2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENJELASAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2015 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2016

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

2 Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan proses uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon pemilik dan calon pengelola perbankan syariah melalui pe

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 101)

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

Perihal: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/23/PBI/2009 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

Perihal : Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPRS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I. KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Syarat Pendirian Bank dengan Besarnya Modal Dasar dan Modal Disetor

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/24/PBI/2004 TENTANG BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAERAH

Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

USULAN. Menimbang: c.! bahwa untuk mendukung mewujudkan perizinan prima diperlukan pelayanan perizinan yang lebih cepat, tepat, mudah dan transparan;

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

TENTANG PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

No Selaku Komisaris Independen dan Pihak Independen, anggota komite harus dapat terlepas dari benturan kepentingan.untuk mencegah adanya bentur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMENUHAN KETENTUAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA YANG DIBERIKAN STATUS SEBAGAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA

No Syariah harus tetap memperhatikan azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian sehingga dapat tercipta perbankan syariah yang kuat d

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 3 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

2017, No sektor perbankan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan diperlukan pengaturan kembali transparansi kondisi keuangan Bank Perkre

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

Transkripsi:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Modal. Kepemilikan. Pengurus. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 351) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT I. UMUM Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha yang bersifat dinamis, diperlukan perbankan nasional yang tangguh, termasuk industri Bank Perkreditan Rakyat yang sehat, kuat, produktif, dan memiliki daya saing agar mampu melayani masyarakat, terutama usaha mikro dan kecil. Sejalan dengan visi perbankan nasional untuk mencapai sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan, kelembagaan industri Bank Perkreditan Rakyat perlu diperkuat, antara lain pada aspek permodalan, penataan struktur kepemilikan, serta peningkatan kompetensi dan kualitas anggota dan calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Selain itu, dalam rangka meningkatkan fungsi intermediasi Bank Perkreditan Rakyat melalui perluasan jaringan kantor, ketentuan pembukaan Kantor Cabang perlu direlaksasi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian berupa kemampuan permodalan serta analisis dan potensi kelayakan usaha.

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementara BPR yang berbadan hukum selain tersebut di atas seperti Badan Kredit Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 58 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 akan diatur secara tersendiri. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Huruf c Suatu usaha atau entitas digolongkan sebagai badan hukum Indonesia apabila entitas tersebut dinyatakan atau ditetapkan sebagai badan hukum Indonesia oleh Undang-Undang. Yang dimaksud dengan telah beroperasi adalah badan hukum dimaksud telah melakukan kegiatan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan modal disetor bagi BPR yang berbentuk badan hukum Koperasi adalah simpanan pokok dan simpanan wajib sebagaimana diatur dalam Undang- Undang mengenai Perkoperasian.

3 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Penetapan jumlah modal disetor yang lebih tinggi didasarkan pada pertimbangan antara lain kelangsungan pengembangan kegiatan usaha BPR ke depan, sehingga dapat beroperasi secara berkesinambungan. Namun penetapan jumlah modal disetor yang lebih tinggi tersebut tidak melampaui jumlah modal disetor minimum pada zona yang setingkat lebih tinggi. Zona 1 menunjukan zona dengan potensi ekonomi lebih tinggi dan persaingan lembaga keuangan lebih ketat. Sedangkan zona 4 menunjukan zona dengan potensi ekonomi lebih rendah dan persaingan lembaga keuangan lebih longgar. Yang dimaksud dengan modal kerja adalah seluruh aset lancar antara lain kas, kredit yang diberikan, penempatan dana antar bank, dan surat berharga, namun tidak termasuk biaya dalam rangka pendirian dan pra operasional BPR. Contoh penulisan keterangan atas setoran modal pada bilyet deposito adalah Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan q.q. Sdr. A dengan keterangan untuk pendirian PT BPR XZY dan pencairannya hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan.

