ISOTERMA DAN TERMODINAMIKA ADSORPSI KATION PLUMBUM(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

dokumen-dokumen yang mirip
Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK

ADSORPSI KATION Pb (II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT : PENGARUH WAKTU KONTAK

KAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

KARAKTERISASI LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

KESETIMBANGAN ADSORPSI Pb(II) PADA LEMPUNG ALAM DESA TALANAI KABUPATEN KAMPAR Riha Yuwanti *, Erman, Nurhayati

Penyediaan Adsorben Berbasis Lempung Alam Melalui Berbagai Konsentrasi Aktivator Asam Sulfat ABSTRAK

Model Kinetika Adsorpsi Pb(II) pada Lempung Talanai Kalsinasi 500"C

LEMPUNG ALAM DESA TALANAI YANG DIAKTIVASI SECARA FISIKA

MEKANISME ADSORPSI KATION Pb(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT SEBAGAI HASIL SAMPING PRODUKSI KOAGULAN: KARAKTERISASI. Fiola Reviola, Muhdarina, Nurhayati

PENGARUH KESETIMBANGAN ADSORPSI MANGAN OKSIDA BIRNESSITE

KESETIMBANGAN ADSORPSI Pb(II) PADA LEMPUNG ALAM DESA PALAS KECAMATAN RUMBAI

Hasil dan Pembahasan. konsentrasi awal optimum. abu dasar -Co optimum=50 mg/l - qe= 4,11 mg/g - q%= 82%

DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE

Isoterma dan Termodinamika Adsorpsi Kation Cu 2+ Fasa Berair pada Lempung Cengar Terpilar

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

KARAKTERISASI MORFOLOGI CLAY DENGAN FILLER KULIT KAKAO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

PENGARUH ION LOGAM TEMBAGA (Cu +2 ) TERHADAP DAYA ADSORPSI BIRNESSITE SINTESIS

KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA PENOL DENGAN TANAH GAMBUT

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN DAYA JERAP BENTONIT DAN KESETIMBANGAN ADSORPSI BENTONIT TERHADAP IONCu(II)

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM

PEMANFAATAN LEMPUNG MAREDAN SEBAGAI ADSORBEN PEROKSIDA DARI CRUDE PALM OIL : VARIASI BERAT ADSORBEN DAN SUHU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Model Isoterm Adsorpsi Ion Cu(II) Pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa Khamaluddin Aditya 1), Yusnimar 2), Zultiniar 2)

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: ARUM KARTIKA SARI

Emmy Sahara. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK ABSTRACT

Indonesian Journal of Chemical Science

KARAKTERISASI LEMPUNG CENGAR AKTIVASI KOH KALSINASI PADA 300 o C

Sintesis Koagulan Cair Berbasis Lempung Alam Cengar

PENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG CURAH MENGGUNAKAN ADSORBEN LEMPUNG DESA GEMA TERAKTIVASI

Betty Hidayati, Sunarno, Silvia Reni Yenti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

PEMANFAATAN LEMPUNG DESA GEMA TERAKTIVASI H 2 SO 4 UNTUK PENINGKATAN MUTU MINYAK GORENG CURAH

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

LEMPUNG CENGAR SEBAGAI SUMBER KOAGULAN CAIR UNTUK MENURUNKAN KADAR BOD DAN COD DALAM AIR GAMBUT Yulianti 1*, Muhdarina 2, A.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

PEMANFAATAN LEMPUNG MAREDAN SEBAGAI ADSORBEN PEROKSIDA DARI CRUDE PALM OIL (CPO) : VARIASI SUHU DAN KECEPATAN PENGADUKAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Adsorption Isotherm of Cr(VI) Using Mg/Al Hydrotalcite with Molar Ratio 2:1

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

DAYA ADSORPSI METANIL YELLOW DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI HCl

Aktivasi Batu Padas dengan Asam dan Pemanfaatannya sebagai Penyerap Limbah Deterjen

