I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

III. METODE PENELITIAN. Menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar 2008:42), penelitian tindakan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan siswa, sebagai suatu

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. Karakterisktik siswa yang beragam selalu dihadapkan guru dalam kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

I. PENDAHULUAN. dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mahluk hidup, lingkungan, dan interaksinya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Alfiyatul Fajar K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan hanya dengan menempuh pendidikan tertentu maka manusia dapat menguasai suatu hal. Namun, dalam kenyataannya banyak orang tidak mengerti akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di sekolah baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Geografi berkaitan dengan cara mengkaji ilmu secara sistematis dan fakta yang diperoleh dari penemuan. Namun dalam prakteknya, proses pembelajaran geografi di sekolah masih banyak menerapkan cara konvensional, sedangkan cara lainnya seperti diskusi, eksperimen, inkuiri, dan kooperatif jarang digunakan. Hasilnya siswa kurang aktif dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan berpikir mereka dalam proses pembelajaran di kelas. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Berdasarkan KTSP, kegiatan pembelajaran dirancang dan dikembangkan berdasarkan karakteristik kompetensi dasar, standar kompetensi, potensi peserta didik dan daerah, serta lingkungan. Setiap kegiatan pembelajaran bertujuan untuk

pencapaian kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator dengan intensitas pencapaian kompetensi yang beragam. Jadi, jika dalam suatu proses pembelajaran di kelas tidak berlangsung dengan baik maka secara otomatis tujuan pembelajaran yang berupa pencapaian kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator tidak akan berhasil pula. Seperti halnya yang terjadi di Kelas X3 SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2010-2011. SMA Negeri 9 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah SMA terbaik di kawasan Kota Bandar Lampung. Hal ini yang tentunya menjadi pilihan utama bagi banyak anak untuk sekolah di SMA ini. Selanjutnya dalam pembagian kelas pun di SMA ini untuk kelas X masih menggunakan sistem acak sehingga siswa dapat belajar bersama dengan tidak memperhatikan kecerdasannya dari masing-masing siswa. Namun setelah mereka menginjak kelas XI maka terjadi sistem pembagian kelas menurut bidang yang paling menonjol seperti IPA atau IPS, dan selanjutnya dibagi menurut tingkat prestasi yang mereka peroleh di semester 2 kelas X. Siswa yang mempunyai prestasi yang memuaskan dikumpulkan di kelas unggulan seperti IPS I atau IPA I. Walaupun IPS I merupakan kelas unggulan, namun dalam proses pembelajaran di kelas siswa terkadang mengalami kesulitan dalam memahami materi tertentu. Siswa X3 pada tahun pelajaran 2010-2011 mempunyai karakteristik yang beragam. Secara umum mereka sangat suka membuat gaduh, tidak memperhatikan penjelasan guru di depan kelas, tapi dalam hal pemecahan masalah sangatlah kritis. Hal ini didukung juga dengan tingkat kecerdasan siswa kelas X3 juga yang tergolong tinggi, maka cocok jika digunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Hal inilah yang menarik penulis untuk meneliti dan membantu guru menemukan metode pembelajaran GI yang tepat sehingga diharapkan siswa dapat aktif dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung dapat diketahui bahwa siswa menganggap pokok bahasan atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan, sub pokok bahasan dinamika unsur-unsur cuaca dan ikim sulit untuk dipahami. Pada sub pokok bahasan ini siswa dituntut untuk dapat mengerti dan menjelaskan tentang unsur-unsur cuaca dan iklim seperti penyinaran matahari, suhu udara, tekanan udara, angin, awan, kelembaban udara, dan curah hujan. Dengan mempelajari unsur-unsur tersebut diharapkan siswa dapat mengerti hubungan satu sama lain di dalam kesatuan unsur cuaca dan iklim. Hal lainnya adalah selama ini proses pembelajaran hanya mengkolaborasikan antara model pembelajaran konvensional (ceramah) dengan pemberian tugas. Hal ini mengakibatkan siswa hanya terbatas pada aktivitas mendengarkan penjelasan dari guru mencatat, dan mengerjakan tugas. Sedangkan untuk aktivitas berdiskusi yang di dalamnya siswa dapat saling bertukar pendapat dalam suatu penyelidikan kasus tertentu jarang mereka lakukan. Akibatnya, prestasi belajar siswa yang dinyatakan lulus dengan standar nilai 75 masih belum tuntas.