4 Pasal 9 Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i Struktur organisasi dan jumlah personalia antara lain meliputi bagan organisasi, garis tanggung jawab horizontal dan vertikal, serta tingkatan jabatan paling rendah sampai dengan Pejabat Eksekutif. Analisis potensi dan kelayakan pendirian BPR termasuk rencana bisnis yang merupakan rencana kegiatan usaha BPR yang memuat paling sedikit: 1. rencana penghimpunan dan penyaluran dana serta strategi pencapaiannya; dan 2. proyeksi neraca bulanan dan laporan laba rugi kumulatif bulanan selama 12 (dua belas) bulan yang dimulai sejak BPR melakukan kegiatan operasional. Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi, dibuat dan disampaikan oleh pihak yang mempunyai wewenang untuk mewakili badan hukum yang bersangkutan. Hal-hal yang harus dijelaskan dalam presentasi oleh pihakpihak yang mengajukan permohonan pendirian BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan antara lain:

5 Pasal 10 Pasal 11 Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g a. tujuan dan alasan pendirian BPR; b. target pasar penghimpunan dan penyaluran dana; c. jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang; d. sistem teknologi dan informasi; dan e. struktur organisasi dan personalia. Contoh: persetujuan prinsip diberikan pada tanggal 1 April 2015, jangka waktu persetujuan prinsip berakhir pada tanggal 31 Maret 2016. Cukup jelas Cukup jelas Angka 1 Yang dimaksud dengan aset tetap dan inventaris adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam kegiatan operasional dan tidak dimaksudkan untuk dijual.

6 Pasal 12 Pasal 13 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Daftar aset tetap dan inventaris disertai dengan harga perolehan. Cukup jelas Cukup jelas Huruf c Huruf d Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang pemohon dan informasi terkini antara lain dari Daftar Tidak Lulus dan Daftar Kredit Macet mengenai Pemegang Saham Pengendali, anggota Direksi, dan anggota Dewan Komisaris.

7 Pasal 14 Bentuk badan hukum dan kata Bank Perkreditan Rakyat atau BPR dicantumkan secara jelas, antara lain pada papan nama, kop surat, sarana publikasi yang digunakan, buku tabungan, bilyet deposito, dan warkat pembukuan. Pasal 15 Pasal 16 Contoh: PT Bank Perkreditan Rakyat XYZ, atau PT BPR XYZ. Pasal 17 Pasal 18 Yang dimaksud dengan modal sendiri bersih bagi: a. badan hukum Perseroan Terbatas atau Perusahaan Daerah adalah penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba, dikurangi penyertaan dan kerugian; b. badan hukum Koperasi adalah penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah dikurangi penyertaan dan kerugian. Yang dimaksud dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan antara lain ketentuan yang mengatur mengenai uji

8 Pasal 19 Pasal 20 kemampuan dan kepatutan BPR, dan ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi. Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain dengan mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan. Yang dimaksud dengan tindak pidana tertentu adalah tindak pidana asal yang disebut dalam undang-undang mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

9 Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Ayat (8) Ayat (9) Pasal 21 Yang dimaksud dengan dividen bagi BPR yang berbentuk badan koperasi adalah sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota. Ayat (10) Dalam hal perubahan kepemilikan saham mengakibatkan terjadinya perubahan PSP, tunduk pada tata cara penggantian dan/atau penambahan pemilik BPR yang diatur dalam ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi serta uji kemampuan dan kepatutan BPR.

10 Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Dalam hal BPR menerima surat persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang melalui notaris, laporan perubahan modal dasar dilampiri tanda terima surat persetujuan perubahan dari notaris. Ayat (5) Yang dimaksud dengan pengetahuan di bidang perbankan antara lain meliputi pengetahuan tentang peraturan dan operasional BPR.

11 Ayat (6) Pasal 26 Pasal 27 Huruf c Yang dimaksud dengan pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau lembaga jasa keuangan non perbankan antara lain pengalaman dan keahlian di bidang operasional, pemasaran, pembukuan, pendanaan, perkreditan, atau hukum perbankan. Yang dimaksud dengan kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis antara lain kemampuan untuk menganalisis perkembangan perekonomian, kemampuan menggali potensi perbankan daerah, menginterpretasikan visi, misi BPR, dan analisis situasi industri perbankan. Yang dimaksud dengan mayoritas adalah lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari seluruh jumlah anggota Direksi. Yang dimaksud dengan hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua adalah hubungan baik vertikal maupun horizontal termasuk mertua, menantu, dan ipar, meliputi: a. orang tua kandung/tiri/angkat; b. saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya; c. anak kandung/tiri/angkat; d. kakek/nenek kandung/tiri/angkat; e. cucu kandung/tiri/angkat; f. saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami atau istrinya; g. suami/istri; h. mertua; i. besan; j. suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat;

12 Pasal 28 Ayat (5) Ayat (6) k. kakek/nenek dari suami/istri; l. suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat; m. saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami atau istrinya. Yang dimaksud dengan lembaga lain antara lain partai politik atau organisasi kemasyarakatan. Yang dimaksud dengan pengetahuan di bidang perbankan antara lain meliputi pengetahuan tentang peraturan dan operasional BPR. Yang dimaksud dengan pengalaman di bidang perbankan dan/atau lembaga jasa keuangan non perbankan antara lain pemasaran, akuntansi, audit, pendanaan, perkreditan, hukum, atau pengalaman di bidang pengawasan operasional perbankan. Yang dimaksud dengan sertifikat kelulusan adalah sertifikat profesi terkait dengan unit kompetensi bagi Dewan Komisaris atau Direksi.