KESETIMBANGAN ADSORPSI Cd 2+ DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT TERAKTIVASI

KAPASITAS ADSORPSI BENTONIT TEKNIS SEBAGAI ADSORBEN ION Cd 2+ CAPACITY OF ADSORPTION TECHNICAL BENTONITE AS ADSORBENT Cd 2+ IONS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

ADSORPSI β-karoten YANG TERKANDUNG DALAM MINYAK KELAPA SAWIT (CRUDE PALM OIL) MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF SKRIPSI

Aplikasi Koagulan Cair Al-Fe Berbasis Lempung Alam Pada Pengolahan Air Gambut: Efek Temperatur Kalsinasi Dan Pelindian

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.

BIOARANG LIMBAH DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENJERAPAN KATION Pb(II) DALAM AIR: KINETIKA ADSORPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

STUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Zn (II) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENJERAPAN ION Pb 2+ TERLARUT DALAM AIR SINTETIS MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE SEBAGAI ADSORBEN

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SAT. Drastinawati 1 dan Zultiniar Pendahuluan. Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: ISSN :

Kinetika Adsorpsi Ion Logam Cu (Ii) Menggunakan Serbuk Gergaji Teraktivasi dengan Asam Asetat

MODEL KESETIMBANGAN PADA ADSORBSI ION Zn 2+ MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE SEBAGAI ADSORBEN

KARAKTERISTIK DAN AKTIVASI CAMPURAN TANAH ANDISOL / LEMPUNG BAYAT / ABU SEKAM SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) TESIS

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL INTEGRASI PROSES. Website:

PEMANFAATAN FLY ASH BATU BARA SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT ION Pb 2+ YANG TERLARUT DALAM AIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OF ADSORPTION A TECHNICAL BENTONITE AS AN ADSORBENT OF HEAVY METAL

Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch

PEMANFAATAN SISA PRODUKSI KOAGULAN CAIR BERBASIS LEMPUNG ALAM SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENINGKATKAN BEBERAPA PARAMETER AIR SUNGAI SIAK

ABU CANGKANG BUAH KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA METILEN BIRU

Transkripsi:

ISOTERMA DAN TERMODINAMIKA ADSORPSI KATION PLUMBUM(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT A. Johan 1, Muhdarina 2, T. A. Amri 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Kimia Fisika Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia adeljohansiagian@gmail.com ABSTRACT This research studied isotherm and thermodynamic adsorption of Pb(II) on sulfuric acid activated Cengar clay. Cengar clay was activated by various moles of sulfuric acid (0.2, 0.4 and 0.6 mol). The adsorption process of Pb(II) on the sulfuric acid activated Cengar clay was observed under batch system at various of Pb(II) concentration and temperature for 90 minutes. The observed data was analyzed with isotherm and thermodynamic. The research results showed the adsorption model of Pb(II) on all of the sulfuric acid activated Cengar clay accordance with Freundlich isotherm. Furthermore, adsorption process of Pb(II) on the Cengar clay activated by 0.2 moles of sulfuric acid occurs with endothermic, where H 29,672 kj/mol, S 116,063 J/molK and G - 5,784 kj/mol, respectively. Keywords : Sulfuric acid, Isotherm, Thermodynamic. ABSTRAK Penelitian ini mempelajari isoterma dan termodinamika adsorpsi kation Pb(II) pada lempung Cengar teraktivasi asam sulfat. Lempung Cengar telah diaktifkan dengan variasi mol asam sulfat (0,2, 0,4 dan 0,6 mol). Proses adsorpsi Pb(II) pada lempung Cengar teraktivasi berlangsung secara batch di bawah pengaruh konsentrasi ion dan temperatur proses pada waktu kontak 90 menit. Data adsorpsi yang diperoleh dianalisis secara isoterma dan termodinamika. Hasil analisis menunjukkan bahwa model adsorpsi Pb(II) pada semua lempung Cengar teraktivasi asam sulfat sesuai dengan isoterma Freundlich. Selain itu, proses adsorpsi Pb(II) pada lempung Cengar teraktivasi oleh 0,2 mol asam sulfat berlangsung secara endotermis dengan panas adsorpsi, H 29,672 kj/mol, S 116,0634 J/molK dan G - 5,7842 kj/mol. Kata kunci : Asam sulfat, Isoterma, Termodinamika 1

