PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 18 TAHUN 2009 T E N T A N G

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 61 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 4 TAHUN 2016 T E N T A N G

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-01/M.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 80 SERI E

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 24 SERI D

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tam

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 06 Tahun 2009 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN JABATAN DAN KEPANGKATAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI OGAN KOMERiNG ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 28 SERI E

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 03 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN MAROS

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 33 Tahun 2014 Seri E Nomor 28 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2017

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENJABAT SEKRETARIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.38, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengangkatan. Kepala LP Klas I. Syarat. Tata Cara.

ANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SEKADAU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 20 SERI E

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

STANDAR KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 20 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 57 TAHUN 2010

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG

Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pegawai Negeri Sipil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 03/MEN/2008 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI E

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Peraturan...

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO

WALIKOTA TASIKMALAYA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien, maka perlu didukung Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas,profesional, memiliki keunggulan kompetitif serta memegang teguh etika birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; b. bahwa untuk mencapai prinsip objektifitas dan keadilan dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural maka perlu menerapkan nilai-nilai impersonal, keterbukaan dan penetapan persyaratan jabatan yang terukur secara profesional bagi Pegawai Negeri Sipil; c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a dan huruf b maka dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural di Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041);

2 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 ); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indones Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4193); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negar Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 23, Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negar Republik Indonesia Nomor 4019); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 10. Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Republik 2

3 Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5135 ); 11. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46.A Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil. 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tulungagung. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG dan BUPATI TULUNGAGUNG MEMUTUSKAN MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Tulungagung; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Tulungagung; 3. Bupati adalah Bupati Tulungagung; 4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tulungagung; 6. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kabupaten Tulungagung; 7. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural; 8. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keahlian dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien serta memahami visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Tulungagung; 3

4 9. Kompetensi Dasar adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap pejabat struktural; 10. Kompetensi Bidang adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap pejabat struktural sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; 11. Jabatan Struktural adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi pada perangkat organisasi daerah; 12. Standar Kompetensi Jabatan Struktural adalah persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam pelaksanaan tugas jabatan struktural; 13. Uraian Tugas adalah suatu paparan atas semua tugas jabatan yang merupakan tugas pokok yang dilakukan oleh pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dalam kondisi tertentu; 14. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah adalah Bupati Tulungagung; 15. Assessment Center adalah suatu prosedur untuk mengukur pengetahuan, keahlian dan kemampuan dengan mempergunakan sejumlah instrumen; 16. Tim Ahli adalah tim yang bersifat independen yang memiliki kualifikasi dan kompetensi untuk melaksanakan pengukuran dan penilaian kompetensi jabatan struktural. BAB II PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL Pasal 2 Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat menduduki jabatan struktural harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berstatus pegawai negeri sipil; b. serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan; c. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan; d. semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; e. memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan; dan f. sehat jasmani dan rohani. Pasal 3 Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Pejabat Pembina Kepegawaian perlu memperhatikan faktor senioritas dalam kepangkatan, usia, pendidikan dan pelatihan jabatan, dan pengalaman yang dimiliki. 4

5 Pasal 4 (1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam dan dari jabatan struktural eselon II dan III harus mengikuti dan lulus dalam pengukuran dan penilaian uji kompetensi dasar dan bidang. (2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam dan dari jabatan struktural harus mengikuti dan lulus pendidikan serta pelatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan struktural yang ditentukan. (3) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam dan dari jabatan struktural yang belum mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkat jabatan structural, wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak yang bersangkutan dilantik. (4) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural eselon II ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah berkonsultasi secara tertulis dengan Gubenur. (6) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural wajib dilantik dan mengucapkan sumpah/janji dihadapan Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (7) Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural tidak dapat menduduki jabatan rangkap dengan jabatan struktural lainnya maupun jabatan fungsional. BAB III PEMINDAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL Pasal 5 (1) Dalam rangka memperluas pengalaman, kemampuan, pemahaman daerah dan kepentingan instansi perlu diselenggarakan perpindahan tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja. (2) Secara normal perpindahan tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja,dapat dilakukan dalam waktu antara 2 (dua) sampai 5 (lima) tahun sejak seseorang diangkat dalam jabatan struktural. (3) Pemindahan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (4) Pemindahan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural eselon II ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah berkonsultasi secara tertulis dengan Gubernur. 5