13 Ayat (7) Ayat (8) Ayat (9) Pasal 29 Yang dimaksud dengan Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai Komisaris paling banyak pada 2 (dua) BPR lain atau BPRS adalah seseorang hanya dapat menjabat sebagai Komisaris paling banyak pada 3 (tiga) BPR atau BPRS. Rapat Dewan Komisaris ditunjukkan dengan risalah rapat dan dimaksudkan sebagai pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Ayat (10) Yang dimaksud dengan mayoritas adalah lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari seluruh jumlah anggota Dewan Komisaris. Yang dimaksud dengan hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua adalah hubungan baik vertikal maupun horizontal termasuk mertua, menantu, dan ipar, meliputi: a. orang tua kandung/tiri/angkat; b. saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya; c. anak kandung/tiri/angkat; d. kakek/nenek kandung/tiri/angkat; e. cucu kandung/tiri/angkat; f. saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua beserta suami atau istrinya; g. suami/istri; h. mertua; i. besan; j. suami/istri dari anak kandung/tiri/angkat; k. kakek/nenek dari suami/istri;

14 Pasal 30 l. suami/istri dari cucu kandung/tiri/angkat; m. saudara kandung/tiri/angkat dari suami/istri beserta suami atau istrinya. Yang dimaksud dengan benturan kepentingan adalah terjadinya benturan kepentingan ekonomis BPR dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait lainnya. Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Yang dimaksud dengan dinyatakan efektif adalah terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam RUPS atau lampaunya jangka waktu yang diatur dalam anggaran dasar BPR apabila RUPS tidak dapat diselenggarakan. Yang dimaksud dengan dinyatakan efektif adalah terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam RUPS. Larangan menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris antara lain disebabkan oleh: a. pelanggaran ketentuan tentang anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris antara lain atas rangkap jabatan, hubungan keluarga atau semenda, persyaratan kepemilikan sertifikasi profesi; atau b. penetapan tidak lulus berdasarkan hasil uji kemampuan dan kepatutan sesuai ketentuan yang berlaku.

15 Pasal 35 Yang wajib dilaporkan adalah pejabat yang masuk dalam struktur organisasi BPR baik yang telah diangkat atau belum diangkat sebagai Pejabat Eksekutif oleh BPR namun telah menjalankan tugas dan fungsi sebagai Pejabat Eksekutif. Pasal 36 Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan dokumen pendukung antara lain fotokopi surat pengangkatan, surat perjanjian kerja, atau kuasa khusus bagi Pemimpin Cabang. Penelitian meliputi pencarian informasi terhadap Pejabat Eksekutif antara lain: a. termasuk dalam Daftar Tidak Lulus uji kemampuan dan kepatutan; b. memiliki kredit macet dan/atau pembiayaan macet; dan/atau c. tercatat pada data dan informasi negatif yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan yang berasal dari hasil pengawasaan Otoritas Jasa Keuangan atau sumber lainnya.

16 Ayat (5) Pasal 37 Yang dimaksud dengan kantor adalah Kantor Cabang, Kantor Kas, Kas Keliling, Payment Point, dan PPE berupa mesin ATM dan/atau ADM dari BPR yang bersangkutan. Sebagai konsekuensi maka: a. BPR di Provinsi Jawa Barat di luar Kabupaten atau Kota Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten atau Kota Bekasi tidak dapat membuka Kantor Cabang di Kabupaten atau Kota Bogor, Kota Depok dan Kabupaten atau Kota Bekasi; b. BPR di Provinsi Banten di luar Kabupaten atau Kota Tangerang tidak dapat membuka Kantor Cabang di Kabupaten atau Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Ayat (5) Pasal 38 Jangka waktu 3 (tiga) tahun termasuk proses yang diperlukan dalam rangka proses persetujuan oleh Otoritas Jasa Keuangan sampai dengan pelaksanaan penutupan atau pemindahan Kantor Cabang atau pemindahan Kantor Pusat BPR. Di dalam rencana kerja disebutkan jumlah Kantor Cabang yang akan dibuka.