PENDAHULUAN Provinsi Riau memiliki banyak potensi sumber daya alam yang belum dikelola dengan baik, salah satunya lempung. Lempung masih jarang dimanfaatkan sebagai produk yang dapat bermanfaat besar bagi masyarakat. Seiring berkembangnya penelitian, lempung semakin banyak diteliti karena material ini memiliki potensi yang cukup besar, salah satunya kemampuan untuk melepaskan kontaminan logam berat dari dalam air. Banyak metoda yang telah digunakan untuk melepaskan kontaminan logam berat dari dalam air, seperti penjerapan, penyerapan, pengendapan, pengomplekan, oksidasi-reduksi, osmosis terbalik atau elektrolisis (Bahri, dkk, 2008). Namun metoda adsorpsi atau penjerapan terbukti sebagai metoda yang lebih efektif untuk melepaskan polutan logam berat mulai dari konsentrasi rendah sampai sedang (Manohar dkk, 2006). Proses adsorpsi menggunakan lempung tergolong proses berbiaya murah, karena bahan adsorben lempung dijumpai melimpah di alam. Kalalagh (2011) telah membuktikan hal ini dengan menggunakan lempung kaolinit sebagai adsorben logam Pb, Zn dan Cu. Lempung alam memiliki daya adsorpsi relatif rendah, karena itu pemanfaatannya harus didahului oleh langkah modifikasi lempung alam baik secara kimia atau fisika maupun gabungan keduanya. Bhattacharyya & Gupta (2008) telah membuktikan lempung kaolinit dan monmorilonit yang diaktivasi dengan H 2 SO 4 dapat menjerap logam Ni dan Cu dari dalam air, karena aktivator asam tersebut dapat meningkatkan luas permukaan dan volume pori lempung, sehingga kapasitas adsorpsinya juga meningkat. Yulis (2012) menunjukkan kondisi optimum untuk penjerapan ion Pb 2+ oleh lempung Desa Talanai yang diaktivasi dengan NaOH didapat pada waktu kontak 60 menit, konsentrasi 20 ppm, temperatur 30 0 C dan ph 6 dengan persentase jerapan 99,377%. Di sisi lain, pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Efek logam berat dapat berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan walaupun pada konsentrasi yang sangat rendah. Logam berat tersebut dapat ditransfer dalam jangkauan yang sangat jauh sehingga akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun dalam jangka waktu yang cukup lama (Purwaningsih, 2009). Hal ini harus ditanggulangi agar dampak pencemaran dapat ditekan. Potensi lempung Cengar telah dikaji dari berbagai aspek. Nasution (2009) telah mengaktivasi lempung alam Cengar dengan tiga jenis modifier (CH 3 COONH 4, CH 3 COONa dan NH 4 Cl). Hasil penelitian tersebut mendapatkan bahwa daya jerap lempung terhadap kation Cu 2+ dengan modifier NH 4 Cl lebih besar dari modifier lain (CH 3 COONH 4 dan CH 3 COONa) yaitu sebesar 0,7085 mg/g lempung pada waktu 60 menit. Lempung Cengar yang mengandung mineral kaolinit dan muskovit mampu menjerap kation Co(II) menurut isoterma Langmuir (Muhdarina dkk, 2010). Penelitian ini difokuskan pada kajian isoterma dan termodinamika proses adsorpsi Pb(II) pada lempung Cengar teraktivasi asam sulfat. Lempung ini diketahui mempunyai kapasitas tukar kation yang cukup tinggi, untuk LC0,2, LC0,4 dan LC0,6 berturut-turut yaitu sebesar 295,14, 356,69 dan 362,48 meq/100 g (Nurpiyenti, 2013). 2