6 BAB IV PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI JABATAN STRUKTURAL Pasal 6 (1) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural karena: a. mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya; b. mencapai batas usia pensiun; c. diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil; d. diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional; e. cuti diluar tanggungan negara, kecuali cuti diluar tanggungan negara karena persalinan; f. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; g. adanya perampingan organisasi Pemerintah Daerah; h. tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani; i. hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural eselon II ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah berkonsultasi secara tertulis dengan Gubernur. BAB V STANDAR KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL Pasal 7 Standar Kompetensi Jabatan Struktural dimaksudkan sebagai : a. Dasar penyusunan dan/atau pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil. b. Dasar dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari dan dalam Jabatan sesuai dengan kompetensi jabatan pada perangkat organisasi daerah di semua eselon. Pasal 8 Standar Kompetensi Jabatan Struktural bertujuan untuk: 6

7 a. Mewujudkan ketepatan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari dan dalam jabatan sesuai dengan kompetensi jabatan di semua eselon. b. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas, tanggungjawab, Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kompetensi jabatan serta optimalisasi kinerja di semua eselon. Pasal 9 (1) Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil yang harus dimiliki setiap Pegawai Negeri Sipil terdiri dari Kompetensi Dasar dan Kompetensi Bidang. (2) Kompetensi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Integritas b. Kepemimpinan c. Perencanaan dan Pengorganisasian d. Kerjasama e. Fleksibilitas (3) Kompetensi Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya diserahkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan dengan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL Pasal 10 (1) Pemerintah Daerah wajib menyusun standar kompetensi jabatan struktural yang sesuai dengan uraian tugas jabatan. (2) Dalam menyusun standar kompetensi jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural yang kedudukan, susunan keanggotaan, dan tugasnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VII PEMBENTUKAN, KEANGGOTAAN, SUSUNAN DAN TUGAS TIM ANALIS KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL Pasal 11 (1) Keanggotaan Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural dibentuk oleh Bupati dan berasal dari unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah; 7

8 (2) Masa keanggotaan Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural paling lama 3 (tiga) tahun; (3) Syarat keanggotaan Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut : a. menduduki jabatan struktural serendah-rendahnya eselon IV; b. pendidikan serendah-rendahnya strata 1 (S1); c. telah mengikuti bimbingan teknis dan/atau mampu melakukan analisis standar kompetensi jabatan berdasarkan penilaian pejabat pembina kepegawaian; d. syarat-syarat objektif lain yang ditentukan oleh pejabat pembina kepegawaian, seperti pengalaman dan kemampuan lain yang diperlukan dalam tim. (4) Susunan keanggotaan Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural terdiri dari: a. Seorang Ketua merangkap angota; b. Seorang Sekretaris merangkap anggota; c. Sekurang-kurangnya terdiri atas 7 (tujuh) orang anggota. (5) Untuk menjamin objektivitas dalam menyusun standar kompetensi jabatan struktural, anggota Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural ditetapkan dalam jumlah ganjil. (6) Ketua Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural dapat ditunjuk dari pejabat eselon II yang secara fungsional bertanggung jawab di bidang kepegawaian, sedangkan sekretaris Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural dapat ditunjuk serendah-rendahnya dari pejabat eselon IV yang memiliki kemampuan. (7) Tim Analis Kompetensi Jabatan Struktural mempunyai tugas mengumpulkan, menyusun, menganalisis data dan informasi yang diperlukan dalam rangka menyusun standar kompetensi jabatan struktural serta melakukan pengukuran kompetensi jabatan. (8) Hasil penyusunan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan menjadi standar kompetensi jabatan struktural oleh Bupati. BAB VIII PENILAIAN DAN PERTIMBANGAN PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 12 (1) Untuk menjamin kualitas dan obyektifitas dalam pengagngkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural eselon II ke bawah disetiap instansi di bentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan selanjutnya disebut Baperjakat. (2) Pembentukan Badan Pertimbangan Jabatan Dankepangkatan (Baperjakat) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. 8