17 Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Pasal 39 Pasal 40 Pemenuhan persyaratan tingkat kesehatan didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, dengan merujuk pada laporan terakhir yang diterima Otoritas Jasa Keuangan. Yang dimaksud dengan NPL gross adalah jumlah kredit dengan kualitas non lancar sebelum diperhitungkan dengan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) dibagi dengan total kredit. Teknologi informasi yang memadai termasuk namun tidak terbatas pada aplikasi tabungan, deposito, dan kredit. Yang dimaksud dengan pelanggaran ketentuan terkait dengan BPR antara lain pelanggaran atas: 1. larangan rangkap jabatan dan hubungan keluarga atau semenda serta kewajiban minimum jumlah anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; 2. kewajiban BPR memiliki paling kurang 1 (satu) pemegang saham dengan persentase kepemilikan saham tertentu; dan/atau 3. kewajiban pemenuhan modal inti minimum.

18 Pasal 41 Pasal 42 Pemberian jangka waktu berlakunya persetujuan prinsip dimaksudkan agar BPR memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melakukan persiapan kegiatan operasional Kantor Cabang. Pasal 43 Pasal 44 Apabila diperlukan, Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan dalam rangka meneliti kesiapan operasional Kantor Cabang. Pasal 45 Pelaksanaan kegiatan usaha ditunjukkan dengan telah beroperasinya Kantor Cabang BPR dalam menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Yang dimaksud dengan kantor induk BPR adalah kantor pusat atau Kantor Cabang yang menjadi induk Kantor Kas.

19 Jangka waktu 1 (satu) tahun termasuk proses pengajuan rencana sampai dengan pelaksanaan penutupan atau pemindahan Kantor Kas. Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48 Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Pemenuhan persyaratan tingkat kesehatan didasarkan pada hasil penilaian Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan laporan terakhir yang diterima Otoritas Jasa Keuangan. Yang dimaksud dengan pelanggaran ketentuan terkait dengan BPR antara lain pelanggaran atas: 1. larangan rangkap jabatan dan hubungan keluarga atau semenda serta kewajiban minimum jumlah anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; 2. kewajiban BPR memiliki paling kurang 1 (satu) pemegang saham dengan persentase kepemilikan saham tertentu; dan/atau 3. kewajiban pemenuhan modal inti minimum.

20 Pasal 49 Pasal 50 Tata cara permohonan izin sebagai penerbit kartu ATM dan/atau kartu debet mengacu pada ketentuan Bank Indonesia tentang alat pembayaran dengan menggunakan kartu. Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan pelanggaran ketentuan terkait dengan BPR antara lain pelanggaran: 1. kewajiban persyaratan Dewan Komisaris dan Direksi meliputi jumlah, perangkapan, dan hubungan keluarga atau semenda; 2. kewajiban memiliki paling kurang 1 (satu) pemegang saham dengan persentase kepemilikan saham tertentu; dan/atau 3. kewajiban pemenuhan modal inti minimum. Yang dimaksud dengan dikelola sendiri oleh BPR meliputi pengelolaan sistem secara keseluruhan termasuk infrastruktur, seperti ATM, ADM, dan EDC oleh BPR. Ayat (5)

21 Ayat (6) Pasal 51 Yang dimaksud dengan kegiatan sebagai acquirer mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai alat pembayaran dengan menggunakan kartu. Pasal 52 Pasal 53 Pemindahan alamat kantor BPR dalam satu wilayah kabupaten atau kota tidak membutuhkan persetujuan prinsip. Pasal 54 Pasal 55 Pasal 56 Pasal 57 Pasal 58 Yang dimaksud dengan surat kabar harian lokal adalah surat kabar yang mempunyai peredaran di wilayah kedudukan BPR. Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh masyarakat. Pasal 59 Bukti kesiapan kantor antara lain surat perizinan dari instansi setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, foto gedung, dan bukti penguasaan gedung kantor.

