BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum pendidikan nasional yang berlaku saat ini sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

Departemen Agama Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008, hlm.5.

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari konsep tersebut, terdapat. beberapa hal yang perlu diperhatikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, NORA MEDIA ENTERPRISE, Kudus, 2011, hal. 83

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unutk mencapai tujuan pembangunan, yaitu suatu masyarakat yang sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta,2004, hlm Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. direnungkan, dan dijadikan sebagai dasar hukum. Al-Qur an juga. yang dikehendaki oleh Allah SWT dalam menurunkannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di tiap-tiap negara. Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Undang-Undang Dasar 1945

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah (ا : ا)

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

2015 PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Keberlanjutan generasi manusia sedikit banyaknya ditentukan oleh kualitas pendidikan. Maka

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Cet. 2, hlm. 132.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek kehidupan yang bersifat fungsional bagi setiap manusia dan memiliki kedudukan strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara detail, dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal I pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat domain untuk mewujudkan kualitas baik proses lulusan (output) pendidikan. Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya, pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan konstribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan. Diakui atau tidak realitas pembelajaran cenderung berjalan secara statis, rutinitas, dan monoton yang berakibat pada kemandulan intelektual siswa. Dalam proses pembelajaran seringkali muncul suasana yang tidak nyaman, menakutkan, strees bagi siswa. Kenyataan menyebabkan rasa kebencian siswa terhadap mata pelajaran yang akhirnya siswa sulit menerima materi pelajaran tertentu. Salah satu kegagalan proses pembelajaran disebabkan 1 Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5 1

2 adanya ketidaktahuan atau memang kesengajaan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang selalu melakukan terror secara akademik maupun terror psikologis dan terror sosiologis. Guru seringkali menafikan irama perkembangan siswa, melupakan kondisi dan latar belakang siswa.2 Dalam konteks Pendidikan Agama Islam, sudah saatnya kita merubah paradigma pengajaran yang selama ini lazim digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam ke arah paradigma pembelajaran. Bukan rahasia bagi paradigma belajar mengajar Pendidikan Agama Islam kita selama ini masih sarat orientasi pengajaran ketimbang pembelajarannya. Akibatnya dikalangan siswa, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam seringkali dipandang sebagai mata pelajaran menjemukkan, sarat dengan dogma dan indoktrinasi norma-norma yang kurang membuka ruang bagi siswa untuk lebih kritis dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Tidak mengherankan jika kemudian siswa menjadi malas dan kurang bersemangat mengikuti mata pelajaran ini. Untuk meningkatkan kreativitas pembelajaran Agama Islam maka perlu dirancang suatu desain pembelajaran dengan menggunakan metode atau pendekatan yang tepat agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam berhasil dengan baik.3 Di awal Abad ke-21 ini, paradigma pembelajaran mulai mengalami pergeseran. Peristiwa belajar yang selama ini didasarkan pada konsep stimulus-respon mulai berganti menjadi pendekatan yang lebih manusiawi. Suatu pendekatan yang lebih menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk pembangun ilmu pengetahuan. Hal ini dikenal sebagai pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran. Pendekatan konstruktivistik mendorong individu, melaui pengalaman belajar yang ditempuh, untuk berupaya menemukan dan menafsirkan pengetahuan menjadi hasil belajar yang bermakna bagi dirinya. Paradigma pembelajaran yang dianut saat ini, dengan kata lain, mulai mengalami 2 M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontektual, Rasail Media Group, Semarang, 2008, Hlm. 1 3 Qowaid dkk, Inovasi Pembelajaran PAI, Pena Citrasatria, Jakarta, 2007, Hlm. 6

3 pergeseran dari penggunaan pendekatan behavioristik menjadi pendekatan konstruktivistik dalam penyelenggaraan aktivitas pembelajaran. Pendekatan behavioiristik menganggap bahwa perilaku yang dapat diukur dan diamati merupakan hasil belajar individu. Dan hal ini sangat berbeda dengan pandangan mengenai belajar berdasarkan pendekatan konstruktivistik. Pendekatan ini menekankan pada perlunya proses mental seseorang secara aktif dalam menempuh proses belajar dan membangun pengetahuan.4 Ayat Al-Qur an yang membahas tentang berfikir ini bisa kita lihat pada Q.S. Al-Hasyr (59) ayat 21 : Artinya : kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. 5 Dari berbagai pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat berperan penting dalam pembentukan karakteristik siswa agar sesuai dengan rumusan tujuan yang ditetapkan. Diharapkan pembelajaran PAI mampu membentuk peserta didik yang aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman nyata atau realitas dari lapangan. Maka dari itu penulis ingin melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah yang bertujuan untuk meningkatkan pemahan siswa. Penulis memilih MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati sebagai lokasi penelitian dikarenakan sekolah tersebut adalah sekolah yang bernuansa Islam. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi ujung tombak 4 Benny A. Pribadi, Model Desain Pembelajaran, PT. Dian Rakyat, Jakarta, 2009, Hlm. 154 Al-Qur an, Surat Al-Hasyr (59) ayat 21, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran AlQur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 1992, Hlm. 5

4 dalam mengembangkan dan meningkatkan potensi spiritual melalui pengalaman nyata sehari-hari sehingga dapat mencerminkan harkat dan martabat sebagai seorang manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.6 MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati merupakan madrasah di bawah naungan yayasan yang lokasinya berada di desa, yang tetap eksis dengan berbagai pengalaman. Kegiatan pembelajarannya adalah di bidang ilmu umum dan agama. Usaha mendidik dan membimbing siswa dilaksanakan secara berkesinambungan dan terpadu untuk meningkatkan mutu pendidikan.7 Melihat pembelajaran yang saat ini terjadi terutama di MA AlIkhlas Tlogowungu Pati, guru masih menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas yang membuat siswa merasa bosan dan jarang memperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Implementasi model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman materi bagi siswa diharapkan mampu mengubah suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan. Sebagaimana hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa saat pembelajaran fiqih di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati ada siswa yang kurang paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti fenomena di atas dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Konstruktivistik Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Mu amalah Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017 6 7 Hasil observasi Tanggal 13 September 2016 Hasil observasi Tanggal 13 September 2016 X-1 di MA Al-Ikhlas

5 B. Fokus Penelitian Guna mengantisipasi terlalu lebarnya pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti menetapkan fokus penelitian sesuai dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Konstruktivistik Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Mu amalah Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017 2. Peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017 3. Implementasi model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah untuk meningkatkan pemahaman siswa di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan penjelasan diatas, penulis dalam penelitian ini mengambil pokok-pokok masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana implementasi model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah untuk meningkatkan pemahaman siswa di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017?

6 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017 2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017 3. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah untuk meningkatkan pemahaman siswa di MA Al-Ikhlas Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2016/2017 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumbangsih bagi khasanah keilmuan terutama keilmuan dibidang pendidikan Islam. Disamping itu juga sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam penelitian lanjutan yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran konstruktivistik pada mata pelajaran fiqih materi mu amalah untuk meningkatkan pemahaman siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan kompetensi dan kualifikasi akademik guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang secara komprehensif. b. Bagi siswa Siswa akan mengetahui bahwa dengan penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan pemahaman siswa, sehingga siswa akan termotivasi untuk lebih semangat dalam belajar.

7 c. Bagi sekolah Sebagai pertimbangan dalam menetukan kebijakan sekolah terhadap kompetensi yang dimiliki pendidik sekaligus peserta didik.