INTERIOR GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL SEBAGAI SIMBOLISASI PANDANGAN HIDUP KELOMPOK PENGHAYAT AGAMA DJAWA SUNDA LAPORAN SKRIPSI DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Oleh : KAMELIA GUMILANI PRIADI NIM : 17303013 Dosen Pembimbing : Drs. Widihardjo, M.sn Deny Willy, S.sn, MT Koordinator Tugas Akhir / Skripsi : Drs. Andriyanto Wibisono, M.sn Program Studi Desain Interior Fakultas Senirupa dan Desain Institut Teknologi Bandung 2008
LEMBAR PENGESAHAN INTERIOR GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL SEBAGAI SIMBOLISASI PANDANGAN HIDUP KELOMPOK PENGHAYAT AGAMA DJAWA SUNDA LAPORAN SKRIPSI DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Oleh : Kamelia Gumilani Priadi NIM : 17303013 Disetujui dan disahkan oleh : Drs. Widihardjo, M.sn Dosen Pembimbing Tanggal : Deny Willy, S.sn, MT Dosen Pembimbing Tanggal : Drs. Andriyanto Wibisono, M.sn Tanggal :
KATA PENGANTAR Terima kasih untuk Allah SWT untuk kebesaran-nya yang luar biasa hingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian Desain Interior ini dengan tepat waktu. Laporan penelitian ini berjudul Interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Sebagai Simbolisasi Pandangan Hidup Kelompok Penghayat Agama Djawa Sunda (ADS) yang disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan desain. Dalam pembuatan laporan ini, ada begitu banyak pihak yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Deny Willy, S.Sn, MT Selaku dosen pembimbing, rekan diskusi, dan pendukung utama tulisan ini 2. Drs. Widihardjo, Msn Selaku dosen pembimbing, dan rekan diskusi 3. Drs. Andriyanto Wibisono Selaku koordinator TA 4. Bapak Djatikusuma dan keluarga besar Keraton Paseban Tri Panca Tunggal Atas kesediaanya meluangkan waktu untuk wawancara dan berdiskusi 5. Papa, Mama, Teteh Ina, Mas Toin, Neng Widha, De Adly Sebagai 'bendahara' dan penyemangat penulis disaat-saat sulit 6. Keluarga besar Hamzah & Kel. besar Priadi Untuk semua bantuan, dukungan, dan pengorbanannya 7. Teman-teman skripsi, TA, dan semua teman-teman Desain Interior 2003 Untuk kekompakan dan semangatnya! 8. Pihak-pihak lain yang turut membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu Dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan yang ada, semoga laporan penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam usaha-usaha untuk mendalami ruang interior. Bandung, 5 Januari 2007 Penulis
ABSTRAK Salah satu aliran kepercayaan yang ada di Nusantara adalah Aliran kepercayaan Madrais atau kelompok penghayat ADS (Agama Djawa Sunda), aliran kepercayaan ini berasal dari daerah Cigugur yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. ADS memiliki sebuah keraton yang digunakan sebagai pusat kegiatan mereka. Gedung tersebut disebut sebagai Gedung Paseban Tri panca Tunggal. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengkaji interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang merupakan simbol dari nilai-nilai ajaran ADS. Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif dengan memaparkan seluruh data yang diperoleh melalui studi pustaka dan literatur, observasi lapangan, wawancara, dan sumber-sumber lain yang dianalisa berdasarkan teori-teori yang diperoleh. Selain mengkaji nilai, makna simbolik, ornamen dan elemen arsitektural yang terdapat dalam interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, penelitian ini juga menganalisa perbedaan dan persamaan konsep arsitektural dan interior bangunan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal dengan konsep arsitektural interior tradisional daerah Jawa dan Sunda. Jawa dan Sunda merupakan wilayah yang adat dan budayanya paling banyak mempengaruhi ajaran ADS. Dari temuan-temuan didapatkan kesimpulan tentang adanya sinkretisme atau pembauran makna dalam ornamen interior Paseban Tri Panca Tunggal. Hindu, Buddha, dan Islam adalah 3 agama yang paling banyak memiliki pengaruh disini, namun, tidak semua ruang/furnitur memiliki makna karena ada beberapa ornamen/elemen di ruang ini yang dibuat hanya sebagai elemen estetis. Bangunan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan konsep bangunan tradisional Jawa dan Sunda, diantaranya, pola rumah yang didasari atas aksis arah mata angin dan beberapa konsep lainnya. Gedung ini juga mengalami perubahan fungsi ruang dan alur sirkulasi karena adanya pergeseran nilainilai keagamaan dalam ADS. Perubahan dan pergeseran nilai ini banyak dipengaruhi oleh pergolakan sosial dan kebijakan politis, yaitu adanya represivitas dari pemerintahan orde baru dan masyarakat yang memiliki sentimen keagamaan terhadap ADS.
