannya, dan bukan secara a priori menemukan putusannya sedangkan pertimbangan baru kemudian dikonstruir menentukan peraturan hukum yang menguasai sengketa kedua belah pihak putusan wajib dilengkapi dengan pertimbangan hukum yang memuat alasan-alasan hukumnya