Maka dari itu perlu adanya suatu usaha untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel di bawah ini: Tabel 1. Hasil Tes Mata Pelajaran Geografi di Kelas X3 Semester 1 Tahun Pelajaran 2010-2011. No. Interval Frekuensi Persentase (%) 1. 75 (Tuntas) 14 36,84% 2. < 75 (Tidak Tuntas) 24 63,16% Jumlah 38 100% Sumber: Daftar Nilai Geografi Kelas X3 Semester 1 SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun 2010. Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa SMA Negeri 9 Bandar Lampung masih rendah atau dapat dikatakan tidak tuntas. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat di duga bahwa rendahnya prestasi belajar dan aktivitas siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intern (dari dalam diri siswa) dan faktor ekstern (dari luar diri siswa). Faktor intern dapat berupa kurangnya motivasi belajar siswa, minat belajar, sikap, dan persepsi siswa. Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah metode pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu adanya perubahan dalam cara pembelajaran di kelas. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). Dalam pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) siswa dituntut tidak hanya mempelajari materi saja. Namun, harus mempelajari keterampilanketerampilan khusus seperti keterampilan kooperatif. Keterampilan ini bertujuan untuk melancarkan hubungan satu sama lain dalam kerja, dan penyelesaian tugas.

Peranan hubungan satu sama lain dalam kerja dapat diperoleh dengan mengembangkan informasi dan kerja sama satu sama lain dalam kelompok sedangkan peranan penyelesaian tugas dapat diperoleh dengan pembagian kelompok sehingga siswa dapat lebih produktif dan bertanggungjawab. Namun yang menjadi pembeda dari model pembelajaran kooperatif lainnya adalah guru dan siswa mempunyai status yang sama dihadapan masalah yang dipecahkan dengan peranan berbeda. Tanggungjawab utama guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalahmasalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu siswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan siswa untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai untuk pemecahan masalah kelompok, karena kelompok yang memilih sendiri topik yang akan dipelajari, merumuskan penyelidikan, dan menyepakati pembegian kerja untuk menangani konsep-konsep yang telah disepakati. Dalam penelitian Burhanuddin dan Soejoto pada tahun 2008 yang berjudul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) kelas XI IPS SMA Muhammadiyah II Mojosari Mojokerto menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dalam proses pembelajaran yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa tersebut. Dalam penelitian Muaraputra Sinaga pada tahun 2010 yang berjudul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe

GI (Group Investigation) kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Nainggolan Kabupaten Samosir dapat dikatakan berhasil juga. Hal ini dibuktikan oleh perbedaan antara setelah diadakan refleksi pada tahap pertama yang hasilnya masih kurang baik karena siswa belum biasa menggunakan metode pembelajaran ini. Namun, pada tahap kedua hasil yang diperoleh sudah lebih baik dari tahap pertama yaitu adanya peningkatan aktivitas dan minat siswa yang berdampak juga pada peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil fokus penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X3 SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011. B. Identifikasi Masalah Secara umum masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan, juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang mengandung persoalan yang menghendaki pemecahan. Sedangkan identifikasi masalah adalah kegiatan mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, antara lain:

1. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran siswa adalah faktor intern dan ektern. Faktor intern di antaranya motivasi belajar siswa, minat belajar siswa, sikap, dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran Geografi. Faktor ekstern di antaranya kurangnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran, media yang digunakan, dan model pembelajaran yang digunakan. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor ekstern yaitu model pembelajaran, dan dalam hal ini model yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dijadikan kaji tindak adalah: 1. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011? 2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011?

3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menemukan model pembelajaran kooperatif tipe group Investigation yang tepat untuk digunakan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011. 2. Mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011 setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. 3. Mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011 setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. F. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memecahkan permasalahan siswa dalam hal meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011.

2. Memecahkan permasalahan siswa dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011. 3. Memecahkan permasalahan guru dalam hal memperbaiki proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) yang tepat. 4. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Geografi. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subjek adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 9 Bandar Lampung. 2. Ruang lingkup objek adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), aktivitas siswa, dan prestasi belajar siswa pada standar kompetensi menganalisis unsur-unsur geosfer. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun ajaran 2010/2011 semester 2. 5. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah strategi pembelajaran geografi dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar serta menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) yang tepat.