9 (3) Tugas pokok Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) adalah memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural eselon II ke bawah. (4) Disamping tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) bertugas pula memberikan pertimbangan kepada pejabat yang berwenang dalam pembinaan kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan struktural, menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya, menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara dan pertimbangan perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural eselon I dan eselon II. (5) Susunan keanggotaan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) terdiri dari : a. Seorang Ketua, merangkap anggota; b. paling banyak 6 (enam) orang anggota; dan; c. seorang Sekretaris. (6) Untuk menjamin obyektifitas dan kepastian dalam pengambilan keputusan, anggota Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) ditetapkan dalam jumlah ganjil (7) Ketua Baperjakat adalah Sekretaris Daerah dengan anggota para pejabat eselon II, dan sekretaris dijabat oleh pejabat yang membidangi kepegawaian. (8) Masa keanggotaan Badan Petimbangan Jabatan dan Kepangkatan adalah paling lama 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk masa keanggotan berikutnya. BAB IX PENGUKURAN DAN PENILAIAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL Pasal 13 (1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam dan dari jabatan struktural harus memenuhi Standar Kompetensi Jabatan yang dibutuhkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk mengetahui kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka dilakukan pengukuran dan penilaian kompetensi jabatan. (3) Pengukuran dan penilaian kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil dilakukan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) melalui Assesment center. (4) Pengukuran dan penilaian melalui Assesment center dimaksud pada ayat (3) dengan menggunakan alat tes dan wawancara. 9

10 (5) Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) dalam melakukan pengukuran dan penilaian kompetensi dasar dan bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus melibatkan tim ahli yang profesional dan independen dengan kualifikasi dan keahlian tertentu. (6) Pengukuran dan penilaian kompetensi dasar dan bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dilakukan untuk menduduki jabatan eselon II dan III. (7) Hasil pengukuran dan penilaian kompetensi jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (6) harus mencantumkan skor dan ranking mulai dari yang tertinggi dan disampaikan kepada peserta yang bersangkutan paling lambat 5 (lima) hari setelah pengukuran dan tembusannya disampaikan kepada DPRD. (8) Hasil skor dan rangking sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan paling banyak 3 (tiga) kali dari formasi jabatan struktural yang memperoleh nilai tertinggi. (9) Hasil pengukuran dan penilaian kompetensi jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (8), harus dijadikan bahan pertimbangan bagi Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan untuk disampaikan kepada Bupati sebagai dasar pengangkatan dalam jabatan struktural. (10) Bupati harus memperhatikan dan mempertimbangkan Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan berdasarkan hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (9), untuk mengangkat Pegawai Negeri Sipil yang akan menduduki jabatan struktural. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung. Ditetapkan di Tulungagung pada tanggal 31 Desember 2010 BUPATI TULUNGAGUNG ttd Ir. HERU TJAHJONO, MM 10

11 Diundangkan di Tulungagung pada tanggal 30 Mei 2011 SEKRETARIS DAERAH ttd Drs. MARYOTO BHIROWO, MM Pembina Utama Madya NIP. 19530808 198003 1 036 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2011 NOMOR 04 SERI E 11