METODE PENELITIAN a. Persiapan sampel Sampel lempung yang digunakan adalah lempung Cengar teraktivasi asam sulfat dengan variasi mol (0,2, 0,4 dan 0,6) menurut Nurpiyenti (2013). Sebelum digunakan, sampel lempung Cengar teraktivasi asam sulfat terlebih dahulu diuapkan dalam oven pada suhu 105 0 C sampai diperoleh berat konstan, kemudian lempung dikalsinasi pada 230 0 C selama 5 jam. Adapun 3 jenis sampel adsorben lempung teraktivasi asam sulfat masing-masing disimbolkan sebagai LC0,2 (aktivator 0,2 mol H 2 SO 4 ), LC0,4 (aktivator 0,4 mol H 2 SO 4 ) dan LC0,6 (aktivator 0,6 mol H 2 SO 4 ), b. Uji daya jerap lempung teraktivasi asam sulfat terhadap logam Pb(II) Uji daya jerap lempung teraktivasi asam sulfat menggunakan dua parameter, yaitu konsentrasi adsorbat dan temperatur. Untuk parameter konsentrasi pengontakan sampel dilakukan selama 90 menit pada temperatur 30 0 C dengan kecepatan pengadukan dalam shaker waterbath 120 rpm. Variasi konsentrasi (ppm) yang digunakan adalah 25, 30, 35, 40, 55, 130, 165, 220, 265 dan 300. Untuk parameter temperatur ( 0 C) 25, 30, 35 dan 40, adsorpsi dilakukan terhadap adsorben dengan kapasitas adsorpsi optimum pada pengamatan variabel konsentrasi. Pekerjaan dilakukan pada waktu kontak dan kecepatan pengadukan yang sama seperti sebelumnya. c. Analisis data Data yang diperoleh dari hasil penelitian digunakan untuk menentukan model kesetimbangan yang sesuai. Dalam penelitian ini digunakan model kesetimbangan Freundlich yang dianggap sesuai untuk data penelitian ini. Data yang diperoleh dari plot lnkd versus 1/T digunakan untuk menentukan nilai parameter termodinamika. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil uji daya jerap lempung teraktivasi asam sulfat terhadap logam Pb(II) Meskipun jumlah Pb(II) yang terjerap pada adsorben terus meningkat dengan penambahan konsentrasi awal, namun derajat adsorpsinya menunjukkan tercapainya kesetimbangan untuk LC0,2 pada konsentrasi 220 ppm (98,60%), LC0,4 pada konsentrasi 265 ppm (98,20%) dan LC0,6 pada konsentrasi 300 ppm (98,42%). Hal ini didukung oleh kapasitas tukar kation yang dimiliki oleh setiap jenis adsorben (Nurpiyenti, 2013). Tampak pada Gambar 1, % adsorpsi Pb(II) pada setiap konsentrasi adsorbat pada LC0,2 umumnya lebih besar dari 2 lempung lainnya (LC0,4 dan LC0,6). Oleh karena itu adsorben yang didapat melalui aktivasi dengan 0,2 mol asam sulfat lebih dipilih untuk pengamatan selanjutnya. Fakta dari Gambar 1 pada LC0,4 dan LC0,6 memperlihatkan pola adsorpsi yang sangat variatif. Heterogenitas permukaan lempung merupakan penyebabnya, karena jumlah dan distribusi situs adsorpsi di dalam lempung tidak merata pada setiap titik sampel (Muhdarina, 2011). 3