ABSTRACT One of the sects that exist ini Indonesia is Madrais or a group of ADS (Agama Djawa Sunda) adherents, which is originally hails from Cigugur region located at Kuningan regency, West Java. The ADS has a palace which is used as its activity center. The palace is called Paseban Tri Panca Tunggal building. This research aims to investigate the interior of the building which symbolizes the religious teachings of ADS. The resarch uses a qualitative method by describing all of the data gathered through library and literature research, filed observations, interviews and other sources and the data were analyzed based on the theories obtained. In addition to investigating values, symbolic meanings, ornaments and architectural elements that exist in the interior of the Paseban Tri Panca Tunggal building, this research attempts to analyze the differences and similarities of its architectural concepts compared with those of Sundanese and Javanese traditional interior and architecture. Java and Sunda are regions whose customs and cultures greatly affect ADS teachings. From the findings, a conclusion can be drawn that syncretism or meaning integration in the interior ornaments of the Paseban Tri Panca Tunggal building exists. Hinduism, buddhism, and Islam are three most influential. However, not all space/furniture possesses a meaning due to the fact that several ornaments/elements in this building were made only as aesthetic elements. The Paseban Tri Panca Tunggal building possesses characteristics which are more or less the same as the concepts of traditional Sundanese and Javanese buildings and one of the characters is the house pattern which is based on the axis of the compass point and other concepts. The building has also undergone changes in spatial function, and circulation furrow due to shifts in the religious teachings of ADS. The changes and shifts in values are greatly affected by social upheaval, sentiments about ADS, and policy i.e. represiveness from the old order government.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA i ii iii iv vii viii ix xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Batasan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Metode Penelitian 4 1.5 Kerangka Pemikiran 5 1.6 Sistematika Penyusunan 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Definisi Agama 8 2.1.1 Pengertian agama 9 2.1.2 Konsep-konsep ketuhanan (menurut teori evolusi) 12 2.1.3 Cara Beragama 14 2.1.4 Agama di Indonesia 15 2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Ruang 18 2.3 Arsitektur Tradisional 20 2.3.1 Bentuk Bangunan Tradisional 23 2.3.2 Konsep Ruang Tradisional Nusantara 26 2.3.3 Arsitektur Tradisional Jawa 26 2.3.3.a Konsep Rumah Jawa 26
2.3.3.b Konsep Pembagian Ruang 26 2.3.3.c Bentuk Bangunan Tradisional Jawa 28 2.3.3.d Ragam Hias Tradisional Jawa 30 2.3.4 Arsitektur Tradisional Sunda 40 2.3.4.a Konsep Rumah Sunda 40 2.3.4.b Konsep Pembagian Ruang 40 2.3.4.c Bentuk Bangunan Tradisional Sunda 42 2.3.4.d Ragam Hias Tradisional Sunda 46 BAB III AGAMA DJAWA SUNDA DAN GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL 3.1 Agama Djawa Sunda 60 3.1.1 Arti nama ADS 61 3.1.2 Sejarah ADS 62 3.1.3 Waktu, Cara Dan Tempat Beribadat 65 3.1.4 Prosesi dan Ritual yang dilakukan di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal 68 3.2 Arti Paseban Tri Panca Tunggal 73 3.3 Konsep Pembagian Ruang di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal 73 BAB IV ANALISA PEMAKNAAN INTERIOR DALAM GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL 4.1 Interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal 75 4.2 Ruang Pendopo Pagelaran 80 4.2.1 Fungsi Ruang 80 4.2.2 Deskripsi ruang 81 4.3 Ruang Jinem 84 4.3.1 Fungsi Ruang 85 4.3.2 Deskripsi ruang 88 4.4 Ruang Sri Manganti 92 4.4.1 Fungsi Ruang 93 4.4.2 Deskripsi ruang 93 4.5 Ruang Dapur Ageung 100 4.5.1 Fungsi ruang 100