22 Pasal 60 Pasal 61 Pasal 62 Yang dimaksud dengan pelaporan pemindahan lokasi perangkat ATM dan/atau ADM dimaksud tidak termasuk perangkat ATM dan/atau ADM yang berlokasi di dalam kantor atau yang digunakan pada layanan Kas Keliling. Pasal 63 Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan diberikan dalam bentuk keputusan. Ayat (5) Yang dimaksud dengan surat kabar harian lokal adalah surat kabar yang mempunyai peredaran di wilayah kedudukan BPR. Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca. Ayat (6) Pasal 64 Bukti pengumuman berupa guntingan surat kabar yang memuat pengumuman atau fotokopi pengumuman yang ditempel di kantor BPR. Peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang tentang Perkoperasian, dan Undang-Undang tentang Perusahaan Daerah. www.peraturan.go.id

23 Pasal 65 Ayat (5) Pasal 66 Yang dimaksud dengan penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen terhadap calon Pemegang Saham termasuk informasi mengenai Daftar Tidak Lulus dan Daftar Kredit Macet. Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan diberikan dalam bentuk keputusan. Pasal 67

24 Pelaksanaan pengalihan seluruh hak dan kewajiban dibuktikan dengan akta notaris. Yang dimaksud dengan surat kabar harian lokal adalah surat kabar yang mempunyai peredaran di wilayah kedudukan BPR. Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca. Pasal 68 Bukti pengumuman berupa guntingan surat kabar yang memuat pengumuman atau fotokopi pengumuman yang ditempel di kantor BPR. Penyelesaian seluruh kewajiban kepada nasabah serta pihakpihak lain dapat dilakukan antara lain melalui pengalihan seluruh kewajiban kepada kantor lainnya dari BPR tersebut atau pihak lain dengan persetujuan nasabah atau pihak lain. Yang dimaksud dokumen penyelesaian seluruh kewajiban kepada nasabah adalah berupa neraca Kantor Cabang yang menunjukkan seluruh kewajiban Kantor Cabang kepada nasabah dan pihak lain telah diselesaikan. Ayat (5) Yang dimaksud dengan surat kabar harian lokal adalah surat kabar yang mempunyai peredaran di wilayah kedudukan BPR. Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca.

25 Ayat (6) Ayat (7) Pasal 69 Bukti pengumuman berupa guntingan surat kabar yang memuat pengumuman atau fotokopi pengumuman yang ditempel di kantor BPR. Yang dimaksud dengan surat kabar harian lokal adalah surat kabar yang mempunyai peredaran di wilayah kedudukan BPR. Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca. Pasal 70 Bukti pengumuman berupa guntingan surat kabar yang memuat pengumuman atau fotokopi pengumuman yang ditempel di kantor BPR. Yang dimaksud dengan penutupan sementara adalah penghentian sementara kegiatan pelayanan di kantor BPR. Ayat (5) Yang dimaksud dengan surat kabar harian lokal adalah surat kabar yang mempunyai peredaran di wilayah kedudukan BPR. Papan pengumuman diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca. Bukti pengumuman berupa guntingan surat kabar yang memuat pengumuman atau fotokopi pengumuman yang ditempel di kantor BPR. www.peraturan.go.id

26 Ayat (6) Pasal 71 Pasal 72 Pasal 73 Pasal 74 Pasal 75 Pasal 76 Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 77 Pasal 78 Risalah RUPS paling sedikit memuat keputusan yang menyetujui pembubaran badan hukum dan perintah kepada Direksi untuk menyelesaikan seluruh kewajiban BPR. www.peraturan.go.id

27 Pasal 79 Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 80 Pasal 81 Pasal 82 Pasal 83 Huruf c Huruf d Termasuk dalam penyelesaian seluruh kewajiban BPR antara lain penyelesaian kewajiban kepada nasabah kreditur, pembayaran gaji terhutang, pembayaran biaya kantor, pajak terhutang, dan biaya-biaya lain yang relevan. Termasuk neraca akhir BPR adalah laporan hasil verifikasi dari kantor akuntan publik atas penyelesaian kewajiban BPR. Surat pernyataan dari pemegang saham BPR yang menyatakan bahwa seluruh kewajiban BPR telah diselesaikan dan apabila terdapat tuntutan di kemudian hari menjadi tanggung jawab pemegang saham. www.peraturan.go.id

28 Pasal 84 Pasal 85 Pasal 86 Pasal 87 Pasal 88 Pasal 89 Pasal 90 Pasal 91 Pasal 92 Pasal 93 Pasal 94 Pasal 95 Pasal 96 Pasal 97 Pasal 98 Pasal 99 Pasal 100 www.peraturan.go.id

29 Pasal 101 Pasal 102 Pasal 103 Pasal 104 www.peraturan.go.id