BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Mulai meningkatnya angka kejahatan di Indonesia semakin marak dan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bagi bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA TUNAGRAHITA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas (Armasari et al, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan manusia lainnya. Namun, pada era ketika zaman dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak remaja sebenarnya tidak mempunyai masa yang jelas. Remaja. tergolong kanak-kanak, mereka masih harus menemukan tempat dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya, Dalam usahanya untuk mencapai tujuan hidup tidak jarang manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakikatnya ketika dilahirkan telah melekat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. di beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB II KERANGKA TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. dikaji, pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pentingnya hidup beragama (Daradjat, 1990 : 35).

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam. individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang datang ke dokter gigi saat berada di dalam ruangan tidak jarang tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB IV ANALISA KONVERSI AGAMA TERHADAP KASUS GRIGUYUS AGUNG DARI ISLAM KE KATOLIK

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB V PENUTUP. 1. Potret Seks Bebas Pada Remaja Di Kelurahan Tipulu. Perilaku seks bebas remaja yang berada di Kelurahan Tipulu semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk semakin meningkat setiap tahunnya. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lainnya.

SMS BERHADIAH. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 9 Tahun 2008 Tentang SMS BERHADIAH

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern ini, telah banyak menyebabkan perubahan pada kemajuan manusia itu sendiri dalam menyesuaikan diri (adjustment) terhadap lingkungan sosialnya. Sehingga dapat menyebabkan timbulnya kegelisahan, kecemasan dan konflik-konflik yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma umum maupun norma hukum. Semua kejadian tersebut semakin mendorong banyak timbulnya gangguan psikis pada diri manusia sehingga banyak dijumpai bentuk perilaku yang menyimpang, perubahan-perubahan tersebut telah mengubah kondisi kehidupan psikologis setiap orang yang membawa pengaruh besar terhadap perikehidupan dan perkembangan remaja. Remaja dalam kehidupannya sehari-hari hidup dalam tiga kutub yaitu kutub keluarga, sekolah dan masyarakat. Kondisi masing-masing kutub dan interaksi antara ketiga kutub itu akan menghasilkan dampak yang positif dan dampak yang negatif pada remaja. Dampak positif misalnya tidak menunjukkan perilaku anti sosial dan dampak negatifnya menunjukkan perilaku menyimpang (anti sosial). 1 1 Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Mental, (Yogyakarta : PT. Dana Bakti Prima Yasa)hal. 63 1

2 Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini adalah leburnya nilai-nilai moral dimata generasi. Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk dilakukan. Selanjutnya kontradiksi yang terdapat dalam kehidupan generasi menghambat pembinaan pribadinya, maupun dalam terbentuknya suatu sikap faktor individu itu sendiri akan ikut serta menentukan apakah sesuatu dari luar itu dapat diterima atau tidak. 2 Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu merasakan kebahagiaan dalam hidup, karena orang-orang inilah yang dapat merasakan bahwa dirinya berguna, dan mampu menggunakan segala potensi dan bakatnya semaksimal mungkin yang akan membawa kepada kebahagiaan dirinya dan orang lain, juga mampu menyesuaikan diri dalam arti yang luas sehingga terhindar dari kegelisahan dan gangguan, serta dapat terpelihara moralnya. 3 Fenomena yang banyak dijumpai dalam ahir-ahir ini adalah banyak anak-anak dan remaja yang terjerumus dalam hal yang negatif seperti narkoba, minum-minuman keras, dan bahkan banyak kita jumpai yaitu perkelaihan antar geng yang marak dilakukan oleh para remaja sekarang ini. Kebanyakan hal-hal yang semacam itu dikarenakan oleh faktor teman sebaya yang bisa mempengaruhi seorang individu melakukan perilaku tersebut. Dalam Al Qur an telah dijelaskan agar individu, khususnya anak-anak dan remaja untuk lebih selektif dalam memilih teman 39. 2 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hal. 132. 3 Idem, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental (Jakarta; Bulan Bintang, 1982), hal.

3 الا خ لاء ي و م ي ذ ب ع ض ه م ل ب ع ض ع د و ا لا ا لم ت ق ين Artinya: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. Az Zuhruf: 67) 4 Perilaku negatif yang dilakukan oleh remaja tersebut, membuat orangorang disekitarnya memberikan sindiran, ejekan, cemoohan dan bahkan mengucilakannya dari pergaulan sosialnya. Mereka tidak memandang bahwa individu (remaja) tersebut juga merupakan korban yang perlu untuk dibimbing kearah yang positif dalam perilakunya dan interaksinya dengan lingkungan sosialnya. Seperti yang dialami oleh seorang remaja, dimana dia telah salah memilih teman dalam pergaulannya yang menurut mereka sebagai remaja yang gaul, karena kesalahan individu dalam mendefinisikan remaja gaul, dan rasa solidaritas yang salah diantara mereka, sehingga dia terjerumus dalam perbuatan yang negatif dimata agama dan masyarakat dilingkungan sekitarnya seperti minum-minuman keras, narkoba dan berkelahi. Dari perbuatan negatifnya tersebut maka secara otomatispun masyarakat menyindir dan mencemooh dia. Namun masyarakat juga menuding keluarganya yang dianggap tidak becus dalam mendidik anaknya. Sehingga masyarakatpun bersikap acuh tak acuh, mengucilkan, dan bahkan mencurigainya dan juga keluarganya. 4 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: Karya Agung, 2006), hal. 710.