4.5.2 Deskripsi ruang 100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan 106 5. 2 Saran-Saran 108
DAFTAR TABEL Tabel I. Tabel konsepsi agama-agama besar di Indonesia dan ADS 17 Tabel II. Tabel perbedaan isyarat, tanda, dan lambang 21 Tabel III. Tabel perbandingan bentuk dan konsep arsitektural Paseban dengan Jawa dan Sunda 78
DAFTAR DIAGRAM Diagram I. Kerangka Pemikiran Penelitian 5
DAFTAR GAMBAR Gb. 1 Tongkonan rumah adat Toraja salah satu contoh rumah adat dengan 23 Pembagian kepala-badan-kaki 25 Gb.2 Tongkonan rumah adat Toraja 25 Gb. 3 Salah satu contoh omah milik salah satu keluarga di Jawa 27 Gb. 4 Rumah Limasan Sinom 29 Gb. 5 Rumah Joglo Pangrawit 29 Gb.6 Denah Rumah Bupati atau Bangsawan Jawa 30 Gb. 7 Denah tipikal kampung naga 41 Gb.8 Rumah Suhunan Jolopong 42 Gb. 9 Atap Jogo Anjing 43 Gb. 10 Bentuk atap badak heuay 43 Gb. 11 Bentuk atap parahu kumureb 44 Gb. 12 Bentuk atap Julang Ngapak 44 Gb. 13 Bentuk atap Buka Palayu 45 Gb. 14 Bentuk atap Buka Pongpok 45 Gb.15 Ragam hias Kawung 47 Gb.16 Ragam Hias Rucuk Bung 47 Gb.17 Ragam hias Kelingan 48 Gb.18 Ragam hias Kangkungan 48 Gb.19 Ragam hias Patran Simbar 48 Gb.20 Ragam hias gajah 51 Gb.21 Ragam hias Kerbau 51 Gb.22 Ragam hias Wadasan 53 Gb.23 Ragam hias Mega Sumirat 54 Gb.24 Ragam hias Mega Mendung 54 Gb.25 Ragam hias Kaligrafi 55 Gb.26 Ragam hias Geometris 57 Gb.27 Ragam hias Angen 57 Gb.28 Ragam hias Wajikan 57 Gb.29 Ragam hias Sarigsig 58 Gb.30 Ragam hias sarigsig selin 59
Gb.31 Letak geografis kecamatan Cigugur, Kuningan, Jawa Barat 60 Gb. 32 Kyai Madrais 62 Gb. 33 Tayub yang dilakukan saat Seren Taun di pelataran Gedung Paseban 69 Gb. 34 Perayaan upacara Seren Taun 72 Gb. 35 Denah gedung Paseban Tri Panca Tunggal 73 Gb. 36 Denah interior gedung Paseban berdasarkan hirarki penggunaan ruang 75 Gb. 37 Analisa perubahan jalur Main Entrance 79 Gb. 38 Denah ruang Pendopo Pagelaran 80 Gb. 39 Relief Purwa Wisada 81 Gb. 40 Relief Sri Resi Kusma Komara Tunggal 83 Gb. 41 Relief garuda pada kolom 84 Gb. 42 Denah Ruang Jinem 85 Gb. 43 Sikap meditasi kelompok penghayat ADS 86 Gb. 44 Persamaan sikap meditasi antara ADS dengan agama Buddha 88 Gb. 45 Ilustrasi penempatan kolom pada ruang Jinem 90 Gb. 46 Ukiran Banaspati pada kolom kayu ruang Jinem 91 Gb. 47 Denah Sri Manganti 92 Gb. 48 Patumg pembawa tombak 93 Gb. 49 Ilustrasi Palinggihan/Bale Kencana 94 Gb. 51 Stabilisator/Godhegan 95 Gb. 52 Emprit gandhil 96 Gb. 50 Ruang sri manganti 96 Gb. 53 Pemaknaan kolom pada ruang Sri Manganti 97 Gb. 54 Palinggihan "Bale Kencana" 98 Gb. 55 Kursi kuning sebagai salah satu furnitur utama 99 Gb. 56 Denah Dapur Ageung 101 Gb. 57 Perapian Dapur Ageung 101 Gb. 59 Alur sirkulasi udara melalui atap 102 Gb. 60 Alur sirkulasi udara melalui jendela dan pintu 103 Gb. 58 Relief kepala raksasa pada dinding Dapur Ageung 103 Gb. 62 Ukiran patran simbar dalam bentuk lotus pada kolom Dapur Ageung 104 Gb. 61 Naga pada perapian dapur ageung 105