adsorpsi, % adsorpsi, % 100 98 96 94 92 LC0,2 LC0,4 LC0,6 90 0 50 100 150 200 250 300 Konsentrasi, mg/l Gambar 1. Efektivitas adsorpsi lempung aktivasi terhadap Pb(II) berdasarkan pengaruh konsentrasi adsorbat Pengamatan berdasarkan parameter temperatur untuk LC0,2 menggunakan konsentrasi 100 dan 200 ppm dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar tersebut terlihat bahwa pola adsorpsi Pb(II) pada lempung teraktivasi asam sulfat LC0,2 terdapat sedikit peningkatan kapasitas adsorpsi pada kedua konsentrasi yang digunakan, jadi dapat dikatakan pada proses ini terjadi penyerapan panas (endotermis). Menurut Bahri dkk (2011), panas yang diberikan kepada sistem menyebabkan kenaikan energi kinetik kation-kation di dalam larutan, sehingga mempermudah pergerakan kation menuju situs adsorpsi. Gupta dan Bhatacharyya (2008), menyebutkan bahwa diperlukan sejumlah energi atau panas agar partikel adsorbat dapat meresap ke dalam pori-pori adsorben dan teradsorpsi disana. 100 99 98 100 ppm 200 ppm 97 0 10 20 30 40 Temperatur, 0 C Gambar 2. Efektivitas adsorpsi lempung aktivasi LC0,2 terhadap Pb(II) berdasarkan pengaruh temperatur pada konsentrasi adsorbat 100 dan 200 ppm. 4

log qe b. Analisis data Penelitian ini mengikuti model isoterm Freundlich (Gambar 3) yang dilihat dari nilai R 2 (Tabel 1) untuk LC0,2, LC0,4 dan LC0,6 berturut-turut adalah 0,862, 0,887 dan 0,735. Kesesuaian dengan model Freundlich menyatakan bahwa sistem adsorpsi Pb(II) pada ketiga lempung Cengar teraktivasi asam sulfat tejadi secara fisika (fisisorpsi). 1.8 1.5 1.2 0.9 0.6 y = 1,403x + 0,418 R² = 0,862 y = 1,377x + 0,308 R² = 0,887 y = 0.9907x + 0.5134 R² = 0.735 LC0,2 LC0,4 LC0,6 0.3 0-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 log Ce Gambar 3. Model isoterm Freundlich adsorpsi Pb(II) pada lempung Cengar teraktivasi asam sulfat (T=30 0 C, w= 0,1 g, v= 10 ml, R= 120 rpm Tabel 1. Nilai parameter isoterm Freundlich Sampel Freundlich 1/n K F R 2 LC0,2 1,403 2,618 0,862 LC0,4 1,377 2,032 0,887 LC0,6 0,990 3,258 0,735 Nilai parameter termodinamika untuk adsorpsi Pb(II) diperoleh dengan memplot ln K d versus 1/T (Gambar 4). Dari gambar tersebut diperoleh harga entalpi ( H), entropi ( S) dan energi bebas Gibbs ( G). Pada penelitian ini diperoleh nilai H= 29,672 kj/mol, S= 116,0634 J/molK dan nilai rata-rata G= -5,7842 kj/mol (Tabel 2). Untuk nilai H -4 sampai -40 kj/mol dikatakan adsorpsi terjadi secara fisik (fisisorpsi) sedangkan H -40 sampai -800 kj/mol dikatakan adsorpsi terjadi secara kimia (kemisorpsi) (Andriyani, 2010). Nilai H yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa adsorpsi Pb(II) pada LC0,2 terjadi secara fisik (fisisorpsi). Hal ini didukung oleh pemenuhan sistim adsorpsi dengan model Freundlich. 5