12 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNAGAGUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG I. UMUM Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dibutuhkan Pegawai Negaeri Sipil yang berkualitas dan profesional, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural harus mampu mengelola kepemerintahan yang baik sehingga dapat mewujudkan visi misi dan tujuan Pemerintah Daerah secara maksimal dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kabupaten Tulungagung.. Oleh karena itu dalam pengangkatan jabtan struktural harus memperhatikan prestasi kerja dan kompetensi dibidangnya melalui proses yang sistematik dan terukur serta obyektif disamping persyaratan persyaratan lain sesuai dengan peruindangundangan yangberlaku. Pengaturan Standar Kompetensi Jabaran Struktural bagi Pemerintah KabupatenTulungagung digunakan untuk menentukan tolok ukur profesionalitas efisiensi, efektivitas, dankemampuan untuk menerapkan visi dan misi Pemerintah KabupatenTulungagung. Dalam standar kompetensi jabatan ini, mengatur persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil yang akan menduduki jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Kompetensi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi kompetensi dasar dan kompetensi bidang, kompetensi dasar diantaranya seperti integritas, kepemimpinan, perencanaan dan pengorganisasian, kerja sama dan fleksibilitas. Sedangkan kompetensi bidang meliputi kompetensiyang diperlukan pejabat sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.untuk memberikan dasar hukum pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam jabatan struktural serta standar kompetensi jabatan struktural PNS maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Di Pemerintah Kabupaten Tulungagung. 12

13 II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Ayat (1) Ayat (2) Kompetensi Dasar yang digunakan dalam standar kompetensi jabatan struktural meliputi : a. Integritas Bertindak konsisten sesuai nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi dengan mempertahankan norma-norma social dan organisasi. b. Kepemimpinan Kemapuan untuk memimpin orang lain melalui tindakan mempengaruhi/meyakinkan orang lain, membrikan arah/petunjuk, mendorong motivasi/komitmen orang lain untuk melakukan kerja dalam organisasi c. Perencanaan dan Pengorganisasian Menyusun rencana kerja dan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk unit kerjanya sendiri dan unit kerja lainnya demi kelancaran pelaksanaan tugas. d. Kerjasama Dorongan atau kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan suatu tugas. 13

14 e. Fleksibilitas Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan dengan berbagai individu atau unit kerja lain, menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif artinya menghargai pendapat yang berbeda dan dapat menerima dengan mudah perubahan dalam organisasi. Ayat (3) Kompetensi Bidang yang digunakan dalam standar kompetensi jabatan struktural meliputi berorientasi pada pelayanan; berorientasi pada kualitas; berpikir analitis; berpikir konseptual; empati; inisiatif; keahlian teknikal/profesional/manajerial; kesadaran berorganisasi; komitmen terhadap organisasi; komunikasi; kreatif dan inovatif; mengarahkan/memberikan perintah; manajemen konflik; membangun hubungan kerja; membangun hubungan kerja strategik; membimbing; memimpin kelompok; memimpin rapat; mencari informasi; mengambil resiko; mengembangkan orang lain; pembelajaran yang berkelanjutan; pendelegasian wewenang; pengambilan keputusan; pengambilan keputusan strategik; pengaturan kerja; pengendalian diri perbaikan terus menerus; percaya diri; perhatian terhadap keteraturan; semangat untuk berprestasi dan tanggap akan pengaruh budaya. Kompetensi bidang ini disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya diserahkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Alat tes yang dipergunakan yaitu dengan uji kecerdasan dan kepribadian. Uji kecerdasan merupakan pengujian untuk mengetahui kemampuan (mental) seseorang dalam berpikir menyeluruh (komprehensif) dan logis (reasoning). Uji kepribadian adalah pengujian untuk mengukur atau mengetahui kepribadian seseorang. 14

15 Ayat (5) Tim ahli yang profesional dan independen adalah tim yang berpengalaman dan memiliki kualifikasi keahlian di bidang tertentu untuk membantu melakukan pengukuran dan penilaian kompetensi jabatan struktural seperti misalnya lembaga konseling dan psikolog. Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7 ) Cukup jelas Ayat (8) Skor dari hasil pengukuran dan penilaian kompetensi jabatan struktural berlaku paling lama 2 (dua) tahun. Ayat (9) Cukup jelas Ayat (10) Cukup jelas Pasal 14 Pasal 15 15