AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

Semarang, Maret 2010 Dosen Pembimbing I

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Syam, 1980:7).

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

PENGUNGKAPAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM TABLOID AGROBIS EDISI NOPEMBER 2007 SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

PERBEDAAN TINDAK TUTUR DI KALANGAN MAHASISWA KEBUMEN DAN SURAKARTA DALAM PERCAKAPAN NONRESMI: SUATU TINJAUAN SOSIOPRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

SAPAAN DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Bahasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

ANALISIS WACANA KELUHAN DALAM BAHASA JAWA STUDI KASUS WARGA DESA BANGSRI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi Kasus: TK Al-Hidayah 06 Candisari Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

0 PERBEDAAN TINDAK TUTUR ILOKUSI ANTARA MASYARAKAT SUKU SAMIN DENGAN MASYARAKAT SUKU JAWA DI BLORA: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun: AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A 310 060 178 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan cara penyajiannya bahasa dibedakan menjadi dua sarana, yaitu sarana dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Baik bahasa lisan maupun bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi sehingga mempengaruhi interaksi sosial dalam masyarakat dapat terjalin. Bahasa lisan antara daerah satu degan daerah lain berbeda yang disebut dengan dialek. Guna menyatukan bahasa di masyarakat dari berbagai daerah diperlukan bahasa nasional. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur memiliki beberapa dialek. Di daerah Mataraman (Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa Jawa Solo). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah. Setiap bahasa, termasuk bahasa Jawa mempunyai keseluruhan sistem yang bersifat khas, mengatur, dan memperlihatkan variasi, baik variasi sosial maupun variasi geografis. Adapun variasi geografis terlihat dalam dialekdialek. Dialek bahasa daerah satu dengan lainnya ada kemiripan dan 1

2 perbedaan. Salah satu daerah yang menggunkan bahasa Jawa adalah masyarakat Samin yang tinggal di Blora. Masyarakat Samin menggunakan bahasa Kawi dan bercampur bahasa Jawa ngoko dan sering kedengaran kasar. Secara tegas bahasa Samin tersebut masih terbawa dalam identitas masyarakat keturunannya ketika interaksi antarbudaya berlangsung. Hal ini bisa dilihat melalui bahasa, sikap, serta prinsip hidup dari masyarakat keturunan (Puji, 2010). Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Samin ditunjukkan dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko. Sikap dan prinsip hidup masyarakat Samin tercermin dari bahasa nonverbal. Masalah komunikasi yang muncul biasanya berasal dari individu sendiri, bagaimana masyarakat keturunan Samin ini mengidentifikasikan diri sendiri di antara budaya etniknya dan budaya dominan ketika berinteraksi. Kendala yang lain ada dalam bahasa, yang memiliki makna dan arti berbeda dengan bahasa Jawa yang sering masyarakat Jawa gunakan sebagai media komunikasi. Strategi komunikasi akomodasi dipilih oleh kelompok co-culture (masyarakat keturunan Samin) untuk mengatasi masalah ketika terlibat interaksi dengan budaya dominan (masyarakat Jawa). Hal ini dapat dilihat dari cara masyarakat Samin berkomunikasi dengan bahasa Jawa ngoko yang menandakan hubungan keakraban, dan cara mereka menempatkan diri dalam situasi interaksi antarbudaya. Kelompok masyarakat Samin sangat menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di antara mereka, seperti kepercayaan yang selama ini dianut.

3 Bahasa Jawa ngoko yang digunakan oleh masyarakat Samin di Blora dipergunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dijelaskan oleh Tarigan (1991: 13) bahwa komunikasi adalah pertukaran ide-ide, gagasan-gagasan, informasi, dan sebagainya antara dua orang atau lebih. Komunikasi secara lisan sebagai pertukaran informasi melalui penggunaan lambang-lambang verbal dan non verbal, mode-mode, serta proses-proses produksi dalam berbahasa. Penggunaan lambang-lambang verbal dan non verbal yang ditemui dalam bahasa lisan yang digunakan oleh seseorang saat berbicara sering ditanggapi secara berbeda oleh partisipan atau lawan bicara. Untuk mudah dipahami oleh partisipan, pembicara memerlukan tidak tutur atau pertuturan secara teratur. Pertuturan atau tindak tutur adalah perbuatan berbahasa yang dimungkinkan dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsurunsur. Atau, dapat pula dikatakan bahwa pertuturan adalah perbuatan yang menghasilkan bunyi bahasa secara beraturan sehingga menghasilkan ujaran bermakna (Suryatmi, 1993: 43). Ujaran yang bermakna akan memperlancar pemahaman pihak lain tentang apa yang dibicarakan. Tindak tutur menurut Austin (dalam Ibrahim, 1993: 11) dibedakan menjadi tiga, yaitu perbuatan lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi dari suatu ucapan adalah makna dasar referen dari ucapan. Ilokusi adalah daya yang ditimbulkan pemakainya sebagai suatu perintah, ejekan, keluhan, pujian, dan sebagainya. Adapun perlokusi adalah hasil dari apa yang diucapkan terhadap pendengarnya. Tindak tutur ilokusi dalam komunikasi pada suatu penelitian penting untuk