4 Karena sikap dari masyarakat itulah yang membuat individu merasa tertekan, tidak nyaman dan terbuang dari lingkungannya sosilnya. Meskipun individu tersebut sudah menyesali dan tidak melakukan perbuatan negatif lagi, tapi imej negatif yang melekat tidak berubah dimata mereka, dan sindiran masyarakat terhadap dirinya dan keluarganyapun masih dia rasakan. Sehingga rasa takut, tertekan dan kegelisahan yang dialaminya tersebut membuat individu itu merasa cemas (anxiety) yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan psikis seorang remaja serta penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Karena kecemasannya tersebut membuat dia tidak betah dan tidak nyaman berada dilingkugan rumahnya. Sehingga dia memutuskan untuk menjauhi lingkungan sosialnya, dengan tujuan agar rasa takut dan tertekannya tersebut bisa hilang. Tapi rasa cemas yang dialaminya belum bisa hilang karena dia masih khawatir dengan keadaan keluarganya yang ikut mendapat sindiran dari masyarakat, masih trauma atas perbuatan negatif yang pernah dilakukan, dia juga takut masyarakat belum bisa menerimanya dan menganggap dia masih seperti yang dulu. Sehingga remaja tersebut menjadi pemurung, pendiam (minder), suka melamun, kesulitan bergaul dengan lingkungan yang baru, sering sakit kepala, sering menyendiri dan mudah marah. Perilaku-perilaku tersebut sering muncul ketika dia sedang merasa cemas. Kecemasan merupakan reaksi yang normal terhadap stress yang berguna untuk membantu seseorang dalam menghadapi situasi yang sulit. Orang akan berusaha mencari solusi dan jalan keluar ketika dihadapkan pada

5 masalah. Upaya tersebut lebih disebabkan karena keinginan orang yang bersangkutan untuk mereduksi perasaan tidak nyaman yang timbul akibat kecemasan yang dialaminya. Oleh karena itu perlu diperlukan penanganan untuk menghilangkan atau mereduksi kecemasan yang dialami klien. Tentunya diperlukan pendekatan yang luas untuk membantunya. Karena kalau hanya menggunakan satu pendekatan dikawatirkan hasilnya tidak maksimal. Maka pendekatan eklektik sangat tepat untuk membantu menangani masalah kecemasan tersebut. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan diatas, penulis mengambil rumusan masalah sebagai fokus kajian penelitian ini, rumusan masalah tersebut adalah 1. Faktor-faktor apa saja yang membuat konseli mengalami kecemasan? 2. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan konseling Islam dengan pendekatan konseling eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di Sebaya? 3. Bagaimana hasil pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan pendekatan konseling Eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di Sebaya? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat konseli mengalami kecemasan

6 2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan konseling Islam dengan pendekatan konseling eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di Sebaya 3. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan pendekatan konseling Eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di Sebaya D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapakan bisa diambil dari penelitian ini adalah 1. Manfaat teoritis Dengan kegiatan bimbingan konseling Islam yang menggunakan pendekatan konseling eklektik dalam mengatasi kecemasan (anxiety) seorang remaja, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan secara khusus yang berhubungan dengan bimbingan konseling Islam. 2. Manfaat praktis Manfaat secara praktis terhadap penelitian ini ialah diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian terapi sehingga diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam proses penyembuhan permasalahan konseli yang secara khusus melalui layanan bimbingan konseling Islam. 3. Manfaat umum Adapun manfaat secara umum dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa dengan melaksanakan

7 ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dapat mewujudkan jiwa yang sehat. E. Definisi Konsep Konsep merupakan unsur dari suatu penelitian. Konsep merupakan definisi singkat dari sejumlah fakta atau gejala yang ada. Dengan demikian konsep dalam penelitian harus ditentukan batasan permasalahannya dan ruang lingkupnya dengan harapan permasalahannya tersebut tidak terjadi kesimpang siuran dalam pemahaman dan maksud. 1. Bimbingan Konseling Islam Bimbingan konseling Islam yaitu proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 5 Namun secara garis besar bimbingan konseling Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang (individu) yang mengalami kesulitan baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah dengan menggunakan pendekatan agama (spiritual), dengan dorongan iman dan taqwa agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam. 5 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press, 200, hal. 4.

8 2. Konseling Eklektik Pendekatan konseling eklektik berarti konseling yang didasarkan pada berbagai konsep dan tidak berorientasi pada satu teori secara eksklusif. 6 Eklektikisme berpandangan bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep, prosedur dan teknik. Karena itu eklektikisme dengan sengaja mempelajari berbagai teori dan menerapkannya sesuai dengan keadaan riil konseli. 3. Kecemasan (anxiety) Kecemasan atau anxiety adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku 7 Maisherman membuat batasan terhadap cemas adalah keadaan tegang yang umum, timbul ketika terjadi pertentangan antara dorongandorongan dan usaha individu untuk menyesuaikan diri. 8 F. Sistematika Pembahasan BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang di angkat, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan. BAB II : Kerangka Teori Bab ini menjelaskan tentang kajian pustaka yaitu bimbingan 6 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM Press, 2005), hal. 135. 7 Singgih D Gunarsa dan Ny. Y. Singgah D Gunarsa, Psikologi Perawatan, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2003), hal. 27. 8 Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hal. 26.

9 konseling Islam, konseling eklektik, dan kecemasan (anxiety). Selain itu juga membahas tentang kajian teoritik dan penelitian terdahulu yang relevan. BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, subyek penelitian, jenis dan sumber data, tahaptahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data. BAB IV : Penyajian Dan Analisis Data Bab ini menjelaskan tentang setting penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan. BAB V : Penutup Bab kelima ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.