BAB V PENUTUP. Berdasarkan dari penelitian dan penyajian data beserta analisisnya. 1. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. survey BKKBN tahun 2010 terdapat 52 % remaja kota medan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Permasalah seks

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sesuatu yang bersifat biologis dan fisik, tetapi semata juga merupakan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang sudah di lakukan peneliti, dalam proses

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP MK PENDIDIKAN KESEHATAN

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. ketertarikan mereka terhadap makna dari seks (Hurlock, 1997). media cetak maupun elektronik yang berbau porno (Dianawati, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan di depan anak-anak apalagi untuk mengajarkannya kepada

MAKNA NOISE & UMPAN BALIK DALAM KOMUNIKASI

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Pada

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

HAMBATAN KOMUNIKASI. Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang lain dan memahami orang lain. Konsep kecerdasan sosial ini berpangkal dari

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

ABV 3.1 KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MIKRO DALAM KIP/KONSELING KB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya penampakan karakteristik seks sekunder (Wong, 2009: 817).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan media komunikasi yang semakin pesat,

Tari Sandjojo Head of Academic Division Rumah Main Cikal & Sekolah Cikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikatnya, manusia adalah makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI DAN PSIKIS TERHADAP KEIKUTSERTAAN SUAMI DALAM VASEKTOMI DI DESA SEKIP KECAMATAN LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB II LANDASAN TEORI

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi diartikan sebagai sebuah proses penyampaian pesan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Interpersonal Communication Skill

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh :

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

2016 HUBUNGAN ATTACHMENT ANAK TERHADAP ORANGTUA DAN PEER PRESSURE DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKATANI PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aktifitas kehidupan keseharian setiap manusia sepanjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Akan tetapi tidak semua siswa menyukai pelajaran tersebut. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian dan penyajian data beserta analisisnya kesimpulan sebagai berikut: 1. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2 Surabaya. Adapun ruang lingkup materi pendidikan seks sendiri meliputi: (1) Ketaatan kepada tuhan (2) Memperkenalkan pergaulan yang sehat antara teman sebaya maupun diatasnya. (3) Memahami tentang pentingnya alat reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan pada usia remaja. (4) Cara mengatasi dorongan seksual (5) Sikap positif terhadap seksualitas (6) Dampak dari hubungan seks bebas. Materi yang diajarkan dalam pendidikan seks juga berbeda-beda di tiap tingkat kelas seperti kelas VII pendidikan seks yang diajarkan tentang hubungan atau acara bergaul yang sehat antar teman sebaya. Di kelas VIII tentang pentingnya alat reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan pada usia remaja, cara mengatasi dorongan seksual, serta sikap positif terhadap seksualitas. Sedangkan di kelas IX lebih ke dampak dari hubungan seks bebas, dan di kelas IX ini yang diajarkan dalam mata pelajaran pembiasaan lebih ke bimbingan karir. Pendidikan seks sendiri lebih ditekankan pada kelas VII dan VIII. Karena pada usia tersebut mulai terjadi perubahan yang

signifikan. Anak yang tadinya patuh dan penurut. Mulai mengalami emosi yang tidak stabil. 2. Proses Komunikasi Antara Guru Bimbingan Konseling dan Murid Tentang Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2 Surabaya. Adapun beberapa tahap proses dan metode yang digunakan dalam bimbingan konseling klasikal tentang pendidikan seks di SMP Hang Tuah 2 Surabaya diantaranya : 4) Tahap persiapan 5) Tahap pembentukan c. Pembentukan awal (Metode pembiasaan) d. Pembentukan inti (Metode ceramah, Metode Tanya jawab, Metode demonstrasi dan Metode psikodrama) 6) Tahap evaluasi Dalam proses komunikasi tentunya terdapat faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung menurut beberapa guru bimbingan konseling dalam proses layanan bimbingan konseling klasikal tentang pendidikan sesk antara lain yaitu : a. Peran serta bapak dan ibu guru agar mendapatkan informasi yang lebih cepat, informasi dari teman-teman murid yang bermasalah, b. Fasilitas yang mendukung seperti LCD, proyektor dan laptop serta yang peling penting bimbingan dan motivasi dari orang tua murid. Faktor penghambat menurut guru bimbingan konselling antara lain:

a. Anak yang diusia standar, kurang bisa menanggapi. Maksudnya terkadang ada aanak SMP yang usianya masih kurang. b. Malu bertanya, dikarenakan ruang kelas yang bercampur antara laki-laki dan perempuan c. Masih banyak murid yang terkadang salah persepsi tentang yang dijelaskan oleh guru bimbingan konseling. d. Satu ruang kelas yang diisi oleh 50 orang murid sangat tidak efektif dalam proses bimbingan konseling. Adapun fakktor penghambat menurut murid antara lain: a. Kelas yang ramai serta suara Bu Wiwik yang sangat keras membuat mereka takut, sulit dalam menjelaskan pertanyaan yang ingin ditanyakan. b. Mereka mengangap guru kurang fokus dan suka bercanda. c. Hambatan tersebut merupakan dari diri murid sendiri, karena memang tidak menyukai materi pendidikan seks dalam mata pelajaran pembiasaan sejak awal. d) Pola Komunikasi Antara Guru Bimbingan Konseling dan Murid Tentang Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2 Surabaya Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, proses komunikasi antara guru bimbingan konseling dan murid pada saat proses bimbingan konseling secara klasikal mengenai pendidikan seks di SMP Hang Tuah 2 Surabaya, komunikasi yang terjadi pada

saat guru bimbingan konseling (Komunikator) menyampaikan pesan pendidikan seks pada murid (komunikan) yang berlangsung secara mendalam melalui suatu pola komunikasi satu arah, dua arah dan banyak arah yang dilakukan dengan tujuan melakukan proses umpan balik baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pola sendiri mempunyai arti sebagai model yang dipakai dalam proses komunikasi yang dilakukan di SMP Hang Tuah 2 Surabaya oleh guru bimbingan konseling dengan murid yang berusia 12 15 tahun. 3. Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang Digunakan Guru Bimbingan Konseling Kepada Murid Tentang Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2 Surabaya Komunikasi verbal yang digunakan guru bimbingan konseling menggunakatan bahasa gaul atau bahasa sehari-hari murid dengan teman sebayanya yang saat ini sedang menjadi trend dikalangan remaja seperti kata-kata galau, putus cinta dan woles. Selain itu guru bimbingan konseling tidak boleh menyebut alat kontrasepsi ataupun menjelaskan penggunaan kondom. Dikhawtirkan murid tidak memahami hal tersebut dan akan mencoba apa yang dikatakan guru. Komunikasi non verbal digunakan guru bimbingan konseling yaitu Memperhatikan sorot mata, menatap wajah murid ketika berbicara dan menggerakkan badan lebih dekat kepada murid hal itu merupakan respon guru terhadap murid menurut guru bimbingan konseling serta menjaga penampilan termasuk hal yang penting dalam layanan bimbingan konseling klasikal.

B. Rekomendasi 1. Rekomendasi Bagi Peneliti Selanjutnya a. Di harapkan lebih membahas ketrampilan komunikasi guru bimbingan konselling dalam proses bimbingan konseling klasikal. b. Di harapkan bisa lebih mendalam mengupas makna yang terkandung dalam simbol komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan dalam proses bimbingan konseling klasikal. 2. Rekomendasi Guru Bimbingan Konseling dan Kepala sekolah a. Kesan lama, Guru bimbingan konseling sebagai polisi sekolah atau Polisi Susila hingga kini masih melekat kuat pada sebagaian masyarakat, khususnya di kalangan murid dan guru bahkan dikalangan kepala sekolah. b. Guru bimbingan konseling harus lebih fokus dalam memilih materi yang akan diajarkan, dikarenakan murid masih banyak yang belum mengerti tentang pendidikan seks. Mereka mengira bahwa pendidikan seks adalah pendidikan seksualitas yaitu hubungan antara suami dan istri. c. Respon dari murid sangat penting dalam proses bimbingan konseling klasikal tentang pendidikan seks. Tapi disini banyak murid yang masih malu bertanya, apalagi mengenai alat reproduksi. Karena proses bimbingan konseling klasikal dilakukan di dalam kelas yang membaur antara murid laik-laki dan perempuan. Sebaikknya kepala sekolah membagi kelas antara murid laki-laki dan perempuan selama proses

bimbingan konseling klasikal tentang pendidikan seks agar murid merasa lebih terbuka. 3. Rekomendasi Bagi Akademis a. Agar komunikasi pendidikan bisa dimasukkan dalam mata kuliah pokok program studi ilmu komunikasi.