4 diperhatikan. Hal ini searah pendapat Ibrahim (1993: 12) yang menyatakan bahwa tindak tutur ilokusi dalam komunikasi merupakan bentuk sikap ekspresi yang memberikan ruang terjadinya beberapa tipe tindak. Leech (1993; 318) berpendapat bahwa ilokusi merupakan tuturan yang dapat didekode oleh penutur yang memudahkan mitratutur membedakan interpretasi maksud tutur dalam tindakan. Rohmadi (2004; 31) menyatakan bahwa tindak ilokusi memberikan tantangan dalam penelitian kebahasaan sebab tindak ilokusi sulit diidentifikasi harus terlebih dahulu mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur. Ketiga pendapat tersebut membuktikan bahwa kajian ilokusi dalam kebahasaan penting untuk mendapat perhatian sebab dalam kajian ilokusi sebagai bentuk sikap ekspresi tindakan dalam komunikasi dengan memperhatikan penutur dan lawan tutur. Ilokusi sebagai daya yang ditimbulkan oleh pemakaiannya dapat mempengaruhi partisipan untuk melakukan suatu tindakan, baik tindakan positif ataupun negatif. Alasan menariknya percakapan penting untuk dianalisis diutarakan oleh Subadiyono (2002: 1) bahwa analisis percakapan adalah sebuah teknik yang dikembangkan untuk mengamati dan mengeksplorasi bahasa percakapan. Analisis ini bekerja pada wilayah yang menfokuskan pada pembicaraan spontan yang terjadi dalam peristiwa natural situasi sosial, juga pada pembicaraan di berbagai seting institusional, seperti pengadilan, operasi dokter, wawancara berita yang interaksinya lebih teragendakan. Kajian

5 percakapan difokuskan pada ujaran yang digunakan seseorang pada situasi tertentu. Adapun alasan dilakukan penelitian tentang tindak tutur ilokusi masyarakat suku Samin di Blora dengan pertimbangan sebagai berikut. 1. Secara ilmiah kajian tentang Bahwa Jawa Blora (BJBlr) dalam bidang linguistik, khususnya tindak tutur ilokusi belum dilakukan. Adapun informasi yang dapat dijangkau terhadap kajian tentang BJBlr (khusus Bahasa Jawa Samin (BJSa)) antara lain ditemukan penelitian yang dilakukan oleh Eriana Sulistyaningsih (2005), yang membahas tentang tradisi lisan masyarakat Samin di Kabupaten Blora (Kajian Bentuk dan Makna) dan Puji Dwi Rachmawati (2010) dengan penelitian yang berjudul (Negosiasi Identitas Masyarakat Keturunan Samin dengan Anggota Masyarakat Jawa Dominan di Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora), dalam kajiannya membahas tentang identifikasi masyarakat Samin di antara budaya etniknya dan budaya dominan ketika berinteraksi menggunakan bahasa Jawa Ngoko yang menandakan hubungan keakraban, dan cara menempatkan diri dalam situasi interaksi antarbudaya. 2. Sepengetahuan peneliti kajian tentang ilokusi tindak tutur ilokusi masyarakat suku Samin di Blora belum ada di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta sehingga peneliti menginterprestasikan bahwa penelitian tentang ilokusi tindak tutur ilokusi masyarakat suku Samin di Blora perlu dikaji lebih mendalam.

6 Berdasarkan dua alasan tersebut, maka dalam penelitian ini dipilih judul: Perbedaan Tindak Tutur Ilokusi Antara Masyarakat Suku Samin dengan Masyarakat Suku Jawa Di Blora: Kajian Sosiopragmatik B. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi masyarakat suku Samin di Blora? 2. Bagaimanakah teknik bertutur masyarakat suku Samin di Blora? 3. Bagaimanakah perbedaan bentuk dan teknik tindak tutur ilokusi antara bahasa Jawa suku Samin dengan Jawa di Blora? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi masyarakat suku Samin dan masyarakat suku Jawa di Blora, 2. Memaparkan teknik bertutur masyarakat suku Samin dan masyarakat suku Jawa di Blora, 3. Menggali perbedaan bentuk dan teknik tindak tutur ilokusi antara masyarakat suku Samin dengan masyarakat suku Jawa di Blora.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerhati bahasa atau pembaca, mengenai sejauh mana perbedaan bentuk dan teknik tindak tutur ilokusi antara masyarakat suku Samin dengan masyarakat suku Jawa di Blora. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat dapat memahami dan meningkatkan pengetahuan mengenai ragam bahasa yang dipergunakan dalam percakapan seharihari antara daerah satu dengan lainnya tentang perbedaan bentuk dan teknik tindak tutur sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. b. Bagi pembaca sebagai sumbangan pengetahuan dalam bidang linguistik, khususnya dalam memahami perbedaan bentuk dan teknik tindak tutur ilokusi antara masyarakat suku Samin dengan masyarakat suku Jawa di Blora.