ln Kd 3 2.5 2 1.5 1 0.5 y = -3.8422x + 14.512 R² = 0.2398 y = -3.5694x + 13.966 R² = 0.8329 0 3.15 3.2 3.25 3.3 3.35 3.4 1/T 10-3 100 ppm 200 ppm Gambar 4. Plot ln Kd versus 1/T untuk adsorpsi Pb(II) pada LC0,2 Tabel 2. Nilai parameter termodinamika untik adsorpsi Pb(II) pada LC0,2 Temperatur Entalpi, H Entropi, S Energi bebas, G R 2 (K) (kj/mol) (J/molK) (kj/mol) 298-4,914 303 29,672 116,0634-5,494 0,832 308-6,074 313-6,655 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan penjerapan ion Pb(II) oleh lempung Cengar teraktivasi asam sulfat pada konsentrasi 300 mg/l berturut-turut untuk LC0,2 sebesar 29,278 mg/g (97,64%); LC0,4 29,418 mg/g (98,10%) dan LC0,6 29,513 mg/g (98,42%) pada temperatur 30 0 C. Adsorben LC0,2 menjerap ion Pb(II) pada temperatur optimum adalah 35 0 C dengan konsentrasi 100 dan 200 ppm. Model kesetimbangan adsorpsi Freundlich lebih sesuai diaplikasikan pada lempung Cengar teraktivasi asam sulfat. Proses adsorpsi Pb(II) terjadi secara endotermis dengan H 29,672 kj/mol, sedangkan parameter termodinamika yang lain, S 116,0634 J/molK dan G - 5,7842 kj/mol. Dari hasil penelitian ini dianggap perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan metode yang sama namun dengan variasi konsentrasi yang lebih tinggi untuk mendapatkan konsentrasi yang paling optimal. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada staf laboratorium yang terlibat dalam penelitian ini, Laboratorium UPT Dinas Pekerjaan Umum Pekanbaru. 6

DAFTAR PUSTAKA Andriyani, F. 2010. Studi Kesetimbangan Adsorpsi Cu(II) Pada Lempung Keggin Terpilar. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Riau, Pekanbaru. Bahri, S., Muhdarina., Nurhayati dan Andiyani, F. 2011. Isoterma dan Termodinamika Adsorpsi Kation Cu 2+ Fasa Berair Pada Lempung Cengar Terpilar. Jurnal Natur Indonesia 14(1): 7-13. Bhattacharyya, K. G and Gupta, S. S. 2008. Influence of Acid Activation on Adsorption of Ni(II) and Cu(II) on Kaolinite and Montmorillonite: Kinetic and Thermodynamic Study. Chemical Engineering Journal, 136: 1 13. Kalalagh, S. S., Babazadeh, H., Nazemi, A. H and Manshouri, M. 2011. Isotherm and Kinetic Studies on Adsorption of Pb, Zn and Cu by Kaolinite. Caspian Journal of Environmental Sciences, 9 (2): 243-255. Manohar, D. M., Noeline, B. F., and Anirudhan. T. S. 2006. Adsorption Performance of Al-Pillared Bentonite Clay For The Removal of Cobalt(II) From Aqueous Phase, Applied Clay Science, 31: 194-206. Muhdarina., 2011. Pencirian Lempung Cengar Asli Dan Berpilar Serta Sifat Penjerapannya Terhadap Logam Berat. Disertasi. Universiti Kebangsaan Malaysia. Muhdarina., Mohammad, A. W., dan Muchtar, A. 2010. Prospektif Lempung Alam Cengar Sebagai Adsorben Polutan Anorganik di Dalam Air: Kajian Kinetika Adsorpsi Kation Co(II). Reaktor, 13 (2): 81-88. Nasution, R. 2009. Kinetika Adsorpsi Kation Cu 2+ Oleh Lempung Alam Yang Dimodifikasi. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Riau, Pekanbaru. Nurpiyenti, 2013. Karakterisasi Lempung Cengar Teraktivasi Asam Sulfat. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Riau, Pekanbaru. Purwaningsih, D. 2009. Adsorpsi Multi Logam Ag(I), Pb(II), Cr(III), Cu(II) dan Ni(II) Pada Hibrida Etilendiamino-Silika Dari Abu Sekam Padi. Jurnal Penelitian Saintek, 14 (1): 59-76. Yulis, A. 2012. Kesetimbangan Adsorpsi Pb(II) pada Lempung Alam Desa Talanai Kabupaten Kampar yang Diaktivasi Dengan NaOH. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Riau, Pekanbaru. 7